Anda di halaman 1dari 5

POSISI LITHOTOMY

Pengertian :
Membaringkan pasien terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditekuk kearah perut,
tungkai bawah membuat sudut 90 derajat terhadap paha.

Tujuan :
Memudahkan untuk pemeriksaan daerah genetalia dan traktus genetalia.
Memudahkan masuknya speculum vagina.

Indikasi :
Dilakukan pada klien untuk pemeriksaan kandung kemih.
Dilakukan pada pemeriksaan ginekologi.

Kontraindikasi :
Pada klien dengan antritis berat.

Pelaksanaan :
1. Memberi tahu pasien.
2. Cuci tangan.
3. Klien dibaringkan terlentang dengan punggung, paha diletakkan pada perut.
4. Lutut dilipatkan pada dengan kaki jauh dari tubuh dan dibantu oleh petugas untuk meletakkan
pada penahan lutut.
5. Memberikan kenyamanan dan pertahanan klien tetap tertutub dengan baik.
6. Merapikan tempat tidur klien.
7. Cuci tangan.

POSISI TRENDELENBURG

Pengertian :
Posisi klien dengan berbaring datar, baik terlentang atau telungkup dengan posisi kaki lebih tinggi
dari kepala.

Tujuan :
Melancarkan peredaran darah keotak.
Memudahkan jalannya pembedahan pada bagian perut.
Memudahkan untuk mengalirkan sekresi dari paru.

Indikasi :
Dilakukan pada yang shock.
Pada klien dengan pemasangan skin traksi pada kaki.
Dilakukan pada klien yang mempunyai penyakit pembuluh daerah peripheral.

Kontraindikasi :
Pada klien yang mempunyai potensi peningkatan tekanan cranial.
Pelaksanaan :
1. Memberi tahu pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Pasien dibaringkan datar terlentang tanpa bantal, dan lipatan lutut diberi bantal/guling.
4. Meninggikan tempat tidur klien sesuai dengan kebutuhan.
5. Memberikan kenyamanan pada posisinya.
6. Merapikan tempat tidur.
7. Mencuci tangan

POSISI FOWLER

Pengertian :
Posisi duduk, dimana pasien istirahat diatas tempat tidur dengan tubuh agak dinaikan keatas dan
derajat ketinggian (75 – 90) derajat.

Tujuan :
Memberikan perasaan senang.
Membantu melancarkan keluarnya cairan.
Mengurangi sesak nafas.

Indikasi :
Klien sesak nafas (penyakit jantung dan asma) atau gangguan pernafasan.
Klien dengan resiko ulkus.
Klien yang sedang makan atau minum.

Kontraindikasi :
Fraktur tulang pelvis, post operasi abdoment.
Faktur tulang belakang (vetebra lumbalis).

Pelaksanaan :
1. Memberi tahu pasien
2. Mencuci tangan.
3. Naikkan bagian kepala tempat tidur yang lebih tinggi, biarkan kepala klien beristirahat dan
diberi bantal. (posisi ini mencegah fleksi dari leher).
4. Posisikan klien sehingga sudutnya berada di pinggul. (menjaga punggung dalam keadaan
lurus)
5. Beri bantal pada lengan bawah sehingga lengan bawah tersangga untuk mencegah bahu klien
tertarik. (tindakan ini mencegah bahu klien tertarik kebawah).
6. Sangga tangan dengan bantal sehingga tangan dalam posisi normal dengan lengan bawah
tersangga. (posisi ini mencegah kontraktur pergelangan tangan dan membantu sirkulasi di
tangan).
7. Tekuk dalam keadaan tertentu, hindari tekanan pembuluh darah dan syaraf dibelakang lutut.
Tekanan didaerah ini mengurangi sirkulasi kebagian tungkai bawah dan kaki, dan syaraf dapat
terganggu. (lutut yang difleksikan terlalu lama dapat menyebabkan kontraktur).
8. Cuci tangan.

POSISI SEMI FOWLER

Pengertian :
Yang dimaksut dengan sikap semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15 derajat
sampai dengan 60 derajat.

Tujuan :
Mobilisasi.
Memberikan perasaan lega kepada klien yang sesak nafas.
Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan.

Indikasi :
Klien sesak nafas.
Klien pasca operasi struma, hidung, thorax.
Klien dengan penyakit tenggorakan yang memproduksi sputum, aliran gelembung dan kotoran
pada saluran pernafasan.

Kontra indikasi :
Pada klien yang post operasi servikalis vertebra.
Contusion serebri atau gegar otak.
Comser (comusio seribri) atau memar otak.
Pelaksanaan :
1. Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat (45 sampai 90 derajat)
2. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien
lumpuh.
3. Letakan bantal dibawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikkan lutut dari
tempat tidur yang rendah. Menghindari adanya tekanan dibawah jarak popliteal (dibawah
lutut).
4. Ganti derajat ketinggian kepala dari tempat tidur antara 5 sampai 10 derajat sesering mungkin.
5. Identifikasi tekanan potensial pada titik tertentu, siku, sacrum atau tulang tungging (sulbi) dan
tumit.

POSISI KNEE - CHEST atau POSISI DADA LUTUT

Pengertian :
Posisi klien dengan berlutut kedepan dengan kepala dan dada teratas rileks pada tempat tidur.

Tujuan :
Memberikan pemaparan maksimal pada daerah rectal.
Mempermudah pemeriksaan rectum.

Indikasi :
Pemeriksaan rectum dan perineum wanita atau selama prostoskopi (penempatan bidang visualisasi
pada rectum).
Kotraindikasi :
Klien dengan artritis atau kelainan bentuk persendian lainnnya.

Pelaksanaan :
1. Memberi tahu klien.
2. Mencuci tangan.
3. Klien berlutut kedepan dengan kepala dan dada teratas rileks pada tempat tidur.
4. Punggung lurus dann pingul membungkuk tajam, lengan rileks pada tempat tidur diatas kedua
bahu dan kepala.
5. Gunakan posisi genu pectoral.
6. Rapikan tempat tidur.
7. Mencuci tangan.

POSISI SIM
Pengertian :
Posisi dengan pasien dibaringkan kekiri, atau kekanan dengan setengah telungkup, dan tangan
yang dibawah diletakkan dibelakang punggung, serta yang atas difleksikan didepan bahu.
Tujuan :
Memudahkan untuk melakukan pemeriksaan rectum (pelepasan).
Memudahkan dalam melakukan suntikan.
Untuk mengurangi tekanan kulit yang berlawanan dengan punggung.
Indikasi :
Klien yang tidak mampu mengeluarkan sputum dari mulut.
Pada klien yang mempunyai secret yang banyak agar tidak masuk ke paru-paru.
Untuk pemeriksaan vagina atau rectum.
Dilakukan pada pasien yang tidak sadar untuk mempemudahkan jalan masuk air dari mulut klien.
Pada ibu hamil atau punya tumor perut.
Kontra indikasi :
Klien dengan kelainan sendi pada lutut dan panggul.
Pelaksanaan :
1. Memberi tahu klien.
2. Cuci tangan.
3. Klien miring kekiri atau kekanan dan setengah badan telungkup. Tangan yang dibawah
diletakkan dibelakang punggung, serta yang atas difleksikan didepan bahu.
4. Dibawah kepala diberi bantal.
5. Dibawah kaki dan tangan yang difleksikan didepan diberi bantal.

POSISI DORSAL RECUMBENT


Pengertian :
Membaringkan pasien dengan sikap terlentang pada kaki dan tumit diatas tempat tidur, kedua kaki
direnggangkan.
Tujuan :
Agar klien merasa lebih nyaman.
Untuk mengurangi gangguan nyeri hebat.
Indikasi :
Dilakukan pada ibu hamil.
Dilakukan pada waktu melakukan vulva hygine
Kontraindikasi :
Dilakukan pada klien yang artritis karena terbatas untuk menekuk lutut dan panggul.
Pelaksanaan :
1. Memberi tahu klien.
2. Mencuci tangan.
3. Kepala datar pada permukaan tempat tidur, dan meletakkan bantal dibawah kepala serta bahu
jika memaksa untuk meluruskan.
4. Menekuk lutut dan tumit diletakkan diatas tempat tidur.
5. Merapikan tempat tidur.
6. Cuci tangan.

DAFTAR PUSTAKA

Elfin, Perry, Potter, 2000. Nursing Internention And Clinical Skills Second Edition, St Louis, Missauri.
Mosby. Inc.

Kozier, Barbara, 1995. Fundamental Of Nursing, California, Addison – Weskey Publishing Company
Company Concepts, Process And Practice.

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Surabaya : Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai