Anda di halaman 1dari 5

1.

Posisi Fowler

Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikkan setinggi 45°-
60° tanpa fleksi lutut (posisi kaki lurus).

Tujuannya adalah untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan


kardiovaskular. Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton
televisi).

Posisi ini sepertinya tidak terlalu rumit prosedur kerjanya karena hanya
memanfaatkan kecanggihan bed yang kepalanya bisa naik hingga 90° tapi kita harus
terlebih dahulu memutar porosnya supaya kepala bednya bisa naik

. Posisi Supinasi (Terlentang)

Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan
bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.

Tujuannya adalah untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal dan
untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak
tepat.

Posisi ini juga tidak terlalu rumit prosedur praktiknya (jika pasien/klien memang
sudah dari awal dengan posisi seperti ini). Rumitnya adalah ketika pasien dalam
posisi pronasi (telungkup) atau posisi lainnya.

3. Posisi Pronasi (Telungkup)


Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala
menoleh kesamping.

Tujuannya adalah untuk memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan
lutut, mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut, dan memberikan
drainase pada mulut.

4. Lateral (Side Lying) Position

Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh
dengan kepala menoleh kesamping.

Tujuannya adalah untuk mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung


yang baik, baik untuk posisi tidur dan istirahat, dan membantu menghilangkan
tekanan pada sakrum dan tumit.

5. Posisi Sims (Semipronasi)


Posisi sims atau disebut juga posisi semi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring
pada posisi pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi. Posisi ini lengan
bawah ada di belakang tubuh klien, sementara lengan atas didepan tubuh klien.

Tujuannya adalah untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar,
mengurangi penekanan pada sakrum dan trokhanter mayor pada klien yang
mengalami paralisis, dan untuk mempermudahkan pemeriksaan dan perawatan pada
area perineal, serta untuk tindakan pemberian enema.

Posisi semi-telungkup (atau posisi Sims) sering digunakan untuk pasien paralisis
karena ini mengurangi tekanan pada bokong dan panggul. Banyak orang menemukan
posisi ini nyaman untuk tidur.

6. Posisi Trendelenburg

Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada
bagian kaki.

Tujuannya adalah untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

7. Posisi Dorsal Recumbent

Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di
atas tempat tidur.

Tujuan adalah untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.
8. Posisi Litotomi

Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas
bagian perut.

Tujuan adalah untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat
kontrasepsi.

9. Posisi Genu Pectoral (Knee Chest)

Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
bagian alas tempat tidur.

Tujuan adalah untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.


10. Posisi Orthopnea

Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien duduk di
bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.

Tujuan adalah untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan


ekspansi dada yang maksimal dan membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi.

Anda mungkin juga menyukai