Anda di halaman 1dari 9

POSISI LITOTOMI

A. PENGERTIAN

Membaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan kedua paha diangkat dan

ditarik kearah perut sedangkan tungkai bawah membuat sudut 90° terhadap paha

B. TUJUAN

1. Memudahkan tindakan pemeriksaan daerah genitalia

2. Memudahkan proses persalinan

3. Memudahkan pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

C. PERSIAPAN

1. Alat :

 Tempat tidur khusus pemeriksaan kebidanan (Gynaecology bed)

 Selimut dan kain penutup

2. Pasien : Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

D. PROSEDUR KERJA :

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

2. Pasien berbaring telentang dan pakaian bawah dibuka

3. Kedua paha pasien diangkat, kemudian tarik kearah perut dan tungkai bawah

membentuk sudut 90° pada paha

E. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Perhatikan keadaan umum pasien

2. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada pasien, serta

menjaga kesopanan
POSISI HIGH LITOTOMI

A. Pengertian

posisi pasien terlentang dengan kaki diangkat dan diangkat oleh sanggurdi

B. Tujuan

Posisi ini biasayanya digunakan untuk operasi bahu dan beberapa operasi intrakranial
dan fossa posterior

C. Persiapan

1. Persiapan alat

2. Pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

D. Prosedur kerja

1. Cuci tangan

2. Gunakan handscoon

3. Posisikan pasien dengan posisi nyaman, tangan terlentang, kaki diangkat oleh
sanggurdi

4. Setelah kaki diposisikan di sanggurdi, papan kaki diangkat dan bagian bawah
tempat tidur dapat diturunkan

5. Jika diperlukan pindahkan pantat pasien lebih bawah ke temapt tidur

6. Pastikan bahwa tangan dan jari pasien aman sebelum menurunkan tempat tidur
dengan diberikan sabuk di samping badan posisi tangn terlentang

POSISI GENU PECTORAL (Knee-Chest)

A. PENGERTIAN

Membaringkan pasien dengan posisi menungging, kedua kaki ditekuk dan dada

menempel pada kasur


B. TUJUAN

1. Mempermudah tindakan pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid

2. Membantu merubah letak kepala janin. Pada pasien dengan kehamilan sungsang

C. PERSIAPAN

Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang kan dilakukan

D. PROSEDUR KERJA

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja

2. Bantal disingkirkan dari tempat tidur

3. Instruksikan Pasien seperti menungging

4. Kedua tangan lurus

5. Luruskan punggung sehingga kepala, dada, dan perut menempel pada bed

6. Antara punggung dan paha membentuk sudut 90

7. Pasang penahan tubuh di bokong pasien

E. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada pasien serta tetap

menjaga kesopanan.

POSISI SUPINASI (Telentang)


A. Pengertian :
Posisi supinasi adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu
sedikit elevasi dengan menggunakan bantal.
B. Tujuan :
1. Untuk pasien pascaoperasi dengan anestesu spinal.
2. Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi yang tidak tepat.
C. Persiapan Alat :
1. Tempat tidur
2. Bantal
3. Gulungan handuk
4. Bantalan kaki
5. Handscoen (jika diperkukan)
D. Prosedur Pelaksanaan :
1. Pastikan kebutuhan klien akan tindakan posisi supinasi
2. Persiapan klien
- Sampaikan salam.
- Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan lingkungan
- Tutup gorden / pasang sampiran.
- Dekatkan alat-alat.
4. Cuci tangan, gunakan handscoen (jika perlu).
5. Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.
6. Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.
7. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbar, jika terdapat celah
8. disana.
9. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
10. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.
11. Jika klien sadar atau mengalami paralisis ekstrimitas atas,elevasikan tangan dan
lengan
12. bawah dengan menggunakan bantal.
13. Lepaskan sarung tangan.
14. Cuci tangan.
15. Evaluasi respon klien dan dokumentasikan.

POSISI LATERAL

A. DEFINISI
Posisi berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh ke samping

B. TUJUAN

1. Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik


2. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit
3. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
C. INDIKASI
Kebutuhan mobilisasi lateral

D.  PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

E.  PERSIAPAN ALAT

1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Bantal biasa
4. Bantal guling
5. Handuk gulung
6. Sarung tangan / hanscoon

F.  CARA KERJA

1. Memperkenalkan diri
2. beritahu dan jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan
lihat respon klien
3. dekatkan alat ke klien
4. cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur
6. gulingkan pasien hngga posisinya miring
7. letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien
8. fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak meopang pada
bahu tersebut
9. letakkan bantal di bawah lengan atas
10. letakkan lengan bawah sejajar bahu dan leher
11. letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas bertumpu pararel
dengan permukaan tempat tidur
12. letakkan bantal guling di belakang punggung klien untuk menstabilkan posisi
13. rapikan alat dan klien
14. kaji respon klien
15. observasi tanda – tanda vital
16. lepas sarung tangan dn cuci tangan
17. dokumentasikan tindakan

BEACH CHAIR POSITION

A. PENGERTIAN

posisi yang andal, aman, dan efektif untuk melakukan hampir semua jenis prosedur

artroskopi bahu. Dimana posisi pasien setengah duduk dengan kaki sejajar dengan

dada

B. TUJUAN

Digunakan untuk operasi bahu dan beberapa operasi intrakarnial dan fossa

posterior

C. PERSIAPAN PASIEN

Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

D. PERSIAPAN ALAT

1. Meja OP

2. Sabuk

3. Support

4. Mayfield head pin

5. Handscoon
E. CARA KERJA

1. Instruksikan pasien untuk duduk di bed yang telah dibuat seperti kursi pantai

2. Topang tangan dengan support dan rekatkan sabuk pengikat agar tidak terjadi fraksi

bahu

3. Topang kepala dengan Mayfield head pin agar tidak terjadi fleksi dan ekstensi

4. Ikatkan sabuk pada lutut pasien untuk mencegah jatuh

POSISI REVERSE TRENDELENBURG

F. PENGERTIAN

Kebalikan dari trendelenburg position dimana menurunkan kaki ranjang dan

mengangkat kepala tempat tidur pasien

G. TUJUAN

Posisi ini digunakan untuk prosedur kepala dan leher dan memberikan visualisasi

dalam prosedur laparoskopi perut bagian atas

H. PERSIAPAN PASIEN

Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

I. PERSIAPAN ALAT

1. meja OR

2. Alat kompresi

3. stoking anti-emboli

4. Pemanjang kaki atau tali

J. CARA KERJA
1. meja OR dimiringkan dengan kaki menghadap ke bawah dan kepala 15 derajat

hingga 30 derajat lebih tinggi

2. Lokasi pembedahan ditinggikan di atas ketinggian jantung untuk meningkatkan

drainase cairan tubuh dari lokasi pembedahan

3. Pasang Pemanjang kaki atau tali untuk membantu mengamankan pasien agar

tidak tergelincir di atas meja.

4. kepala ditopang oleh bantal dan menjaganya dalam posisi netral sehingga

kepala dan tulang belakang sejajar

5. rentangkan lengan kurang dari sudut 90 derajat dari tubuh

POSISI TRENDELENBURG (HEAD DOWN) UNTUK BEDAH LAPAROSKOPI

Laparoskopi atau operasi lubang kunci merupakan prosedur yang dilakukan untuk

memantau dan memperbaiki kondisi organ atau jaringan di dalam rongga perut atau panggul.

Dibandingkan dengan bedah umum, bedah laparoskopi umumnya lebih aman dan

pemulihannya lebih cepat.

K. PENGERTIAN POSISI TRENDELENBURG

Kegiatan mengatur posisi pasien di meja operasi dengan bagian kepala lebih

rendah daripada bagian kaki. Posisi ini kadangkadang dirubah dengan

menekukkan lutut dan mematahkan bagian tempat tidur. Posisi ini dilakukan

untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

L. TUJUAN

Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak, untuk

meningkatkan venous return selama hipotensi, untuk memaksimalkan eksposur

selama operasi abdominal dan laparoskopi, dan selama pemasangan central

line untuk mencegah emboli.


M. PERSIAPAN PASIEN

1. Memberitahu pasien prosedur tindakan (termasuk posisi)


2. Inform consent

N. PERSIAPAN ALAT

1. Bantal
2. Sabuk pengaman
3. Meja operasi
4. Penyangga bahu

O. CARA KERJA

Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Meperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan kepada klien
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
Fase Kerja
1. Perawat mencuci tangan
2. Atur posisi pasien terlentang pada meja operasi
3. Berikan bantal dibawah kepala
4. Pasang sabuk pengaman pada kaki (dibagian paha), pada kepala, dan pada
lengan.
5. Atur meja mayo dengan bagian kaki lebih tinggi dari kepala
6. Penyangga bahu sebaiknya tidak digunakan pada posisi ini karena dapat
menimbbulkan kerusakan pada pleksus brakialis. Namun, apabilamendesak,
penyengga tersebut harus diberi bantalan yang cukup dan diletakkan di atas
prosesus akromialis scapula,dan bukan di jaringan lunak di atas prosesus brakialis.
Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
4. Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai