Anda di halaman 1dari 16

ETIK DAN LEGAL

KEPERAWATAN
KELOMPOK
1. Indra Hidayat, Amd.Kep
2. Saddam Pratama Y, Amd.Kep
3. Ginanjar R, Amd.Kep
4. Dian Nurahmat, Amd.Kep
5. Ramdhani, Amd.Kep
6. Gina Sugiarti, Amd.Kep
7. Kartika, Amd.Kep
8. Tatin Mulyatin, Amd.kep
9. Wulan Oktaviani N, Amd.Kep
10.Syifa Novia, Amd.Kep
Kasus Aspek Etik
KASUS 1

Pada suatu rumah sakit ditemukan masalah , dimana keluarga


pasien memperbincangkan bahwa setiap jam 23.00 lampu
kamar perawat digelapkan/dimatikan. Keluarga pasien ini
mengetahui bahwa perawat perawat itu tidur. Diantara
keluarga pasien ini, keesokanharinya. Salah seorang dari
anggota keluarga itu melaporkan pada kepala ruangan.
Sayangnya kepala ruangan tidak menerima aduan itu dan
berdampak pada rasa tidak aman pada keluarga pasien.
Bagaimana sebaiknya menyelesaikan kasus ini?
Analisis Kasus
 Identifikasi masalah
 Kurangnya rasa tanggungjawab perawat dalam bekerja
 Kurangnya pengetahuan dari keluarga mengenai hak dan kewajiban pasien
 Kurangnya respon oleh kepala ruangan terhadap permasalahan

 Fakta-fakta
• Perawat tidur pada saat shift malam
• Perawat mematikan lampu kamar perawat setiap jam 23.00
• Kepala perawat tidak menerima aduan dari keluarga pasien
• Keluarga pasien merasa tidak aman

 Masalah prinsip etik


 Perawat melanggar prinsip fidelity (Menepati janji)
 Kepala ruangan melanggar prinsip justice (Keadilan)
Evaluasi tindakan alternatif
 Untuk perawat perawat
 Membaca kembali SOP dalam pelaksanaan dinas malam
 Sebaiknya perawat bergiliran dengan rekannya ketika ingin beristirahat
sehingga ada petugas yang tetap standby menjaga pasien

 Untuk keluarga pasien


 Diberikan edukasi mengenai hak dan kewajiban pasien dan keluarga
 Memajang hak dan kewajiban pasien dan keluarga di setiap ruang perawatan

 Untuk kepala ruangan


 Sebaiknya kepala ruangan menerima aduan dari keluarga pasien,
mengklarifikasinya, dan melakukan evaluasi pada bawahannya serta
mengingatkan bawahannya
Kasus 2
Seorang kepala ruangan menghadapi masalah dimana anggotanya tidak
memperhatikan kebutuhan dasar manusia.Setiap kepala ruangan menyarankan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, misalnya kebersihan diri maka
perawat pelaksana berdalih itu tugas keluarga sebagai upaya untuk
memandirikan pasien.  Masalah ini tanpa diharapkan terkena pada keluarga
pejabat kesehatan daerah, sehingga kepala ruangan ditanya oleh pejabat
kesehatan itu.Lebih lanjut pejabat ini melaporkan pada PPNI didaerah.
Bagaimana sebaiknya menyelesaikan kasus ini?
Jawaban:
Prinsip etik yang dilanggar dalam kasus ini adalah Kesetiaan (Veracity),
berkaitandengan kewajiban untuk selalu setia pada kesepakatan dan tanggung
jawab yang telah dibuat.Setiap tenaga keperawatan mempunyai tanggung
jawab asuhan keperawatan kepada individu, pemberi kerja, pemerintah dan
masyarakat.Seharusnya perawat mampu bertanggung jawab atas pemenuhan
semua aspek kebutuhan dasar pasien.Kepala ruangan dalam kasus ini harus
membuat kebijakan untuk membiasakan perawat di ruangannya supaya
kebutuhan dasar pasien terpenuhi, apalagi pasien dengan kebutuhan
khusus.Contohnya setiap Pagi semua pasien harus diperiksa dan dijaga personal
hygienenya.
Kasus (3)
Ny A, dirawat di ruang A RS Citra Lestari.  Dibesuk oleh keluarganya diluar jam
besuk.Keluarga tersebut memaksa perawat jaga untuk diizinkanmasuk sebentar 
 saja.Tetapi   perawat   tidak   mengizinkan.   Akhirnya   keluarga tersebut
langsung  masuk ke kamar pasien.  Melihat situasi  tersebut perawat langsung
 menegur dengan kata-kata kasar dan membentak."ibu  ini  bukan jam besuk,
sudah diberitahukan berkali-kali ibu tetap tidak mau dengar.  lbu tidak tahu
aturan dan tidak tahu etika,  pasien butuh. lstirahat,  dst....dst!!!
Jawaban:
Perawat melanggar kode etik beneficience(kemurahan hati).Sebaiknya perawat
memberikan pengertian secara baik-baik pada keluarga pasien.
Memberitahukan jadwal besuk yang berlaku dr RS Citra Lestari serta
menjelaskan kondisi pasien bahwa pasien tersebut memerlukan istirahat yang
cukup, sehingga pihak keluarga hanya diberikan waktu sebentar saja untuk
bertemu dan untuk selanjutnya disarankan untuk besuk sesuai dengan jadwal
besuk yang telah ditentukan oleh pihak Rumah Sakit.
Kasus (4)
Disuatu RS Cemerlang,  perawat A, Sedang serah terima di  depan pasien dan tiba-tiba
perawat B menceritakan bahwa kemarin habis membeli baju murah dan discountnya
75% murah banget.Perawat A Menanggapi discountnya  sampai  kapan? Ada perhiasan
Nggak?Dan apalagi?Dan pasien terus menyimak pembicaraan Perawat tersebut.
Perawat A, kembali ke nurse station dan bertanya kepada perawat C, bapak Z yang
akan di Chest X Ray yang mana ya?Perawat C menjawab itu bapak di bed 3 yang botak
dan cerewet itu.Saat  pulang  Perawat  D menceritakan  pasien  di  depan  lift  bahwa
 pasien yang dirawatnya cerewet, punya istri lebih dari satu dstnya. Sehingga orang
disekitarnya pun mendengar tentang pasien tersebut.
Jawaban:
Perawat A dan B melanggar prinsip etik Respek karena pada saat serah terima pasien
justru membahas hal-hal yang tidak relevan dengan kondisi pasien.
Perawat C melanggar prinsip etik non maleficence karena telah melukai perasaan
orang lain dengan berkata yang tidak pantas.
Perawat D melanggar prinsip etik Kerahasiaan/ konfidensialitas karena prinsip ini
berkaitan dengan penghargaan perawat terhadap semua informasi tentang pasien
yang dirawatnya
Saat sedang serah terima pasien seharusnya perawat fokus pada permasalahan pasien
itu sendiri, contohnya menekankan advice dari dokter yang harus dikerjakan, terapi
dan pemeriksaan yang sudah dan akan dilakukan.Selain itu sebagai seorang perawat
harus mampu menjaga privasi pasien, salahsatunya dengan cara tidak membicarakan
kepribadian pasien dimanapun, dengan siapapun, dan dengan alasan apapun.
Kasus (5)
Tn. B47 thn,dirawat diRS Sukasari dengan diagnosa Gagal Jantung Kongestif.
 Sudah beberapa hari pasien tidak mau makan dan minum.Pasien menolak semua 
 makanan dan minuman   dan intervensi yang diberikan.  Dan Dokter
menganjurkan untuk memasang Naso Gastik Tube (NGT).  Perawat tersebut
akhirnya memaksa pasien untuk dipasang NGT.
Jawaban:
Hal ini berkaitan dengan prinsip etik otonomi dimana pasien memiliki hak untuk
memilih bagi diri mereka sendiri. Dan juga melanggar nilai etika pilihan dimana
seorang perawat seharusnya bertanggung jawab untuk memberikan informasi
yang lengkap tentang resiko dan keuntungan dari tindakan yang ditawarkan serta
memberikan kebebasan pasien untuk menentukan pilihan. Apabila pasien tetap
menolak tindakanyang ditawarkan, perawat bisa memberikan informed concent
penolakan tindakan dantetap berupaya memberikanpilihan yang
mempunyaidampak buruk paling kecil.
Kasus Aspek Legal

Tn Z, 65 thn, dirawat di RS lndah dengan diagnosa medis stroke non hemoragic,


dirawat sudah lebih dari satu bulan dengan berbagai terapi dan terpasang beberapa
alat bantu seperti ventilator, syringe pump dengan obat titrasi intravena, dll. Namun
tidak ada kemajuan dan diduga harapan hidupnya sudah tidak ada, mungkin
Brain Death?. Keluarga meminta apabila terjadi sesuatu tidak perlu dilakukan
tindakan apapun. Dalam intruksi dokter ditulis DNR.
Analisis Kasus
 Identifikasi masalah
 Kondisi pasien tidak ada kemajuan

 Fakta-fakta
• Diagnosa medis stroke non hemoragic
• Keluarga meminta apabila terjadi sesuatu tdk perlu dilakukan tidnakan apapun
• Dokter menulis DNR dalam instruksi
Analisis Kasus
 Evaluasi tindakan alternatif
 Sebagai perawat bertanggung jawab untuk mencarikan dan memberikan informasi
yg lengkap tentang resiko dan keuntungan dari beberapa alternatif tindakan yg
ditawarkan serta membwrikan kebeasan untuk menetukan pilihan. Apabila masih
menolak semua alternatif yg ditawarkan, perawat tetap berupaya agar mentukan
pilihan yg mempunyai dampak paling kecil
 Berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan kembali secara teliti
dan menyeluruh untuk memastikan apakah pasien benar-benar sudah mengalami
brain death (kematian otak) sehingga harapan hidupnya sangat rendah.
• Keluarga di berikan informasi mengenai harapan hidup pasien, kelebihan dan
kekurangan dilakukan resusitasi dan diberikan kesempatan untuk memilih dan
membuat keputusan yang terbaik
Lanjutan..
 Evaluasi tindakan alternatif
 Memastikan keluarga sudah mengerti apa yang telah di informasikan kemudian
menandatangani lembar penolakan resusitasi sebagai bukti.
 Memberikan dukungan/Support kepada keluarga serta menunjukan rasa empati.
 Melakukan bimbingan spiritual pada pasien menjelang ajal
Kasus (2)
Tn. A, 68 tahun dirawat di RS M dengan diagnose Febris dengan Diareberat, sudah dirawat selama7hari,namun tenda dan
gejala tidak berkurang, pada hari ke 8 dokter penanggungjawab pasien dokter A dihubungi oleh petugas laboratorium rumah
sakit menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan darah pasien bahwa klien menderita HIV-AIDS, kemudianini disampaikan ke
pasien oleh dokter  A  didampingi  perawat  B.
Kemudian  pasien  meminta kepada  dokter  A  dan  perawat  B  untuk  merahasiakan  hasil ini  ke  pada keluarga  dan juga
 ke  pihak  lain  termasuk  istri  pasien.  Bagaimana  bila saudara ada pada posisi Perawat B ketika menjalankan tugas banyak
berjumpa dengan perawat lainnya dan juga keluarga pasien
 
 
Jawaban:
Perlindungan hukum atas kerahasian dan hak privasi pasien tentang informasi penyakitnya dalam pelayanan kesehatan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hak hak pribadi pasien.Menyebarkan informasi tentang penyakit pasien
(kesehatan pasien) tanpa sepengetahuan pasien merupakan perbuatan melawan hukum, dalam hal ini pasien dapat
menggugat dan menuntut ganti rugi, bahkan yang menyebarkannya dapat dituntut hukum pidana. Membahas dan
mendiskusikan tentang penyakit pasien oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA) haruslah melalui persetujuan dari pasien
( yaitu dari awal pasien masuk rumah sakit yang disebut dengan general consent-  Informasi umum). Informasi penyakit pasien
yang ada dalam rekam medik isinya merupakan milik pasien oleh sebab itu pelepasan hak pasien dalam rekam medik harus
persetujuan pasien.Perawat harus benar-benar menjaga kerahasiaan yang dimiliki oleh pasien meskipun banyak orang
mendesak untuk membeberkan informasi mengenai kesehatan pasien.Seorang perawat harus berani menolak secara tegas
untuk memberikan informasi jika di luar wilayah pelayanan kesehatan.
Perawat melakukan prinsip etik kerahasiaan (Confidentiality) dengan merahasiakan semua informasi pasien. Pasien/klien
harus dapat menerima bahwa informasi yang diberikan kepada tenaga profesional kesehatan akan dihargai dan tidak
disampaikan/ diberbagikan kepada pihak lain secara tidak tepat.Perawat B harus bisa menjaga kerahasiaan Pasien. Terhadap
keluarga pasien, perawat harus mengkomunikasikan masalah ini dengan pasien itu sendiri sebelum kepada anggota keluarga
lain, misal orangtua. Jika sudah diperbolehkan maka Perawat menghubungi dokter untuk menyampaikan/menjelaskan kondisi
pasien yang sebenarnya kepada orangtua.
Kasus (3)
Ny A, 35 thn, dirawat di RS Surga dengan diagnosa medis fracture femur dextra, dengan perdarahan hebat. H: 7 gr%.
Rencana dilakukan transfusi darah 500 cc.  Sementara ada pasien Ny A, 36 thn yang dirawat dirumah sakit tersebut yang
mendapat tranfusi  arah  juga.  Perawat A, dengan terburu-buru langsung meminta darah ke bank darah RS tanpa
memberikan identifikasi yang lengkap seperti No Med Rec, dll hanya menyebutkan nama pasien saja. Darah lansung
diberikan karena setelah di darah eek namanya sesuai dengan nama pasien.  Namun setelah 50 cc darah tersebut masuk,
pasien mengalami  reaksi anafilaktik.  ldentifikasi masalah apa yang terjadi pada situasi diatas?
Jawaban:
Keselamatan di rumah sakit salah satunya dimulai dari ketepatan identifikasi pasien.Identifikasi pasien adalah suatu sistem
identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya sehingga memperlancar atau
mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien.Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan
berhubungan langsung dengan keselamatan pasien.Identifikasi pasien merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang harus
dilakukan oleh petugas kesehatan untuk menghindari terjadinya kesalahan pemberian layanan kesehatan.
Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus diinformasikan kepada perawat yang bertugas setiap kali pergantian
jaga (shift). Berikan label / penanda “pasien dengan nama yang sama” di lembar pencatatan, lembar obat-obatan, dan
lembar tindakan. Kartu penanda dipasang pada papan tempat tidur pasien agar petugas dapat memverifikasi identitas
pasien.Dan, perawat penanggung jawab pasien idealnya dibedakan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan.RS Surga juga
melakukan evaluasi dan monitor secara rutin pelaksanaan identifikasi pasien di rumah sakit untuk membudayakan kepada
petugas agar menerapkan identifikasi pasien.
Dalam kasus ini perawat B melakukan Legal Issue, sehingga melanggar prinsip Etik Non-Maleficence (tidak mencederai).
Perawat tidak melaksanakan prosedur sesuai SOP pemberian transfusi darah, sehingga terjadi kesalahan.Seharusnya
Perawat melakukan prinsip Non-maleficence yaitu kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian
atau cidera.Tindakan yang harus segera dilakukan pada kasus ini :
Segera menghentikan pemberian transfusi darah
Lapor dokter jaga/ dokter penanggungjawab (DPJP)
Laporkan kronologi kejadian
Laksanakan intruksi dari dokter
Membuat pelaporan terkait kejadian tersebut
 
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai