DOSEN PENGAMPU :
Ns. Retno Setyawati, M.Kep, Sp.KMB
DISUSUN OLEH :
Kelompok 8
Kata Sulit :
1. CPOT (Irna) : Critical Pain Observational Tool (CPOT) merupakan skala nyeri yang
mengevaluasi empat perilaku domain: gerakan tubuh, ekspresi wajah, ketegangan otot dan
kepatuhan ventilator (Nurul)
2. DNR (Henita ) : Do Not Resuscitate" atau lebih dikenal dengan singkatan DNR adalah sebuah
perintah untuk tidak melakukan tindakan pertolongan CPR (cardiopulmonary resuscitation), jika
terjadi permasalahan darurat pada pasien. (Risma)
3. E1M1Vett (Eva) : M1 E1 Vett M1 artinya motorik mempunyai skor 1 karena tidak ada
gerakan pada pasien E1 artinya eyes mempunyai skor 1 karena pasien tidak membuka mata
( pupil pasien
tidak bereaksi) dan V ett artinya respon verbal skor 1 pasien tidak bersuara dan dipasang
ventilitator tracheostomi berarti nilai GCS : 3 pasien koma (Risma)
Kata Kunci :
-CPOT (Henita)
Masalah :
MBO
Pertanyaan :
- Kematian batang otak terjadi ketika batang otak tidak lagi berfungsi. Kondisi ini
mengakibatkan penderitanya kehilangan kesadaran dan tidak mampu bernapas.
Karena tidak dapat bernapas spontan, orang yang mengalami kematian batang
otak biasanya membutuhkan bantuan pernapasan melalui pemasangan ventilator.
Ventilator memang dapat membantu orang yang mengalami kematian batang
otak untuk bernapas. Namun, kemampuan otak lain seperti berbicara, makan,
bergerak, dan berpikir, telah hilang. Pada kasus kematian batang otak,
kemungkinan terjadinya kematian otak secara keseluruhan sangat besar (Dewi)
- Kematian batang otak merupakan kondisi dimana terjadi kerusakan pada batang
otak yang disebabkan oleh berbagai penyebab (Aurellia)
3. Bagaimana perawan perawat dalam perawatan paliatif pada pasien MBO (Nurul)
Peran perawat sangat diperlukan dalam mempersiapkan kematian yang damai
bagi pasien dengan kondisi ini dan keluarganya melalui perawatan menjelang ajal
(end- of-life care). Peran perawat sangat dibutuhkan terhadap persiapan kematian
pasien melalui dukungan psikologi, spiritual, fisik, dan sosial Peran perawat
dalam memberikan dukungan psikologi seperti membantu pasien dalam
mengendalikan
perasaan negatif dan meningkatkan perasaan positif selama proses menuju
kematian. Pasien juga dibantu untuk mempertahankan kepuasan terhadap
kemampuan dan mempersiapkan diri menuju kematian. (Izzah, 2020) (Eva)
a. Menyediakan waktuk husus untuk pasien dan keluarga sehingga pasien tidak
sungkan atau takut menceritakan segala permasalahan yang dirasakan terkait
dengan pasien sendiri, keluarga, ekonomi sampai pada masalah seksual yang
sebenarnya setiap pasien agak sulit menceritakan kepada orang yang benar-benar
dapat dipercaya.
b. Menjadi pendengar dengan tempat curahan sepenuh hati pasien dan keluarga.
c. Memberikan keyakinan dan penerimaan pasien akan keberadaan perawat
disampingnya (Siti)
Gerakan tubuh
Tidak adanya gerakan atau posisi normal skor 0
tidak bergerak sama sekali (tidak berarti adanya rasa saki) atau poisis normal
(gerakan tidak dilakukan terhadap bagian yang terasa nyeri atau tidak dilakukan
untuk tujuan perlindungan)
5. Bagaimana peran perawat kepada keluarga pasien dengan kasus tersebut (umihan)
- Menunjukan sikap menerima dan empati
- Memotivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
- Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama, norma sosial
- Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
(Irna)
- Sampaikan kepada pasien dengan jujur, dengan kata-kata dan bahasa yang
dapat dimengerti oleh pasien mengenai pengobatan yang akan diberikan dan/atau
tindakan yang akan dilakukan, tujuan serta efek samping/ komplikasinya.
Memberikan informed consent kepada keluarga pasien karena keluarga pasien
merasa sedih melihat kondisi pasien dan meminta semua peralatan penunjang
dilepas karena keluarga keberatan menanggung biaya selama dirawat di ICU
(Aurellia)
- Brain death atau mati batang otak terjadi ketika suplai darah dan oksigen ke
area otak terhenti dan adanya kerusakan jaringan pada area batang otak. (Tutik)
Penyebab umum kematian otak termasuk trauma, perdarahan intrakranial,
hipoksia, overdosis obat, tenggelam, tumor otak primer, meningitis, pembunuhan
dan bunuh diri. Dalam kepustakaan lain, hipoglikemia jangka panjang disebut
sebagai penyebab kematian otak. Irmanti, R. (2017). (Karunia ) Trauma atau
cedera otak parah, yang biasanya terjadi karena kecelakaan, jatuh, luka tembak,
atau pukulan keras ke arah kepala.Tak hanya itu, pendarahan pada otak, penyakit
infeksi pada otak (seperti ensefalitis), dan tumor otak juga bisa menyebabkan
kondisi ini. Kondisi-kondisi tersebut memberi tekanan pada otak, sehingga
menyebabkan penurunan aliran darah serta kerusakan jaringan (Henita)
8. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk kasus tersebut (Siti Rohmatun)
1. Elektroencephalografi (EEG)
2. Angiografi Serebral
3. Radionuklida Imejing
4. Computed Tomography Angiography
5. Transcranial Doppler (Mellinia)
Sumber : Fauzi Asra (2019). Mati Otak Diagnosis dan Aplikasi Klinis. Jakarta:
Indeks
(Mellinia)
12. Apakah dalam kasus tersebut termasuk dalam Euthanasia, jika masuk dalam
kategori apa? (Alfaris)
-Menurut pendapatnya, dalam kasus tersebut masuk dalam Ethanasia karena
pasien dalam kasus ini terdiagnosa MBO dan terdapat permintaan semua
peralatan penunjang hidup dilepas tetapi dokter masih memberikan order DNR,
masuk dalam kategori Euthanasia Pasif (Umihan)
- Iya dalam kasus tersebut termasuk dalam Euthanasia karena pasien di diagnosis
oleh dokter mati batang otak dan dari keluarga pasien meminta semua peralatan
penunjang hidup dilepas karena keluarga pasien keberatan menanggung biaya
selama dirawat di icu.
Untuk kategorinya termasuk dalam kategori Non-Voluntary yaitu :
1. Pasien tidak dapat membuat keputusan sendiri
2. Seseorang memberikan keputusan untuk pasien. Contoh : anak2, pasien koma
dll
(Eva)
13. Diagnosa keperawatan apa yang muncul pada kasus tersebut (Henita)
- Kriteria hasil
SLKI
L.09094
Hal 134
Diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam keluarga pasien
bisa menerima proses kehiangan dengan kriteria hasil:
1. Verbalisasi menerima meningkat
2. Verbalisasi harapan meningkat
3. Verbalisasi perasaan sedih menurun
4. Menangis menurun
Intervensi SIKI
I.14539
Hal 278
Observasi
1. Identifikasi kehilangan yang dihadapi
2. Identifikasi proses berduka yang dialami
3. Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
Terpeutik
1. Menunjukan sikap menerima dan empati
2. memotivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
3. fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama, norma social
4. diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
edukasi
1. Anjurkan mengidentifikasi ketakuran dalam menghadapi kehilangan
2. Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
3. Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
(Eva)
- Do: kakak pasien meminta semua peralatan penunjang hidup di lepas namun
istri pasien tampak sedih dan histeris
DS: -
D.0081 Berduka b.d proses kematian anggota keluarga
SLKI
1. Verbalisasi menerima kehilangan meningkat
2. Verbalisasi perasaan sedih menurun
3. Menangis menurun
SIKI
1. Dukungan prosess berduka
2. Dukungan emosional
3. Dukungan keluarga
4. Dukungan kelompok
5. Dukungan spiritual
6. Dukungan pelaksanaan ibadah
7. Manajemen mood
8. Terapi keluarga
(Risma)
intervensi
Intervensi RESPEK adalah dukungan rasa nyaman (R), dukungan etik (E),
dukungan spiritual dan screening akhir hayat (S), dukungan psikososial (P),
edukasi (E) dan komunikasi dan kolaborasi interprofessional (K).
(Alfaris)
2. Berikan informasi yang tepat, lengkap, dan baik kepada keluarga. Berikan
kesempatan keluarga bertanya
Salah satu anggota keluarga yang sudah mengetahui riwayat penyakit pasien
dapat diajak masuk untuk melihat tindakan resusitasi. Berikan penjelasan
mengenai tindakan resusitasi yang dilakukan, dan tanda-tanda kehidupan yang
dinilai pada pasien, seperti nafas spontan, detak jantung yang terlihat pada
monitor, atau pergerakan anggota tubuh. Hal ini bertujuan agar anggota
keluarga yang melihat langsung dapat meyakinkan keluarganya bahwa segala
tindakan sudah diupayakan.
(Irna)
(Alfaris)
(Irna)
Mapping
Gejala klinis :
Mati batang otak (MBO)
GCS E1MIVett, Pupil tidak
bereaksi, nafas dibantu
total, skor nyeri CPOT 2