PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur
yakni :
1. Standar
2. Proses Keperawatan
3. Pendidikan Keperawatan
4. Sistem MAKP
Definisi tersebut berrdasarkan prinsip – prinsip nilai yang diyakini dan akan
menentukan kualitas produksi / jasa layanan keperawatan. Jika tenaga keperawatan tidak
memiliki nilai – nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen,
maka tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak
akan dapat terwujud.
Unsur – unsur dalam praktik keperawatan dapat dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Standar
2. Proses Keperawatan
3. Pendidikan Keperawatan
4. Sistem MAKP
Dalam menetapkan suatu model, keempat hal tersebut harus menjadi bahan
pertimbangan karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung perawat yang tinggi sehingga diharapkan
mutu asuhan keperawatan meningkat.
2. Tujuan Khusus
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai tehnik
kepemimpinan.
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif agar kontuinitas rencana keperawatan
terjamin.
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Meningkatkan peran kepala ruang dalam pelaksanaan MAKP Tim.
e. Untuk meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem pemberian asuhan
keperawatan.
f. Untuk memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar
melaksanakan MAKP.
g. Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan penelitian
keperawatan
1
BAB II
DEFINISI
2
3. Model Praktik
a. Praktik Keperawatan Rumah Sakit
Perawat profesional (Ners) mempunyai wewenang dan tanggung jawab
melaksanakan praktik keperawatan di Rumah Sakit dengan sikap dan
kemampuannya. Untuk itu perlu dikembangkan pengertian praktik keperawatan
profesional, seperti proses dan prosedur registrasi, dan legislasi keperawatan.
b. Praktik Keperawatan Rumah
Bentuk praktik keperawatan rumah diletakan pada pelaksanaan pelayanan / asuhan
keperawatan sebagai kelanjutan dari pelayanan rumah sakit. Kegiatan ini dilakukan
oleh perawat profesional rumah sakit, atau melalui pengikutsertaan perawat
profesional yang melakukan praktik keperawatan berkelompok.
c. Praktik Keperawatan Berkelompok
Beberapa tenaga perawat profesional membuka praktik keperawatan selama 24 jam
kepada masyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan rumah sakit dan rumah.
Bentuk praktik keperawatan ini dapat mengatasi berbagai bentuk masalah
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat dan dipandang perlu di masa depan.
Lama rawat pasien di rumah sakit perlu dipersingkat karena biaya perawatan di
rumah sakit diperkirakan akan terus meningkat.
d. Praktik Keperawatan Individual
Pola pendekatan dan pelaksanaan sama seperti yang diuraikan oleh praktik
keperawatan rumah sakit. Perawat profesional senior dan berpengalaman secara
sendiri / perorangan membuka praktik keperawatan dalam jam praktik tertentu
untuk memberi asuhan keperawatan, khususnya konsultasi dalam keperawatan bagi
masyarakat yang memerlukan. Bentuk praktik keperawatan ini sangat diperlukan
oleh kelompok / golongan masyarakat yang tinggal jauh terpencil dari fasilitas
pelayanan kesehatan, khususnya yang dikembangkan pemerintah.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
d. Pengawasan
1). Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien
2). Melalui supervisi:
- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi
kelemahannya yang ada saat itu juga
- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
5
BAB III
TATA LAKSANA
6
C. Target
Pemberian asuhan keperawatan dengan menggunakan MAKP Tim dapat berjalan lebih
optimal dengan perbaikan panduan Pelaksanaan MAKP Tim yang disampaikan serta
mempertahankan alur dan proses penerapan MAKP Tim dalam pelayanan keperawatan.
D. Kriteria Evaluasi
1) Struktur
a. Penyusunan daftar dinas di setiap ruangan / instalasi yang mengacu pada MAKP
Tim..
b. Pembagian tugas yang jelas antara Kepala Ruang, Ketua Tim dan Anggota Tim.
2) Proses
a. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
b. Tim Keperawatan adalah sistem desentralisasi dimana perawatan pasien
didistribusikan di antara anggota kelompok kerja dalam upaya terkoordinasi
c. Ada kewenangan bagi pemimpin tim yang harus perawat profesional (RN), di RSU
Muslimat Ponorogo bisa perawat vokasional dengan masa kerja lebih dari 3,5
tahun.
d. Ketua tim memimpin 4-6 anggota, dengan pasien 10-25 orang
e. Ketua tim memberikan tugas-tugas, jadwal perawatan kepada anggota tim secara
rinci.
f. Konferensi diselenggarakan pada awal dan akhir tiap shift untuk memungkinkan
anggota tim bertukar info dan ketua tim membuat perubahan dalam rencana
perawatan untuk setiap pasien.
g. Pelaksanaan Tim Keperawatan sebaiknya fleksibel atau tidak kaku.
h. Sejumlah tenaga perawat dapat terlibat dalam tim, minimal 2-3 tim. Jumlah atau
besarnya tim bergantung dari banyaknya staf. Dua orang perawat dapat dikatakan
tim, terutama untuk shift sore dan malam, dimana jumlah tenaga terbatas.
E. Hasil
1). Penerapan MAKP Tim dalam pelayanan keperawatan terlaksana sesuai pembagian
tugas dalam tim.
2). Pasien menerima pelayanan asuhan keperawatan secara komperhensif.
3). Pendokumentasian asuhan keperawatan dalam rekam medis pasien terdokumentasi
sesuai Standar Asuhan Keperawatan.
7
BAB IV
DOKUMENTASI
1). Ada pembagian tugas di dalam daftar tugas ruangan dengan jelas.
2). Ada perencanaan asuhan keperawatan untuk setiap pasien yang dibuat oleh ketua
tim.
3). Ada pembagian tugas secara rinci dari ketua tim kepada anggota tim dalam
kegiatan konferensi.
4). Adanya catatan kecil oleh ketua tim dan anggota tim.
5). Tanggung jawab dokumentasi dalam rekam medis oleh ketua tim dan anggota
tim.
8
DAFTAR PUSTAKA
Gillies, 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih Bahasa : Dika
Sukmana.Jakarta