Anda di halaman 1dari 19

MODUL

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

……………………

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES TRI MANDIRI SAKTI
KOTA BENGKULU
TAHUN 2022
VISI DAN MISI

VISI :
Menjadi Institusi Pendidikan Kesehatan Professional Dan Unggul Dalam Disaster
Managemen Di Tingkat Nasional Pada Tahun 2030

MISI :
1. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pengajaran Yang Berkualitas Dalam
Upaya Menghasilkan SDM Berkemampuan Akademik Profesional dan
Unggul dalam Disaster Management.
2. Menyelenggarakan Penelitian Yang Bermutu Dan Menyebarluaskan Hasilnya
Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Disaster
Management.
3. Menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat Di Bidang Disaster
Management melalui Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.
4. Melaksanakan Kerja Sama Untuk Mendukung Keberhasilan
Penyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
5. Meningkatkan Hubungan Stake Holders Dalam Pengembangan Institusi yang
berkelanjutan dan berbasis Disaster Management.

Sasaran :
1. Peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan tenaga keperawatan yang unggul
dibidang kegawatdaruratan
2. Pengembangan sumber daya manusia, dosen keperawatan dan tenaga
kependidikan
3. Peningkatan penelitian dan publikasi ilmiah dosen
4. Peningkatan kerjasama sebagai wahana pendidikan baik dalam maupun luar
negeri

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Program Studi Profesi Ners Stikes Tri Mandiri


sakti Bengkulu merupakan program pendidikan keperawatan yang
menyelenggarakan pendidikan keprofesian pada salah satu tahapan
pendidikannya.
Mahasiswa pada tahap pendidikan ini diberi pengalaman belajar yang dapat
mengembangkan keterampilan teknikal dan pemecahan masalah, keterampilan
intelektual, dan keterampilan interpersonalnya. Lulusannya adalah perawat sarjana
Keperawatan (S.Kep) yang mampu menganalisa pelayanan keperawatan
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, serta menggunakan
metodologi keperawatan berlandaskan etika keperawatan.
Proses pembelajaran menunjukkan adanya kontinuitas antara teori dan
praktik yang didapatkan melalui pengalaman belajar di kelas yang mendukung
pertumbuhan dan pembinaan kemampuan profesional. Kegiatan pembelajaran
memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mampu menyusun asuhan
keperawatan yang dipelajari pada tahap pendidikan sebelumnya dengan sikap dan
keterampilan profesional.
Profesionalitas praktik keperawatan ditumbuhkan dan dibina melalui
pemberian pengalaman dalam pengambilan keputusan klinik, yang merupakan
penerapan secara terintegrasi kemampuan penalaran saintifik dan penalaran etik
(Husin, 1992). Menurut Schweek and Gebbie (1996) Praktik klinik merupakan
“the heart of the total curriculum plan”. Hal ini berarti unsur yang paling utama
dalam pendidikan keperawatan adalah bagaimana proses pembelajaran dikelola di
lahan praktik. Untuk itu perlu disiapkan panduan pembelajaran klinik bagi
mahasiswa dan juga bagi dosen pembimbing klinik dan preseptor sehingga asuhan
keperawatan yang menitikberatkan pada kualitas melalui terciptanya suatu
lingkungan belajar yang sarat dengan model peran (role model) dapat diwujudkan.
Buku pedoman kerja mahasiswa keperawatan etika keperawatan ini disusun untuk
membantu mahasiswa dalam mencapai kemampuan keterampilan etika

iii
keperawatan yang sesuai dengan kompetensi perawat profesional. Kemampuan
klinik promosi kesehatan ini perlu dimiliki mahasiswa dalam memenuhi
kebutuhan klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Seluruh pengajaran menajemen dalam buku ini diharapkan dapat dicapai
setiap mahasiswa secara mandiri selam perkulaiahan mata ajar ajar menajeme.
Pencapaian ini ditandai dengan lengkapnya seluruh proses pembelajaran ajar
menejemen. Buku ini sekaligus merupakan bukti pencapaian kemampuan
mahasiswa. Oleh karena itu pembimbing diharapkan sangat cermat dalam
memberikan penilaian. Bila buku ini hilang,mahasiswa diharapkan memenuhi
kembali pencapaian target prosedur yang telah dicapainya sehingga bukti
pencapaian kemampuan mahasiswa menjadi lengkap.
Modul panduan pembelajaran akademik Program Studi Profesi Ners adalah
merupakan sarana yang di buat untuk memberikan peserta didik panduan dalam
menjalankan perkuliahan dalam mata ajar menajemen keperawatan. Kami
menyadari buku ini memiliki banyak kekurangan, oleh karenanya saran dan
masukan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.

Waassalamu’alaikum Wr.Wb.

Hormat Kami

TIM Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
VISI DAN MISI.............................................................................................. ii
SASARAN....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DESKRIPSI..................................................................................................... vi
KOMPETENSI/CAPAIAN PEMBELAJARAN......................................... vi
MATERI
1. Berperan Sebagai Anggota Tim/PN..................................................... 1
2. Melaporkan Kasus Kelolaan Dengan Metode SBAR........................... 1
3. Berperan Sebagai Ketua Tim................................................................ 2
4. Memimpin Ronde Keperawatan........................................................... 4
5. Merencanakan Ketenagaan Keperawatan Sederhana Yang Sesuai
Dengan Kebutuhan Ruang Rawat......................................................... 6
6. Berperan Sebagai Kepala Ruangan Dengan Menerapkan Gaya
Kepemimpinan Yang Efektif................................................................ 7
SUPERVISI..................................................................................................... 8
TUJUAN SUPERVISE................................................................................... 8
PROSES SUPERVISE................................................................................... 9
MODEL SUPERVISE.................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

v
DESKRIPSI :
Praktik profesi manajemen keperawatan merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerapkan
konsep-konsep yang berhubungan dengan manajemen & kepemimpinan dalam
pelayanan keperawatan yang sesuai dengan keadaan saat ini.
Praktik Profesi Manajemen Keperawatan mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan menerapkan berbagai
gaya kepimpinan yang efektif. Selama praktik mahasiswa memprakarsai
perubahan yang efektif dan inovatif dalam asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.

KOMPETENSI/CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti praktik profesi manajemen keperawatan mahasiswa mampu:
1. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
2. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggungjawab.
3. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
4. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan secara
berkelompok.
5. Mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara berkelompok.
6. Mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim.
7. Memberikan pengarahan kepada anggota timnya.
8. Melakukan supervisi terhadap anggota timnya.
9. Melakukan evaluasi terhadap anggota timnya.
10. Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan kondisi ruangan.
11. Melaksanakan perubahan dalam asuhan dan pelayanan keperawatan.
12. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
13. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan.
14. Mewujudkan lingkungan bekerja yangkondusif.

vi
15. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
16. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
17. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pengelolaan klien.

vii
MATERI
1. Berperan sebagai anggota tim/PN
a. Pengertian tim
Tim dapat diartikan sebagai tim yang berhasil mencapai tujuannya
(teams that are able to achieve their purpose). Dalam sebuah tim,seluruh
komponen tim bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai dengan peran dan
fungsinya masing-masing yang ditujukan semata-mata untuk meraih
tujuan tim, yang merupakan tujuan bersama.
b. Peran sebagai anggota Tim
Sebagai anggota tim berperan untuk mewujudkan visi atau target tim
dalam pencapaian pembelajaran menajemen keperawatan . Demi
mendapatkan tim yang solid, maka seluruh anggota tim perlu untuk
memahami metode pembelajaran dan visi tim. Tugas anggota ada hadir di
tiap pertemuan, melakukan tugas yang diberikan, berpartisipasi dalam
memberikan ide, serta mendukung kebijakan yang sekiranya baik untuk
tim.
2. Melaporkan kasus kelolaan dengan metode SBAR
a. Pengetian SBAR
SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis
untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain
secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat
terstruktur SBAR untuk mencapai keterampilan berfikir kritis serta
menghemat waktu. (Rina, 2018)
b. Konsep SBAR
Menurut Rina, 2018 konsep SBAR yaitu sebagai berikut;
1) S (siuation) Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi
pada pasien.
a) Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan nomor kamar.
b) Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai, dan tingkat
keparahan.
2) B (background)

1
Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi,meliputi:
a) Daftar pasien
b) Nomor medical record
c) Membuat diagnosa dan tanggal pendiagnosaan
d) Daftar obat terkini, alergi, dan hasil labor.
e) Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien
f) Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari
g) tes labor sebagai pembanding
h) Informasi klinik lainnya
Background merupakan informasi penting tentang apa yang
berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
3) A (assessment/pengkajian)
Assessment merupakan hasil pengkajian dari kondisi pasien yang
terkini
4) R (recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien pada saat ini
c. Laporan Kondisi Pasien Antar Shift DinaS (Dengan SBAR)
Menurut Rina (2018), sebelum overan pasien harus :
1) Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2) Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan kondisi
pasien yang akan dilaporkan
3) Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan
yang harus dilanjutkan
4) Baca & pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian
perawat shif sebelumnya.
5) siapkan medical record pasien termasuk rencana perawatan harian
3. Berperan sebagai ketua tim
a. Ketua Tim

2
Ketua tim merupakan perawat yang memiliki tanggung jawab dalam
perencanaan, kelancaran dan evaluasi dari askep untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim dibawah tanggung jawabnya (Nursalam, 2016).
b. Fungsi ketua tim
1) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan wewenang yang
2) didegelasikan oleh kepala ruangan
3) Membuat penugasan supervise dan evaluasi
4) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien
5) Mengembangkan kemampuan anggota tim
6) Menyelenggarakan confrence
c. Uraian tugas ketua tim
1) Perencanaan
a) Bersama kepala ruangan mengadakan serah terima tugas pada
b) setiap pergantian dinas
c) Melakukan pembagian tugas atas anggota kelompoknya
d) Menyusun rencana asuhan keperawatan
e) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan
f) keperawatan
g) Mengikuti visite dokter
h) Menilai hasil pekerjaan anggota kelompok dan mendiskusikan
i) masalah yang ada
j) g) Menciptakan kerja sama yang harmonis antar tim
k) Memberikan pertolongan segera pada klien dengan
l) kegawatdaruratan
m) Membuat laporan klien
n) Mengorientasikan klien baru
2) Pengorganisasian
a) Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
b) Membagi tugas sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien
c) Membuat rincian anggota tim dalam memberikan askep
d) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim

3
e) Membuat rincian tugas anggota tim meliputi pemberian asuhan
keperawatan
3) Pengarahan
a) Memberikan pengarahan/bimbingan kepada anggota tim
b) Memberikan informasi yang berhubungan dengan asuhan
c) keperawatan
d) Mengawasi proses asuhan keperawatan
e) Melibatkan anggota tim dari awal sampai akhir kegiatan
f) Memberi pujian, motivasi kepada anggota tim
4) Pengawasan
a) Melalui dan berkomunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat
pelaksanaan dalam pemberian asuhan keperawatan\
b) Melalui supervisi
Secara langsung melihat atau mengawasi proses asuhan
keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota lain. Secara tidak
langsung melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan
memeriksa catatan keperawatan, membaca perawat yang dibuat
selama proses keperawatan, mendengarkan laporan secara lisan
dari anggota tim tentang tugas yang dilakukan
c) Mengevaluasi pelaksanaan keperawatan bertanggung Jawab
kepada kepala ruangan dan menyelenggarakan asuhan secara
optimal kepada klien yang berada dibawah tanggung jawab.
4. Memimpin Ronde keperawatan
a. Definisi Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau
konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim.Ronde keperawatan merupakan suatu metode

4
pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam peraktik keperawatan
secara langsung.
b. Tujuan Ronde Keperawatan
Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1) Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien.
3) Meningkatkan validitas data klien.
4) Menilai kemampuan justifikasi.
5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
6) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
c. Tahapan Ronde Keperawatan
Ramani (2011), tahapan ronde keperawatan ialah :
1) Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),
2) orientation (orientasi).
3) Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).
4) Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran),
reflection (refleksi), preparation (persiapan).
d. Langkah-langkah Ronde Keperawatan
1) Persiapan
a) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b) Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
2) Pelaksanaan
a) Penjelasan tentang klien karena perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan & rencana
tindakan yang mau/ sudah dikerjakan & memilih prioritas yang
butuh didiskusikan.
b) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

5
c) Pemberian justifikasi karena perawat primer/ perawat konselor/
kepala ruangan tentang kasus klien serta tindakan yang mau
dikerjakan.
d) Tindakan keperawatan pada kasus prioritas yg sudah & yg mau
ditetapkan.
3) Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan & tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yg butuh dikerjakan
5. Merencanakan ketenagaan keperawatan sederhana yang sesuai dengan
kebutuhan ruang rawat.
Kebutuhan menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk setiap unit
sebagai berikut:
a. Rasio perawat klien disesuaikan dengan standart perkiraan jumlah klien
sesuai data sensus
b. Pendekatan teknik industri yaitu identitas tugas perawat dengan
menganalisis alur kerja perawat atau work flow rata- rata frekuensi dan
waktu kerja ditentukan dengan data sensus klien. Dihitung untuk
menentukan jumlah perawat yang dibutuhkan.
c. Sistem approach staffing atau pendekatan sistem ketenagaan dapat
menentukan jumlah optimal yang sesuai dengan kategori perawat untuk
setiap unit serta mempertimbangkan komponen input- proses-ouutput-
umpan balik
Kebutuhan tenaga dapat ditinjau berdasarkan waktu. Perawatan
langsung, waktu perawatan tidak langsung dan waktu pendidikan kesehatan.
Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan waktu perawatan
langsung yang dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan klien. Rata- rata
waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung (direct care adalah berkisar
4-5 jam/klien/hari. Dalam Gillien 1994 waktu yang dibuthhkan untuk
perawatan langsung didasarkan pada kategori berikut:
a. Perawatan mandiri (self care) adalah ½ x 4 jam = 2 jam
b. Perawatan sebagian (partial care) adalah 3/4×4 jam = 3 jam

6
c. Perawatan total (total care) adalah 1- 1,5 x 4 jam = 4-6 jam
d. Perawatan intensif (intensive care) adalah 2 x 4 jam = 8 jam
Adapun Tujuan Perencanaan SDM Keperawatan adalah:
a. Menentukan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan contoh
perencanaan
b. kebutuhan perawat berdasarkan tingkat pendidikan (D III, Ners, Ners
Spesialist)
c. Peminatan SDM keperawatan sesuai minat, spesialisasi, dan kualifikasi
pendidikan yang tepat
d. Menjamin tersedianya tenaga keperawatan masa sekarang maupun masa
mendatang
e. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas
f. Mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

6. Berperan sebagai kepala ruangan dengan menerapkan gaya kepemimpinan


yang efektif.
Metode Keperawatan Tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri
dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang
saling membantu.
Kelebihannya :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.

7
Konsep Metode Tim :
a. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan
berbagai tehnik kepemimpinan.
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar komunikasi yang efektif agar
kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik bila didukung oleh Kepala Ruang.

SUPERVISI
Supervisi merupakan salah satu bagian dari fungsi pengarahan dan
pengawasan dalam manajemen.supervise mempunyai peran penting untuk
mencapai tujuan organisasi. Pengertian yang jelas tentang supervise terus
mengalami perkembangan.
Supervise berasal dari “supervision”. Super artinya hebat,istimewa.
Sedangkan vision yang artinya melihat sesuatu, melihat kerja orang lain
(Mulianto, cahyadi, widjayakusuma, 2006). Supervise klinis artinya melihat atau
mengamati seseorang dalam melaksanakan kegiatan. Kegiatan supervise biasanya
dilakikan perawat supervisior yang berperan langsung mengamati kegiatan
perawat dan mengontrol perawat dalam melakukan pekerjaanya (Lynch, 2008).

TUJUAN SUPERVISE
Tujuankegiatan supervise adalah mengusahakan seoptimal mungkin kondisi
kerja yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja dam jumlah sumber-sumber
yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Supervise di arahkan
pada kegiatan , mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan melatih, staf
dan pelaksaan keperawatan, melatih staf dan pelaksana keperawatan, memberikan
arahan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran
dan mengerti akan peran dan fungsinya sebagai staf dan difokuskan pada
kemampuan staf dan pelaksanaan keperawatan dan memberikan asuhan
keperawatan (Arwani, 2005)

8
PROSES SUPERVISE
Supervise akan meningkatkan kinerja perawat dengan melihat permasalahan
yang terjadi dan adanya penyelesaian masalah dari supervisor. Adapaun
tahahapan supervise meliputi identifikasi masalah, klarifikasi masalah,
memberikan respon temuan masalah, dan melakukan pencatatan hasil supervise.
Tahap identifikasih masalah, pada tahap ini supervior mengidentifikasi pedoman
supervise dan memprediksi hambatan yang mungkin terjadi serta mengidentifikasi
alternatif pemecahan masalah yang dapat diberikan (halpem & mCKimm, 2009).
Tahap selanjutnta tahap klarifikasih masalah, supervisor melakukan
1. Mengelola konflik di keperawatan
Manajemen Konflik : Pendapat Deutch yang dikutip oleh Pernt dan
Ladd (dalam Indati, 1996) menyatakan bahwa proses untuk mendapatkan
kesesuaian pada individu yang mengalami konflik disebut dengan
pengelolaan konflik atau bisa disebut dengan manajemen konflik . Pendapat
Deutch yang dikutip oleh Bernt dan Ladd (dalam Indati, 1996) dan Gottman
dan Korkoff (dalam Mardianto, 2000) menyatakan beberapa pengelolaan
konflik atau bisa disebut manajemen konflik, yaitu :
Destruktif Adalah bentuk penanganan konflik dengan menggunakan
acaman, paksaan, atau kekerasan. Adanya usaha ekspansi yang meninggi di
atas isu awalnya atau bisa dikatakan individu cenderung menyalahkan.
Manajemen konflik destruktif yang meliputi conflict engagement (menyerang
dan lepas control), withdrawal (menarik diri) dari situasi tertentu yang
kadang-kadang sangat menakutkan hingga menjauhkan diri ketika
menghadapi konflik dengan cara menggunakan mekanisme pertahan diri, dan
compliance (menyerah dan tidak membela diri).
Untuk mengelola konflik secara efektif dibutuhkan pemahaman tentang
asal konflik itu. Beberapa konflik organisasional yang paling umum adalah
masalah komunikasi, struktur organisasi dan perilaku indifidual dalam
organisasi .
Berikut adalah strategi yang dapat digunakan oleh manajer untuk
menangani konflik dalam unit atau organisasional secaara efektif :

9
a. Mendorong terjadinya konfrontasi. Sering kali pegawai secara tidak tepat
mengharapkan manajer untuk mengatasi masalah interpersonal mereka.
Manajer seharusnya mendorong pegawai untuk mengatasi masalah
mereka sendiri.
b. Konsultasi pihak ketiga. Ini digunakan hana sebagai pihak yang netral
untuk membantu orang lain menyelesaikan konflik secara konstruktif.
c. Perubahan perilaku. Ini digunakan hanya untuk kasus serius yaitu terjadi
konflik disfungsional. Moodel edukasi, perkembangan pelatihan atau
pelatihan sensitifitas dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik
dengan cara mengembangkan kesadaran diri dan perubahan perilaku pada
pihak yang terlibat.
d. Pemetaan tanggung jawab. Ketika ambiguitas timbul akibat peran yang
tidak jelas atau peran baru, sering kali semua pihak perlu berkumpul
untuk memperjelas fungsi dan tanggung kawab peran.
e. Perubahan struktur. Kadang kala sebagai manajer perlu terlibat dengan
konflik.
f. Menunjuk satu pihak. Ini merupakan penyelesaian sementara yang harus
digunakan dalam krisis ketika tidak ada waktu untuk mengatasi konflik
secara efektif.
Klarifikasih masalah dengan megajukan pertanyaan terkait masalah
yang ada, dan dilanjutkan dengan tahap refleksi.Pada tahap ini supervisior dan
staf di supervisi menentukan tujuan suprvisi bersama-sama dan melakukan
evaluasi dengan standar yang ada (NCTA, 2006).

MODEL SUPERVISE
Metode pelaksana supervise klinis menurut center of sddition and mental
health, 2008 antara lain:
1. Demonstrasi
Supervisior mengadakan pertemuan dengan perawat yang di supervisi
dan mendiskusikan tentang keterampilan yang harus dipelajari lagi oleh staf
perawat.Supervisior bersama perawat yang disupervisi melakukan wawancara

10
bersama-sama ke pasien.Supervisior memberikan kesempatan pada perawat
yang di supervisi untuk membandingkan hasil wawancara dengan wawancara
supervisior.
2. Ko-terapi/ refleksi
Supervisior berada dalam ruangan dengan klien, sedangkan perawat
yang di supervise di luar ruangan mengamati dari luar
3. Bermain peran
Supervisor dan perawat yang di supervise mengadakan roleplay.
Perawat yang disupervisi berperan sebagai pasien sedangkan supervisor
sebagai perawat. Dengan melakukan bermain peran maka perawa yang di
supervisi akan mendapat gambaran yang jelas tentang cara melakukan
supervise pada klien.
4. Audio atau video
Supervisior menggunakan alat bantu tape atau video untuk emberikan
ganbaran yang jelas tentang suatu keterampilan tertentu. Sedangkan perawat
yang di supervisi mengamati atau mendengarkan dengan seksama.Kemudian
mendiskusikan dengan supervisor.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rina, 2018. Pengaruh Teknik Komunikasi SBAR terhadap Motivasi dan kepuasan
Perawat dalam Melakukan Operan di Ruang Rawat Inap RSUP dr.M.Djamil
Padang. Tesis Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Nursalam, 2016.
Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Selemba Medika

Sitorus R. & Yulia. 2005. Modelpraktek Keperawatan Profesional Di Rumah


Sakit Panduan Implementasi. Jakarta: EGC

Sitorus, Ratna.,Rumondangh,panjaitan.(2011).Manajemen Keperawatan:


Manajemen Keperawatan Di Ruang Rawat.Jakarta: Sagung Seto Simamora
Manajemen Keperawatan Jakarta, EGC , 2014

Sitorus dkk ,Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat., Jakarta, Sagung


Seto,2011 CullumN. Users' guides to the nursing literature: an introduction.
Evid Based Nurs 2000 3:ll-72.

DiCenso A, Cullum N, Ciliska D. Implementing evidence-based nursing: sorne


misconceptions. Evid Based Nurse 1998.

Holleman G, Eliens A, van Vliet M, Achterberg T. Promotion of evidence-based


practice by professional nursing association: literature review. Journal of
Advance Nursing 53(6),702-709.

Ingersoll G. Evidence-based nursing: what it is and isn't. Nurse Outlook


2000;48:l5l'2.

Lavin MA, Krieger MM, Meyer GA, et al. Development and evaluation of
evidence-based nursing (EBN) filters and related databases. J Med Libr
Assoc 93(l) January 2005.

MacGuire JM. Putting nursing research findings into practice: research utilization
as an aspect of the management of change. Journal of Advanced Nursing
1990:15, 614- 620.

12

Anda mungkin juga menyukai