Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KEPERAWATAN

“MANAJEMEN KONFLIK ”

Oleh :
Muhammad Novaldi (1814201207)

Dosen Pembimbing :
Ns. Dia Resti DND, M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan karuniaNya, sehingga mendapat petunjuk dan kesabaran dalam menyelesaikan
tugas makalah ini. Tidak lupa shalawat dan salam semoga Allah SWT curahkan selalu kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang diridhoi-Nya. Makalah ini berisi tentang Kasus Manajemen Konflik. Namun
dalam penulisan makalah ini, mungkin jauh dari apa yang dinamakan sempurna karena masih
dalam tahap belajar. Oleh sebab itu, dengan senang hati atas saran dan kritiknya untuk
disusun selanjutnya. Demikianlah makalah sederhana ini disusun, mudah-mudahan
bermanfaat bagi kita semua.

Bukittinggi, Maret 2021

Muhammad Novaldi
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................................ii


Daftar Isi ...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................
2.1 Manajemen Konflik........................................................................................................5
2.2 Kategori Konflik.............................................................................................................5
2.3 Proses Konflik.................................................................................................................5
2.4 Penyelesaian Konflik .....................................................................................................6
2.5 Strategi Penyelesaian Konflik ........................................................................................7
2.6 Hasil Manajemen Konflik...............................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN KASUS...............................................................................................
3.1 Mengapa Terjadi Komplain..........................................................................................10
3.2 Siapa dan Apa yang Salah (Berdasarkan Input, Proses, Output)..................................10
3.3 Bagaimana Solusinya ...................................................................................................10
3.4 Apa Yang Harus Dilakukan..........................................................................................10
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Manajemen keperawatan mempunyai lingkup
manajemen operasional untuk dapat merencanakan, mengatur dan menggerakkan
karyawan dalam memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya pada pasien
melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan suatu pelayanan
keperwatan sebaik-baiknya kepada pasien, diperluikan suatu standar yang akan
digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan tersebut. (Anonim,
2011)
Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas
tenaga seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit
jika dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu
memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu
sendiri (Gillies, 2002).
Konflik dalam suatu organisasi atau dalam hubungan antar kelompok adalah
sesuatu yang tidak dapat kita hindarkan. Konflik dapat menjadi masalah yang serius
dalam setiap organisasi, tanpa peduli apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi
tersebut, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Karena itu
keahlian untuk mengelola konflik sangat diperlukan bagi setiap pimpinan atau manajer
organisasi. Konflik adalah suatu hal yang penting dan secara aktif mengajak organisasi
untuk terjadinya suatu konflik yang berarti juga sebagai pertumbuhan produksi. Teori ini
menekankan bahwa konflik dapat berakibat pertumbuhan produksi dan kehancuran
organisasi, tergantung bagaimana manajer mengolahnya. Karena konflik adalah suatu
yang tidak dapat dihindarkan dalam suatu organisasi, maka manajer harus mengolahnya
dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Konflik


 Konflik dalam pengertian yang sangat luas dapat dikatakan sebagai segala macam
bentuk antar hubungan antar manusia yang bersifat berlawanan (antagonistik).
 Menurut kamus besar bahasa Indonesia, konflik adalah percekcokan, perselisihan
atau pertentangan baik dari segi pemikiran atau kebijakan.
 Menurut Lewis A.Coser, konflik adalah perjuangan nilai kekuasaan dan sumber
daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai atau
melenyapkan lawan.
 Menurut Gillin dan Gillin, konflik merupakan proses interaksi yang berlawanan .
 Konflik adalah proses yang dimulai ketika satu pihak menganggap pihak lain
secara negatif mempengaruhi, atau akan secara negatif mempengaruhi, sesuatu
yang menjadi kepedulian pihak pertama.

Manajemen konflik adalah serangkaian aksi dan reaksi yang dilakukan oleh para
pelaku konflik atau pihak ketiga secara rasional dan seimbang, untuk pengendalian
situasi dan kondisi perselisihan atau pertikaian yang terjadi antara beberapa pihak.
Pendekatan didalam manajemen konflik berorientasi pada proses yang mengarah
ke dalam bentuk komunikasi dari para pelaku konflik dan pihak ketiga, dan bagaimana
mereka mempengaruhi interprestasi dan kepentingan .

2.2 Kategori Konflik


Konflik dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Intrapersonal
Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Keadaan ini merupakan masalah internal
untuk mengklarifikasikan nilai dan keinginan dari konflik yang terjadi. Hal ini sering
di manifestasikan sebagai akibat dari kompetisi peran. Misalnya, manajer mungkin
merasa konflik intrapersonal dengan loyalitas terhadap profesi keperawatan,
loyalitas terhadap pekerjaan dan loyalitas kepada pasien.
2. Interpersonal
Konflik yang terjadi antar dua orang atau lebih dimana nilai, tujuan dan keyakinan
berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara konstan berinteraksi
dengan orang lain sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan. Manajer sering
mengalami konfik dengan teman sesama manajer, atasan dan bawahannya.
3. Intergroup (Antar Kelompok)
Konflik terjadi antara dua atau lebih dari kelompok orang, departemen atau
organisasi. Sumber jenis konflik ini adalah hambatan dalam mencapai kekuasaan
dan otoritas ( kualitas jasa layanan ), keterbatasan prasarana.

2.3 Proses Konflik


Proses konflik dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain :
1. Konflik Laten
Tahapan konflik yang terjadi terus menerus (laten) dalam suatu organisasi.
Misalnya, kondisi tentang keterbataan staf dan perubahan yang cepat. Kondisi
tersebut memicu pada ketidak stabilan suatu organisasi dan kualitas produksi,
meskipun konflik yang ada kadang tidak tampak secara nyata atau tidak pernah
terjadi.
2. Konflik yang dirasakan (Felt Konflik)
Konflik yang terjadi karena adanya suatu yang dirasakan sebagai ancaman,
ketakutan, tidak percaya, dan marah. Konflik ini disebut juga sebagai konflik
“affectives”. Hal ini penting bagi seseorang untuk menerima konflik dan tidak
merasakan konflik tersebut sebagai suatu maslah/ancaman terhadap keberadaannya.
3. Konflik yang nampak / sengaja ditimbulkan
Konflik yang sengaja dimunculkan untuk mencari solusi. Tindakan yang
dilaksanakan mungkin menghindar, kompetisi, debat atau mencari penyelesaian
konflik. Setiap orang tidak sadar belajar menggunakan kompetisi, kekuatan dan
agresivitas dalam menyelesaikan konflik dalam perkembangannya. Sedangkan
penyelesaian konflik dalam suatu organisasi, memerlukan suatu upaya dan strategi
untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Resolusi konflik
Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua
orang yang terlibat di dalamnya dengan prinsip “win-win solution”.
5. Konflik “Aftermatch”
Konflik yang terjadi akibat dari tidak terselesaikannya konflik yang pertama.
Konflik ini akan menjadi masalah besar kalau tidak segera diatasi atau dikurangi
penyebab dari konflik yang sama.

2.4 Penyelesaian Konflik


1. Pengkajian
a. Analisa situasi
Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan. Setelah fakta
dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam. Kemudian
siapa yang terlihat dan peran masing-masing. Tentukan jika situasinya bisa
berubah.
b. Analisa dan mematikan isu yang berkembang
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah utama
yang memerlukan suatu penyelesaian dimulai dari masalah tersebut. Hindari
penyelesaian semua masalah dalam satu waktu.
c. Menyusun tujuan
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.
2. Identifikasi
Indentifikasi dikalukan dengan mengelola perasaan. Hindari suatu respon
emosional : marah, dimana setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap
kata-kata, ekspresi dan tindakan.
3. Intervensi
a. Masuk pada konflik
b. Diyakini dapat diselesaikan dengan baik.
c. Identifikasi hasil yang positif yang akan terjadi.
d. Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik
e. Penyelesaian konflik memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode
yang paling sesuai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.

2.5 Strategi Penyelesaian Konflik


1. Kompromi atau Negosiasi
Suatu srtategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling menyadari
dan sepakat tentang keinginan bersama. Penyelesaian seperti ini sering diartikan
sebagai “lose-lose situation” kedua unsur yang terlibat menyerah dan menyepakati
hal yang telah dibuat. Didalam manajemen keperawatan strategi ini sering
digunakan oleh midle – dan top manajer keperawatan.
2. Kompetisi
Strategi ini dapat diartikan sebagai “win-lose” penyelesaian konflik. Penyelesaian
ini menekankan bahwa hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa
mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan,
putus asa dan keinginan untuk perbaikan da masa mendatang.
3. Akomodasi
Istilah yang lain sering digunakan adalah ”cooprative”. Konflik ini berlawanan
dengan kompetisi. Pada strategi ini seseorang berusaha mengakomodasi
permasalahan-permasalahan dan memberi kesempatan orang lain untuk menang.
Masalah utama pada strategi sebenarnya tidak terselesaikan. Strategi ini biasanya
sering digunakan dalam suatu politik untuk suatu kekuasaan dengan berbagai
konsekwensinya.
4. Smoothing
Penyelesaian konflik dengan mengurangi komponen emosional dalam konflik. Pada
strategi ini individu yang terlibat dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan
dari pada perbedaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi diri. Strategi ini bisa
ditetapkan pada konflik yang ringan, tetapi untuk konflik yang besar misalnya
persaingan pelayanan/hasil produksi dan tidak dapat dipergunakan.
5. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang masalah
yang dihadapi tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan
masalahnya. Strategi ini dipilih bila ketidaksepakatan adalah membahayakan kedua
pihak,biaya penyelesaian lebih besar dari pada menghindar, atau maslah perlu orang
ketiga dalam menyelesaikannya atau jika masalah dapat terselesaikan dengan
sendirinya.
6. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi “win-win solution” pada koloaborasi kedua unsur
terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan.
Karena keduanya meyakini akan mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan,
masing-masing meyakininya. Strategi kolaborasi tidak akan berjalan jika kompetisi
insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang terlibat tidak memiliki
kemampuandalam menyelesaikan masalah dan tidak adanya kepercayaan dari kedua
kelompok / seorangan (Bowditch & Buono, 1994).

2.6 Hasil Manajemen Konflik


Apabila perhatian diberikan terhadap peranan manajer perawat dalam
meningkatkan suasana kerja perawat yang produktif, banyak kasus-kasus konflik yang
dapat di selesaikan. Pengetahuan dan keterampilan manajer konflik yang terjadi adalah
peran yang aktif dari manajer perawat. Zamke menunjukan bahwa stres dan tekanan
didalam merupakan perangsang. Yang membuat nanajer lebih positif, lebih hati-hati dan
pedulli terhadap karyawannya. Dalam surveinya, ia menemukan bahwa dalam penurunan
memotivasi kinerja yang baik, memperbaiki keluaran, dan menghilangkan pekerjaann
yang tidak produktif yang dapat menimbulkan masalah moral dan konflik. Dengan
perubahan sistem pembayaran kembali dirumah sakit, manajer perawat akan dihadapkan
pada stres, tekanan kerja, penurunan hasil kerja.

Konflik dapat menjadi sumber energi dan kreatifitas yang positif dan membangun
bila dikelola dengan baik. Jika tidak, konflik akan mengganggu fungsi, dan
menghancurkan, menghabiskan energi serta mengurangi keefektifan organisasi dan
pribadi.

Konflik dapat menghancurkan inisiatif atau kreatifitas, menyebabkan perilaku


bermusuhan dan kekacauan, hilangnya semangat tim dan hilangnya keinginan untuk
bekerja kearah pencapaian tujuan bersama, mengakibatkan jalan buntu dan kemacetan.
Kelola konflik jangan sampai meluas.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

3.1 Mengapa Terjadi Komplain


Karena pasien merasa tidak adanya tanggung jawab dari pihak dokter rumah sakit
maupun rumah sakit lain. Yang diharapkan pasien, ia akan di operasi seminggu kedepan
dan pasti sudah mempersiapkan diri, dan ternyata dari dokter tersebut tidak ada
pergerakan yang menyatakan bahwa pasien akan di operasi. Melainkan setelah konsul ke
bagian anestesi ada kelainan fungsional pada organ Y.

3.2 Siapa dan Apa yang Salah (Berdasarkan Input, Proses, Output)
1. Input
Sumber daya, Perlengkapan, Persediaan.
2. Proses
Penerimaan pasien rawat inap, Pemeriksaan pasien, Edukasi terhadap pasien,
Pengobatan.
3. Output
Meningkatnya status kesehatan, Pelayanan yang efisien, Kepuasan pasien.

3.3 Bagaimana Solusinya


1. Identifikasi masalah yang ada
a. Ketegangan antara kelompok
b. Perbedaan pendapat
c. Hambatan komunikasi
2. Identifikasi dampak yang dapat terjadi
a. Tidak adanya rasa saling percaya
b. Menurunkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya
c. Menurunkan moral, semangat, dan motivasi

3.4 Apa Yang Harus Dilakukan


1. Strategi mengatasi konflik dalam diri sendiri
a. Menciptakan kontak dan membina hubungan
b. Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
c. Menentukan tujuan
d. Merencanakan pelaksaan jalan keluar

2. Strategi mengatasi konflik antar pribadi


a. Pendekatan dapat melalui mengubah sistem untuk melihat kemungkinan
terjadinya reorganisasistruktural guna meluruskan perbedaan kepentingan dan
tujuan yang hendak dicapai keduanya
b. Atur dan rencanakan pertemuan antara individu yang terlibat konflik
c. Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat
d. Mengembangkan dan menguraikan solusi
e. Merencanakan pelaksanaannya
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Manajemen konflik adalah serangkaian aksi dan reaksi yang dilakukan oleh para
pelaku konflik atau pihak ketiga secara rasional dan seimbang, untuk pengendalian
situasi dan kondisi perselisihan atau pertikaian yang terjadi antara beberapa pihak.

Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam


menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah
proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional,
sehingga diharapkan keduanya saling menopang.

Konflik adalah suatu hal yang penting dan secara aktif mengajak organisasi untuk
terjadinya suatu konflik yang berarti juga sebagai pertumbuhan produksi. Teori ini
menekankan bahwa konflik dapat berakibat pertumbuhan produksi dan kehancuran
organisasi, tergantung bagaimana manajer mengolahnya. Karena konflik adalah suatu
yang tidak dapat dihindarkan dalam suatu organisasi, maka manajer harus mengolahnya
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Hani Handoko. Manajemen Personalia dan Sumber Daya manusia. Yogyakarta : BPFE.
2001.
Musliha dan Siti Fatmawati. 2010. Komunikasi Keperawatan Plus Materi Komunikasi
Terapeutik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional Ed. 3. Jakarta: Salemba Medika.
Satrianegara. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta
Swanburg, R. 1993. Introductory Manajemen and Leadership for Clinical Nurses. Jakarta:
EGC.
Swanburg, Russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Wahyudi. Manajemen Konflik Dalam Organisasi, Edisi Kedua. Bandung : Alfabeta. 2006.

Anda mungkin juga menyukai