Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Kompetensi perawat holistik


dalam meningkatkan kemandirian pasien
Mata Kuliah : Keperawatan holistik II

Dosen pengampu : Luluk cahyanti, S.kep.Ns

Disusun oleh

Nama : Afrida Pertiwi

Kelas : 2B Semester 4

NIM : 2017’1313

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati KM.5, Jepang, Mejobo, Kudus. 59381
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul : kompetensi perawat dalam meningkatkan kemandirian pasien

saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunanTuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar - besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Kudus, 26 Febuari 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kekuatan dan kesejahteraan suatu Negara ditentukan oleh perjuangan bangsa dan
rakyatnya sendiri. Semangat perjuangan suatu Negara untuk mencapai tujuannya perlu
dilandasi dengan suatu kondisi sehat baik fisik maupun mental, serta kecerdasan imandan
ketakwaan. Kesehatan adalah karunia Tuhan dan hak manusia yang sangatberharga, juga
merupakan faktor penentu utama Indek Pembangunan Bangsa, selain faktor lain seperti
pendidikan dan pendapatan. Kesehatan bagi seluruh rakyat di Indonesia perlu diperjuangkan
oleh pemerintah, masyarakat maupun komponen bangsa secara terus menerus dan
berkesinambungan.

Besarnya rakyat dengan kemiskinan merupakan penyebab terbatasnya kemampuan,


pengetahuan dan pendapatan yang rendah, sehingga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu kurang menjangkau. Hal ini akan berlarut peda generasi berikutnya, yang
berdapak pada kecerdasan, produktifitas dan mempengeruhi ketahanan bangsa disegala
bidang kehidupan. Departemen kesehatan masih perlu peningkatan perhatian dan perjuaangan
yang keras dan bekerjasama dengan semua komponen yang terkait untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan, kepada mereka sehingga mereka dapat mengeliat untuk dapat mandiri
menjalankan kehidupan yang sehat

B. Rumus Masalah

Dalam makalah ini saya akan membahas tentang ?

1. Bagaimana yang dimaksud dengan kompetensi perawat holistik dalam


meningkatkan kemandirian pasien ?

2. Apa saja yang termasuk kompetensi perawat dalam meningkatkan kemandirian


pasien ?

C. Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui kompetensi perawat dalam memandirikan pasien

2. Dapat mengetahui apa saja yang termasuk kompetensi perawat dalam


memandirikan pasien
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMPETENSI PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN


PASIEN

1. Pengertian holistik nursing

Holistik Nursing Adalah sebuah konsep dalam integritas pendidikan


keperawatan.Holisme dab kesehtan menyembuhakan manusia secara utuh Untuk menjadikan
sehat itu menjadi utuh secara bio,psiko ,spiritual dan cultural.Untuk menyembuhkan
keutuhan aslinya.(devimerryvendi.worldpress.com)

Guna mencapai kemandirian masyarakat hidup sehat perlu ada kemitmen yang kuat
dan perjuangan keras masyarakat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi di seluruh wilayah
republik indonesia untuk mewujudkan rakyat sehat. Strategi pembangunan kesehatan
keberpihakan pada rakyat perlu diperjuangan disemua lini jaringan pelayanan
kesehatanAspek sehat menjadi lebih luas antara lain dengan memasukkan elemen-elemen
seperti rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan
sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup. tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).

2. Peran perawat menurut (Potter dan Perry, 1997).

1. Sebagai pemberi perawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali


kesehatannya melalui proses penyembuhan yang lebih dari sekedar sembuh dari penyakit
tertentu namun berfokus pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi upaya
mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. Sebelum mengambil tindakan
keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi
hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap
klien. Penetapan ini dilakukan sendiri oleh perawat atau dapat berkolaborasi dengan keluarga
klien dan dalam keadaan seperti ini perawat juga dapat bekerja sama dan berkonsultasi
dengan tenaga kesehatan profesional yang lain (Keeling dan Ramos, 1995).

2. Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung klien, yaitu membantu untuk
mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang berasal dari
pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu. Peran inilah yang belum tampak di kebanyakan
institusi kesehatan di Indonesia, perawat masih sebatas menerima delegasi dari profesi
kesehatan yang lain tanpa mempertimbangkan akibat dari tindakan yang akan dilakukannya
apakah aman atau tidak bagi kesehatan klien. Manajer kasus juga merupakan salah satu peran
yang dapat dilakoni oleh perawat, di sini perawat bertugas untuk mengatur jadwal tindakan
yang akan dilakukan terhadap klien oleh berbagai profesi kesehatan yang ada di suatu rumah
sakit untuk meminimalisasi tindakan penyembuhan yang saling tumpang tindih.

3. peran perawat sebagai rehabilitator untuk mengembalikan keadaan klien atau paling
tidak seoptimal mungkin untuk mendekati keadaan seperti sebelum ia sakit dengan berbagai
asuhan keperawatan seperti latihan ROM dan latihan lain yang dapat membantu klien untuk
kembali ke kondisi kesehatannya seperti semula. Selain di bidang pelayanan kesehatan,
perawat juga memiliki peran sebagai pendidik. Ada dua konteks pendidik disini, pertama
sebagai pendidik di suatu institusi pendidikan keperawatan untuk mencetak perawat-perawat
baru yang berkualitas, dan kedua adalah sebagai tenaga pendidik yang memberikan
pengetahuan tentang kesehatan kepada masyarakat umum untuk menciptakan lingkungan
yang sadar dan peduli akan pentingnya hidup dalam taraf kesehatan tertentu.

B. Hal hal yang termasuk kompetensi perawat dalam meningkatkan kemndirian pasien

1. Peran perawat dalam meningkatkan kemandirian pasien

 Peningkatan jaminan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan kelompok


rentan:
 Terdapat peningkatan jumlah keluarga miskin yang dijamin kesehatannya.
 Jaminan pelayanan kesehatan untuk ODHA.
 Jaminan kesehatan untuk penderita resisten terhadap obat TB.
 Subsisidi pelayanan kesehatan untuk kelompok informal dan tidak mampu.
 Peningkatan gizi dan kesehatan Ibu dan Anak :
 Pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan dan penyuluhan.
 Pemberian vit A dan tablet besi.
 Makanan pendamping ASI.
 PMT untuk ibu hamil.
 Perawatan gratis untuk balita dengan gizi buruk.
 Pelayanan gratis ANC, persalinan PNC untuk keluarga tidak mampu.
 Pengendalian Penyakit (DBD, HIV, TB, FLU BURUNG)
 Insentif untuk juru malaria dan jumantik.
 Penyediaan reagen larvasida.
 Peningkatan promosi kesehatan untuk pencegahan penyakit seperti: HIV AIDS,dan
penyakit-penyakit lain.
 Peningkatan sarana untuk kesehatan lingkungan.
 Pengembangan Early Detection sistem.
 Pemberdayaan Masyarakat (AKBM, Desa Siaga)
 Pengembangan desa siaga.
 Pengembangan dokter keluarga.
 Peningkatan pelatihan kader kesehatan.
 Peningkatan Kualitas pelayanan kesehatan
 Pengembangan puskesmas dan rumah sakit ISO.
 Peningkatan kualitas puskesmas dengan rawat inap.
 Dengan peendampingan asuhan keperawatan secara kontinu kemandirian
keluarga,masyarakat dalam hidup sehat dapat dicapai menuju Indonesia Sehat 2010.

2.Tujuan dilakukannya meningkatkan kemandirian pasien

 bergaungnya gerakan masyarakat untuk mewujudkan rakyat sehat secara


berkesinambungan;
 meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kesiap-siagaan dalam menghadapi
kejadian luar biasa (KLB), bencana dan kedaruratan kesehatan;
 membudayanya kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat; serta
 meningkatnya kemitraan berbagai pihak dalam mewujudkan rakyat sehat.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

1.Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami dan mencoba pendekatan holistik
dalam keperawatan. Dalam beberapa konsep meliputi; konsep system,konsep perubahan
dalam keperawatan,konsep holistic care dan transcultural nursing.

2.Perawat juga harus memahami konsep berubah dan perubahan dalam manusia.

B.Saran

1.Dari makalah ini penulis menyarankan untuk dipahami,dimengerti dan dapat dipraktikan
dalam asuhan keperawatan.

2.Jadilah perawatan yang professional dan memiliki rasa humanisme.

3. Jadikanlah pendekatan holistic sebagai asuhan keperawatan dasar.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan 1997, Perawatan Kesehatan Masyarakat Petunjuk Teknis Keperawatan


Kesehatan Masyarakat Pada Saran Individu dan Keluarga, Jakarta

Departemen Kesehatan RI (2004). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI (2005). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 331/Menkes/SK/V/2006


Tahun 2006 tentang Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.

Departemen Kesehatan RI (2006). Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI.

Effendy, Nasrul, 1998, Keperawatan Masyarakat, Edisi 2, Jakarta ,EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. “Visi Pembangunan Kesehatan: Indonesia Sehat 2010.”
http://www.depkes.go.id/indonesiasehat.html (16 Feb. 2008)

Haber, D. (1994). Health promotion and aging. New York: Springer. Keeling, A. W. dan Ramos, M.
C. (1995). Nurs Health Care: Perspectives on Community. The role of nursing history in preparing
nursing for the future, 16-30.

Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concept, Process, and Practice, 4/E.
(Terj. Yasmin Asih, et al). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai