Anda di halaman 1dari 30

KDTK

SEMESTER II
Nita Sari, S.Kep,. Ns
PERTOLONGAN POSITIONING PASIEN

Menerapkan pertolongan positioning kepada klien

KOMPOTENSI
DASAR
Menerapkan pertolongan pengubahan posisi klien
Indikator Pencapaian Kompotensi

1. Menerapkan pertolongan positioning kepada pasien:


a. Menjelaskan pengertian pengaturan posisi
b. Menjelaskan tujuan pertolongan positioning
c. Menentukan teknik pertolongan positioning
2. Melaksanakan pertolongan pengubahan posisi klien:
a. Menyiapkan alat pertolongan positioning
b. Melakukan pertolongan pengubahan posisi pasien
PENGERTIAN DAN TUJUAN

Pengertian

Pengaturan posisi adalah suatu tindakan keperawatan yang mengatur pasien dalam posisi
yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik.

Tujuan

1. Mencegah nyeri otot


2. Mengurangi tekanan pada bagian tubuh
3. Mencegah kerusakan syaraf dan jaringan tubuh
4. Mencegah kontraktur otot
5. Mempertahankan tonus otot dan reflek
6. Memudahkan suatu tindakan medik maupun keperawatan
MACAM-MACAM POSISI

 Posisi Fowler & Semi Fowler


Adalah yaitu cara berbaring pasien dimana punggung pasien dijadikan tumpuan
dengan sikap setengah duduk yaitu bagian kepala bed ditinggikan/ menggunakan beberapa
bantal.
Tujuan:
1. Mengurangi sesak napas pasien
2. Pasca bedah daerah thorak dan perut
3. Memberikan perasaan tenang untuk pasien
4. Membantu memperlancar keluarnya cairan pada pasien dengan WSD
Indikasi:
Pasien sesak napas (Asma, Penyakit jantung, pasien pasca bedah daerah thorak dan
abdomen)
 Perhatian: Keadan umum Px, Jika merosot segera betulkan, Pada Px pasca bedah dibawah lutut tidak
diberi guling/bantal
 Persiapan Alat: Bed, bantal, gulungan handuk/trochanter roll/bantalan kaki/footboard, handscoon,
buku dan pena.
 Jenis-jenis posisi fowler:
1. low fowler/semi fowler yaitu posisi kepala dinaikkan 15-45*
2. Fowler yaitu posisi kepala dinaikan 45-60*
3. High fowler yaitu posisi kepala dinaikan 90*
 Posisi Orthopneic/Tipod Position:
Posisi ortopnea yaitu adaptasi dari posisi fowler tinggi, pasien duduk ditempat
tidur/ditepi tempat tidur dengan meja menyilang di atas bed.
Tujuan:
1. Mengurangi sesak dengan memberikan ekspansi dada maksimum
2. Membantu Px yang mengalami masalah ekshalasi
Indikasi:
Px sesak napas.
Persiapan Alat: Bed, overbed table/meja menyilang bantal, gulungan handuk/trochanter
roll/bantalan kaki/footboard, handscoon, buku dan pena.
 Posisi Supine/supinasi:
Adalah posisi berbaring terlentang pada pasien dengan kepala dan bahu sedikit elevasi dengan
menggunakan bantal.
Tujuan:
1. Meningkatkan kenyamanan
2. Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat
3. Menggurangi pendarahan setelah tindakan tertentu
4. Mencegah ulkus decubitus
Indikasi:
1. Pasien yang pre operasi abdomen operasi SC
2. Px Imobilisasi
3. Px pasca operasi dengan anestesi spinal.
 Posisi pronasi/prone
Adalah posisi pasien dalam keadaan tengkurap dimana pasien berbaring di atas abdomen dengan
kepala menoleh ke samping.
Tujuan:
1. Merelaksasikam otot-otot tertentu
2. Memberi ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut
4. Membantu drainase dari mulut pada pasien pasca operasi mulut dan tenggorokan
5. Meningkatkan kenyamanan pasien
Indikasi:
1. Pasien imobilisasi
2. Pasien yang akan dilakukan tindakan medis di daerah punggung
3. Pasien pasca operasi daerah punggung
 Posisi Lateral/Side Lying
Adalah posisi pasien berbaring di atas salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh ke
samping.
Tujuan:
1. Mengurangi lordosis dan meningkatkan kesejajaran punggung yang baik.
2. Memberikan kenyamanan (baik untuk posisi tidur dan istirahat)
3. Menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit
4. Memudahkan melakukan tindakan keperawatan
Indikasi:
1. Pasien yang diberikan tindakan huknah/obat supositorial
2. Sebagai alternatif pengganti posisi pada pasien tirah baring
 Posisi Sims
Adalah membaringkan pasien dalam sikap miring dan setengah telungkup.
Tujuan:
1. Memfasilitasi drainase pada pasien tang tidak sadar
2. Mengurangi tekanan pada tulang ekor pasien yang mengalami paralisis
3. Memudahkan pemeriksaan dan perawatan pada area anal
4. Memudahkan dalam tindakan huknah/enema
5. Membantu pengeluaran sputum dan sekret
Indikasi:
1. Paralisis
2. Koma
3. Pemeriksaan rektum
4. Pemberian huknah/obat melalui anus
5. Pasien imobilisasi
 Posisi Trendelenburg
Adalah posisi pasien dengan posisi kepala lebih rendah daipada kaki.
Tujuan:
1. Memperlancar peredaran darah ke otak
2. Mencegah adanya bengkak/edema pada ekstremitas bawah
3. Mengurangi tekanan intra abdomen
4. Memudahkan pembedahan pada bagian perut
Indikasi:
1. Pasien syok
2. Pasien fraktur dengan pemasangan skin traction
3. Pasien yang akan menjalani operasi tertentu
4. Pasien dengan prolaps uteri
5. Ibu hamil yang risiko prolap tali pusat
6. Pasien dengan hernia skorotalis
 Posisi Dorsal Recumbent
Adalah posisi telentang dengan kedua tungkai ditekuk, sedikit direnggangkan dan kedua tapak kaki
menapak pada kasur/tempat tidur.
Tujuan:
1. Memudahkan pemeriksaan dan perawatan ginekologi
2. Memudahkan pemeriksaan palpasi daerah perut untuk kasus tertentu
3. Memudahkan pelaksanaan perasat/tindakan tertentu
Indikasi:
1. Pasien yang memerlukan tindakan khusus seperti vagina touche dan vulva hygiene
2. Pasien yang akan melakukan pemeriksaan vagina
3. Pasien yang akan melahirkan
4. Pasien yang akan BAB/BAK
 Posisi Litotomi
Adalah dimana kedua kaki paha pasie diangkat dan ditekuk ke arah perut pada tungkai kaki
membentuk sudut 90* terhadap paha
Tujuan:
1. Pemeriksaan gynekologi
2. Memudahkan pemeriksaan genitalia wanita dan anus
3. Memudahkan persalinan
4. Memasang AKDR
Indikasi:
1. Paisen yang akan dilakukan tindakan ginekologi
2. Pemeriksaan kandung kemih
3. Pasien yang akan dipasang alat kontrasepsi IUD
4. Pasien wanita yang akan dilakukan pemeriksaan genetalia interna
5. Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan rectum dan anus
 Posisi Reverse Trendelenburg
1. Kebalikan dari posisi trendelenburg yaitu menurunkan kaki ranjang
dan mengangkat kepala tempat tidur pasien.
2. Ini beguna bagi pasien yang mengalami masalah gastrointestinal
karena dapat mengurangi refluks esofagus.
MELAKUKAN PERTOLONGAN PENGUBAHAN
POSISI KLIEN
 Melakukan pertolongan pengubahan posisi klien dengan posisi supinasi
a. Alat
Tempat tidur, Bantal, Gulungan handuk, Footboard, Sarung tangan.
b. Pra-Interaksi
1) Melakukan program pengecekan terapi
2) Mencuci tangan
3) Mendekatkan alat pasien
c. Tahap Orientasi
1) Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang ia sukai.
2) Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien.
3) Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
4) Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya sebelum tindakan
dimulai.
5) Mintalah persetujuan pasien sebelum memulai tindakan
 d. Tahap Kerja
1) Menempatkan diri disebelah kanan tempat tidur
2) Memakai sarung tangan.
3) Membaringkan pasien telentang mendatar di tengah tempat
4) Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu pasien.
5) Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika Ada celah di sana.
6) Meletakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
7) Topang telapak kaki pasien dengan menggunakan bantalan kaki.
8) Jika pasien tidak sadar atau mengalami paralis extremitas atas, elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas)
dengan menggunakan bantal.
9) Melepas sarung tangan.
10) Merapikan pasien.
e. Tahap Terminasi
1) Melakukan evaluasi ttindakan.
2) Berpamitan dengan pasien.
3) Membereskan alat-alat
4) Mendokumentasikan tindakan.
 Melakukan Pertolongan Pengubahan Posisi Klien dengan “Lateral/Side-Lying
a. Alat
1) Bantal
2) Guling
b. Pra-Interaksi
1) Melakukan program pengecekan terapi
2) Mencuci tangan
3) Mendekatkan alat pasien
c. Fase Kerja
1) Mencuci tangan.
2) Menutup pintu, jendela, tirai.
3) Menggeser pasien ke sisi tempat tidur yang berlawanan dengan posisi arah yang dituju.
4) Menggeser bantal ke arah posisi yang dituju.
5) Menjauhkan tangan pasien yang berada di dekat petugas dari badan pasien.
6) Menyilangkan kaki pasien yang jauh dari petugas ke arah petugas.
7) Memegang bahu dan pinggul pasien dan tarik ke arah petugas.
8) Memberi guling dipunggung pasien.
9) Meletakkan bantal di bawah lengan atas di depan dada pasien.
10) Beri bantal di antara kedua paha.

 
d. Fase Terminasi
1) Merapikan pasien
2) Mengevaluasi
3) Menyampaikan rencana tindak lanjut
4) Berpamitan
5) Merapikan alat
6) Mencuci tangan
Melakukan Pertolongan Pengubahan Posisi Klien dengan Posisi Dorsal Recumbent
a. Alat
1) Tempat tidur yang sudah disiapkan sesuai dengan keadaan pasien umum.
2) Sarung tangan jika diperlukan.
b. Tahap Pra-Interaksi
1) Melakukan program pengecekan terapi.
2) Mencuci tangan.
3) Mendekatkan alat pasien dengan benar.
c. Tahap Orientasi
1) Salam sebagai pendekatan terapi.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga/pasien.
3) Menanyakan kesiapan pasein sebelum kegiatan dilakukan.

 
d. Tahap Pekerjaan
1) Mencuci tangan.

2) Menutup pintu, jendela, dan tirai.

3) Menekuk kedua lutut.

4) Regangkan kedua kaki.

5) Memastikan kedua telapak kaki menapak di tempat tidur.

6) Beri bantal di kepala.

e. Tahap Terminasi
1) Merapikan pasien

2) Mengevaluasi

3) Menyampaikan rencana tindak lanjut

4) Berpamitan

5) Merapikan alat

6) Mencuci tangan

Melakukan Pertolongan Pengubahan Posisi Klien dengan Posisi


a. Alat

1) Tempat tidur khusus yang dapat berubah kemiringan sudutnya.

2) Sarung tangan.

3) Balok penyangga kaki tempat tidur.


b. Tahap Pra-Interaksi
1) Melakukan program pengecekan terapi.

2) Mencuci tangan.

3) Mendekatkan alat pasien dengan benar.

c. Tahap Orientasi
1) Salam sebagai pendekatan terapi.

2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga/pasien.

3) Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.

e. Tahap kerja
1) Mencuci tangan.

2) Menutup pintu, jendela, dan tirai.

3) Angkat bagian kaki tempat tidur dan pasang balok di bagian kaki kanan dan kiri tempat tidur atau atur bagian kaki

tempat tidur untuk dinaikkan dan topang paha dan lutut hingga bahu dengan bantal k/p.

d. Fase Terminasi
1) Merapikan pasien

2) Mengevaluasi

3) Menyampaikan rencana tindak lanjut

4) Berpamitan

5) Merapikan alat

6) Mencuci tangan
 Melakukan Pertolongan Pengubahan Posisi Klien dengan Posisi Sims
a. Alat
1) Tempat tidur
2) Bantal kecil
3) Gulungan handuk
4) Sarung tangan

b. Tahap Pra-Interaksi
1) Melakukan program pengecekan terapi.
2) Mencuci tangan.
3) Mendekatkan alat pasien dengan benar.

c. Tahap Orientasi
1) Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga/pasien
3) Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.

d. Tahap kerja
1) Mencuci tangan.
2) Menutup pintu, jendela, dan tirai.
3) Menggeser pasien ke samping tempat tidur berlawanan dengan arah posisi sims yang akan dituju
4) Berdiri di samping pasien pada posisi yang akan dituju.
5) Meletakkan lengan pasien yang dekat dengan perawat sejajar dengan punggung pasien dan tangan yang satunya ditekuk di depan
dada.
6) Menekuk lutut yang jauh dari perawat dan tarik ke arah perut.

7) Memegang bahu pasien dengan tangan kiri dan pinggang dengan tangan kanan.

8) Mendorong bahu dan pinggang pasien sehingga berada pada posisi setengah telungkup.

9) Menggeser lengan yang berada di bawah tubuh pasien ke belakang Dan letakkan tangan yang satunya di bawah pipi

pasien.

10) Meletakkan bantal atau guling di antara kedua lulut.

e. Tahap Terminasi
1) Merapikan pasien

2) Mengevaluasi

3) Menyampaikan rencana tindak lanjut

4) Berpamitan

5) Merapikan alat

6) Mencuci tangan

Melakukan Pertolongan Pengubahan Posisi Klien dengan Posisi Lithotomic


a. Alat
1) Tempat tidur khususnya untuk posisi litonomi yang memiliki penyangga kaki.

2) Sarung tangan.

b. Tahap Pra-Interaksi
1) Melakukan program pengecekan terapi.

2) Mencuci tangan.

3) Mendekatkan alat pasien dengan benar.

c. Tahap Orientasi
1) Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik.

2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga/pasien

3) Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.

d. Tahap kerja
1) Mencuci tangan

2) Menutup pitu, jendela, dan tirai.

3) Memasang penyangga kaki.

4) Menganjurkan pasien untuk tidur telentang

5) Menggeser bokong pasien menarik kedua ke bagian tepi bawah tempat tidur.

6) Tempatkan kedua tungkai pada leg support atau dorong pasien untuk menarik kedua paha dan membungkuk ke arah

perut. Dukungan dengan bantal k/p

e. Tahap Terminasi
1) Merapikan pasien

2) Mengevaluasi

3) Menyampaikan rencana tindak lanjut

4) Berpamitan

5) Merapikan alat

6) Mencuci tangan
 Melakukan Pertolongan Pengubahan Posisi Klien dengan Posisi Pronasi
a. Alat
1) Tempat tidur

2) Bantal kecil

3) Gulungan handuk

4) Sarung tangan

b. Tahap Pra-Interaksi
1) Melakukan program pengecekan terapi.

2) Mencuci tangan.

3) Mendekatkan alat pasien dengan benar.

c. Tahap Orientasi
1) Salam sebagai pendekatan terapi.

2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga/pasien.

3) Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan

d. Tahap Kerja
1) Memberi tahu pasien.

3) Mencuci tangan.

4) Atur ketinggian tempat tidur.

5) Tubuh diletakkan pada tempat tidur yang datar dengan tubuh bagian depan terletak pada permukaan tempat tidur.

6) Letakkan bantal di bawah kepala dengan posisi kepala menghadap tempat tidur atau ke samping dengan kepala di atas telinga.

7) Letakkan bantal di bawah perut tepatnya pada diafragma.

9) Letakkan bantal di bawah sudut kaki agar jari kaki tidak menyentuh tempat tidur.
e. Tahap Terminasi

1) Merapikan pasien

2) Mengevaluasi

3) Menyampaikan rencana tindak lanjut

4) Berpamitan

5) Merapikan alat

6) Mencuci tangan

Melakukan Pertolongan Pengubahan Posisi Klien dengan Posisi Semi Fowler dan Fowler
a. Alat
1) Tempat tidur yang sudah disiapkan dengan keadaan umum pasien.

2) Bantal

4) Sarung tangan

5) Gulungan handuk

6) Bantal kaki

b. Tahap Pra-Interaksi
1) Melakukan program pengecekan terapi.

2) Mencuci tangan.

3) Mendekatkan alat pasien dengan benar.


c. Tahap Orientasi
1) Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik.

2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga/pasien.

3) Menanyakan kesiapan pasein sebelum kegiatan dilakukan.

d. Tahap Pelaksanaan
1) Mencuci tangan

2) Menutup pintu, jendela, dan tirai.

3) Mengatur tempat tidur pada posisi datar.

4) Menganjurkan pasien bergeser pada posisi atas tempat tidur.

5) Meninggikan bagian kepala tempat tidur dengan sudut 30 s/d 90 derajat.

6) Memberikan bantalan tipis penyokong kepala leher dan bahu.

7) Menggunakan bantal untuk menyokong tangan dan lengan bila tubuh. Bagian atas pasien di imobilisasi.

8) Memberi bantalan tipis untuk menyokong punggung.

9) Memberi bantalan tipis di bawah paha.

10) Memberi guling di bawah lutut

11) Memberi papan kaki.

e. Tahap Terminasi
1) Merapikan pasien

2) Mengevaluasi
3) Menyampaikan rencana tindak lanjut

4) Berpamitan

5) Merapikan alat

6) Mencuci tangan

Melakukan Pertolongan Pengubahan Posisi Klien dengan Posisi Ortopnea


a. Alat
1) Tempat tidur

2) Bantal kecil

3) Gulungan handuk

4) Bantalan kaki

5) Sarung tangan (jika diperlukan)

b. Tahap Pra-Interaksi
1) Melakukan program pengecekan terapi.

2) Mencuci tangan.

3) Mendekatkan alat pasien dengan benar.

c) Tahap Orientasi
1) Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik.

2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga pasien.


3) Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.

d. Tahap Kerja

1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan, bila diperlukan (menurunkan transmisi mikroorganisme).

2) Minta klien untuk merefleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan (mencegah klien melorot ke bawah saat kepala dinaikkan).

3) Naikkan kepala tempat tidur 90°.

4) Letakkan bantal kecil di atas meja yang menyilang di atas tempat tidur.

5) Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit (memberikan landasan yang lebar, lembut dan fleksibel,

mencegah ketidaknyamanan akibat adanya hiperekstensi lutut dan tekanan pada fumit).

6) Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi (mencegah terjadinya kerusakan pada

persarafan dan dinding vena). Fleksi lutut membantu klien untuk tidak melorot ke Bawah.

7) Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha (mencegah rotasi eksternal dari pinggul).

8) Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

e. Tahap Terminasi
1) Merapikan pasien

2) Mengevaluasi

3) Menyampaikan rencana tindak lanjut

4) Berpamitan

5) Merapikan alat

6) Mencuci tangan
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai