Dosen Pembimbing :
Ns. Muhammad Arif, M.Kep
Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan karuniaNya, sehingga mendapat petunjuk dan kesabaran dalam menyelesaikan
tugas makalah ini. Tidak lupa shalawat dan salam semoga Allah SWT curahkan selalu kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang diridhoi-Nya. Makalah ini berisi tentang Konsep Dasar dan Askep Teoritis
Infark Miokard Akut. Namun dalam penulisan makalah ini, mungkin jauh dari apa yang
dinamakan sempurna karena masih dalam tahap belajar. Oleh sebab itu, dengan senang hati
atas saran dan kritiknya untuk disusun selanjutnya. Demikianlah makalah sederhana ini
disusun, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Tujuan .................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buku Ajar Keperawatan Sistem Kardiovaskuler, Infark miokardium mengacu pada
proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran
darah koroner berkurang. Infark miokard akut adalah suatu keadaan nekrosis otot jantung
akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang terjadi secara
mendadak. Penyebab paling sering adalah adanya sumbatan koroner.Sehingga terjadi
gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard, (Kasron, 2016).
B. Tujuan
Untuk mengetahui lebih dalam apa itu AMI atau Infark Miokard Akut. Mulai dari
konsep dasar beserta asuhan keperawatannya.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
Infark Miokard Akut adalah suatu keadaan gawat darurat jantung dengan
manifestasi klinis berupa perasaan tidak enak di dada atau gejala – gejala lain sebagai
akibat iskemia miokard. AMI merupakan kondisi kematian pada miokard (otot jantung)
akibat dari aliran darah ke bagian otot jantung terhambat. AMI merupakan penyebab
kematian utama bagi laki-laki dan perempuan di USA. Diperkirakan lebih dari 1 juta
orang menderita infark miokard setiap tahunnya dan lebih dari 600 orang meninggal
akibat penyakit ini. Untungnya saat ini terdapat pengobatan mutakhir bagi heart attack
yang dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan yang disebabkannya.
Pengobatan paling efektive bila dimulaai dalam 1 jam dari permulaan gejala.
AMI adalah kerusakan atau nekrosis sel jantung yang terjadi mendadak karena
terhentinya aliran darah koroner yang sebagian besar disebabkan oleh thrombus yang
menyumbat arteri koronaria di tempat rupture plak aterosklerosis (Pedoman Tata
Laksana Miokardium Akut, 2000). AMI adalah nekrosis miokard yang disebabkan oleh
tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan arteri koroner (Pedoman Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2004).
B. Etiologi
AMI disebabkan oleh karena atherosklerosis atau penyumbatan total atau sebagian
oleh emboli dan atau thrombus. Adapun faktor resiko yang menyebabkan terjadinya AMI
adalah:
1. Faktor resiko yang dapat diubah. Mayor : merokok, hipertensi, obesitas,
hiperlipidemia, hiperkolesterolemia dan pola makan. Minor : Stress, kepribadian tipe
A (emosional, agresif, dan ambivalen) dan inaktifitas fisik.
2. Faktor resiko yang tidak dapat diubaha. Hereditas/keturunan, usia lebih dari 40
tahun, ras, insiden lebih tinggi pada orang berkulit hitam, sex, pria lebih sering
terjadi daripada wanita.
Intinya AMI terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak
tertangani dengan baik sehingga menyebabkab kematian sel-sel jantung tersebut.
Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya :
1. Berkurangnya Suplai Oksigen Ke Miokard
a. Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah
mencapai sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan
pembuluh darah diantaranya: atherosclerosis, spasme, dan arteritis. Spasme
pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat
penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan beberapa hal
antara lain : (a) mengkonsumsi obat-obatan tertentu, (b) stress emosional atau
nyeri, (c) terpapar suhu dingin yang ekstrim, (d) merokok.
b. Faktor Sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung keseluruh
tubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas dari
factor pemompaan dan volume darah yang dipompakan. Kondisi yang
menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis
maupun isufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, mitrlalis,
maupun trikuspidalis) menyebabkan menurunnya cardac out put (COP).
Penurunan COP yang diikuti oleh penurunan sirkulasi menyebabkan bebarapa
bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat, termasuk dalam hal ini otot
jantung.
c. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika daya
angkut darah berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan
pemompaan jantung maka hal tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang
menyebabkan terganggunya daya angkut darah antara lain : anemia, hipoksemia,
dan polisitemia.
3. Gejala - Gejala :
a. Nyeri yang sangat hebat, terutama di tengah-tengah dada yang mrnjalar
kepunggung, bahu, leher dan lengan kiri.
b. Gelisah
c. Pusing dan keringat dingin
d. Gangguan gastrointestinal (mual, muntah, diare)
e. Syok sehingga tekanan darah rendah, nadi cepat dan kecil
f. Adanya aritmia (ekstrasistrol ventrikel,takikardia ventrikular paroksimal)
g. Pada auskultasi suara jantung yang lemah dan jauh, kadang-kadang terdengar
suara berderap, sebagai tanda telah terjadi gagal jantung kiri
4. Faktor Resiko
Secara garis besar terdapat dua jenis factor resiko bagi setiap orang untuk terkena
AMI, yaitu factor resiko yang bisa dimodifikasi dan factor resiko yang tidak bisa
dimodifikasi.
a. Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi
1) Merokok 4) Hipertensi siskemik
2) Konsumsi alkohol 5) Obesitas
3) Infeksi 6) Kurang olahraga
b. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi
1) Usia 4) RAS
2) Jenis kelamin 5) Tipe kepribadian
3) Riwayat keluarga 6) Kelas sosial
C. Patofisiologi
Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor
resiko seperti : obesitas, merokok, hipertensi dan lain-lain. Faktor-faktor ini disertai
dengan proses kimiawi terbentuknya lipoprotein di tunika intima yang dapat
menyebabkan interaksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cedera endotel
pembuluh darah korner.Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang
akan membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi komplikata yang dapat
menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila ruptur dapat terjadi thrombus.
Thrombus yang menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran darah berkurang,
sehingga suplay O2 yang diangkut dara ke jaringan miokardium berkurang yang anaerob
yang berakibat penumpukan asam laktat.
Dalam jangka waktu 2-4 jam timbul oedem sel-sel dan terjadi respon peradangan
yang disertai infiltrasi leukosit.Infark miokardium akan menyebabkan fungsi vertrikel
terganggu karena otot kehilangan daya kontraksi. sedang otot yang iskemik disekitarnya
juga mengalami gangguan dalam daya kontraksi secara fungsional infark miokardium
akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada daya kontraksi, gerakan dinding
abnormal, penurunan stroke volume, pengurangan ejeksi peningkatan volume akhir
sistolik dan penurunan volume akhir diastolik vertrikel.Keadaan tersebut diatas
menyebabkan kegagalan jantung dalam memompa darah (jatuh dalam dekompensasi
kordis) dan efek jantung ke belakang adalah terjadinya akumulasi cairan yang
menyebabkan terjadinya oedem paru-paru dengan manifestasi sesak nafas. Sedangkan
efek ke depan terjadinya penurunan COP sehingga suplay darah dan oksigen sistemik
tidak adekuat sehingga menyebabkan kelelahan.
AMI terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama yaitu lebih dari
30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel. Bagian jantung
yang terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya. Iskemia yang terjadi paling
banyak disebabkan oleh penyakit arteri koroner/coronary artery disease (CAD). Pada
penyakit ini terdapat materi lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di
dalam lumen arteri koronaria (arteri yang mensuplay darah dan oksigen pada jantung)
Plaque dapat rupture sehingga menyebabkan terbentuknya bekuan darah pada
permukaan plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa menghambat aliran
darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner.
Letak infark ditentukan juga oleh letak sumbatan arteri koroner yang mensuplai
darah ke jantung. Terdapat dua arteri koroner besar yaitu arteri koroner kanan dan kiri.
Kemudian arteri koroner kiri bercabang menjadi dua yaitu Desenden Anterior dan arteri
sirkumpeks kiri. Arteri koronaria Desenden Anterior kiri berjalan melalui bawah anterior
dinding ke arah afeks jantung. Bagian ini menyuplai aliran dua pertiga dari septum
intraventrikel, sebagaian besar apeks, dan ventrikel kiri anterior. Sedangkan cabang
sirkumpleks kiri berjalan dari koroner kiri kearah dinding lateral kiri dan ventrikel kiri.
Daerah yang disuplai meliputi atrium kiri, seluruh dinding posterior, dan sepertiga
septum intraventrikel posterior. Selanjutnya arteri koroner kanan berjalan dari aorta sisi
kanan arteri pulmonal kearah dinding lateral kanan sampai ke posterior jantung. Bagian
jantung yang disuplai meliputi: atrium kanan, ventrikel kanan, nodus SA, nodus AV,
septum interventrikel posterior superior, bagian atrium kiri, dan permukaan diafragmatik
ventrikel kiri. Berdasarkan hal diatas maka dapat diketahui jika infark anterior
kemungkinan disebabkan gangguan pada cabang desenden anterior kiri, sedangkan
infark inferior bisa disebabkan oleh lesi pada arteri koroner kanan.
Berdasarkan ketebalan dinding otot jantung yang terkena maka infark bisa
dibedakan menjadi infark transmural dan subendokardial. Kerusakan pada seluruh
lapisan miokardiom disebut infark transmural, sedangkan jika hanya mengenai lapisan
bagian dalam saja disebut infark subendokardial. Infark miokardium akan mengurangi
fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis akan kehilangan daya kotraksinya begitupun
otot yang mengalami iskemi (disekeliling daerah infark).
D. Mekanisme Klinis
Tidak semua serangan mulai secara tiba-tiba disertai nyeri yang sangat parah
seperti yang sering kita lihat pada tayangan TV atau sinema. Tanda dan gejala dari
serangan jantung tiap orang tidak sama. Banyak serangan jantung berjalan lambat
sebagai nyeri ringan atau perasaan tidak nyaman. Bahkan beberapa orang tanpa gejala
sedikitpun (dinamakan silent heart attack. Akan tetapi pada umumnya serangan AMI ini
ditandai oleh beberapa hal berikut :
1. Nyeri Dada
Mayoritas pasien AMI (90%) datang dengan keluhan nyeri dada. Perbedaan dengan
nyeri pada angina adalah nyer pada AMI lebih panjang yaitu minimal 30 menit,
sedangkan pada angina kurang dari itu. Disamping itu pada angina biasanya nyeri
akan hilang dengan istirahat akan tetapi pada infark tidak.Nyeri dan rasa tertekan
pada dada itu bisa disertai dengan keluarnya keringat dingin atau perasaan takut.
Meskipun AMI memiliki ciri nyeri yang khas yaitu menjalar ke lengan kiri, bahu,
leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya
sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi pada manula, atau penderita DM berkaitan
dengan neuropathy.
2. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir diastolic
ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan hipervenntilasi.Pada
infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda adanya disfungsi
ventrikel kiri yang bermakna.
E. Komplikasi
Kemungkinan akanmunculnya komplikasi pada AMI ini tidak sedikit jika terjadi
penanganan yang salah, berikut ini komplikasi yang mungkin muncul yakni :
1. Aritmia
2. Oedema paru akut
3. Gagal jantung
4. Syok kardiogenik
5. Rupture miokard
6. Stroke
F. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG (Electrocardiogram)
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan menghasilkan
perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik diarahkan menjauh
dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan mengubah segmen ST
menyebabkan depresi ST.
Daerah infark Perubahan EKG
Anterior Elevasi segmen ST pada lead V3 -V4, perubahan resiprokal (depresi
ST) pada lead II, III, aVF.
Inferior Elevasi segmen T pada lead II, III, aVF, perubahan resiprokal
(depresi ST) V1 – V6, I, aVL.
Lateral Elevasi segmen ST pada I, aVL, V5 – V6.
Posterior Perubahan resiprokal (depresi ST) pada II, III, aVF, terutama
gelombang R pada V1 – V2.
Ventrikel kanan Perubahan gambaran dinding inferior
2. Test Darah
Selama serangan, sel-sel otot jantung mati dan pecah sehingga protein-protein
tertentu keluar masuk aliran darah.
a. Kreatinin Pospokinase (CPK) termasuk dalam hal ini CPK-MB terdetekai
setelah 6-8 jam, mencapai puncak setelah 24 jam dan kembali menjadi normal
setelah 24 jam berikutnya.
b. LDH (Laktat Dehidrogenisasi) terjadi pada tahap lanjut infark miokard yaitu
setelah 24 jam kemudian mencapai puncak dalam 3-6 hari. Masih dapat
dideteksi sampai dengan 2 minggu.Iso enzim LDH lebih spesifik dibandingkan
CPK-MB akan tetapi penggunaan klinisnya masih kalah akurat dengan nilai
Troponin, terutama Troponin T. Seperti yang kita ketahui bahwa ternyata
isoenzim CPK-MB maupun LDH selain ditemukan pada otot jantung juga bisa
ditemukan pada otot skeletal.
c. Troponin T & I merupakan protein merupakan tanda paling spesifik cedera otot
jantung, terutama Troponin T (TnT)Tn T sudah terdeteksi 3-4 jam pasca
kerusakan miokard dan masih tetap tinggi dalam serum selama 1-3
minggu.Pengukuran serial enzim jantung diukur setiap selama tiga hari pertama;
peningkatan bermakna jika nilainya 2 kali batas tertinggi nilai normal.
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Vasodilator
Vasodilator pilihan untuk mengurangi nyeri jantung adalah nitroglyserin, baik
secara intra vena maupun sublingual. Efek samping vasodilator yaitu dapat
menurunkan preload, beban kerja jantung dan afterload.
b. Antikoagulan
Heparin adalah antikoagulan pilihan utama, heparin bekerja memperpanjang
waktu pembekuan darah sehingga mencegah pembentukan thrombus. Obat-
obatan ini mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan darah pada
arteri. Missal: heparin dan enoksaparin.
c. Trombolitik
Untuk melarutkan thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil
penyumbatan dan meluasnya infark, trombolitik yang biasa digunakan adalah
streptokinase, aktifalti plasminogen jaringan (5-14) dan amistrptelase. Obat-
obatan ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah pembuluh darah
koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih lanjut.
Obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat
arteri koroner. Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul
gejal pertama dan tidak boleh lebih dari 12 jam pasca serangan. Selain itu tidak
boleh diberikan pada pasien diatas 75 tahun Contohnya adalah streptokinase.
d. Analgetik
Pemberian dibatasi hanya untuk pasien yang tidak efektif dengan pemberian
nitrat dan antikoagulan, analgetik pilihan adalah morfin sulfat secara IV
2. Pemberian sediaan O2 sesuai dengan kebutuhan/kondisi
3. Bed rest bertahap sesuai dengan kondisi
H. Penanganan
1. Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan oksigen yang
melimpah untuk jaringan, dapat menurunkan beban kerja jantung. Oksigen yang
diberikan 5-6 L /menit melalu binasal kanul.
2. Pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang mematikan dapat terjadi
dalam jam-jam pertama pasca seranga.
3. Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung sehingga mencegah
kerusakan otot jantung lebih lanjut. Mengistirahatkan jantung berarti memberikan
kesempatan kepada sel-selnya untuk memulihkan diri.
4. Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan dan nutrisi yang
diperlukan. Pada awal-awal serangan pasien tidak diperbolehkan mendapatkan asupa
nutrisi lewat mulut karena akan meningkatkan kebutuhan tubuh erhadap oksigen
sehingga bisa membebani jantung.
5. Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya mendapatkan
aspirin (antiplatelet) untuk mencegah pembekuan darah. Sedangkan bagi pasien
yang elergi terhadap aspirin dapat diganti dengan clopidogrel.
6. Nitroglycerin dapat diberikan untuk menurunkan beban kerja jantung dan
memperbaiki aliran darah yang melalui arteri koroner. Nitrogliserin juga dapat
membedakan apakah ia Infark atau Angina, pada infark biasanya nyeri tidak hilang
dengan pemberian nitrogliserin.
7. Morphin merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi sangat mendepresi
aktivitas pernafasan, sehingga tdak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat
gangguan pernafasan. Sebagai gantinya maka digunakan petidin.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan infark miokardium akut merupakan salah satu aspek
penting dalam proses keperawatan. Hal ini penting untuk merencanakan tindakan
selanjutnya. Pengkajian harus dilakukan dengan sistematis, mencakup riwayat
sebelumnya dan saat ini khususnya yang berhubungan dengan gambaran gejala seperti
nuyeri dada, sulit bernafas (dispnea, palpitasi, pingsan/sinkop), atau keringat dingin
(diaforesis), (Muttaqin, A, 2012).
