Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN KARAKTER

DAN KEPRIBADIAN
ANGOTA KELOMPOK:

1. Amelia Erintya ( P17210204125 )


2. Dila Rosita (P17210204157)
3. Riza Nur Aini (P1721020464)
4. Intania Cahya Andini (P17210204171)
5. Frisca Ilma Silvia (P17310204178)
6. Saidah Fitri (P17210204285)
PERKEMBANGAN KARAKTER DAN
KEPRIBADIAN

• Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
Menurut Michael Novak karakter merupakan campuran kompatibel dari
seluruh kebaikan yang diidentifikasi oleh tradisi religius, cerita sastra, kaum
bijaksana, dan kumpulan orang berakal sehat yang ada dalam sejarah.
• Kata kepribadian berasal dari kata Personality (bahasa Inggris) yang berasal
dari kata Persona (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng yaitu tutup
muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya
untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang.
TAHAP PERKEMBANGAN KARAKTER
DAN KEPRIBADIAN

FASE PERTAMA FASE KEDUA


Diutarakan oleh Charles H. Cooley (1864- Fase kedua merupakan fase yang paling dominan
1929) bahwa tahap perkembangan kepribadian dalam membentuk kepribadian dan bakat pada
seseorang.Fase ini adalah fase perkembangan potensi
yang pertama dimulai sejak usia dini yaitu pada
yang memang sudah dimiliki oleh anak. Perkembangan
usia satu sampai dua tahun. Pada usia ini anak karakter yang terjadi sesuai dengan lingkungan tempat
sudah mulai mengenali dirinya sendiri. Pada tinggal dan tipe pergaulannya, struktur budaya dan
fase pertama ini kepribadian orang dibedakan nilai pada masyarakat sosialnya.
menjadi dua bagian. Unsur dasar yang
dimaksud adalah unsur dasar kepribadian (basic
personality structure) dan capital personality.
Lanjutan>>>
FASE KETIGA

Dalam fase II ini berlangsung cukuo Fase ketiga ini merupakan proses
panjang, Tipe perilaku yang khas tampak perkembangan kepribadian seseorang yang
dalam beberapa hal berikut: mulai luas. Fase ini merupakan fase terakhir.
Fase ini ditandai dengan semakin stabilnya
• Dorongan-dorongan(drives)
karakter seseorang dengan perilaku khasnya.
• Naluri (instinct) Pada fase ini perkembangan kepribadian
cenderung menetap secara permanen yaitu
• Getaran hati (emosi)
dengan terbentuknya perilaku yang khas dan
• Perangai perwujudan kepribadian yang bersifat
abstrak sebelumnya. Setelah kepribadian
• Intelegensi (IQ)
ketiga terbentuk, maka diklasifikasikan
• Bakat(talent) menjadi tiga tipe kepribadian yaitu:
• Kepribadian normatif (normative man)
• Kepribadian perbatasan (marginal man)
TAHAPAN PERKEMBANGAN KARAKTER DAN
KEPRIBADIAN MENURUT ERIK H.ERIKSON

• Bayi (lahir-18 bulan)


• Remaja (12-18 tahun)
Tahap pertama teori perkembangan psikososial adalah yang paling penting
bagi kehidupan manusia. Pada fase ini, konflik akan berpusat pada Fase selanjutnya adalah “identity vs role confusion” yaitu saat
kepercayaan atau “trust vs mistrust”. Artinya, peran orang di sekitarnya remaja mencari jati diri yang akan berpengaruh pada hidupnya
sebagai pengasuh sangatlah krusial. dalam jangka panjang. Remaja yang berhasil akan konsisten
dengan dirinya, sementara yang gagal akan merasa bingung
• Anak-anak (2-3 tahun) tentang jati dirinya.
Memasuki tahap kedua, bayi sudah tumbuh menjadi anak-anak • Awal dewasa (19-40 tahun)
yang memiliki kendali diri lebih besar. Tak hanya itu, anak
juga mulai mandiri. Fase potty training cukup krusial untuk Fase “intimacy vs isolation” berkaitan erat dengan hubungan kasih
melewati fase “autonomy vs shame and doubt” ini. sayang dengan pasangan. Jika berhasil, maka orang bisa
membentuk hubungan yang kuat. Sebaliknya jika gagal, seseorang
• Usia pra-sekolah (3-5 tahun) justru akan menutup dirinya.

Di tahap ini, anak mulai terlibat dalam permainan dan interaksi • Dewasa (40-65 tahun)
sosial. Jika berhasil melewatinya dengan baik, anak akan Berada di fase dewasa, seseorang tentu ingin melakukan sesuatu
merasa bisa memimpin orang lain. Sementara bagi yang gagal, yang membuat dirinya berguna. Jika sukses, maka akan muncul
akan kerap merasa bersalah, meragukan kemampuan diri rasa berguna. Sebaliknya jika gagal, akan merasa keterlibatannya
sendiri, dan jarang berinisiatif. di dunia tidaklah signifikan. Ini adalah fase “generativity vs
stagnation”.
• Usia sekolah (6-11 tahun)
• Kematangan (65 tahun-meninggal dunia)
Lewat interaksi sosial, anak mulai merasakan bangga ketika
berhasil melakukan sesuatu. Pada usia sekolah ini pula, mereka Inilah tahap ketika seseorang melakukan refleksi pada apa yang
harus menghadapi tantangan berupa target sosial dan dilakukannya semasa muda. Jika merasa puas dengan
akademis. Di fase “industry vs inferiority” ini, yang berhasil pencapaiannya, maka akan muncul rasa cukup. Sebaliknya jika
melewatinya akan merasa kompeten. Sebaliknya, yang gagal tidak puas, akan muncul penyesalan hingga rasa putus asa
akan merasa inferior.
TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN
KEPRIBADIAN MENURUT SIGMUND FREUD

• Fase Oral (Usia 0 – 1 tahun) • Fase Laten (Usia 5/6 – 12/13 tahun)
Fase oral adalah fase perkembangan yang berlangsung pada tahun Fase ini pada usia 5 atau 6 tahun sampai remaja, anak mengalami
pertama dari kehidupan individu. Pada fase ini, daerah erogen periode peredaan impuls seksual. Menurut Freud, penurunan minat
yang paling penting dan peka adalah mulut, yakni berkaitan seksual itu akibat dari tidak adanya daerah erogen baru yang
dengan pemuasan kebutuhan dasar akan makanan atau air. dimunculkan oleh perkembangan biologis. Jadi, fase laten lebih
• Fase Anal (Usia 1 – 2/3 tahun) sebagai fenomena biologis, alih-alih bagian dari perkembangan
psikoseksual.
Fase ini dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga dari
• Fase Genital
kehidupan. Pada fase ini, fokus dari energi libidal dialihkan dari
mulut ke daerah dubur serta kesenangan atau kepuasan diperoleh Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam
dari kaitannya dengan tindakan mempermainkan atau menahan diri remaja. Sistem endokrin memproduksi hormon-hormon yang
feces (kotoran) pada fase ini pula anak mulai diperkenalkan memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder (suara,
kepada aturan-aturan kebersihan oleh orang tuanya melalui toilet rambut, buah dada, dll), dan pertumbuhan tanda seksual primer.
training, yakni latihan mengenai bagaimana dan dimana Pada fase ini kateksis genital mempunyai sifat narkistik : individu
seharusnya seorang anak membuang kotorannya. mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya
• Fase Falis (Usia 2/3 – 5/6 tahun) sendiri, dan orang lain diingkan hanya karena memberikan bentuk-
bentuk tambahan dari kenikmatan jasmaniah.
Fase falis (phallic) ini berlangsung pada tahun keempat atau
kelima, yakni suatu fase ketika energi libido sasarannya dialihkan
dari daerah dubur ke daerah alat kelamin.
FAKTOR YANG MEMPERCEPAT
PERKEMBANGAN KARAKTER

1. Faktori Insting (naluri)


2. Adat (kebiasaan)
3. Keturunan (wirotsah/heredity)
4. Lingkungan (milieu)
Sikap
TINJAUAN KARAKTER Emosi
DARI BERBAGAI UNSUR
1. Kepercayaan
(Mu’in, 2011) mengungkapkan bahwa ada
beberapa unsur dimensi manusia secara
2. Kebiasaan dan kemauan
psikologis dan sosiologis yang berkaitan
dengan terbentuknya karakter pada diri 3. Konsepsi diri (self conseption)
manusia tersebut. Unsur-unsur ini menunjukan
bagaimana karakter seseorang. Unsur-unsur
tersebut antara lain:
ANALISIS BERBAGAI AHLI DALAM PENGEMBANGAN DAN ANALISIS
KARAKTER

• Menurut Maxwell
Pengertian karakter menurut para ahli yang pertama dibahas adalah menurut Maxwell.
Menurut Maxwell, karakter bukan hanya tentang baik atau buruk. Lebih dari itu, karakter
merupakan sebuah pilihan yang bisa menentukan sukses atau tidaknya seseorang.
• Menurut Wayn
Pengertian karakter menurut para ahli yang selanjutnya adalah menurut pandangan
Wayn. Bagi Wayn, karakter berkaitan dengan teknis dan cara yang digunakan untuk
menerapkan nilai-nilai kebaikan ke dalam sebuah tingkah laku maupun tindakan.
• Menurut Kamisa
Pengertian karakter menurut para ahli yang lain adalah berdasarkan pendapat Kamisa.
Kamisa berpendapat, karakter merupakan sifat kejiwaan, akhlak serta budi pukerti
seseorang yang membuatnya berbeda dari orang lain.

