DISUSUN OLEH
1814201222
Dosen pembimbing :
Ns. Muhammad Arif, M.Kep
1. Pengertian
Ambulasi adalah usaha yang dikoordinir dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan postur dan body aligment selama pengangkatan,
pergerakan, dan penyelenggaraan kegiatan atau aktivitas kehidupan sehari-hari (Perry dan
Potter).
2. Tujuan
3. Indikasi
a) Pasien paralisis
4. Peralatan
a) Tempat tidur
b) Kursi roda
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Tahap PraInteraksi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
b. Tahap Orientasi
c. Tahap Kerja
2. Meletakkan kursi roda pada posisi sudut 450 pada tempat tidur, mengunci rodanya
dan membuka tatakan kakinya.
5. Memfleksikan pinggul dan kedua lutut (lutut perawat dan klien sejajar).
7. Menegakkan klien untuk bediri pada hitungan ketiga dengan meluruskan pinggul dan
tungkai.
12. Menurunkan tatakan kaki kursi roda dan meletakkan kedua kaki klien diatasnya.
2. Meletakkan kursi roda pada posisi sudut 450 pada tempat tidur lalu mengunci kursi
roda.
3. Meletakkan kaki klien di atas lantai kemudian melipat tatakan kursi roda.
4. Berdiri di depan klien dengan posisi kaki terjauh dari tempat tidur berada di depan.
5. Memfleksikan pinggul dan lutut, meletakkan kedua tangan di skapula klien, dan
meminta klien meletakkan kedua tangannya di bahu perawat.
6. Membantu klien berdiri dari kursi roda dengan meluruskan pinggul dan lutut.
7. Membantu klien berjalan keluar dari kursi roda dengan melahkahkan kaki terdepan
ke belakang.
8. Membantu memutar badan klien membelakangi tempat tidur dengan memutar kaki
terjauh dari tempat tidur mendekati tempat tidur.
9. Membantu klien mendekati tempat tidur dengan meminta klien berjalan mundur ke
arah pinggir tempat tidur hingga belakang lutut atau pertengahan paha klien berada
dekat dengan tempat tidur.
10. Memfleksikan lutut dan pinggang sambil meminta klien duduk di pinggir tempat
tidur.
11. Menahan punggung klien dengan tangan terdekat dari arah kepala tempat tidur dan
tangan yang lain membantu mengangkat kedua kaki klien.
12. Memutar ke arah kepala tempat tidur sambil membantu membaringkan klien.
d. Tahap Terminasi
4. Mencuci tangan
B. Mobilisasi Pasien
1. Menaikkan Posisi Klien yang Melorot, ke Atas Tempat Tidur
Pengertian
menempatkan kembali posisi klien yang melorot ke bagian bawah di tempat tidur
pada posisi semula.
Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai.
b. Memberikan rasa nyaman.
Persiapan Alat
a. Rekstok gantung (overhead trapeze)
b. Sarung tangan
a. Atur Tempat Tidur
• Atur bagian kepala tempat tidur pada posisi datar atau serendah mungkin yang
mampu di toleransi oleh klien. Memperkecil pengaruh gravitasi.
• Naikan tempat tidur setinggi pusat gravitasi anda.
• Kunci semua roda tempat tidur dan naikkan pagar tempat tidur pada sisi yang
jauh dari anda.
• Ambil semua bantal, kemudian letakkan salah satu bantal di atas kepala tempat
tidur. Melindungi kepala klien dari kemungkinan cidera yang tidak sengaja
akibat terbentur dengan kepala tempat tidur saat di pindahkan.
b. Persiapan klien. Minta klien :
• Melakukan fleksi pinggul dan lutut, menumpukkkan telapak kaki di atas
permukaan tempat tidur. Mengurangi gesekan dengan permukaan tempat tidur
dan dapat memberikan tambahan tenaga dorngan.
• Berpegangan pada kepala tempat tidur dengan kedua tangan dan menarik pada
saat dipindahkan, Atau berpegangan pada rekstok gantung dengan kedua
tangan.kemudian mengangkat dan menarik pada saat di pindahkan.
• Atur Posisi Anda dan Pindahkan Klien :
• Berdiri disamping klien dengan wajah menghadap ke arah pergerakan, lebarkan
kedua kaki, satu kaki di depan, dan kaki lainnya di belakang. Dengan tubuh
condong ke depan,fleksikan punggung, lutut dan pergelangan kaki.
• Letakkan satu tangan di bawah paha klien dan tangan lainnya di bawah scapula.
• Tegakkan otot-otot gluteal,abdominal, kaki dan lengan. Kemudian
pindahkan/gerakkan klien ke atas sambil klien mendorong dengan telapak kaki
dan menarik dengan kedua tangan pada bagian kepala tempat tidur atau pada
rekstok gantung.
Pelaksanaan:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang terkuat
c. Klien mulai melangkah dengan kaki yang terlemah, bergerak maju dengan tongkat,
sehingga berat badan klien terbagi antara tongkat dan kaki yang terkuat
d. Kaki yang terkuat maju melangkah setelah tongkat, sehingga kaki terlemah dan berat
badan klien disokong oleh tongkat dan kaki terkuat.
e. Berjalanlah disisi bagian tungkai klien yang lemah. Klen kemungkinan jatuh ke arah
bagian tungkai yang lemah tersebut.
f. Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang telah ditetapkan dalam rencana
keperawatan.
g. Jika klien kehilangan keseimbangan atau kekuatannya dan tidak segera pulih,
masukkan tangan anda keketiak klien, dan ambil jarak berdiri yang luas untuk
mendapatkan dasar tumpuan yang baik. Sandarkan klien pada pinggul andasampai
tiba bantuan, atau rendahkan badan anda dan turunkan klien secara perlahan ke lantai
h. Dokumentasikan kemajuan klien.
Pelaksanaan:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Pastikan panjang kruk sudah tepat
c. Bantu klien mengambil posisi segitiga, posisi dasar berdiri menggunakan kruk
sebelum mulai berjalan.
d. Ajarkan klien tentang salah satu dari empat cara berjalan dengan kruk
e. Perubahan empat titik atau cara berjalan empat titik memberi kestabilan pada klien,
tetapi memerlukan panahanan berat badan pada kedua tungkai. Masing-masing
tungkai digerakkan secara bergantian dengan masing-masing kruk, sehingga
sepanjang waktu terdapat tiga titikdukungan pada lantai
f. Perubahan tiga titik atau cara berjalan tiga titik mengharuskan klien menahan semua
beratbadan pada satu kaki. Berat badan dibebankan pada kaki yang sehat, kemudian
pada kedua krukdan selanjutnya urutan tersebut diulang. Kaki yang sakit tidak
menyentuh lantai selama fase dini berjalan tiga titik. Secara bertahap klien
menyentuh lantai dan semua beban berat badan bertumpu pada
g. Cara berjalan dua titik memerlukan sedikitnya pembebanan berat badan sebagian
pada masing-masing kaki. Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama.
Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama-sama.
h. Cara jalan mengayun ke kruk ( swing to gait), klien yang mengalami paralisi tungkai
dan pinggul dapat menggunakan cara jalan mengayun ini. Penggunaan cara ini dalam
jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan atrofi otot yang tidak terpakai. Minta
klien untuk menggerakkan kedua kruk kedepan secara bersamaan.pindahkan berat
badan kelengan dan mengayun melewati kruk.
i. Cara jalan mengayun melewati kruk ( swing throughgait)
j. Cara jalan ini sangat memerlukan ketrampilan,kekuatan dan koordinasi klien. Minta
klien untuk menggerakkan kedua kruk kedepan secara bersamaan. Pindahkan berat
badan ke lengan dan mengayun melewati kruk.
k. Ajarkan klien menaiki dan menuruni tangga
Pelaksanaan:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur pelaksanaan
c. Rendahkan posisi tempat tidur pada posisi terendah sehinggaa kaki klien dapat
menyentuh lantai. Kunci semua roda tempat tidur
d. Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan tempat tidur. Kunci semua
roda dari kursi roda. Bantu klien pada posisi duduk di tepi tempat tidur
e. Kaji adanya hipotensi sebelum memindahkan klien dari tempat tidur
f. Ketika klien turun dari tempat tidur, perawat harus berdiri tepat dihadapannya dan
klien meletakkan tangannya dipundak perawat. Selanjutnya, perawat meletakkan
tangannya dipinggang klien
g. Sementara klien mendorong badannya keposisi berdiri, perawat membantu
mengangkat bagian atas tubuh klien.
h. Klien dibiarkan berdiri selama beberapa detik untuk memastikan tidak adanya
pusing
i. Perawat tetap berdiri menghadap klien lalu memutar tubuh klien sehingga
membelakangi kursi roda. Setelah itu, perawat memajukan salah satu kakinya dan
memegang kedua lutut untuk menjaga keseimbangan, kemudian membantu klien
untuk duduk di kursi roda.
Pelaksanaan:
a. Ketika klien membutuhkan bantuan maksimal.
• Gerakkan walker kedepan kira-kira 15 cm sementara berat badan bertumpu pada
kedua tungkai
• Kemudian gerakkan kaki kanan hingga mendekakti walker sementara berat badan
dibebankan pada tungkai kiri dan kedua tangan.
• Selanjutnya, gerakkan kaki kiri hingga mendekati kaki kanan sementara berat
badan bertumpu pada tungkai kanan dan kedua lengan.
b. Jika salah satu tungkai klien lemah
• Gerakkan tungkai yang lemah ke depan secara bersamaan sekitar 15 cm (6 inchi)
sementara berat badan bertumpu pada tungkai yang kuat
• Kemudian, gerakkan tungkai yang lebih kuat ke depan sementara berat badan
bertumpu pada tungkai lemah dan kedua lengan.
Daftar Pustaka
Missouri:Mosby
edition. Missouri:Mosby
Departemen Kesehatan RI. 1995. Penerappan Proses Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Muskuluskeletal.Jakarta