1. Keluhan Utama
Keluhan utama biasanya nyeri dada, perasaan sulit bernafas, dan pingsan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan
serangkaian pertanyaan mengenai nyeri dada pada klien secara PQRST yang
meliputi :
a. Provoking incident : nyeri setelah beraktivitas dan tidak berkurang dengan
istirahat dan setelah diberikan nitrogliserin.
b. Quality of pain : seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Sifat
nyeri dapat seperti tertekan. di peras, atau diremas.
c. Region : radiation, relief: lokasi nyeri di daerah substernal atau nyeri di atas
perikardium. Penyebaran nyeri dapat meluas hingga area dada. Dapat terjadi
nveri dan ketidakmampuan menggerakkan bahu dan tangan.
d. Severity (Scale) of pain : klien ditanya dengan menggunakan rentang 0-4 atau
0-10(visual analogue scale-VAS) dan klien akan menilai seberapa berat nyeri
yang dirasakan. Biasanya pada saat angina teriadi, skala nyeri berkisar antara
3-4 (skala 0-4) atau 7-9 (skala 0- 10).
e. Time : sifat mula timbulnya (onet). Biasanya gejala nyeri timbul mendadak.
Lama timbulnya (durasi) nyeri dada umumnya dikeluhkan lebih dari 15 menit.
Nyeri oleh Infark Miokardium dapat timbul pada waktu istirahat, nyeri biasanya
dirasakan lebih berat dan berlangsung lebih lama. Gejala-gejala yang menyertai
infark miokardium meliputi dispnea, berkeringat, ansietas, dan pingsan.
2) Palpasi
Denyut nadi perifer melemah. Thrill pada linfark Miokard Akut tanpa
gangguan biasanya tidak ditemukan.
3) Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurun akibat volume sekuncup yang disebabkan
Infark Miokard Akut. Bunyi jantung tambahan akibat kelainan biasanya
ditemukan pada Infark Miokard Akut tanpa komplikasi.
4) Perkusi
Batas jantung tidak mengalami pergeseran.
d. B3 (brain)
Kesadaran umum klien biasanya Compos Mentis. Tidak ditemuan sianosis
perifer. Pengkajian objek klien, yaitu wajah meringis, postur tubuh, menangis.
merintih geng belaka. dan menggeliat yang merupakan respons dari adanya
nyeri dada akibat infark pada miokardium.
e. B4 (bladder)
Pengukuran volume keluaran urine berhubungan dengan asupan cairan klien.
Oleh karena itu, perawat perlu untuk memantau oliguria pada klien dengan
Infark Miokard karena merupakan tanda awal syok kardiogenik.
f. B5 (bowel)
Klien biasanya mengalami mualmuntah. Pada palpasi perut ditemukan nyeri
tekan pada keempat kuadran, penurunan peristaltik usus yang menjadi tanda
utama Infark Miokard Akut.
g. B6 (bone)
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan. Klien sering menemukan
kelemahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, dan jadwal olahraga teratur.
Tanda klinis yang ditemukan adalah takikardia, dispnea pada saat istirahat atau
beraktivitas. Kaji hygienis pelanggan pribadi dengan menanyakan kepada
pengguna untuk melakukan tugas perawatan diri.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung b/d Perubahan Irama Jantung
2. Nyeri Akut b/d Agen Pencedera Fisiologis (Iskemia Miokard)
C. Intervensi Keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung b/d Perubahan Irama Jantung
Observasi
- Identifikasi karekteristik nyeri dada
- Monitor EKG
- Monitor enzim jantung
- Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
- Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
- Pasang akses intravena
- Puasakan hingga bebas nyeri
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stres
Edukasi
- Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
- Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
- Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiplatelet
- Kolaborasi pemberian morfin
- Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam
Potter & Perry, 1997). Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien
terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses
keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. (Mubarak, dkk.,
2011)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infark Miokard Akut adalah suatu keadaan gawat darurat jantung dengan
manifestasi klinis berupa perasaan tidak enak di dada atau gejala – gejala lain sebagai
akibat iskemia miokard. AMI merupakan kondisi kematian pada miokard (otot jantung)
akibat dari aliran darah ke bagian otot jantung terhambat. AMI merupakan penyebab
kematian utama bagi laki-laki dan perempuan di USA. Diperkirakan lebih dari 1 juta
orang menderita infark miokard setiap tahunnya dan lebih dari 600 orang meninggal
akibat penyakit ini. Untungnya saat ini terdapat pengobatan mutakhir bagi heart attack
yang dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan yang disebabkannya.
Pengobatan paling efektive bila dimulaai dalam 1 jam dari permulaan gejala.
Tim Pokja SDKI DPP PPN. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawatan Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPN. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawatan Nasional Indonesia
Tim Pokja SlKI DPP PPN. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawatan Nasional Indonesia
ANALISA JURNAL
“NURSING CARE ON ACUTE MYOCARDIAL
INFARCTION PATIENT IN FULFILLING THE NEEDS
OF SAFE AND COMFORTABLE”
BAB I
ANALISA JURNAL
A. Judul
Nursing Care On Acute Myocardial Infarction Patient In Fulfilling The Needs Of Safe
And Comfortable.
B. Penelitian
Hanifah Ambang Fitriani, Anissa Cindy Nurul Afni
C. Ringkasan Jurnal
Infark Miokard Akut(AMI) merupakan suatu kematian sel-selmiokardium yang
terjadi akibat akibatkekurangan oksigen berkepanjangan. HalIni adalah respons letal
terakhir terhadapiskemia miokard yang tidak teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati
setelah sekitar20 menit mengalami kekurangan oksigen. Biasanya miokard Akutterjadi
jika suatu sumbatan pada arterikoroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran
darah ke suatu bagiandari jantung. Jika terputusnya atau menipisnya darah
iniberlangsung lebih dari beberapa menit,maka jaringan jantung akan mati.
D. Tujuan Penelitian
Untuk melihat gambaran asuhan keperawatan padapasien Infark Miokard Akut dalam
pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman.
A. Problem
Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi
kasus. Studi kasus ini adalah studi untuk dieksplorasi asuhan keperawatan untuk
dieksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien infark miokardakut dalam
pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang
pasien infark miokard akut dengan diagnosis keperawatan nyeri akut di ruang Unit
Perawatan Kardiovaskular Intensif.
B. Intervention
Desain yang digunakan dalam Karya Tulis Ilmiah adalah dengan rancangan studi kasus.
Studi kasus adalah uraian dan penjelasan informasi mengenai berbagai aspek seorang
individu, kelompok, organisasi,progam, situasi sosial dan sebagainya. Pengambilan data
dengan alokasi waktuselama 3 hari dilakukan pada tanggal 21 -23 Februari 2019.
Berdasarkan proses tahapan keperawatan, maka langkah pertama yangharus dilakukan
pada pasien AcuteInfark miokard (AMI) adalah pengkajian. Studi kasus ini pengkajian
awal yang dilakukan fokus padakeluhan utama pasien, riwayat kesehatan, pemeriksaan
nyeri termasuk PQRST,pemeriksaan tanda-tanda vital. Diagnosa keperawatan utamapada
studi kasus ini yaitu nyeri akutberhubungan dengan agen cidera biologi. Intervensi
keperawatan utama yang diberikan penulis adalah terapi Relaksasi benson, terapi
relaksasi bensonsuatu relaksasi teknik yang digabungkan dengan keyakinan yang dianut
oleh pasien.
C. Comparation
1. Penerapan Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri pada Pasien
Dengan Infark Miokard Akut di Bangsal Jantung RSUP. Dr. M. Djamil Padang
Tahun 2018.
Analisis dilakukan dengan membandingkan antara 2 kasus dengan teori yang ada.
Hasil pengkajian pasien sama-sama mengeluh nyeri dada. Diagnosa keperawatan
adalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, gangguan pola tidur dan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Rencana dan tindakan
keperawatan sesuai dengan NIC salah satunya mengajarkan teknik nafas dalam
untuk mengatasi nyeri. Hasil evaluasi pada kedua kasus, masalah nyeri teratasi pada
hari rawatan ke empat. Disarankan pada perawat ruangan agar tidak hanya berfokus
pada pemberian terapi farmakologis, namun juga meningkatkan pemahaman pasien
tentang tekhnik relaksasi nafas dalam untuk mengontrol nyeri pada pasien Infark
Miokard Akut agar dampak dari penyakit ini bisa dicegah lebih lanjut.
D. Outcome
Dari hasil penelitian ini terbukti Pengelolaan asuhan keperawatanpada pasien Infark
Miokard Akut dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan masalah
keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yang dilakukan dengan
tindakan teknik relaksasi Benson selama 3 hari didapatkan hasil penurunan penurunan
skala nyeri dari skala 5 menjadi skala 2. Rekomendasi tindakan terapi relaksasi Benson
sangat efektif dilakukan pada pasien Infark Miokard Infark dengan nyeri akut.
Rekomendasi tindakan terapi relaksasi Benson efektif dilakukan pada pasien Infark
Miokard Akut dengan masalah nyeri. Adanya relaksasi dapat mempengaruhi kerja jaras
sehingga dapat toleransi dan toleransi pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infark miokard akut adalah kematian otot jantung yang disebabkan oleh penyumbatan di
arteri koroner. Otot jantung tidak akan disuplai dengan darah begitu juga rusak dan bisa
menyebabkan kematian. Pasien infark miokard akut biasanya mengalami nyeri dada.
Salah satu penatalaksanaan nyeri pada infark miokard akut pasien dengan tindakan non
farmakologis yang dapat dilakukan secara mandiri yaitu Terapi relaksasi Benson.
Manajemen asuhan keperawatan pada PT penderita infark miokard akut dalam
pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman dengan masalah nyeri keperawatan akut yang
dilakukan oleh relaksasi Benson terapi selama 15 menit didapatkan pengurangan skala
nyeri dari skala nyeri 5 menjadi 2 dalam tiga hari. Rekomendasi: Terapi relaksasi Benson
efektif dalam pasien dengan infark miokard akut dengan masalah nyeri. Adanya relaksasi
dapat mempengaruhi kerja keras pasien untuk mengalahkan persepsi dan toleransi
penderita nyeri.
B. Saran
Dalam penulisan ini tentunya banyak kurang dan tentunya ada lebihnya juga, untuk itu
penulis atau penyusun mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca. Dengan
adanya analisa ini penulis mengaharapkan agar para pembaca bisa memahami apa yang
sudah dijelaskan sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya dan agar lebih dapat
mengaplikasikan dalam merawat pasien dan mampu dalam pembuatan asuhan
keperawatan yang tepat yang banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari
keluarga, kerabat sampai teman pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ulfani, N. (2018). Penerapan Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri pada
Pasien Dengan Infark Miokard Akut di Bangsal Jantung RSUP. Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2018. Politeknik Kesehatan Kemenkes .
KEPERAWATAN KRITIS
“SAP TENTANG INFARK MIOKARD AKUT”
Dosen Pembimbing :
Ns. Muhammad Arif, M.Kep
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
INFARK MIOKARD AKUT
1. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, klien dan keluarga dapat memahami
tentang cara mencegah dan penanganan AMI di harapkan dapat meningkatkan
pengetahuan keluarga pasien terhadap penyakit AMI (Infark Miokard Akut).
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, klien dan keluarga dapat:
1) Menyebutkan pengertian dari definisi AMI (Infark Miokard Akut)
2) Menyebutkan etiologi dan faktor risiko Infark Miokard Akut (AMI)
3) Menyebutkan tanda dan gejala Infark Miokard Akut (AMI)
4) Dapat memahami pentingnya penatalaksanaan dan cara penanganan (AMI)
2. Pokok Bahasan
a. Definisi Infark Miokard Akut (AMI)
b. Etiologi dan faktor risiko Infark Miokard Akut (AMI)
c. Tanda dan gejala Infark Miokard Akut (AMI)
d. Penatalaksanaan dan cara penanganan Infark Miokard Akut (AMI)
3. Sasaran
Kliendan keluarga dengan penyakit Infark Miokard Akut (AMI) di RST Bukittinggi.
4. Metode
Ceramah dan tanya jawab
6. Media Penyuluhan
Materi SAP, Leaflet dan PPT
7. Kegiatan Penyuluhan
8. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di RST Bukittinggi
2) Waktu penyelenggaraan penyuluhan disepakati bersama sebelumnya.
b. Evaluasi Proses
1) Klien antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Klien tidak meninggalkan tempat saat penyuluhan dilakukan.
3) Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga dan klien mengetahui tentang
a) Definisi Infark Miokard Akut (AMI)
b) Etiologi dan faktor resikoInfark Miokard Akut (AMI)
c) Tanda dan gejala Infark Miokard Akut (AMI)
d) Penatalaksanaan dan penanganan Infark Miokard Akut (AMI)
2) Kehadiran keluarga dan klien dipertahankan sampai penyuluhan selesai
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Infark Miokard Akut adalah suatu keadaan gawat darurat jantung dengan
manifestasi klinis berupa perasaan tidak enak di dada atau gejala – gejala lain sebagai
akibat iskemia miokard. AMI merupakan kondisi kematian pada miokard (otot jantung)
akibat dari aliran darah ke bagian otot jantung terhambat. AMI merupakan penyebab
kematian utama bagi laki-laki dan perempuan di USA. Diperkirakan lebih dari 1 juta
orang menderita infark miokard setiap tahunnya dan lebih dari 600 orang meninggal
akibat penyakit ini. Untungnya saat ini terdapat pengobatan mutakhir bagi heart attack
yang dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan yang
disebabkannya. Pengobatan paling efektive bila dimulaai dalam 1 jam dari permulaan
gejala.
AMI adalah kerusakan atau nekrosis sel jantung yang terjadi mendadak karena
terhentinya aliran darah koroner yang sebagian besar disebabkan oleh thrombus yang
menyumbat arteri koronaria di tempat rupture plak aterosklerosis (Pedoman Tata
Laksana Miokardium Akut, 2000). AMI adalah nekrosis miokard yang disebabkan oleh
tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan arteri koroner (Pedoman Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2004).
Intinya AMI terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak
tertangani dengan baik sehingga menyebabkab kematian sel-sel jantung
tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya :
1. Berkurangnya Suplai Oksigen Ke Miokard
a. Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah mencapai
sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan pembuluh darah
diantaranya: atherosclerosis, spasme, dan arteritis. Spasme pembuluh darah bisa
juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung
sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan beberapa hal antara lain : (a)
mengkonsumsi obat-obatan tertentu, (b) stress emosional atau nyeri, (c) terpapar
suhu dingin yang ekstrim, (d) merokok.
b. Faktor Sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung keseluruh
tubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas dari
factor pemompaan dan volume darah yang dipompakan. Kondisi yang
menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis
maupun isufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, mitrlalis,
maupun trikuspidalis) menyebabkan menurunnya cardac out put (COP).
Penurunan COP yang diikuti oleh penurunan sirkulasi menyebabkan bebarapa
bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat, termasuk dalam hal ini otot
jantung.
c. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika daya
angkut darah berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan
pemompaan jantung maka hal tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang
menyebabkan terganggunya daya angkut darah antara lain : anemia, hipoksemia,
dan polisitemia.
2. Meningkatnya Kebutuhan Oksigen Tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi
diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan COP. Akan
tetapi jika orang tersebut telah mengidap penyakit jantung, mekanisme
kompensasi justru pada akhirnya makin memperberat kondisinya karena kebutuhan
oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai oksigen tidak bertambah.
2. Penanganan
a. Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan oksigen
yang melimpah untuk jaringan, dapat menurunkan beban kerja jantung. Oksigen
yang diberikan 5-6 L /menit melalu binasal kanul.
b. Pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang mematikan dapat
terjadi dalam jam-jam pertama pasca seranga.
c. Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung sehingga
mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut. Mengistirahatkan jantung berarti
memberikan kesempatan kepada sel-selnya untuk memulihkan diri.
d. Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan dan nutrisi yang
diperlukan. Pada awal-awal serangan pasien tidak diperbolehkan mendapatkan
asupa nutrisi lewat mulut karena akan meningkatkan kebutuhan tubuh erhadap
oksigen sehingga bisa membebani jantung.
e. Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya
mendapatkan aspirin (antiplatelet) untuk mencegah pembekuan darah.
Sedangkan bagi pasien yang elergi terhadap aspirin dapat diganti dengan
clopidogrel.
f. Nitroglycerin dapat diberikan untuk menurunkan beban kerja jantung dan
memperbaiki aliran darah yang melalui arteri koroner. Nitrogliserin juga dapat
membedakan apakah ia Infark atau Angina, pada infark biasanya nyeri tidak
hilang dengan pemberian nitrogliserin.
g. Morphin merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi sangat
mendepresi aktivitas pernafasan, sehingga tdak boleh digunakan pada pasien
dengan riwayat gangguan pernafasan. Sebagai gantinya maka digunakan
petidin.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : EGC.