Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS SEHAT SAKIT”

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Fajar Kurniawan
2. Natasya Wulandari
3. Nurul Hendriani
4. Oktariani Aulia Wilmar
5. Rahmi Santi Gusfani
6. Fitria Alfira
7. Putri Indriani

Dosen Pembimbing :
Ns. Millia Anggraini, S.Kep.M.KM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES PERINTIS PADANG

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya dan
bimbingannya kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Keperawatan Komunitas
Sehat Sakit’’. Tak pula kami mengucapkan terima kasih kepada Ns. Millia Anggraini, S.Kep.M.KM
yang telah membimbing kami mengenai Keperawatan Komunitas yang berguna bagi kami dan
mahasiswa-mahasiswa yang mempersiapkan diri menjadi seorang pendidik, kami mampu
menyesuaikan makalah ini sebagai aplikasi yang di terima dalam mengikuti mata kuliah Keperawatan
Komunitas I.

Kami berharap dengan adanya makalah ini semoga dapat mengetahui, memahami Konsep
Keperawatan Komunitas Sehat Sakit’. Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat bagi
pembaca dan bagi semua pembacanya. Kritik dan saran serta masukan dari teman-teman sangat kami
nantikan guna memperbaiki kesalahan kami, Karena kami hanya manusia biasa yang tak pernah luput
dari salah dan khilaf.

Bukittinggi, 17 Februari 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ............................................................................................................... 4


2. Tujuan ............................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Keperawatan Komunitas .............................................................................. 5
2. Tujuan Keperawatan Komunitas..................................................................................... 5
3. Fungsi Keperawatan Komunitas ..................................................................................... 6
4. Falsafah Keperawatan Komunitas .................................................................................. 6
5. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas ...................................................................... 7
6. Sasaran Keperawatan Komunitas ................................................................................... 7
7. Pengertian Sehat Sakit ................................................................................................... 9
8. Rentang Sehat Sakit ....................................................................................................... 9
9. Status Kesehatan ........................................................................................................... 10
10. Indikator Sehat .............................................................................................................. 11
11. Pendekatan dan Pencegahan Pada Kesehatan Komunitas ............................................ 12

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan .................................................................................................................. 15
2. Saran ............................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).

Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan


pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-
upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit
maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011). Dari
penjelasan diatas maka kelompok tertarik membahas mengenai konsep dasar
keperawatan komunitas.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu mengetahui konsep dasar keperawatan komunitas.
b. Tujuan Khusus
- Mampu mengetahui Pengertian Keperawatan Komunitas
- Mampu mengetahui Tujuan Keperawatan Komunitas
- Mampu mengetahui Fungsi Keperawatan Komunitas
- Mampu mengetahui Falsafah Keperawatan Komunitas
- Mampu mengetahui Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
- Mampu mengetahui Sasaran Keperawatan Komunitas
- Mampu mengetahui Pengertian Sehat Sakit
- Mampu mengetahui Rentang Sehat Sakit
- Mampu mengetahui Status Kesehatan
- Mampu mengetahui Indikator Sehat
- Mampu mengetahui Pendekatan dan Pencegahan Pada Kesehatan Komunitas
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan


kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah
terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu
hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).

2. Tujuan Keperawatan Komunitas


 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas
yang mereka miliki.
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga dan
kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat
yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
 Tujuan Khusus
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan atau keperawatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan atau keperawatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self
care).
f. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau keperawatan.
g. Mendorong dan menigkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan atau
keperawatan.
h. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri.
i. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
3. Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya
dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapatmempercepat proses penyembuhan.
4. Falsafah Keperawatan Komunitas
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas.
Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan
yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan
keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh
semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumerpelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang
saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus-menerus.
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus
ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.
5. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi : upaya upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif) dan mengemblikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan
yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
6. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran yang dituju untuk keerawatan komunitas dibagi menjadi beberapa, diantaranya :
a. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal
dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,
mental maupun sosial.
b. Keluarga
Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono,
2015)
c. Kelompok Khusus
Kelompok kusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a) Wanita tuna susila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a) Panti wredha
b) Panti asuhan
c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d) Penitipan balita
7. Pengertian Sehat sakit
 SEHAT
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan World Health Organization(WHO, 2015).
Menurut undang-undang No. 18 tahun 2014 pengertian kesehatan jiwa adalah kondisi
dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontibusi untuk komunitasnya
(Kemenkumham, 2014).
Orang yang jiwanya sehat adalah jika kondisi mental sejahtera dan kehidupannya
harmonis, produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang itu sendiri
(Afnuhazi, 2015).
 SAKIT

Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau
seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.

Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia
yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti bisaanya,
sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk
menjalanai operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi
fisik.

8. Rentang Sehat Sakit

Status kesehatan seseoorang terletak antara dua kutub, yaitu sehat optimal dan
kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian maka kita berada dalam
area sakit (Illness area), dan apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita
berada dalam areasehat (Wllness are). Jadi, status kesehatan selalu dinamis dan berubah
setiap saat.

Sesuai dengan rentang sehat-sakit maka status kesehatan dapat dibagi dalam keadaan
optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau sakit berat sampai meinggal dunia. Apabila
individu berada dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer (primary
prevention), yaitu perlindungan kesehatan (Health protection) dan perlindungan khusus
(Specific protection) agar terhindar dari penyakit.
9. Status Kesehatan

Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam rentang sehat-
sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, sosial kultural, pengalaman
masa lalu, aharapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.

A. Perkembangan

Perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah
pertumbuhan dan perkembangan.

B. Sosial dan kultural

Perubahan status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh pemikiran dan keyakinan


sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.

C. Pengalaman masa lalu

Perubahan status kesehatan dapat dipengaruhi juga oleh pengalaman masa lalu. Hal ini
dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalaman
kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya.

D. Harapan seseorang tentang dirinya

Harapan meruapakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan
status kesehatan ke arah yang optimal. Harapan ini dapat menghasilkan status kesehatan ke
tingkat yang lebih baik secara fisik maupun secara psikologis.

E. Keturunan

Keturunan juga dapat mempengaruhi terhadap status kesehatan seseorang mengingat


poteni perubahan status kesehhatan telah dimiliki melalui faktor genetik.

F. Lingkungan

Lingkungan yang dimakksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan,


kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang
memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang
dapat merubah status kesehatan.

G. Pelayanan

Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang
dapat mempengaruhi status kesehatan.

10. Indikator Sehat


1. Berhubungan dengan status kesehatan masyarakat :
a. Indikator komprehensif
- Angka kematian kasar menurun
- Rasio angka moralitas proposional rendah
- Umur harapan hidup meningkat
b. Indikator spesifik
- Angka kematian ibu dan anak menurun
- Angka kematian karena penyakit menular menurun
- Angka kelahiran menurun
2. Berhubungan dengan pelayanan kesehatan
a) Rasio antara pelayanan kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
b) Distribusi tenaga kesehatan merata
c) Informasi lengkap tentang fasilitas kesehatan
d) Informasi tentang sarana pelayanan kesehatan

Salah satu karakteristik reaksi perilaku manusia yang menarik adalah sifat
diferensialnya maksudnya adalah dimana suatu setimulus dapat menimbulkan beberapa atau
lebih dari satu respon yang berbeda, dan beberapa stimulus yang berbeda dapat menimbulkan
satu respon yang sama (Adi, Tri Nugroho, 2011).
Norma subjektif didefinisikan sebagai persepsi seseorang mengenai harapan untuk
melakukan suatu tingkah laku tertentu (Adi, Tri Nugroho,2011).
Fenomena di Indonesia, metode pengekangan tersebut bentuknya antara lain: Pasung kayu,
tali, belenggu, kendang, dan mengunci orang pada ruangan tertentu dan tertutup, metode-
metode ini diterapkan pada wanita, laki-laki, dan anak-anak yang menunjukkan sikap
ekspresi emosi tertentu yang berbeda dari orang kebanyakan (Lestari dan Wardani, 2014).
11. Pendekatan dan pencegahan pada kesehatan komunitas
 Pendekatan
a. Pendekatan kuratif : Dilakukan terhadap sasaran secara individual.
Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter menunggu
pasien datang di Puskesmas/tempat praktek). Melihat dan menangani klien/pasien
lebih kepada sistem biologis manusia/simptomatis/pasien hanya dilihat secara parsial
(padahal manusia terdiri dari bio-psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan
lainnya.

b. PendekatanPreventif
Sasaran/pasien adalah masyarakat (bukan perorangan). Menggunakan pendekatan
proaktif, artinya tidak menunggu masalah datang, tetapi mencari masalah. Petugas
turun di lapangan/masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah dan melakukan
tindakan. Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistik.
Terjadiya penyakit tidak semata karena terganggunya sistem biologis tapi aspek bio-
psiko-sosial.

Pendekatan lain yang dapat dilakukan:

a) Problem solving approach Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan


dengan menggunakan proses keperawatan.
b) Family approach Pendekatan terhadap keluarga binaan
c) Case Approach Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke puskesmas
yang dinilai memerlukan tindak lanjut.
d) Community approach Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan
melalui survey mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

 Pencegahan

Tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas berfokus pada kebutuhan


dasar komunitas, kebiasaan, pola perilaku masyarakat yang tidak sehat,
ketidakmampuan masyarakat beradaptasi dengan lingkungan internal & eksternal.

Intervensi Keperawatan Mencakup :


 Pendidikan kesehatan
 Mendemonstrasikan ketrampilan dasar yang dapat dilakukan di komunitas
 Memerlukan keahlian perawat ; melakukan konseling
 Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
 Rujukan keperawatan dan non keperawatan apabila diperlukan

Pencegahan berdasarkan pendapat Leavell dan Clark (Prepathogenesis Phase &


Pathogenesis Phase).
i. Prepathogenesis – (Primary Prevention / pencegahan Primer)
Prepathogenesis suatu kejadian penyakit atau masalah kesehatan Primary prevention
merupakan suatu usaha agar masyarakat yang berada dalam stage of optimum health tidak
jatuh kedalam stage yang lebih buruk.
Primary Prevention dilakukan dengan 2 cara :
 Health Promotion
Yaitu peningkatan status kesehatan masyarakat melalui:
 Health education
 Growth and development monitoring
 Marriage counseling
 Sex education
 Pengendalian lingkungan / P 2 M
 Askep pre natal
 Stimulasi dan bimbingan dini
 Perlindungan gizi
 Penyuluhan untuk pencegahan keracunan
 General and Specific protection
Imunisasi, personal hygiene, accidental safety, kesehatan kerja perlindungan diri dari bahan
kimia / toxin, pengendalian sumber pencemaran.

ii. Pathogenesis Phase


 Secondary prevention (pencegahan Sekunder)
Yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang masih sedang sakit, dengan 2 kegiatan ;
 Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera / adekuat),
melalui Penemuan kasus secara dini, pemeriksaan umum lengkap, penanganan kasus
survey terhadap kontak, dll.
 Disability limitation (pembatasan kecatatan)
-. Penyempurnaan & identifikasi terapi tujuan
-. Pencegahan komplikasi
-. Perbaikan fasilitas kesehatan
-. Penurunan beban social penderita, dll
 Tertiary prevention (pencegahan tersier)
Yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari sakit serta
mengalami kecatatan antara lain :Penkesh lanjutan, terapi kerja, perkampungan rehabilitasi
social, penyadaran masyarakat, dan lembaga rehabilitasi
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Keperawatan komunitas merupakan sintesis teori keperawatan dan teori
kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi
melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yag
mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas. Tujuan proses keperawatan
dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat.

Keperawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan


beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan, keerjasama, secara langsung, keadilan dan
otonomi klien. Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit. Keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap pengaruh
lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap kesehatan komunitas dan
memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
pencegahan.

2. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa
keperawatan khusus pada mata kuliah keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin, H. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.


Aziz, Alimul Hidayat, A. 1999. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Steven, P.J.M. 1999. Ilmu Keperawatan. Jilid 1 / P.J.M. Stevens, F.Bordui, W.E. van ser
Meer, G.I. Almekinders, J. Caris, J.A.G. van der Weyde; alih bahasa, J.A. Tomasow; editor
edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. Jakarta: EGC.
Jaji & Nurharlina.Buku panduan praktik profesi keperawatan komunitas, PSIK-FK Unsri
tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai