Anda di halaman 1dari 57

Ns. Lisa Mustika Sari M.

Kep

http://www.mentorhealthcare.com/images/katarak1.jpg
 Lensa
 Bikonvek
 Avaskuler
 Transparan
 Elastis
 Mempunyai kemampuan refraksi
 Terletak dibelakang iris
 Diikat serabut zonule (zonule Zinii) yang tertanam
dibadan ciliary.
 Lensa, tdd:
 Kapsul—pembungkus
transparan
 Korteks—memproduksi serat
lensa baru
 Nukleus—bagian tengah

 Komposisi lensa:
 Air—65%
 Protein—35%
 Mineral penting (trace mineral)
 Mengenai hampir 20.5jt org America
berusia 40 th/> atau 1 per 6 orang pd
usia tsb.
 Pada usia 80th, > dari separuh orang
Amerika mengalami cataracts.
 Menurut WHO, cataract menyebabkan
kebutaan di dunia (Preshel & Prevent
Blindness America, 2002)
Dipengaruhi oleh:
 Lokasi dan densitas kekeruhan
 Usia
 Pekerjaan
 Pola hidup
Bila visus menurun sampai pada
tingkat dimana individu tidak
dapat menerimanya dan
berpengaruh terhadap pola
hidup, dan timbul penyulit.
Dewasa ini, treatment dilakukan
lebih dini.
 Katarak: kekeruhan pada lensa mata
 ± 5-10 juta terganggu penglihatannya
akibat katarak/tahun (Newell, 1986).
 Di US 300.000-400.000 tindakan ekstraksi
katarak/tahun
 Insiden tertinggi pada populasi lansia.
Uptake O2 menurun oleh lensa peningkatan kandungan
air peningkatan ukuran lensa overhidrasi dehidrasi
kompensasi peningkatan densitas (kepadatan) lensa

Peningkatan densitas terjadi akibat kompresi dari serat


lensa tua ke arah sentral oleh serat lensa baru yang
diproduksi di kortek

Peningkatan kandungan Kalsium, dan Perubahan protein


dari solube  insolube. Keadaan tsb menyebabkan
terjadinya pemadatan serat lensa dan kehilangan
transparansinya
(Vaughan & Asbury, 1996; Newell, 1996)
 70-95% karena penuaan (usia >75th)
 Sekitar 5% sisanya:
 Konginetal—saat lahir/selama siklus hidup.
 Trauma/terpapar substansi toksik
 Akibat penyakit tertentu (m/: DM)
 Akibat penyakit mata lainnya
 Medikasi (m/: steroid)
 Senile cataract (proses menua normal)
 Paling umum
 Sekitar 18%— 65-74 th
 Sekitar 45,9%—75-84 th (Kahn, et al.,
1977).
 Integritas lensa menjadi rusak
 Trauma tumpultembus
 Benda asing dalam mata
 Paparan oleh panas yang berlebihan
 Paparan radioaktif
 Waktu terjadinya katarak traumatik
berfariasi dari beberapa jam-tahun
 Setelah menelan/terpapar substansi/zat
kimia tertentu
 Penggunaan kortikosteroid yang
berlebihan, klorpromazin (Thorazine) atau
zat miotik untuk pengobatan galukoma
 Penyakit sistemik (:DM) memberi
kecenderungan (predispose) terjadinya
katarak.
 DM—kelebihan glukosa didalam lensa
 Kapsul lensa impermeabel (tidak dapat
ditembus/kedap) terhadap gula alkohol dan
mencegah gula alkohol itu keluar dari lensa.
Dalam upaya memperbaiki/mengembalikan
osmolalitas yang normal, maka lensa
mengambil air (Newell, 1996).
 Katarak terjadi akibat penyakit mata.
 Penyakit intraokuler tsb:
 Retinitis pigemntosa
 Galukoma
 Ablasi retina
 Katarak ini biasanya unilateral.
 Berdasarkan perkembangan secara klinis:
 Katarak immature
 Katarak mature
 Katarak intumescent
 Katarak hypermature
ekstraksi katarak (tempo doeloe)
 Keluhan penglihatan kabur
 Seperti melihat tabir kabut/air terjun
 Kadang-kadang melihat ganda
 Keluhan silau bila melihat cahaya
terang
 Penurunan kemampuan membedakan
warna
 Tidak ada keluhan nyeri dan
kemerahan
 Peningkatan tekanan dalam bola mata
 Tampak warna putih dibalik pupil
(leukokorea)
 Kebutaan.
 Medikasi
Belum diketahui terapi medikasi untuk
mencegah dan menurunkan terbentuknya
katarak.

 Operasi (merupakan tindakan utama)


 ICCE
 ECCE
 Phacoemulsifikasi
 Lansectomy
Penatalaksanaan
Lensa Intra Okular (Lensa tanam)

Pemasangan Lensa Tanam

hnerviadi.wordpress.com
ekstraksi katarak (tempo doeloe)
 Glaukoma (utama)
 Peningkatan TIO
 Pada 24-72 jam
 Infeksi
 Perdarahan COA
 Edema makular
 Retinal detachment (pada 12 bulan pertama
postop)
 Dislokasi lensa
 Katarak sekunder
 Riwayat kesehatan
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan diagnostik.
1. Gangguan persepsi sensori visual
berhubungan dengan kekeruhan lensa.
2. Takut berhubungan dengan kehilangan
penglihatan, prosedur pembedahan, atau
ketidakmampuan melihat kembali.
3. Isolasi sosial berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan, takut injuri.
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan
gangguan visual.
5. Kurang pengetahuan (patofisiologi katarak dan
penanganannya) berhubungan dengan kurang
informasi atau misinterpretasi terhadap informasi
yang telah didapatkan.
6. Resiko tinggi terhadap injuri berhubungan dengan
penurunan penglihatan, penuaan, atau berada
dilingkungan yang tidak familier.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
kerusakan permukaan tubuh akibat pembedahan.
8. Resiko tinggi terhadap terganggunya management
pemeliharaan rumah berhubungan dengan proses
penuaan, keterbatasan penglihatan atau
keterbatasan aktifitas yang disebabkan oleh
pembedahan.
 Edukasi
 Mandi, cuci rambut
 Puasa
 Rectum dikosongkan—dulkolak 2 tablet
sebelum tidur
 Obat preop—sesuai program

Jika tak ada penyulit pembedahan dapat dilakukan


pada pasien rawat jalan
Tujuan:
 Mencegah peningkatan TIO
 Mencegah infeksi
 Mencegan perdarahan
 Mencegah ablasi
 Penekanan luka operasi
 Kaji VS, LoC, drainage balutan mata postop
 Pertahankan penutup mata tetap dipakai
 Posisikan semi Fowler atau hight Fowler,
berbaring pada sisi yg sehat
 Pembatasan/hindari aktivitas:
 Membungkuk
 Mengangkat/mendorong beban (>5 pound)
 Mengedan, bersin, batuk
 Mengucek mata
 Tidur miring pd mata yg dioperasi (3-4 mg)
 Cuci tangan sebelum/sesudah menyentuh mata
 Gunakan kaca mata saat keluar rumah
 Kaji potensi komplikasi bedah
 Lapor segera pd petugas jika mendadak merah,
nyeri, keluar kotoran, penglihatankabur.
 Bantu ambulasi dan perawatan diri sesuai
kebutuhan
 Berikan medikasi antibotik, antiinflamasi sesuai
program
 Berikan antiemetik sesuai program
 berikan pencahar sesuai program
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai