kongenital, asfiksia, hipoksia Kerusakan otak Cerebral palsy otak Cerebral palsy adalah kerusakan jaringan otak yang Etiologi: Infeksi, meningitis. kekal dan tidak progresif, terjadi pada waktu masih bayi Penyumbatan otak (sejak dilahirkan) serta merintangi perkembangan otak Pernafasan Gangguan normal dengan gambaran klinik dapat berubah selama Etiologi: prematuritas. Hambatan Nyeri akut kelumpuhan Sistem indra Berat otak rendah tergangggu koordinasi hidup dan menunjukan kelainan dalam sikap dan komunikasi verbal terganggu pergerakan, disertai dengan kelainan neurologist berupa TERAPI: kelumpuhan spastis, gangguan ganglia basal dan Defisiensi Hambatan Mual, muntah Ketidakefekti sebelum juga kelainan mental.(Ngastiyah:2000,hal 54- Ansietas mobilitas fisik Ataksia 1. Terapi fisik pengetahuan Krisis keluarga fan pola Gangguan 56) 2. Terapi wicara nafas persepsi Anorexia 3. Terapi okupasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sensori Imbolitas fisik Gangguan Ansietas 4. Terapi hidro/air Kerusakan cidera integritas kulit PEMERIKSAAN PENUNJANG: MANIFESTASI 1. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis sebral palsi di KLINIS tegakkan. CEREBRAL 2. Fungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebabnya suatu PALSY: proses degeneratif. Pada serebral palsi. CSS normal. 1. Spastisitas 3. Pemeriksaan EKG dilakukan pada pasien kejang atau pada golongan hemiparesis baik 2. Atetosis yang disertai kejang maupun yang tidak. 3. Ataksia Ansietas. 4. Foto rontgen kepala. 5. Penilaian psikologis perlu dikerjakan untuk tingkat pendidikan yang dibutuhkan. NOC: 6. Pemeriksaan metobolik untuk menyingkirkan penyebablain dari reterdasi mental. Tingkat kecemasan (1211): Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan Resiko cedera berhubungan dengan penurunan Hambatan komunikasi verbal berhubungan 1. Kemampuan pasien untuk kebutuhan tubuh berhubungan gangguan neuromuskular fungsi motorik. dengan gangguan neuromuskular pada beristirahat meningkat. dengan gangguan proses menelan NOC: sistem pendengaran 2. Bahasa tubuh yang NOC: menunjukkan stress klien NOC: Tujuan NOC: berkurang. Tujuan Tujuan: Pasien terhindar dari resiko cidera Tujuan: 3. Pasien menyatakan rasa takut Pasien mampu melakukan aktivitas dan cemas berkurng. Pemenuhan nutrisi pasien adekuat Kriteria hasil Pasien mampumelakukan proses 4. Pasien tidak mengekspresikan Kriteria hasil komunikasi dalam kekurangan yang ada. rasa marah berlebihan.\ Kriteria hasil: 1. Pasien dan keluarga menyatakan 5. Tidak adanya inisiatif ataupun 1 Mampu mempertahankan posisi optimal dan pemahaman faktor yang Kriteria hasil: perilaku menarik diri. 1 Adanya kemajuan fungsi yang dibutikan dengan tidak adanya menyebabkan cidera NIC: peningkatan berat badan. kontraktur. 1 Adanya pemahaman tentang Terapi relaksasi (6040): 2 Berat badan pasien 2 Meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian 2. Pasien menunjukkan perubahan masalah komunikasi 1. Gambarkan rasionalisasi dan perilaku, pola hidup untuk 2 Menggunakan sumber-sumber normal/ideal sesuai usia tubuh yang terganggu. manfaat relaksasi serta jenis menurunkan faktor resiko dan dalam komunikasi dengan tepat. pasien. 3 Mampumenggunakan teknik untuk melakukan untuk melindungi diri dari cidera. relaksasi (misalnya: music, aktivitas. 3 Mampu mengggunakan metode meditasi, bernafas dengan ritme NIC: komunikasi untuk dan relaksasi otot progresif). NIC: menegspresikan kebutuhan NIC: 2. Dorong klien untuk mengambil 1. Ajarkan pola makan yang posisi yang nyaman dengan 1. Identifikasi faktor yang NIC: pakaian yang longgar dan mata teratur. 2. Anjurkan untuk 1. Kaji kemampuan secara fungsional/luasnya mempengaruhi kebutuhan keamanan. tertutup. kerusakanBerikan aktifitas ringan yang dapat 2. Identifikasi faktor lingkungan yang berpartisipasi dalam dikerjakan pasien. memungkinkan terjadinya cedera 1. Kaji derajat disfungsi pada sistem 3. Gunakan suara yang lembut dan program latihan/kegiatan. pendegaran yang dialami. irama yang lambat untuk setiap 3. Berikan materi pendidikan kepada 3. Jaga kebersihan mulut 2. Libatkan anak dalam mengatur jadwal harian keluarga yang berhubungan dengan 2. Perhatikan kesalahan dalam kata. pasien dan memilih aktifitas yang diinginka. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tindakan pencegahan terhadap cedera komunikasi dan berikan umpan balik tanoa distraksi dengan lampu yang 4. Kolaborasi dengan ahli 3. Bantu pasien dalam pergerakan dan latihan 4. Berikan informasi kepada keluarga redup dan suhu lingkungan yang gizi dalam pemberian dengan menggunakan eksremitas yang tidak terhadap bahaya lingkungan dan nutrisi nyaman, jika memungkinkan. sakit. karakteristiknya.