Anda di halaman 1dari 11

PEMBENTUKAN PERILAKU CARING ISLAMI

PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

Shanti Wardaningsih1, Zikri Al Halawi2


1
Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia, email:
shanti.wardaningsih@umy.ac.id
2
Mahasiswa Profesi Ners, Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Indonesia

ABSTRAK

Caring Islami adalah perilaku profesional yang dimiliki seorang perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan kemampuan intelektual yang akan diterapkan kepada pasien, keluarga dan
masyarakat dengan penuh perhatian, peduli, bersikap ramah, empati, sopan santun, dengan menggunakan
komunikasi terapeutik berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah. Mahasiswa sebagai calon perawat
merupakan pemberi asuhan yang paling dekat dengan pasien di didik untuk memberikan pelayanan
terbaik yakni perilaku caring. Penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor yang membangun perilaku
caring Islami pada mahasiswa keperawatan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Pengambilan data yang digunakan adalah dengan focus grup discussion (FGD) dan wawancara
mendalam. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan
(tahun I, II, dan III), mahasiswa profesi ners, dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, preseptor rumah
sakit dan bina rohani islami rumah sakit di area Universitas Muhamadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gamping. Partisipan dalam penelitian ini diambil berdasarkan kriteria inklusi.
Keabsahan data menggunakan metode dokumen dan member check. Analisa data menggunakan software
pengolahan data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang membangun perilaku caring
Islami pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini menghasilkan 9 tema, yaitu background mahaiswa,
motivasi diri mahasiswa, pembiasaan ditahap akademik, internalisasi dan pemahaman caring, keteladanan
(uswatun khasanah), sikap keagamaan, lingkungan, kebijakan rumah sakit, perubahan zaman.Terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi perilaku caring mahasiswa. Faktor-faktor tersebut dapat diperoleh dari
dalam diri mahasiswa maupun dari lingkungan sekitar dan paparan sehari-hari mahasiswa.

Kata Kunci: Caring Islami, faKtor yang mendukung, mahasiswa

ABSTRACT

Islamic caring is a professional behavior that a nurse has in providing nursing care based on intellectual
abilities that will be applied to patients, families and communities with care, care, friendliness, empathy,
courtesy, using therapeutic communication based on the Koran and As-Sunnah. Students as prospective
nurses are the caregivers who are closest to the patient in the student to provide the best service, namely
caring behavior.This study aims to explore the factors that build Islamic caring behavior in nursing
students.This study uses descriptive qualitative methods. Data retrieval used is with Focus Group
Discussion (FGD) and in-depth interviews. Participants in this study were batch Nursing Study Program
students (year I, II, and III), professional student nurses, Nursing Study Program lecturers, hospital
prescribers and Islamic Spiritual Development hospitals in the area of Muhamadiyah Yogyakarta
University and PKU Muhammadiyah Hospital Gamping. Participants in this study were taken based on
inclusion criteria. The validity of the data uses the document method and member check. Data analysis
using qualitative data processing software.The results of this study indicate factors that build Islamic
caring behavior in nursing students. This research produced 9 themes, namely student's background,
student's self motivation, habituation in academic stage, internalization and understanding of caring,
exemplary (uswatun khasanah), religious attitudes, environment, hospital policy, changing times.There
are many factors that influence student caring behavior. These factors can be obtained from within
students as well as from the surrounding environment and students' daily exposure.

Konas Jiwa XVI Lampung 330


Keywords: Islamic caring, supporting factors, students
Pendahuluan melakukan perlindungan, peningkatan
promosi, mengoptimalkan kemampuan
Era globalisasi yang sedang kita hadapi
saat ini dibidang kesehatan menuntut agar
pelayanan kesehatan yang diberikan ke untuk mencegah dan meringankan
masyarakat didalam negeri semakin penyakit, cedera, dan penderitaan dengan
meningkat dan mampu bersaing dengan melakukan tindakan diagnosis,
pelayanan yang ada di luar negeri. Asean penanganan, dan advokasi pemberian
Economic Community (AEC) adalah pelayanan kepada klien. Caring disebut
persaingan pasar bebas di negara-negara juga sebagai sikap peduli terhadap orang
bagian Asia Tenggara yang disebut lain. Hal ini dapat membantu seseorang
ASEAN dalam bidang kerjasama berupa dalam memperoleh status kesehatan dan
barang, jasa, investasi, tenaga kerja proses penyembuhan, berupa perhatian
terdidik, dan aliran modal. Hal ini kepada orang lain, menghormati harga
merupakan sesuatu yang sangat diri orang lain, berkomitmen untuk
dinantikan sekaligus ditakuti oleh mencegah terjadinya status kesehatan
sebagian besar masyarakat dalam era yang semakin memburuk, memberi
globalisasi, yaitu sebuah era yang perhatian lebih dan konsisten, dan
memungkinkan terjadinya koneksi serta menghormati orang lain. Peran caring
hubungan dengan beberapa negara secara perawat di masa yang akan datang harus
mudah sesuai kesepakatan pada berkembang sesuai dengan perkembangan
konferensi tingkat tinggi ke-13 pada tahun ilmu pengetahuan dan teknologi serta
2007 sebagai pintu awal globalisasi di semakin tingginya tuntutan kebutuhan
ASEAN (Keliat dkk, 2013). Salah satu dari masyarakat, sehingga perawat
sektor jasa yang disepakati dalam AEC dituntut untuk mampu menjawab dan
adalah perawat. mengantisipasi terhadap dampak dari
perubahan yang terjadi (Nursalam, 2014).
Terbentuknya tenaga perawat yang
terampil serta dapat berdaya saing secara Menurut Siwantoro (2017), dasar untuk
internasional tidak luput dari peran dapat berperilaku caring dengan baik dan
insitusi pendidikan sebagai pencetak benar harus didukung dengan faktor
lulusan dan juga menyiapkan kesiapan internal maupun eksternal yang baik.
mahasiswa sendiri terhadap kemajuan di Apabila mahasiswa mempunyai
era AEC. Mahasiswa keperawatan pengetahuan, sikap, perilaku, motivasi
merupakan calon perawat profesional dan kecerdasan emosional maka secara
yang dituntut untuk dapat menunjukkan internal mahasiswa keperawatan akan
perilaku caring. Namun ternyata belum memiliki keinginan untuk dapat
semua mahasiswa mampu menunjukkan melakukan perilaku caring. Perilaku
perilaku caring terhadap pasien. Pendapat caring pada mahasiswa keperawatan akan
ini didukung penelitian Mulyaningsih & lebih mudah lagi diterapkan oleh
Prajayanti (2018) yang menunjukkan mahasiswa jika didukung oleh faktor
separuh mahasiswa keperawatan yang eksternal yaitu lingkungan belajar, sikap
mempunyai sikap caring sebanyak 52,2%. pembimbing, perilaku pembimbing serta
Berdasarkan hasil penelitian tersebut metode pembelajaran dan bimbingan yang
menyatakan bahwa perilaku caring dapat menciptakan lingkungan yang
mahasiswa perawat masih harus perlu kondusif dalam meningkatkan perilaku
ditingkatkan dan dikembangkan. caring pada mahasiswa keperawatan.

Definisi keperawatan menurut (ANA, Mahasiswa sebagai calon perawat


2003) dalam Potter, Perry 2009 adalah merupakan pemberi asuhan yang paling

Konas Jiwa XVI Lampung 331


dekat dengan pasien diharuskan untuk kepada Allah. Sesungguhnya Allah
memberikan pelayanan terbaik yakni menyukai orang-orang yang bertawakkal
perilaku caring. Perilaku tersebut kepada-Nya”
didasarkan oleh nilai kebaikan, perhatian,
mencintai diri sendiri dan orang lain serta
menghormati keyakinan spiritual klien Berdasarkan studi pendahuluan yang
yang bertujuan untuk melindungi, dilakukan peneliti terhadap 2 orang
meningkatkan dan membantu klien dalam mahasiswa keperawatan S1 dan mahasiswa
proses penyembuhan. Adanya perilaku profesi ners menyatakan bahwa kedua
caring tersebut dapat meningkatkan mahasiswa tersebut dapat melaksanakan
kepuasan pasien di rumah sakit, apalagi perilaku caring terhadap pasien yang
jika ditambah caring yang dilandaskan dilakukan perawat secara Islam ketika
nilai-nilai Islam (Abdurrouf, 2013). sedang melaksanakan praktek. Contohnya
pada saat datang mengunjungi pasien untuk
Caring Islami adalah perilaku profesional memberikan obat dan melakukan tindakan,
yang dimiliki seorang perawat dalam keduanya sudah dapat menyesuaikan
memberikan asuhan keperawatan tindakan yang dilakukan untuk pasien yang
berdasarkan kemampuan intelektual yang berbeda jenis kelamin antara perawat dan
akan diterapkan kepada pasien, keluarga pasien. Kedua mahasiswa tersebut
dan masyarakat dengan penuh perhatian, mengungkapkan bahwa masih ada beberapa
peduli, bersikap ramah, empati, sopan teman sejawat selaku mahasiswa
santun, dengan menggunakan komunikasi keperawatan S1 dan profesi ners yang
terapeutik serta selalu tanggap dan sigap masih belum menerapkan perilaku caring
dalam memberikan pelayanan yang yang baik kepada pasien, sehingga
terbaik berlandaskan Al-Quran dan As- menyebabkan kurangnya kepuasan pasien
Sunnah. Caring Islami meliputi beberapa terhadap pelayanan kesehatan yang
komponen yang terdiri dari profesional, diberikan.
ramah, amanah, istiqomah, sabar dan
ikhlas (Widarti, 2010) dalam Abdurrouf Metode
(2013). Islam menjelaskan bahwa sebagai
manusia mempunyai kewajiban untuk
berbuat baik terhadap sesama manusia Penelitian ini menggunakan metode
serta arahan dalam berhubungan di kualitatif deskriptif. Pengambilan data
masyarakat, berdasarkan firman Allah yang digunakan adalah dengan focus grup
SWT dalam QS. Ali 'Imran Ayat 159 : discussion (FGD) dan wawancara
mendalam. Partisipan dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan angkatan (tahun I, II, dan
III), mahasiswa profesi ners, dosen
Program Studi Ilmu Keperawatan,
preseptor rumah sakit dan bina rohani
Artinya“Maka disebabkan rahmat dari Islami rumah sakit di Universitas
Allah-lah kamu berlaku lemah lembut Muhamadiyah Yogyakarta dan Rumah
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka Partisipan dalam penelitian ini diambil
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena berdasarkan kriteria inklusi. Keabsahan
itu maafkanlah mereka, mohonkanlah data menggunakan metode dokumen dan
ampun bagi mereka, dan member check. Analisa data
bermusyawaratlah dengan mereka dalam menggunakan software pengolahan data
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah kualitatif.
membulatkan tekad, maka bertawakkallah
Hasil
Konas Jiwa XVI Lampung 332
“…kan kadang ada luar jawa
Partisipan dalam penelitian ini melibatkan itu palembang dan bengkulu,
25 orang, yang terdiri 4 angkatan, yaitu kalau perbedaanya terutama
angkatan 2016 sejumlah 4 orang, angkatan dari luar mengenai bahasanya
2017 sejumlah 4 orang, angkatan 2018 dia tidak bisa
sejumlah 4 orang, mahasiswa profesi ners menyampaikannya itu karena
sejumlah 8 orang, 2 orang dosen, 2 orang bahasa, pake bahasa indonesia
perseptor dan 1 orang bina rohani Islami. ndak dong, pake bahsa jawa
Partisipan dipilih berdasarkan kriteria apalagi…”. (P23).
inklusi yakni merupakan mahasiswa PSIK 2. Tema 2) motivasi diri mahasiswa,
dan Ners FKIK UMY, dosen PSIK FKIK dengan sub tema motivasi mahasiswa,
UMY minimal berpendidikan S2, dan kebiasaan, akal pikiran dan harapan.
perseptor rumah sakit PKU Partisipan mengatakan biasanya caring
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta yang diawali dari motivasi dan kebiasaan
mengampu mahasiswa ners PSIK FKIK mahasiswa yang telah dilakukan. Hal
UMY. Karakteristik masing-masing ini didukung oleh pernyataan
partisipan dapat dilihat pada tabel berikut : partisipan berikut :
“…Ya kalau strategi dari saya
Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan memotivasi yang sudah dialami,
introspeksi diri, belajar dari
Pekerjaan Jenis Usia Jumlah pengalaman…”.(P8).
Kelamin (tahun)
S1 Laki-laki 4 3. Tema 3) pembiasaan ditahap
18 – 25
Perempuan 8 akademik, dengan sub tema kebijakan
Ko Ners Laki-laki 3 kampus, pengaruh dosen, pengalaman
21 – 23 & pengetahuan, proses belajar
Perempuan 5
Dosen Laki-laki 0 mengajar, sikap mahasiswa dan
30 – 40 pengaruh organisasi. Partisipan
Perempuan 2
Perseptor Laki-laki 1 mengatakan, pengaruh di lingkungan
35 – 45 akademik dari sekitarnya juga
Perempuan 1
Bina
mempengaruhi caring salah satunya
Rohani Laki-laki 30 1 kebijakan kampus, hal ini sesuai
Islami dengan penyataan partisipan berikut :
”…Mungkin dari kebijakan
kampus mengenai berpakaian
itukan merupakan kebijakan
Hasil dari penelitian ini mendapatkan 9 positif, seperti itu. Kalau
tema yang didukung oleh 34 sub tema, yang mengenai kebijakan sampai saat
terdiri dari : ini belum ada yang
mempengaruhi sampai ke hal
1. Tema 1) background mahasiswa, yang negatif terhadap caring
dengan sub tema budaya mahasiswa, sih…”(P21).
usia mahasiswa, diri pribadi
mahasiswa dan pola asuh. Partisipan 4. Tema 4) internalisasi dan pemahaman
mengatakan latar belakang seperti caring, dengan sub tema pengetahuan
budaya mempengaruhi caring caring mahasiswa, persepsi perilaku
mahasiswa, contohnya saja saat caring, dan pengintegrasian caring.
melakukan komunikasi menjadi Partisipan mengatakan bahwa caring
terkesan “kaku”. Hal ini sesuai dengan merupakan pemberian perhatian
pernyataan partisipan sebagai berikut: kepada orang lain, meliputi
biopsikososiokultural dan spiritual.

Konas Jiwa XVI Lampung 333


Hal ini seperti yang diungkapkan 7. Tema 7) lingkungan, dengan sub tema
partisipan berikut: lingkungan tempat kuliah, lingkungan
“...caring kalo menurut aku tempat kerja, lingkungan pergaulan
sama memberikan perhatian, dan sikap karyawan. Partisipan
kepedulian dan empati, bukan mengatakan, caring akan mudah
memberikan perhatian dari dibentuk di lingkungan yang satu
segi fisik saja misalnya sakit profesi, hal itu sesuai dengan
atau tidak sakit, tapi juga dari peryataan partisipan sebagai berikut :
segi psikologinya, ”…stikes itu sangat kondusif
lingkungannya..”(P5). untuk membangun perilaku
caring, dia punya dormitorim
5. Tema 5) keteladanan (uswatun sendiri yang dai tidur disitu
khasanah), dengan sub tema pengaruh perilaku nya 24 jam juga bisa
perawat, pengaruh perseptor, pengaruh kita terapkan nilai-nilai caring,
role model terhadap caring, sikap bina tapi PSIK UMY saya kira kita
rohani islami dan sikap dosen. masih agak sulit untuk
Partisipan mengatakan mahasiswa membentuk itu, kenapa ya itu
akan cenderung mengikuti apa yang tadi kita masih campur dengan
dilakukan oleh dosen atau profesi lain...(P22).
pembimbingnya. Hal ini sesuai
sdengan pernyataan partisipan berikut: 8. Tema 8) kebijakan rumah sakit,
“…Strateginya adalah eee apa dengan sub tema; budaya kerja
strateginya itu role model, role pemberian fasilitas ibadah kepada
model perawat memberikan pasien, pengaruh ko ners terhadap
contoh dan gambaran, jadi caring, pengaruh pengunjung,
coners itu akan melihat peraturan rumah sakit, perawat yang
perawat ketika melakukan kurang caring secara Islami. Partisipan
tindakan,. Strategi kedua mengatakan, kebijakan rumah sakit
adalah eee memotivasi yaa, secara Islam seperti pemberian fasilitas
memotivasi teman-teman beribadah ada yang belum bisa, seperti
coners ini untuk selalu beik mengajarkan dalam hal ibadah. Hal ini
kepada pasien, selalu sesuai dengan pernyataan pasrtisipan
berperilaku caring kepada berikut:
pasien itu memotivasi...” “…nah disitu kan kaya
(P24). perawatnya situ pengetahuan
tayamumnya itu sangat kurang,
6. Tema 6) sikap keagamaan, dengan sub jadi misal 15 orang perawat
tema motivasi Islam dan pengetahuan disitu, itu hanya 5 yang bisa
tentang agama. Partisipan mengatakan, ngelakuinnya…” (P7).
semakin baik pengetahuan agamanya,
maka akan semakin baik perilaku 9. Tema 9) perubahan zaman , dengan
caring yang dilakukan. Hal ini sub tema zaman mempengaruhi sikap
didukung oleh pernyataan pasrtisipan caring. Partisipan mengatakan, adanya
berikut : teknologi yang sangat berkembang
”…Kalau orang yang pesat sekarang ini membuat caring
penegtahuan agamanya kesesama menjadi berkurang. Hal ini
rendah ya otomatis sikapnya sesuai dengan pernyataan partisipan
kurang baik daripada yang berikut :
pemahaman agamanaya “…Teknologi yang berkembang
tinggi…”.(P25). pesat, buat orang sekarang itu
sudah mendapat apa yang

Konas Jiwa XVI Lampung 334


mereka butuhkan melalaui mengatakan bahwa terdapat perbedaan
teknologi, jadi memang eranya perilaku caring antara mahasiswa yang
sekarang, era distraktif ini masih tingkat satu yang masih masuk dalam
menghancurkan nilai nilai dari kategori remaja dimana pada masa itu
caring itu, apalagi yang islami, masih dalam masa penyesuaian, dengan
ya caring itu ya islami mahasiswa tingkat 3 yang sudah matang
sebenernya…“ (P22). dan dapat berinteraksi dengan baik.

Selain usia dan budaya, diri pribadi masing-


Pembahasan masing mahasiswa juga dapat
mempengaruhi perilaku caring. Partisipan
mengungkapkan, caring dapat dimulai dari
Background Mahasiswa dorongan dan kemauan diri sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian ini, adanya Firmansyah (2019) mengungkapkan
background mahasiswa yang meliputi kepekaan dan sensitifitas dapat berkembang
budaya, usia, diri pribadi dan pola asuh melalui perasaan diri seseorang.
dapat mempengaruhi caring yang Kesensitifan dan kepekaan terhadap orang
dilakukannya. Partisipan mengatakan, lain akan membuat tingkat kepedulian
banyaknya mahasiswa yang berasal dari seseorang bertambah.
provinsi yang berbeda-beda mempengaruhi
caring mahasiwa, khususnya pada Hasil penelitian ini juga menunjukkan
perbedaan bahasa untuk berkomunikasi. bahwa pola asuh akan mempengaruhi
tingkat caring mahasiswa. Pola asuh dan
Beragamnya budaya dan asal daerah tiap interaksi dengan keluarga dapat memberi
mahasiswa menjadikan suatu kendala pengaruh pada sikap anti sosial dan
dalam berkomunikasi. Partisipan mengontrol keseharian anak, sehingga pola
mengatakan, mahasiswa yang dari luar jawa asuh dianggap sebagai salah satu faktor
terkadang tidak bisa berbahasa jawa, yang mempengaruhi caring (Crocetti, dkk,
membuat mahasiswa menjadi “kaku” dalam 2016). Hal ini tidak sejalan dengan
berkomunikasi, sehingga apa yang ingin penelitian yang dilakukan oleh
disampaikan menjadi tidak tersampaikan. Lumbatobing, dkk (2017)
Budaya merupakan adat istiadat yang yangmengungkapkan jika tidak ada
menjadi ciri khas tiap daerah, termasuk hubungan anatara interaksi dan pola asuh
kadalam keramahan, komunikasi dan sopan keluarga dengan perilaku caring.
santun. Adanya perbedaan budaya, sering Eisenberg, VanScyndel, & Hofer (2015)
menghambat dalam penyampaian keramah- menjelaskan, orang tua yang sering
tamahan dan komunikasi berupa perbedaan mengungkapkan marah dan konflik dengan
informasi dan penggunaan bahasa sehingga anak-anaknya, akan cenderung membentuk
menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi anak menjadi mempunyai sikap khawatir,
yang akan menimbulkan kesalahpahaman sehingga cenderung kurang termotivasi
dalam mengartikan informasi yang diterima dalam membantu orang lain.
dan menghambat dalam berkomunikasi
kepada pasien maupun keluarga (Arumsari, Motivasi Diri Mahasiswa
Emaliyawati & Sriati, 2016). Motivasi diri mahasiswa berpengaruh
dalam perilaku caring Islami, seperti
Hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa motivasi diri, kebiasaan, akal pikiran dan
usia mempengaruhi caring Islami harapan dari mahasiswa itu sendiri.
mahasiswa. Partisipan mengatakan usia Partisipan mengatakan jika adanya motivasi
yang masih muda seperti mahaiswa tingkat dalam diri sendiri untuk bersikap caring
satu atau dua masih labil dalam melakukan akan mempermudah mahasiswa dalam
perilaku caring. Hal ini didukung oleh hasil melakukan caring terhadap orang lain,
penelitian Sulisno & Ulfa (2015) yang

Konas Jiwa XVI Lampung 335


partisipan juga mengatakan adanya tidak adanya kepedulian antar warga
kebiasaan bersikap caring juga akan kampus, kurangnya hormat antar dosen dan
meningkatkan perilaku caringnya. Hal ini mahasiswa, dan tidak adanyanya
sesuai dengan hasil penelitian yang kepedulian perbaikan sistem pendidikan
dilakukan oleh Maryanti, Nursalam dan tentang budaya, moral dan etika (Heydari,
Kurniawati (2015) yang menyatakan Hossein, & Aghebati, 2017).
bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi
yang tinggi akan memiliki keinginan untuk Partisipan mengatakan bahwa adanya
melaksanakan tugas sebagai mahasiswa keikutsertaan mahasiwa dalam organisasi
dengan baik. Mahasiswa dengan motivasi juga akan berdampak baik terhadap caring.
yang tinggi akan memiliki keinginan yang Hal ini sejalan dengan penelitian yang
kuat untuk meningkatkan kinerja, yang dilakukan oleh Rahmah (2016) yang
dalam hal ini yaitu perilaku caring. mengungkapkan keikutsertaan mahasiswa
Motivasi yang tinggi untuk menjadi dalam organisasi dapat memperluas
seorang perawat akan berhubungan positif interaksinya dengan orang lain dan akan
dengan sikap mahasiswa yang akan sering terpapar dengan suatu problem yang
menerima peran baru menjadi seorang akan menjadikan meraka akan lebih peduli
perawat dengan sikap caring yang telah terhadap sesama.
dibangun didalamnya (Astari, Houghty, &
br. sibuea, 2015).
Internalisasi dan pemahaman caring
Caring pada mahasiswa juga akan
Hasil penelitian ini didapatkan tema
terbangun dengan adanya pembiasaan pada
internalisasi dan pemahaman caring yang
diri mahasiswa. Partisipan mengatakan,
meliputi pengetahuan caring mahasiswa,
caring dapat dibiasakan mulai dari diri
persepsi perilaku caring, dan
sendiri dengan melakukan hal-hal keil
pengintegrasian perilaku caring. Setiap
seperti melakukan kebaikan kepada orang
mahasiswa mempunyai pengetahuan caring
lain. Hal ini sejalan dengan pendapat
yang berbeda-beda, hal ini ditunjukkan dari
Sulisno dan Ulfa (2015) yang mengatakan
beragam pendapat partisipan dalam
bahwa pengetahuan tidak cukup untuk
menjelaskan mengenai caring. Caring
membentuk perilaku caring, namun
merupakan bentuk dari empati, yang
diperlukan adanya pembiasaan untuk dapat
merupakan suatu kemauan dan
membentuk perilaku caring tersebut. Lebih
kemampuan untuk memberikan waktu,
lanjut dijelaskan, perilaku caring
energi dan kasih sayang kepada pasien.
mahasiswa dapat dilakukan mulai dari
Integrasi caring akan dapat dilakukan pada
interaksi dengan teman satu angkatan, hal
saat memberikan asuhan keperawatan.
tersebut akan melatih sikap caring mereka,
(Maryanti, Nursalam, & Kurniawati, 2015).
karena semakin lama interaksi, maka
perilaku caring akan semakin baik.
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa
pengetahuan caring mahasiswa menjadi
Pembiasaan di Tahap Akademik
salah satu faktor yang membangun caring
Pembiasaan di akademik dalam pembangun
pada mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki
caring Islami mahasiswa dipengaruhi oleh
kepribadian caring dengan mahasiswa
kebijakan kampus, dosen, pembelajaran,
yang tidak caring akan menunjukkan
organisasi, pengalaman, strategi belajar dan
perilaku yang berbeda. Mahasiswa yang
keaktifan mahasiswa itu sendiri. Atmosfir
memiliki kepribadian caring memiliki
yang ditemui mahasiswa akan
kemauan untuk memberikan kemampuan
mempengaruhi tingkat caring yang
yang dimiliki pada saat berinteraksi dengan
dimilikinya. Universitas dan tradisi
pasien seoptimal mungkin, sehingga
lingkungan kampus dapat mempengaruhi
mahasiswa akan melakukan tindakan
bahkan membatasi perilaku caring, seperti
sesuai dengan prosedur yang telah

Konas Jiwa XVI Lampung 336


dipelajari (Maryanti, Nursalam, & perilaku caring mereka sendiri sesuai
Kurniawati, 2015). dengan pengetahuan pada masa pendidikan
dan pengalaman di praktik kliniknya.
Hasil peneliatian ini menunjukkan bahwa Pembelajaran pada praktik klinik juga
persepsi caring mahasiswa berpengaruh memberikan kesempatan kepada mahasiwa
terhadap perilaku caring. Partisipan untuk melakukan pengintegrasian perilaku
mempunyai persepsi jika caring itu sangat caring dan berinteraksi secara langsung
penting dilakukan, caring menurut persepsi dengan orang lain (Arrohmah, 2017).
partisipan adalah seperti berlaku baik dan
perhatian kepada orang laim, selain itu Keteladanan (Uswatun Khasanah)
caring juga dapat dilakukan dari hal Berdasarkan hasil penelitian, keteladanan
sederhana seperti memperhatikan atau uswatun khasanah juga dapat menjadi
kebersihan pasien dan sekitarnya dan faktor yang membangun caring Islami
didasari rasa tulus ikhlas. Hal ini sejalan mahasiswa. Keteladanan yang dimaksud
dengan penelitian yang dilakukan oleh disini adalah adanya role model untuk di
Firmansyah (2019) yang mengatakan jadikan contoh, seperti dosen dan perseptor.
bahwa perawat yang memberikan caring Partisipan mengatakan, mahasiswa
terhadap klien berarti perawat sudah dapat cenderung akan mengikuti apa yang
menunjukkan perhatian, tanggung jawab pembimbing mereka lakukan, baik di klinik
atas perawatan yang diberikan terhadap maupun di akademik. Partisipan juga
klien, dan juga merawat klien dilakukan mengatakan, kebiasaan yang dilakukan
dengan tulus dan ikhlas. perawat di rumah sakit juga akan otomatis
diikuti oleh mahasiswa, seperti
Penelitian ini juga mendapatkan bahwa mengucapkan salam saat akan masuk ruang
terdapat perbedaan persepsi antara pasien. Persepsi mahasiswa terhadap
mahasiswa strata satu dengan mahasiswa pembimbing klinik dirumah sakit akan
profesi ners. Mahasiswa profesi ners mempengaruhi caring mahasiswa, karena
memiliki persepsi yang lebih banyak dan adanya interaksi antara mahasiswa dengan
lebih detail mengenai caring dibandingkan pembimbing klinik dapat menjadi dasar
dengan mahasisa strata satu. Hal ini caring ke pasien (Nursalam, 2015).
dibuktikan dengan banyaknya dan Pembimbing klinik akan memberikan
beragamnya pendapat mengenai caring dari bimbingan klinik, dan dapat menginspirasi
mahasiswa ners pada saat dilakukan Focus mahasiswa dan menjadi tokoh panutan atau
Grup Discussion (FGD). Perbedaan role model, karena nantinya pembimbing
persepsi perilaku caring disebabkan karena klinik tersebut yang akan memantau
adanya perbedaan pengalaman yang telah perkembangan mahasiswa selama
menjalani praktik klinik dan yang belum menjalankan praktik (Zuhri & Dwiantoro,
menjalani praktik klinik (Mlinar, 2010). 2014).

Panelitian ini juga menunjukkan bahwa Sikap Keagamaan


mahasiswa telah melakukan beberapa Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang
integrasi perilaku caring. Partisipan membangun perilaku caring Islami
mengatakn, perilaku caring yang sudah mahasiswa adalah pemahaman keagamaan
diterapkan seperti melakukan komunikasi yang meliputi motivasi islam dan
kepada pasien, memberikan sikap empati, pengetahuan agama dari mahasiswa itu
mengingatkan ibadah, membaca basmallah, sendiri. Partisipan mengatakan semakin
mengajarkan istigfar dan zikir dan tinggi pengetahuan keagamaan seseorang,
mendoakan pasien serta membantu maka akan semakin baik caring Islami yang
memenuhi kebutuhan pasien, khususnya diterapkan mahasiswa. Pengetahuan
mahasiswa ners. Mahasiswa akan merupakan bagian penting dari
menanamkan dan mengintegrasikan dilakukannya sebuah tindakan.

Konas Jiwa XVI Lampung 337


Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh factor dan tujuan rumah sakit (Ariyanti, Hadi, &
pendidikan, dan hubungan sosial (Rozaq, Arofiati, 2017).
2016). Pada penelitan ini partisipan yang
mempunyai pengetahuan agama lebih Perubahan Zaman
tinggi mampu mengerti caring islami yang Berdasarkan hasil penelitian ini, partisipan
lebih baik. menggungkapkan jika terdapat perbedaan
sikap caring mahasiswa zaman dulu dan
Lingkungan sekarang. Anak zaman sekarang kurang
Hasil penelitian ini menemukan faktor yang bisa menrapkan rasa hormat, terlebih pada
membangun perilaku caring Islami orang yang lebih tua. Hal ini disebabkan
mahasiswa adalah lingkungan, yang karena adanya kemajuan teknologi dan
meliputi lingkungan tempat kuliah, masuknya budaya barat, sehingga mereka
lingkungan kerja, lingkungan pergaulan dan cenderung menjadi lebih individualis (Sari,
sikap karyawan. Partisipan mengungkapkan Prasetyasari & Amalia, 2018).
caring akan mudah di terapkan di
lingkungan yang mendung, seperti yang
satu populasi, berisi orang-orang yang baik Kesimpulan
dan mendukung penerapan kepedulian. Hal
ini sesuai dengan penyataan yang Hasil penelitian ini didapatkan 9 tema
diuangkapakan Suratno (2014) yang yang menjadi faktor yang membangun
mengungkapkan, lingkungan berpengaruh caring Islami pada mahasiswa yaitu :
dalam pola perilaku dan interaksai sehari- background mahaiswa, motivasi diri
hari, dimana lingkungan yang baik dan mahasiswa, pembiasaan ditahap
pergaulan yang baik akan menjadi akademik, internalisasi dan pemahaman
penghuninya menjadi baik, begitupula caring, keteladanan (uswatun khasanah),
sebaliknya. sikap keagamaan, lingkungan, kebijakan
rumah sakit, perubahan zaman.Terdapat
Kebijakan rumah sakit banyak faktor yang mempengaruhi
Hasil penelitian ini didapatkan tema perilaku caring mahasiswa.
kebijakan rumah sakit dengan sub tema;
budaya kerja, pemberian fasilitas ibadah Hasil penelitian ini dapat dijadikan
kepada pasien, pengaruh co ners terhadap landasan untuk mengetahui faktor-faktor
caring, pengaruh pengunjung, peraturan yang membangun caring Islami pada
rumah sakit, dan adanya perawat yang mahasiswa, namun hendaknya juga
kurang caring secara Islami.. Rumah sakit dilengkapi dengan faktor penghambat dan
merupakan tempat bagi mahasiswa untuk pembahasan yang mendetail.
belajar argumentasi klinik, pengambilan
keputusan dan menerapkan profesionalisme Daftar Pustaka
keperawatan yang telah diajarkan sebagai
satu kesatuan (Zuhri & Dwiantoro, 2014). Abdurrouf, Muh., Nursalam.,
Kebijakan rumah sakit yang ada akan Purwaningsih. (2013). Model
berpengaruh pada budaya kerja, fasilitas, Caring Islami Terhadap
sikap perawat dan pengunjung terhadap Peningkatan Kepuasan Pasien.
perilaku caring yang dilakukan mahasiswa. Fakultas Keperawatan Universitas
Perilaku caring merupakan bentuk kinerja Airlangga Surabaya.
perawat yang dapat dipengaruhi oleh Ariyanti, S., Hadi, M., & Arofiati, F.
berbagai faktor, diantaranya budaya kerja (2017). Hubungan Karaakteristik
dan masa kerja. Terbentuknya perilaku Perawat dan Karakteristik
caring juga sangat dipengaruhi oleh sistem Organisasi dengan Perilaku Caring
nilai bersama yang dianut oleh para Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
perawat yang tercermin dalam visi, misi, Inap Rumah Sakit Kartika Husada

Konas Jiwa XVI Lampung 338


Pontianak. Jurnal Keperawatan Interaction in Nursing Education :
Sudirman Volume 12 Nomer 3 An Integratif Review. Journal of
November 2017. Caring Sciences : 6 (3), 257-267
Arrohmah, M. (2017). Gambaran Keliat, Makmur; Asra Virgianita, Shofwan
Penerapan 10 Karatif Caring pada Al Banna Choiruzzad, Agus Catur
Mahasiswa Keperawatan Aryanto Putro. (2013). Pemetaan
Universitas Diponegoro yang Telah Pekerja Terampil Indonesia dan
Menjalani Praktik Klinik di Rumah Liberalisasi Jasa ASEAN. Laporan
Sakit. Penelitian ASEAN Study Center
Arumsari, Dinda Piranti., Emaliyawati, Universitas Indonesia Bekerjasama
Etika., Sriati, Aat. (2016). dengan Kementerian Luar Negeri
Hambatan Komunikasi Efektif RI. Jakarta.
Perawat dengan Keluarga Pasien Lumbantobing, V ., Adiningsih, D.,
dalam Perspektif Perawat. Jurnal Praptiwi, A., & Hafsari, T., (2017).
Pendidikan Keperawatan Indonesia Analisis Caring Ability Remaja di
;2(2):104-114 Kecamatan Parigi Kabupaten
Astari, A., Houghty, G. S., & Br. Sibuea, R. Pangandaran. Jurnal Aplikasi
O. (2015). Profession and Caring IPTEK untuk Masyarakat Volume
Atitute Socialization Toward 6, Nomer 3, September 2017: 149-
Students in Faculty of Nursing 152.
Science. Jurnal Skolastik Maryanti, H., Nursalam, & Kurniawati, N.
Keperawatan Vol.1, No. 1 Januari- D. (2015). Model Peningkatan
Juni 205 ISSN:2443-0935E- Perilaku Caring Terhadap
ISSN:2443-1699. Pencapaian Kompetensi Mahasiswa
Crocetti, E, Van der Graaff, J., Moscatelli, Pada Keperawatan Kritis. Jurnal
S., Keijers, L., Koot, H. M., ... Ners Volume 10 Nomer 1 April
Branje, S.(2016). A longitudinal 2015:158-164.
study on the effects of parental
monitoring on adolescent antisocial Mlinar, S. (2010). First- and third-year
behaviors: The moderating role of student nurses‟ perseptions of
adolescent empathy. Frontiers in caring behaviors. Nursing Ethics,
Phychology, 7 (NOV), 1-11. Vol.4 Doi :
https:// 10.1177/0969733010364903
doi.org/10.3389/fpsyg.2016.01726 Mulyaningsih & Prajayanti, Eska Dwi.
Eisenberg, N., VanSchyndel, S. K., & (2018). Hubungan Tingkat
Hofer, C . (2015). The association Pengetahuan Dengan Perilaku
of maternal socialization in Caring Mahasiswa Keperawatan
childhood and adolescence with Stikes „Aisyiyah Surakarta. IJMS-
adult offsprings‟ sympathy/caring. Indonesia Journal On Medical
Developmental Psychology, 51(1), Science – Volume 5No. 1 – Januari
7-16. 2018.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10. Nursalam. (2014). Caring As Core Value In
1037/a0038137 Nursing Dalam Meningkatkan
Firmansyah, Cecep Solehudin., Noprianty, Mutu Asuhan Keperawatan
Richa., & Karana, Indra. (2019). Nursalam. (2014). Caring Sebagai Dasar
Perilaku Caring Perawat Peningkatan Mutu Pelayanan
Berdasarkan Teori Jean Watson di Keperawatan Dan Keselamatan
Ruang Rawat Inap. Jurnal Pasien. Fakultas Keperawatan
Vokasional Vol. 4 No.1 Universitas Airlangga. Surabaya
Heydari, A., Hossein, K. M., & Aghebati,
N. (2017). Faculty-Student Caring

Konas Jiwa XVI Lampung 339


Potter, Patricia A & Perry, Anne G. (2009). Pendidikan Vol. IX, No. 1 Juni
Fundamental Keperawatan. Edisi 7. 2014 Hal. 92-99.
Jakarta : Salemba Medika Undang-Undang Keperawatan Nomor 38
Rozaq, Muhammad Abdur. (2016). Tahun 2014 Tentang Kesehatan.
Hubungan Antara Pengetahuan http://sinforeg.litbang.depkes.go.id/
Shalat dengan Motivasi upload/regulasi/UU_No._38_Th_2
Membimbing Pelaksanaan Shalat 014_ttg_Keperawatan_.pdf.
pada Perawat di Puskesmas Rawat Diakses: 25 Juni 2018.
Inap Bangsri Kecamatan Bangsri Zuhri, Nur & Dwiantoro, Luky. (2014).
Kabupaten Jepara. The 3th Pengetahuan Pelatihan
University Research Colloquium Perceptorship Terhadap Adaptasi
2016 ISSN 2407-9189. Perawat Baru. Tesis, Universitas
Salehian, M., Heydari, A., Aghebati, N., Diponegoro Semarang, Semarang.
Moonaghi, H. K., Mazloom, S. R.
(2016). Principle-based concept
analysis: Caring in nursing
education. School of Nursing,
Mashhad University of Medical
Sciences, Mashhad, Iran.
Electronic Physician, Volume: 8 :
2160-2167.
Salehian, M., Heydari, A., Moonaghi, H.
K., Aghebati, N. (2017).
Developing the concept of caring in
nursing education. School of
Nursing, Mashhad University of
Medical Sciences, Mashhad, Iran.
Electronic Physician, Volume: 9 :
4425-4433.
Sari, Intan Kumala., Prasetyasari, Anggilina
& Amalia, Rizky Sagita. (2018).
Pengembangan Budaya Sopan
Santun Menggunakan Teknik
Modeling Menghadapi Abad 21.
ISBN: 978-602-1180-70-9
Siwantoro, Edy. (2017). Efektifitas
Pemberian Modul Caring Berbasis
Kecerdasan Emosional Terhadap
Peningkatan Kompetensi
Keperawatan Mahasiswa Ners Dian
Husada
Sulisno & Ulfa. (2015). Interaksi Caring
Mahasiswa Keperawatan Tingkat I,
II dan III. Program studi Ilmu
Keperawatan. Fakultas Kedokteran.
Universitas Diponegoro. Semarang
Suratno. (2014). Pengaruh Lingkungan
Keluarga dan Lingkungan
Pergaulan Terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi Siswa. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Dinamika

Konas Jiwa XVI Lampung 340

Anda mungkin juga menyukai