Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

POSISI PASIEN

DI SUSUN OLEH :

1. KARINA TASYA

ANANDA

2. NIKEN AYU FALUPI

3. RIZTIKA DESMALITA

4. YUMI ANGRIANI

5. NIKEN AYU FALUPI

6. NURAINI

PRODI D III KEPERAWATAN DI LUAR KAMPUS UTAMA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RIAU

( POLTEKKES KEMENKES RIAU )

TA. 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tubuh.


Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem muskuluskeletal,
serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh. Abnormalitas  postur dapat
menghambat kesejajaran, mobilitas, atau keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada
beberapa sendi.

Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan posisi
pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien, adanya
paralisis atau paresis, hipotensi ortostastik, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat
kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi juga penting dilakukan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut :

1.     Apa pengertian pengaturan posisi pasien ?

2.     Apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien ?

3.     Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien ?

1.3 TUJUAN

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.    Untuk mendefinisikan pengaturan posisi pasien.

2.    Untuk mendiskripsikan macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan


pasien.

3.    Untuk mendiskripsikan prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien.

1.3 MANFAAT

Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1.    Dapat mengetahui pengaturan posisi pasien.

2.    Dapat mengetahui macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien.

3.    Dapat mengetahui  prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGATURAN POSISI PASIEN

     Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik
dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek keperawatan
yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu apabila dilakukan dalam
waktu yang lama. (potter dan perry,2005)

Tujuan merubah posisi :

1.    Mencegah nyeri otot

2.    Mengurangi tekanan

3.    Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial

4.    Mencegah kontraktur otot

5.    Mempertahankan tonus otot dan reflek

6.    Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan

2.2 MACAM – MACAM PENGATURAN POSISI PASIEN

Ada Sembilan macam pengaturan posisi pasien yaitu :

A.   Posisi Supinasi (Telentang)

B.   Posisi Lateral (Side-Lying)

C.   Posisi Dorsal Recumbent

D.   Posisi Trendelenberg

E.   Posisi Sims

F.    Posisi Lithotomi

G.   Posisi Pronasi (Telungkup)

H.   Posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)

I.      Posisi Fowler

J.    Posisi ortopnea
2.3 PROSEDUR PELAKSANAAN TIAP PENGATURAN POSISI PASIEN

A.  POSISI SUPINASI (Telentang)

·          Pengertian :

Posisi supinasi adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu
sedikit elevasi dengan menggunakan bantal.

·          Tujuan :

a. Untuk pasien pascaoperasi dengan anestesuspinal.


b.  Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi yang tidak tepat.

·          Persiapan Alat :

a. Tempat tidur
b. Bantal
c. Gulungan handuk
d. Bantalan kaki
e.  Handscoen (jika diperkukan)

·          Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan tindakan posisi supinasi

2.   Persiapan klien

a. Sampaikan salam.

b. Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3.   Persiapan lingkungan

a.  Tutup gorden / pasang sampiran.

b.  Dekatkan alat-alat.

4.   Cuci tangan, gunakan handscoen (jika perlu).

5.   Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.

6.   Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.

7.  Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbar, jika terdapat      celah disana.
8.   Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

9.   Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

10.   Jika klien sadar atau mengalami paralisis ekstrimitasatas,elevasikan tangan dan lengan
bawah dengan menggunakan bantal.

11.   Lepaskan sarung tangan.

12.   Cuci tangan.

13.   Evaluasi respon klien dan dokumentasikan.

B.  POSISI LATERAL (Side-Lying)

·          Pengertian :

Posisi lateral adalah posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh dengan
kepala menoleh ke samping.

·          Tujuan :

a.  Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik

b.  Baik untuk posisi tidur dan istirahat

·          Persiapan Alat :

a. Tempat tidur

b. Bantal kecil

c. Gulungan handuk

d. Sarung tangan (jika diperlukan)

·          Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan posisi lateral

2.   Persiapan klien

a.   Sampaikan salam

b.   Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3.   Persiapan lingkungan
a.  Tutup gorden / pasang sampiran

b.  Dekatkan alat-alat

4.   Perawat cuci tangan, gunakan sarung tangan jika diperlukan

5.   Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur

6.   Gulungkan hingga posisi miring

7.   Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien

8.  Fleksikan bahu dibawah paha dan posisikan ke depan sehingga tubuhtidakmenopang bahu
tersebut

9.   Letakkan bantal dibawah lengan atas

10. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstermitas bertumpu
sacaraparaler dengan permukaan tempat tidur

11. Lepaskan bantal guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi

12. Lepaskan sarung tangan

13. Cuci tangan

14. Evaluasi respon klien

15. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

C.  POSISI DORSAL RECUMBENT

·          Pengertian :

Posisi dorsal recumbent adalah posisi terlentang dengan kedua kaki ditekuk dan tumit
atau telapak kaki menempel pada tempat tidur dan kedua kaki direnggangkan.

·       .   Tujuan :

a.  Untuk pemeriksaan / tindakan gynekologi

b.  Untuk memudahkan pemeriksaan palpasi daerah perut

c.  Untuk memudahkan mengerjakan parasat tertentu, misalnya pemasangan kateter

·          Persiapan Alat :

a. Tempat tidur.
b. Bantal

·          Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent

2.   Persiapan klien

a. Sampaikan salam

b. Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3.   Persiapan lingkungan

a.   Tutup gorden / pasang sampiran

b.   Dekatkan alat-alat

4.   Cuci tangan

5.   Pasang bantal di bawah kepala pasien

6.   Bantu pasien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki

7.   Kedua telapak kaki tetap menapak pada tempat tidur

8.   Kedua tangan pasien diletakkan kearah kepala

9.   Cuci tangan

10. Evaluasi respon klien

11. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

D.  POSISI TRENDELENBERG

·          Pengertian :

Posisi trendelenberg adalah memberikan posisi kepala lebih rendah dari pada posisi
kaki.

·          Tujuan :

a. Melancarkan peredaran darah ke otak, terutama pada pasien yang mengalami syok
b.  Pasien dengan pemasangan skintraksi
c.   Pasien operasi pada kasus tersebut
d.   Pasien hernia skrotalis
·        .  Persiapan Alat :

a. Dua balok penopang kaki tempat tidur


b. Bantal
c. Tempat tidur khusus

·          Prosedur Pelaksanaan :

1.    Pastikan kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent

2.    Persiapan klien

a. Sampaikan salam

b. Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3.   Persiapan lingkungan

a. Tutup gorden / pasang sampiran

b. Dekatkan alat-alat

4.   Cuci tangan

5.  Pasien dalam keadaan terbaring terlentang, pasang bantal diantara kepala dan ujung
tempat tidur

6.  Perawat mengangkat bagian kaki tempat tidur, perawat lain memberi balok di bagian kaki
tempat tidur

7.  Pada tempat tidur khusus atur posisi pasien dengan meninggikan bagian kaki pasien

8.   Cuci tangan

9.   Evaluasi respon klien

10. Dokumentasiakneluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

E.  POSISI SIMS

·          Pengertian :

Posisi sims adalah posisi dimana pasien berbaring miring ke salah satu sisi, baik kekanan
atau kekiri.
·          Tujuan :

1. Memberi kenyamanan
a. Melakukan huknah
b. Memberi obat per anus (supositoria)
c. Melakukan pemeriksaan daerah anus

·          Persiapan Alat :

a.  Tempat tidur
b. Bantal

·          Prosedur Pelaksanaan :

1.    Pastikan kebutuhan klien akan posisi sims

2.    Persiapan klien

a. Sampaikan salam

b. Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3.    Persiapan lingkungan

a. Tutup gorden / pasang sampiran

b. Dekatkan alat-alat

4.  Cuci tangan

5.  Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur

6.  Gulingkan pasien hingga posisi miring yang sebagian pada abdomen

7.  Tempatkan bantal di bawah kepala pasien

8.  Tempatkan bantal dibawah lengan atas yang difleksikan yang menyokong lengan setinggi
bahu. Sokong lengan lain diatas tempat tidur

9.  Tempatkan bantal dibawah tungkai atas yang difleksikan yang menyokong tungkai
setinggi pinggul

10. Letakkan alat penopang dibawah telapak kai pasien

11. Cuci tangan

12. Evaluasi respon klien

13. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya


F.  POSISI LITHOTOMI

·          Pengertian :

Posisi Lithotomi adalah posisi dimana pasien terlentang dengan mengangkat


kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen.

·          Tujuan :

1. Pemeriksaan alat genitalia


2. Proses persalinan
3. Pemasangan alat kontrasepsi

Persiapan Alat :

a. Tempat tidur.
b. Bantal.
c. Selimut kain penutup.

·          Prosedur Pelaksanaan :

1.  Pastikan kebutuhan klien akan posisi lithotomi.

2.  Persiapan klien.

a. Sampaikan salam.

b. Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3.  Persiapan lingkungan.

a. Tutup gorden / pasang sampiran.

b. Dekatkan alat-alat.

4.   Cuci tangan.

5.   Pasien dalam keadaan berbaring / terlentang.

6.   Angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen.

7.   Tungkai bawah membentuk sudut 90˚ terhadap paha.

8.  Letakkan bagian lutut / kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk posisi
lithotomi.
9.   Pasang selimut.

10.   Cuci tangan.

11.   Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

G.  POSISI PRONASI (Telungkup)

·          Pengertian :

Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring di atas abdomen atau tengkurap
dengan kepala menoleh ke samping.

·          Tujuan :

1. Memberikan eksistensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.


2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pasca operasi mulut dan
tenggorokan.

Persiapan Alat :

a. Beberapa bantal / registin (sandaran punggung).


b. Penyangga kaki
c. Tempat tidur

·          Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan posisi pronasi.

2.   Persiapan klien.

a. Sampaikan salam

b. Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3.   Persiapan lingkungan.

a. Tutup gorden / pasang sampiran.

b. Dekatkan alat-alat.

4.   Cuci tangan.

5.   Membantu pasien duduk.


6.  Menyusun bantal / memasang registin (sandaran) dengan sudut semi fowler 15-45˚.

7.  Pada tempat tidur khusus atur posisi dengan meninggikan bagian kepala pasien.

8.   Menaikkan pasien.

a. Perawat berdiri di sebelah kanan menghadap pasien.

b. Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua lengan.

c. Tangan kanan perawat membantu di bawah ketiak dan tangan kiri di belakang punggung
pasien.

d. Menganjurkan pasien  untuk mendorong kepalanya kebelakang.

9.  Bila pasien tidak dapat membantu :

a. Dua perawat berdiri di kedua sisi tempat tidur.

b. Masing-masing perawat merentangkan satu tangan di bawah bahu dan satu tangan di bawah
pangkal pah, saling berpegangan.

10.   Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien.

11.   Tempatkan bantal tipis di punggung bawah pada kurva lumbal bila dada celah.

12.   Tempatkan bantal tipis di bawah paha.

13.   Tempatkan bantal kecil di bawah pergelangan kaki.

14.   Topang telapak kaki klien dengan menggunakan penyangga kaki /  bantalan kaki.

15.   Cuci tangan.

16.   Evaluasi respon klien dan lakukan rencana tindak lanjut.

17.   Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

H.  POSISI GENU PEKTORAL (KneeChest)

·          Pengertian :

Posisi genupectoral adalah posisi dimana pasien menungging dengan kedua kaki
ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.

·          Tujuan :
1. Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid.
2. Latihan pada ibu yang hamil sungsang.

·          Persiapan Alat :

a. Tempat tidur.
b. Selimut.
c. Sarung tangan.

·          Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan posisi pectoral.

2.   Persiapan klien.

a. Sampaikan salam.

b. Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3.   Persiapan lingkungan.

a. Tutup gorden / pasang sampiran.

b. Dekatkan alat-alat.

4.   Cuci tangan.

5.  Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada matras tempat tidur.

6.   Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.

7.   Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

8.   Evaluasi respon klien.

9.   Dukomentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

I.    POSISI FOWLER

·  Pengertian :

Posisi fowler adalah posisi dengan tubuh setengah duduk atau duduk.
Tujuan :

1. Mempertahankan kenyamanan.
2. Memfasilitasi fungsi pernapasan / meningkatkan ekspansi paru-paru.

·         Persiapan Alat :

1. Penompang bantal

·         Prosedur Pelaksanaan :

1.   Pastikan kebutuhan klien akan posisi fowler.

2.   Persiapan klien.

a. Sampaikan salam.

b. Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3.   Persiapan lingkungan.

a. Tutup gorden / pasang sampiran.

b. Dekatkan alat-alat.

4.   Cuci tangan.

5.   Tinggikan kepala tempat tidur 45-60˚.

6.   Topangkan kepala di atas tempat tidur atau bantal kecil.

7.  Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak dapat mengontrolnya
secara sadar/tidak dapat menggunakan tangan dan lengan.

8.   Tempatka bantal tipis di punggung bawah

9.   Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.

10. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki.

11. Tempatkan papan kaki di dasar kaki pasien.

12. Turunkan tempat tidur.

13. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi tekanan.

14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

15. Evaluasi respon klien.

16. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.  


J.    POSISI ORTOPNEA

Pengertian :

Posisi ortopnea merupakan adaptasi dari posisi Fowler tinggi, klien duduk di tempat tidur
atau di tepi tempat tidur degan meja yang menyilang di atas tempat tidur.

·         Tujuan :

1. Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dengan memberikan ekspansi dada


maximum.
2. Membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi

·         Persiapan Alat :

a. Tempat tidur
b. Bantal kecil
c. Gulungan handuk
d. Bantalan kaki
e. Sarung tangan jika diperlukan

·         Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi ortopnea

2. Persiapan klien.

a. Sampaikan salam.

b. Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3. Persiapan lingkungan.

a. Tutup gorden / pasang sampiran.

b. Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan.

5. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepaadinaikan.

6. Tinggikan kepala tempat tidur 90˚.

7. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

8. Pastikan tidak terdapat tekanan pad area poplitea dan lutut dalam keadaan fleksi

9. Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha.


10. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

11. Lepaskan saung tangan dan cuci tangan

12. Dokumentasikan tindakan.Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila
pasien tidak dapat mengontrolnya secara sadar/tidak dapat menggunakan tangan dan lengan.

13. Tempatkan bantal tipis di punggung bawah

14. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.

15. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki.

16. Tempatkan papan kaki di dasar kaki pasien.

17. Turunkan tempat tidur.

18. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi tekanan.

19. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

20. Evaluasi respon klien.

21. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.  

BAB III

PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Berdasarkan permasalahan dan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut.

1.    Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang
baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan perry,2005).

2.    Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien yaitu :

a. Posisi Supinasi (Telentang)

b. Posisi Lateral (Side-Lying)

c. Posisi Dorsal Recumbent

d. Posisi Trendelenberg

e. Posisi Sims

f. Posisi Lithotomi

g. Posisi Pronasi (Telungkup)

h. Posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)

i. Posisi Fowler

j. Posisi ortopnea

3.    Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara pengaturan


posisi pasien yang satu dengan yang lain.

3.2  SARAN

Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini sebagai berikut.

1.  Sebagai seorang perawat dapat memahami dengan benar prosedur pelaksanaan pengaturan
posisi pasien kepada kliennya.

2.  Sebagai seorang perawat dapat melakukan prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien
kepada kliennya dalam praktik keperawatannya.                                                    

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar  Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Surabaya : Salemba
Medika.
Alimul Hidayat, A. Aziz dan Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC.

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan09/207314012/bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai