Anda di halaman 1dari 13

Kegiatan Belajar

AMBULASI DAN MOBILISASI


MENGGUNAKAN ALAT BANTU

160 Menit

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum dan Petunjuk Belajar

A. Deskripsi Singkat
Ambulasi adalah membantu pasien untuk melakukan mobilisasi
dengan menggunakan alat bantu seperti kruk, tongkat dan walker.
1. Kruk terbuat dari kayu atau logam. Ada dua tipe kruk, kruk
lofstrand dengan pengatur ganda atau kruk lengan bawah dan
kruk aksila terbuat dari kayu.
2. Tongkat adalah alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi
pinggang, terbuat dari kayu atau logam. Dua tipe tongkat umum
adalah tongkat berkaki panjang lurus (single straight-legged) dan
tongkat berkaki segi empat (quad cane)
3. Walker adalah suatu alat yang sangat ringan, mudah
dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari pipa logam dan
mempunyai empat penyangga dan kaki yang kokoh
Tujuan ambulasi :
1. Menyediakan kondisi yang aman bagi pasien pada saat berjalan
dengan menggunakan alat bantu sesuai kebutuhan.
2. Untuk melatih dan meningkatkan mobilitas pasien
Sebelum melakukan ambulasi perlu dikaji :
1. Lama tirah baring dan waktu bangun sebelumnya
2. Tanda-tanda vital dasar
3. Rentang pergerakan sendi yang dibutuhkan untuk melakukan
ambulasi (missal : pinggul, lutut, pergelangan kaki).

1
Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3 1
4. Kekuatan otot ekstremitas bawah
5. Kebutuhan untuk menggunakan alat bantu berjalan (missal:
tongkat, walker, kruk)
6. Asupan obat pasien (missal : narkotik, sedative, penenang dan
antihistamin) yang dapat menyebabkan rasa ngantuk, pusing,
kelemahan dan hipotensi artostatik serta mengganggu
kemampuan pasien untuk berjalan dengan aman.
7. Apakah ada inflamasi sendi, fraktur, kelemahan otot, atau kondisi
lain yang menghambat mobilitas fisik.
8. Kemampuan untuk memahami petunjuk
9. Tingkat kenyamanan.

B. Relevansi
Materi yang telah dipelajari sebelumnya terkait dengan sistem
muskuloskeletal meliputi anatomi, fisiologi dan patofisiologi menjadi
dasar pemahaman pada materi ini yang akan mempelajari gangguan
atau penyakit pada sistem muskuloskeletal. Konsep dasar dalam
fundamental of nursing juga menjadi bagian dari hal yang relevan
terkait tindakan ini.

C. Petunjuk Belajar
Langkah-langkah selama skill lab adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa melakukan discovery learning terkiat skill ambulasi
dan mobilisasi menggunakan alat bantu
2. Mahasiswa melakukan pre test
3. Mahasiswa mendapatkan penjelasan dan demonstrasi praktikum
(pra interaksi, fase kerja, terminasi) oleh instruktur
4. Mahasiswa mendemonstrasikan kembali skill yang telah
diajarkan
5. Mahasiswa melaksanakan post test

2 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3


KEMA
MP
UA
N
AK
HI
R
YA
NG
DI
CA
PA
I
(K
O
GN
ITI
F,
AF
FE
KT
IF,
DA
N
Diharapkan setelah melaksanakan skill lab ini, mahasiswa mampu:
1. Mahasiswa mampu memahami konsep tindakan ambulasi dan
mobilisasi menggunakan alat bantu
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk melakukan tindakan
ambulasi dan mobilisasi menggunakan alat bantu
3. Mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan penghisapan lendir
secara mandiri

LATIHAN / TRIGGER CASE

Seorang laki-laki (23 tahun) dirawat di bangsal bedah Rumah Sakit karena
fraktur femur sinistra. Pasien telah menjalani operasi pemasangan pen
3
Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3 3
pada kaki kiri satu minggu yang lalu. Pada pengkajian didapatkan pasien
mengatakan tidak ada nyeri kepala dan sudah tidak merasa nyeri pada
luka bekas operasi. Hasil pemeriksaan fisik luka kering, tidak terdapat
tanda infeksi, TD 130/80 mmHg, N 82 x/menit, S 36,5 0C, RR 20 x/menit.
Dokter mengijinkan pasien untuk pulang besok. Anda adalah perawat
yang bertugas di ruang bedah. Lakukan tindakan yang tepat pada pasien.

PERALATAN DAN BAHAN

1. Kursi Roda
2. Pita pengukur
3. Goniometer
4. Kruk dengan ujung berlapis karet
5. Walker
6. Tongkat

PROSEDUR KETERAMPILAN

A. Melakukan Ambulasi Dini


1. Tahap Pra Interaksi
a. Mengecek program terapi.
b. Mencuci tangan.
c. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
d. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.
2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien,
memperkenalkan diri.
b. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
d. Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama pasien.

4 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3


3. Tahap Kerja
a. Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa.
b. Berikan pada pasien pakaian yang layak untuk berjalan dan
sepatu atau sandal dengan alas yang tidak licin.
c. Persiapkan pasien untuk melakukan ambulasi.
1) Bantu pasien untuk duduk di tepi tempat tidur
2) Kaji secara teliti apakah ada tanda dan gejala hipotensi
artostatik pada pasien (pusing, berkunang-kunang atau
peningkatan frekuensi jantung secara mendadak)
sebelum meninggalkan sisi tempat tidur.
3) Bantu pasien untuk berdiri di tepi tempat tidur sampai ia
merasa aman.
d. Pastikan keamanan pasien saat melakukan ambulasi
1) Dorong pasien untuk melakukan ambulasi secara
mandiri jika ia mampu,.
2) Perawat berjalan di samping pasien, sampaikan pada
pasien untuk memberitahu perawat jika membutuhkan
bantuan.
3) Jika ini adalah saat pertama pasien bangun dari tempat
tidur setelah pembedahan, cedera atau setelah
imobilitas dalam waktu lama, atau jika pasien agak
lemah, atau tidak stabil, minta seorang asisten
mengikuti anda dan pasien dengan membawa sebuah
kursi roda untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan kursi roda
dengan cepat.
4) Jika pasien cukup lemah dan tidak stabil, berjalan
disamping bagian tubuh pasien yang lemah dan kaitkan
lengan bawah anda dengan lengan bawah pasien yang
terdekat. Dorong pasien untuk menekan lengan bawah

5
Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3 5
ke panggul atau pinggang anda untuk mendapat
stabilitas jika diinginkan.
5) Jika pasien sangat lemah dan tidak stabil, letakkan
lengan anda dekat dengan tubuh pasien mengelilingi
pinggang pasien (merangkul pada pinggang) dan
topang lengan pasien yang dekat tubuh anda dengan
lengan anda yang lain dibagian siku. Berjalan disamping
tubuh pasien yang lebih kuat.
e. Lindungi pasien yang mulai jatuh saat melakukan ambulasi.
1) Jika seorang pasien mulai merasakan tanda dan gejala
hipotensi artostatik atau kelemahan berat, segera bantu
pasien ke kursi roda atau kursi lain yang berada di
dekatnya, dan bantu pasien untuk merendahkan kepala
diantara lutut (membungkuk).
2) Jika kursi tidak berada didekat pasien, bantu pasien ke
posisi horizontal di lantai sebelum terjadi berkunang-
kunang.
3) Temani pasien sampai kondisinya membaik.
4) Setelah kelemahan menghilang, bantu pasien kembali
ke tempat tidur.
4. Tahap terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
c. Merapikan pasien dan lingkungan.
d. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada
Allah.
e. Berpamitan dengan pasien dan menyampaikan kontrak yang
akan datang.
f. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
g. Mencuci tangan.

6 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3


h. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

B. Mobilisasi Menggunakan Alat Bantu


1. Tahap Pra Interaksi
a. Mengecek program terapi.
b. Mencuci tangan.
c. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
d. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.
2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien,
memperkenalkan diri.
b. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
d. Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama pasien.
3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy.
b. Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa.
Bila menggunakan kruk
a. Ukur panjang kruk yang sesuai dengan pasien :
1) Pasien berbaring terlentang dan perawat mengukur dari
lipatan anterior aksilla hingga tumit kaki dan
menambahkan 2,5 cm.
2) Pasien berdiri tegak dan meletakkan tongkat seperti
gambar. Perawat memastikan bahwa sandaran bahu
pada kruk minimal memiliki lebar 3 jari, yaitu 2,5 sampai
5 cm dibawah aksilla.
b. Menempatkan pegangan kruk :
1) Pasien berdiri tegak dan topang berat tubuh dengan
pegangan tangan pada kruk.

7
Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3 7
2) Perawat mengukur sudut fleksi siku. Sudut tersebut
harus bersudut 30 derajat. Sebuah goniometer dapat
digunakan untuk memastikan sudut yang tepat.
c. Instruksikan pasien untuk menggunakan poros berdiri. Poros
berdiri dibentuk bila kruk ditempatkan 15 cm di depan dan 15
cm di samping tiap kaki
d. Ajarkan pasien salah satu dari 4 cara berjalan, umumnya
cara berjalan yang di programkan telah di dapat dari terapi
fisik atau dokter.
1) Empat titik pilihan atau empat titik langkah : Tiap kaki
digerakkan berdasarkan pilihan dengan tiap kruk,
sehingga tiga titik dukungan pada lantai secara
bersamaan.
2) Tiga titik pilihan atau langkah tiga titik : berat badak
dibebankan pada kaki yang tidak cedera, kemudian
kepada kedua kruk, dan selanjutnya diulang. Kaki yang
cedera tidak menyentuh lantai selama fase langkah tiga
titik secara bertahap, pasien maju untuk menyentuh dan
membebankan berat badan penuh pada kaki yang sakit.
3) Langkah dua titik : pasien menggerakkan masing-
masing kruk pada waktu yang bersamaan saat kaki
yang berlawanan juga bergerak, sehingga gerakan kruk
sama dengan gerakan tangan seperti berjalan normal.
4) Langkah swing-through atau swing-to gait : denagn
berat badan pada kaki penyokong, pasien meletakkan
kruk satu langkah di depan dan kemudian mengayun
pada atau melalui posisi tersebut saat pasien
menyokong berat badannya.
e. Ajarkan pasien naik dan turun tangga.
1) Naik tangga

8 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3


a) Tempatkan pada posisi poros
b) Pindahkan berat badan pada kruk.
c) Luaskan kaki yang tak sakit, antara kruk dan
tangga.
d) Pindahkan berat badan dari kruk ke kaki yang tak
sakit
e) Sejajarkan kruk pada tangga
2) Turun tangga
a) Mulai menetapkan poros tubuh
b) Pindahkan berat badan pada kaki yang tak sakit
c) Tempatkan kruk pada tangga dan mulai
memindahkan berat badan pada kruk, gerakkan
kaki yang sakit kedepan
d) Sejajarkan kaki yang tak sakit pada tangga dan
kruk
f. Ajarkan pasien cara duduk di kursi dan cara bangun dari
kursi
1) Duduk
a) Pasien diposisikan di tangah depan kursi dengan
aspek posterior tungkai menyentuh kursi
b) Pasien memegang kedua kruk di tangan yang
berlawanan dengan yang sakit. Bila kedua sakit,
kruk dipegang pada tangan pasien yang lebih kuat.
c) Pasien memegang tangan kursi dengan tangan
yang lain dan merendahkan tubuh ke kursi
2) Bangun
a) Pasien memegang tangan kursi dengan tangan
yang lain dan merendahkan tubuh kekursi

9
Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3 9
b) Pasien memegang kedua kruk di tangan yang
berlawanan dengan yang sakit. Bila kedua sakit,
kruk dipegang pada tangan pasien yang lebih kuat
c) Pasien diposisikan di tangah depan kursi dengan
aspek posterior tungkai menyentuh kursi
Bila menggunakan walker
a. Instruksikan pasien untuk memegang pemegang tangan
pada batang dibagian atas, melangkah, memindahkan
walker lebih lanjut dan melangkah lagi.
b. Anjurkan pasien untuk mencoba naik dan turun tangga
Bila menggunakan tongkat
a. Untuk sokongan maksimum ketika berjalan tempatkan
tongkat berada 15 sampai 25 cm didepan pasien
b. Kaki yang terlemah bergerak maju dengan tongkat sehingga
berat badan dibagi antara tongkat dan kaki yang terkuat. Kaki
yang terkuat maju setelah tongkat sehingga kaki terlemah dan
berat badan disokong oleh tongkat dan kaki terlemah.
c. Untuk berjalan, pasien mengulangi tahap ini terus
menerus.Pasien diajarkan bahwa kedua titik penopang
tersebut seperti dua buah kaki atau satu kaki dan tongkat,
akan muncul disetiap waktu.
4. Tahap terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
c. Merapikan pasien dan lingkungan.
d. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada
Allah.
e. Berpamitan dengan pasien dan menyampaikan kontrak yang
akan datang.
f. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.

10 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3


g. Mencuci tangan.
h. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

CHECK LIST PENILAIAN DEMONSTRASI SKILL

BO SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
BOT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi 1
2. Mencuci tangan 1
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 1
2. Melakukan kontrak 1
3. Menjelaskan tujuan 1
4. Menjelaskan prosedur 1
5. Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
1. Menjaga privacy 1
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 1
3. Ukur panjang kruk yang sesuai 2
4. Menempatkan pegangan kruk dengan benar 2
Instruksikan pasien untuk menggunakan
poros berdiri. Poros berdiri dibentuk bila kruk
5. 2
ditempatkan 15 cm di depan dan 15 cm di
samping tiap kaki
6. Ajarkan pasien 4 cara berjalan :
Empat titik pilihan atau empat titik langkah :
Tiap kaki digerakkan berdasarkan pilihan
3
dengan tiap kruk, sehingga tiga titik dukungan
pada lantai secara bersamaan.
Tiga titik pilihan atau langkah tiga titik : berat 3
badak dibebankan pada kaki yang tidak
cedera, kemudian kepada kedua kruk, dan
selanjutnya diulang. Kaki yang cedera tidak
menyentuh lantai selama fase langkah tiga
titik secara bertahap, pasien maju untuk

11
Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3 11
menyentuh dan membebankan berat badan
penuh pada kaki yang sakit.
Langkah dua titik : pasien menggerakkan
masing-masing kruk pada waktu yang
bersamaan saat kaki yang berlawanan juga
3
bergerak, sehingga gerakan kruk sama
dengan gerakan tangan seperti berjalan
normal.
Langkah swing-through atau swing-to gait :
denagn berat badan pada kaki penyokong,
pasien meletakkan kruk satu langkah di
3
depan dan kemudian mengayun pada atau
melalui posisi tersebut saat pasien
menyokong berat badannya.
7. Ajarkan pasien naik tangga 2
8. Ajarkan pasien turun tangga 2
9. Ajarkan pasien cara duduk di kursi 2
10. Ajarkan pasien cara bangun dari kursi 2
11. Memberi kesempatan pasien untuk mencoba 3
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan 1
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 1
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 1
Berpamitan dengan pasien dan
4. 1
menyampaikan kontrak yang akan datang
5. Membereskan dan mengembalikan alat 1
6. Mencuci tangan 1
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
7. 1
keperawatan
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan 1
2. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 1
3. Menggunakan tehnik komunikasi terapeutik 1
TOTAL SCORE

DAFTAR PUSTAKA

12 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3


Bickley LS, Szilagy PG. Bates’ guide to physical examination and history
taking. 11th Philadelphia: Wolters Kluwer Health | Lippincott
Williams & Wilkins; 2013. p. 344,361-5.

Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah


manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan ed.8. Singapura:
Elsevier.

Timby, B. K. (2009). Fundamental Nursing Skills and Concepts.


Philadelphia: Lippincot William & Wilkins.

13
Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 3 13

Anda mungkin juga menyukai