Lanjutannya>>>
• Menurut Gulo W
Pengertian karakter menurut para ahli turut dikemukakan oleh Gulo W. Gulo mengatakan, karakter
dapat dilihat dari kepribadian seseorang baik dari segi titik moral maupun tolak etisnya. Contoh,
kejujuran. Karakter kejujuran diperoleh dari nilai-nilai moral yang ditanamankan oleh masing-masing
keluarga, begitu pula dengan nilai sopan santun lainnya.

• Menurut Soemarno Soedarsono


Pengertian karakter menurut para ahli disampaikan pula oleh tokoh yang berasal dari Indonesia,
yakni Soemarno Soedarsono. Soemarno Soedarsono, mengungkapkan pendidikan karakter sebagai
sebuah nilai yang sudah tertanam di dalam diri sendiri. Nilai tersebut didapat melalui Pendidikan,
pengorbanan, percobaan, pengalaman dan pengaruh lingkungan yang mana kemudian dipadukan dengan
nilai-nilai yang terdapat pada seseorang.
• Menurut Ryan & Bohlin
Sedikit berbeda dengan pengertian karakter menurut para ahli lain, Ryan dan Bohlin berpendapat
karakter berkaitan dengan kecenderungan seseorang. Karakter merupakan sebuah pola perilaku,
sehingga karakter yang baik akan paham mengenai kebaikan, menyenangkan kebaikan, serta
mengerjakan sesuatu yang baik pula, begitu juga sebaliknya.
1. Karakter seseorang sudah terbentuk
sebelum masuk ke perguruan tinggi dan
merupakan tanggung jawab orang tua
P E N E R A PA N P E N D I D I K A N untuk membentuk karakter anaknya.
KARAKTER DIKALANGAN
M A H A S I S WA 2. Perguruan tinggi, khususnya dosen, tidak
memiliki kepentingan dengan pembentikan
karakter, karena mereka direkrut bukan
Menurut kamus bahasa Indonesia, mahasiswa
untuk melakukan hal tersebut.
adalah orang yang belajar (peserta didik) di 3. Karakter merupakan istilah yang mengacu
perguruan tinggi (Depdiknas, 2008). Sementara
itu (Syukri, 2009) berpendapat bahwa perguruan pada agama tau ideology konservatif
tinggi merupakan tempat pencarian ilmu tertentu, sementara itu perguruan tinggi di
pengetahuan, pemecahan berbagai masalah,
barat secara umum melepaskan diri dari
tempat mengkritisi karya-karya yang dihasilkan,
dan sebagai pusat pelatihan manusia.Kemudian agama atau ideologi tertentu.
(Schwartz, 2000) menyatakan ada beberapa hal
yang mengundang kekeliruan terkait penerapan
pendidikan karakter dikalangan mahasiswa, yaitu:
• Tri Darma Perguruan Tinggi
Pendidikan karakter bisa diintegrasikan ke dalam kegiatan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
berkarakter.
• Budaya Perguruan Tinggi (kampus)/ Budaya
Organisasi
(Soetanto, 2012) menjabarkan
Mahasiswa dituntut untuk dapat membiasakan diri dalam
bahwa penerapan pendidikan kehidupan keseharian di lingkungan perguruan tinggi.
karakter di perguruan tinggi • Kegiatan Kemahasiswaan
didasarkan pada lima pilar utama: Pendidikan karakter dapat diciptakan melalui integrasi ke dalam
kegiatan kemahasiswaan, antara lain pramuka, olahraga, karya
tulis, seni, workshop, dan acara yang melibatkan mahasiswa
dalam system kepanitiaannya.
• Kegiatan Keseharian
Pendidikan karakter dapat dimunculkan dengan penerapan
pembiasaan kehidupan keseharian di lingkungan keluarga, asrama,
dan masyarakat.
• Budaya Akademik
Nilai pendidikan karakter secara persfektif terbentuk dengan
adanya totalitas budaya akademik.
1. Melalui pembelajaran
Adapun penerapannya harus
mempunyai strategi guna 2. Melalui ekstrakurikuler
mencapai hasil yang
3. Melalui pengembangan
diinginkan, (Soetanto, 2012)
mengungkapkan bahwa ada budaya perguruan tinggi
beberapa strategi yang bisa
digunakan dalam penerapan
pendidikan karakter:
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai