MANAJEMEN KEPERAWATAN
ANALISA SWOT M1 (MAN)
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Didik Fandrianto
Gratia Yessiana L.K
Pungky Apri U
Rois
Siti Arifah
Wahyu Antoro
(10620349)
(10620355)
(10620371)
(10620374)
(10620375)
(10620378)
KASUS
Suatu ruang rawat inap bedah mempunyai 24 perawat dengan latar belakang ners 2 orang, D3
keperawatan 10 orang, kemudian 14 perawat lulusan SPK, Kapasitas TT 40, BOR 70%.
Saudara ditunjuk oleh pimpinan RS untuk membuat perencanaan MAKP.
Jika saudara sebagai Karu rawat bedah, apa yang harus saudara lakukan dalam menghadapi
situasi tersebut? Lakukan pengelolaan dengan pengumpulan data, analisis SWOT, identifikasi
masalah, dan rencana strategis untuk kebutuhan tenaga yang diperlukan.
1.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman, informatif, efektif, efisien dan
manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial.
2.
Menyelenggarakan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan tertinggi dengan
menggunakan teknologi terkini.
3.
Membangun sumber daya manusia (SDM) rumah sakit yang profesional, akuntabel, yang
berorientasi pada serta mempunyai integritas tinggi dalam memberikan pelayanan.
4.
5.
Melaksanakan penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu dan teknologi di bidang
kedokteran dan dan pelayanan perumahsakitan.
1.1.4
1.1.5
Menjadi IRNA Bedah yang mampu dan handal dalam mendukung dan berperan aktif
pada pelayanan, pendidikan, dan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.
1.1.6
1.
2.
3.
4.
Mendukung dan berperan aktif pada pelaksanaan proses pendidikan yang menunjang
pelayanan kesehatan prima berdasarkan standar nasional dan internasional.
5.
Mendukung dan berperan aktif pada pelaksanaan penelitian yang mengarah pada
pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran dan pelayanan perumahsakitan.
1.1.7
1.
Menciptakan keluaran kerja : Aman, Informatif, Efektif, Efisien, Mutu, dan Manusiawi
2.
Melakukan asuhan keperawatan kepada pasien yang berbentuk pelayanan : bio, psiko, sosio,
spiritual pada kasus-kasus medis antara lain:
a.
Bedah tumor
d. Bedah perut
e.
Bedah perkemihan
f.
Bedah plastik
g. Bedah saraf
h. Bedah tulang
3.
4.
Mencegah komplikasi
5.
6.
7.
8.
9.
1.2
Pengumpulan Data
Pengumpulan data ketenagaan yang didapat dianalisis menggunakan analisis SWOT
sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas
masalah.
Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
Analisis
keperawatan. Ruang Bedah yang memiliki tenaga S1 Keperawatan dan ners 2 orang, jumlah
tenaga DIII Keperawatan sebanyak 10 orang, dan jumlah tenaga perawat lulusan SPK 14
orang.
1) Struktur
Organisasi
Bagan 2.1 Bagan struktur organisasi Ruang IRNA Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
2) Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang IRNA Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya
No
Nama
Jenis
PNS
Pendidi
kan
D3 Kep
Masa
kerja
33 tahun
Ny. A
Pelatihan yang
pernah diikuti
Jabatan saat
ini
Ny. B
PNS
D3 Kep
31 tahun
WaKa Unit
Ny. C
PNS
D3 Kep
20 tahun
Tn. D
PNS
D3 Kep
20 tahun
Ny. E
PNS
D3 Kep
4 tahun
Ny. F
PNS
D3 Kep
28 tahun
Tn. G
PNS
D3 Kep
6 bulan
Ny. H
PNS
D3 Kep
13 tahun
Ny. I
PNS
D3 Kep
12 tahun
10
Ny. J
PNS
D3 Kep
10 tahun
11
Tn. K
PNS
S1 Kep
5 tahun
12
Tn. L
PNS
S1 Kep
14 tahun
Perawat
Pelaksana
Perawat
Pelaksana
Perawat
Pelaksana
Perawat
Pelaksana
Perawat
Pelaksana
Perawat
Pelaksana
Perawat
Pelaksana
Perawat
Pelaksana
Perawat
Pelaksana
Perawat
Ka. Unit
Pelaksana
13
14
Tn. M
Ny. N
PNS
SPK
28 tahun
PNS
SPK
28 tahun
15
Ny. O
PNS
SPK
28 tahun
16
Tn. P
PNS
SPK
17 tahun
17
Tn. Q
PNS
SPK
17 tahun
18
Tn . R
PNS
SPK
25 tahun
19
20
21
22
23
24
25
26
Tn. S
Ny. T
Ny. U
Ny. V
Ny. W
Ny. X
Ny. Y
Ny. Z
PNS
SPK
24 tahun
PNS
SPK
32 tahun
PNS
SPK
20 tahun
PNS
SPK
31 tahun
PNS
SPK
PNS
SPK
PNS
SPK
PNS
SPK
Pek kes
Pek Kes
Pek Kes
Pek Kes
Pek Kes
Pek Kes
Pek Kes
PRT
PRT
TU
Tenaga keperawatan yang ada belum memenuhi kualifikasi RSUD Dr. Soetomo,
dimana seluruh perawat IRNA Bedah belum mendapatkan atau belum teridentifikasi
mendapatkan pelatihan-pelatihan, dan untuk kualifikasi sebagai sebuah parameter
peningkatan pelayanan masih belum memadai, karena baru 2 orang yang mempunyai jenjang
pendidikan S1 Keperawatan. Kemampuan dalam bidang keperawatan maupun kolaborasi
dengan tenaga medis lain, pada umunya perawat di Bedah mempunyai kemampuan yang
bagus. Karena kolaborasi yang terbangun dengan petugas medis lain sangat baik. Dari segi
kedisiplinan, keinginan untuk berubah, ketepatan dalam melaksanakan tindakan keperawatan
sesuai standar sudah baik, tetapi masih ada beberapa perawat yang datang terlambat saat
dinas, begitu juga dengan waktu pulang, ada yang pulang terlebih dahulu. Namun keinginan
untuk berubah sudah ada. Kegiatan dalam perawatan, seperti pemasangan infus dan
mengambil darah, pemberian obat masih sering perawat tidak menggunakan universal
precaution.
3. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 2.2 Tenaga Non Keperawatan di Ruang IRNA Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya
No
1
2
3
4
Kualifikasi
Tata Usaha (Medical record)
Pekarya Kesehatan
Pekarya RT
Cleaning Service
Jumlah
1 orang
5 orang
2 orang
2 orang
Jenis
PNS
PNS
PNS
Out Sourcing
4. Tenaga Medis
Tabel 2.3 Tenaga Medis di Ruang IRNA Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya
No
1
2
3
4
5
6
7
Kualifikasi
Dokter PPDS Urologi *
Dokter PPDS Digestif *
Dokter PPDS Onkologi *
Dokter PPDS Plastik *
Dokter PPDS TKV *
Dokter PPDS Kepala Leher *
Dokter Jaga di Ruang UPI **
Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
Keterangan :
* Dokter yang bertanggung jawab setiap hari
** Dokter yang dihubungi untuk kasus darurat
Dr. Soetomo
Surabaya
No
Materi Pelatihan
1.
MAKP
2.
Clinical educator
3.
PPORS
4.
Manajemen Keperawatan
Nama Perawat
Ny. A, Ny. B, Ny. C, Tn. D, Ny. E, Ny. F, Tn.
G, Ny. H
Tn. G, Ny. I, Ny. J
Tn. M, Ny. K
Tn. G, Ny. L, Tn. N, Ny, Q, Ny. S, Ny. T
5.
GKM
6.
K3RS
7.
ECG
Tn. M, Ny. K
8.
AT
9.
Audit Keperawatan
10.
Transfusi
12.
Paliatif
13.
Rehab Medis
14.
Radiologi
15.
Flu Burung
Tn. G, Ny. H
16.
ATLS
Tn. N, Ny, Q
17.
LSH
Ny. S, Ny. T
18.
Laboratorium
Ny. F, Tn. G
Klasifikasi Penyakit
1
2
3
4
5
Digestif
Onkologi
Urologi
TKV
Kepala Leher
UPI
9
3
2
4
2
Jumlah
elektif Total
3
12
17
20
8
10
4
3
5
Persentase
23%
38,5%
19,2%
7,7%
9,6%
Jumlah
pasien
8
10
10
28
: 7,28
Sore
: 5,78
Malam
: 3,3
Total
: 16,36 orang
16 orang
86 x 16
297
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari: 4,63 + 16,36 + 1 =
21,99 Orang dibulatkan menjadi 22 orang
Ket: 4,63 dari jumlah tenaga yang lepas dinas
16,36 dari jumlah total tenaga perawat
1 dari perawat yang menjadi Kepala Ruangan
7. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian 1 hari diatas
Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang IRNA Bedah
Tanggal 19 mei 2014
No
Shift
1
Pagi
2
Sore
3
Malam
Kelas II
10 bed (2ksg)
10 bed (2ksg)
10 bed (2ksg)
Kelas III
BOR
28/40 x100%= 70%
28/40 x100%= 70%
28/40 x100%= 70%
30 bed( 10 ksg)
30 bed( 10 ksg)
30 bed( 10 ksg)
Analisa SWOT
Sumber Daya Manusia (Man)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Sudah diterapkan model MAKP
moduler atau MAKP primer pemula
2. Jenis ketenagaan :
- S 1 Kep : 2 orang
- D3 kep : 10 orang
- SPK : 14 orang
- Pekarya kesehatan : 5 orang
- PRT : 3 orang
- TU : 1 orang
- Cleaning Service: 2 orang
3.Masa kerja > 15 tahun sebanyak 5
orang, 5-15 tahun sebanyak 6 orang
sedangkan < 5 tahun sebanyak 4
orang.
Bobot
Rating
Bobot X Rating
0,2
0,4
0,3
0,9
0,3
1,2
S-W
2,5-3,4 =
- 0,9
TOTAL
1
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
WEAKNESS
Belum ada sistem pengembangan
staff berupa pelatihan dan hampir
semua perawat belum mengikuti
pelatihan bedah maupun non bedah
Adanya konflik peran perawat
Sebagian perawat belum mengikuti
pelatihan MAKP
Kurangnya kesejahteraan perawat.
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
Adanya kesempatan melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi
Adanya kebijakan pemerintah
tentang profesionalisasi perawat
Adanya program akreditasi RS dari
pemerintah dimana MAKP
merupakan salah satu penilaian
TOTAL
THREATENED
Ada tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk pelayanan yang lebih
profesional
Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan hukum
Makin tinggi kesadaran masyarakat
akan pentingnya kesehatan
Persaingan antar RS yang semakin
kuat
Terbatasnya kuota tenaga
keperawatan yang melanjutkan
pendidikan tiap tahun
TOTAL
2,5
0,4
1,6
0,1
0,4
3
3
0,3
1,2
0,1
0,3
3,4
0.3
0,9
0,2
0,6
0,3
1,2
2,7
0,3
0,6
0,15
0,3
0,15
0,3
0,2
0,4
0,2
0,4
2,3
OT
2,7 2,3
= 0,4
DIAGRAM LAYANG
ANALISIS SWOT PENGKAJIAN TANGGAL 19 Mei 2014
= Man
1. Belum ada sistem pengembangan staff berupa pelatihan dan hampir semua perawat belum
mengikuti pelatihan bedah maupun non bedah
2. Adanya konflik peran perawat
3. Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan MAKP
4. Kurangnya kesejahteraan perawat
5.
MAKP yang diterapkan merupakan MAKP model moduler atau MAKP primer pemula.
Sosialisasinya kepada anggota tim masih kurang
6. Jumlah sumber daya manusia yang memiliki jenjang pendidikan S1 masih kurang
2.5
Prioritas Masalah
Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Prioritas
1,6
1,2
2
0,6
0,4
0,4
0,3
0,3
7
0,3
0,3
mengangkat prioritas masalah yang akan diselesaikan yaitu Ronde Keperawatan dengan
alasan:
1)
Belum ada sistem pengembangan staff berupa pelatihan dan hampir semua perawat belum
mengikuti pelatihan bedah maupun non bedah
2)
STRATEGI KEGIATAN
Kelebihan :
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
pengembangan diri
3. Pasien merasa diperlakukan sewajarnya karena terpenuhinya kebutuhan secara individu
4. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan proteksi,
informasi dan advokasi (Gillies, 1989)
Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan pengambilan keputusan
yang tepat, menguasai keperawatan klinik, accountable serta mampu berkolaborasi dengan
berbagai disiplin profesi.
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiolois, tindakan medis yang
dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang
akan dilakukan terhadap klen
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui lapora langsung
secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat ini
b. Pegawasan secara langsung, yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan memeriksa rencana
keperawatan, serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan dari perawat primer
3. Evaluasi
a.
b. Audit keperawatan
Tugas Perawat Primer
1. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Membuat rencana yang telah dibuat selama praktik
4.
a.
d.
Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien pada catatan
perawatan
Pemberian obat
b. Pemeriksaan laboratorium
c.
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan ketenangan
c.
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan keperawatan dan
pengobatan atau diagnosis
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya
6. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut
7. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanakan ruangan secara admnistratif
a.
8.
Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan menurut fungsinya supaya siap
pakai
b.
Tujuan
MAKP
Waktu
: Minggu II Minggu V
4.
Rencana Strategi :
a.
b.
c.
f.
5.
Kriteria Evaluasi :
1.
Struktur :
2.3
No
Data
M1-Man 1. Adanya
Kurangny konflik peran
a kualitas perawat
Tujuan
Kegiatan
Mening 1. Saling
katkan
bertukar
kualitas informasi
Indikator
keberhasil
an
1. Terjalin
kerjasama
yang baik
Waktu
Minggu
I-V
Penang
gung
jawab
Mahasis
wa
PSIK
dan
pengemba
ngan staff
(perawat
primer dan
perawat
associated
masih ada
kesamaan
tugas)
2. Sebagian
perawat
belum
pernah
mengikuti
pelatihan
MAKP
3. Jumlah
perawat yang
memiliki
pendidikan
terakhir SPK
sebanyak 14
orang atau
lebih banyak
daei yang
lulusan D3
dan S1
perawat
sehingg
a
mampu
member
ikan
suhan
keperaw
atan
yang
bermutu
pada
pasien 2.
antar perawat
diruangan
dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
pada pasien
di ruang
Bedah
(khususnya
ruang kelas
II dan III)
Meningkatka2.
n
pengetahuan
dan
pengalaman
perawat
3.
dengan
praktik
MAKP
3.
Menambahka
n kuota
perawat yang
melanjutkan
pendidikan
antara
perawat
ruangan
dan
meningkatn
ya
kepuasan
pasien
terhadap
pelayanan
keperawata
n di ruang
Bedah
8B
Berkurangn
ya beban
kerja
perawat
Perawat
mengtahui
model
MAKP
yang
seharusnya
ada
mencakup memahami budaya organisasi, analisa SWOT, teori proses perubahan, strategi
perubahan, dan gaya kepemimpinan yang akan digunakan.
1) Memahami Budaya
Langkah awal yang dilakukan oleh Ns. Daeng adalah memahami budaya organisasi, apa misi
dan visi RS .
2) Analisis SWOT dari kasus Ns. Daeng :
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (peluang) Threath (ancaman)
Pendidikan
Pengetahuan
Kemampuan menganalisis
Konsultan(Ns. Melati) yang berpengalaman
Legitimasi dari pimpinan Pengalaman bekerja di RS yang kurang
Kurangnya dukungan bawahan
Keterbatasan waktu Status RS yang akan berubah dari tipe C menjadi tipe B
Motivasi kerja menurun
Kinerja staf menurun
3) Teori Perubahan
Untuk mendukung penyelesaian masalah pada kasus diatas, maka Ns. Daeng menggunakan
pendekatan teori Lippits dalam melakukan proses perubahan, dimana teori ini mencakup
tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan masalah
b. Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan
c. Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia
d. Menseleksi tujuan perubahan
e. Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen pembaharu
f. Mempertahankan perubahan yang telah dimulai
g. Mengakhiri bantuan
4) Strategi Perubahan
Strategi membuat perubahan meliputi:
a. Memiliki visi yang jelas
b. Menciptakan iklim dan budaya organisasi yang kondusif
c. Sistem komunikasi yang jelas, singkat, dan berkesinambungan
d. Keterlibatan orang yang tepat
5) Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang direncanakan dalam penyelesaian masalah tersebut adalah
kombinasi antara gaya kepemimpinan Otoriter dan Demokratis.
A. Pembahasan
1. Memahami Budaya Organisasi
Banyak pakar mendefinisikan tentang organisasi, yang pada dasarnya hampir sama. Stephen
Robbins yang dikutip Sobirin, A (2009) menyebutkan, organisasi adalah unit sosial yanh
sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih
yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang
terstruktur untuk mencapai tujuan bersama. Defenisi ini menggambarkan adanya dua esensi
dasar dari sebuah organisasi, yaitu sekelompok manusia dan tujuan bersama. Sekelompok
manusia dimaksud adalah orang-orang yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung berperan dalam menjalankan roda organisasi. Sedangkan yang dimaksud tujuan
bersama artinya tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing anggota organisasi tidak
berbeda dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi itu sendiri.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa langkah awal yang dilakukan oleh Ns. Mawar
adalah sangat tepat yaitu memahami budaya organisasi, visi dan misi RS Tipe B, sehingga
upaya perubahan yang akan dilakukan dengan tujuan meningkatkan akreditasi rumah sakit
dapat tercapai.
2. Analisis SWOT
Analisa SWOT merupakan salah satu langkah penting dalam merencanakan suatu perubahan.
Perubahan itu sendiri tidak akan terlepas dari sebagai faktor pendukung maupun faktor
penghambat. Dengan mengetahui apa kelemahan kita, kekuatan, peluang, dan ancaman yang
kita hadapi, akan sangat membantu seorang manajer untuk membuat bentuk-bentuk
perencanaan yang tepat untuk mencapai tujuan akhir suatu organisasi.
3. Teori Perubahan
Secara umum, perubahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan terencana dan
perubahan tidak terencana. Perubahan terencana adalah suatu proses dimana adanya pendapat
baru yang dikembangkan, dikomunikasikan kepada semua orang walaupun akhirnya diterima
atau ditolak.
Berdasarkan kasus diatas, Ns. Daeng berkeinginan melakukan perubahan terencana dengan
menggunakan pendekatan teori Lippits, dimana teori ini dianggap paling tepat untuk
mendukung upaya penyelesaian masalah yang dihadapi Ns. Daeng. Lippits (1973) yang
dikutip Nursalam (2002), mengidentifikasi 7 (tujuh) tahap dalam proses perubahan, antara
lain :
a. Tahap 1 : Menentukan masalah
Pada tahap ini setiap individu yang terlibat dalam perubahan harus membuka diri dan
menghindari kesimpulan sebelum semua fakta dapat dikumpulkan.
b. Tahap 2 : Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan
Semua orang yang terlibat dan lingkungan yang tersedia harus dikaji tentang kemampuan,
hambatan, dan dukungan yang akan diberikan. Misalnya peratuarn, kibijakan, budaya
organisasi, termasuk struktur organisasi perlu dikaji.
c. Tahap 3 : Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia
Yang diperlukan pada tahap ini adalah suatu komitmen dan motivasi manajer dalam proses
perubahan. Manajer harus mampu menunjukkan motivasi yang tinggi dan keseriusan dalam
pelaksanaan perubahan dengan selalu mendengar masukan-masukan dari staf serta selalu
mencari solusi yang terbaik.
d. Tahap 4 : Menseleksi tujuan perubahan
Pada tahap ini, perubahan sudah harus disusun dalam bentuk kegiatan secara operasional,
terorganisir dan berurutan, kepada siapa perubahan akan berdampak, dan kapan waktu yang
tepat untuk dilaksanakan. Untuk itu harus ada target waktu dan perlunya ujicoba sebelum
menentukan efektifis perubahan.
e. Tahap 5 : Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen pembaharu
Perlu adanya pemilihan seorang pemimpin atau manajer yang ahli dan sesuai dalam
bidangnya, sehingga dapat memberikan masukan dan solusi terbaik dalam perubahan
f. Tahap 6 : Mempertahankan perubahan yang telah dimulai
Harus pertahankan perubahan yang sudah dilaksanakan dengan komitmen, komunikasi
terbuka, dan terus diinformasikan agar setiap pertanyaan dan permasalahan yang terjadi dapat
diambil solusi yang tepat bagi kedua belah pihak.
untuk mengemban tugasnya sebagai Kepala Bidan Keperawatan. Dia juga mempunyai
kualitas kepemimpinan yang baik dan telah mampu menerapkan kombinasi tipe
kepemimpinan yang bersifat otokratik dan demokratik pada saat yang bersamaan.
Pada akhirnya, jika Ns. Daeng mampu mempertahankan kombinasi gaya kepemimpinan
tersebut, maka sangat mungkin kepercayaan dan pengakuan para bawahan (staf perawat)
akan semakin baik. Integritas yang tinggi dan etika yang baik yang dimilikinya menjadi
kekuatan utama, sehingga dukungan terhadapnya tetap tinggi bahkan menjadi motivator
terhadap kinerja perawat.