Dosen Pengampuh :
Di Susun Oleh :
NIM: 751440118051
TA. 2020-2021
1. Anamnesis Sistem Muskuloskeletal
Menurut Mutaqqin (2008) wawancara atau anamnesis dalam pengkajian keperawatan pada
system musculoskeletal merupakan hal utama yang dilakukan perawat. Sebagian masalah system
musculoskeletal dapat tergali melalui anamnesis yang baik dan teratur sehingga seorang perawat
perlu meluangkan waktu yang cukup dalam melakukan anamnesis secara tekun dan
menjadikannya kebiasaan pada setiap pengkajian keperawatan. Perawat perlu melaksanankan
dan memperhatikan beberapa hal agar proses anamnesis dapat optimal dilaksanakan yang
meliputi :
1. Ketenangan.
2. Mendengar dengan aktif.
3. Klarifikasi.
4. Memfokuskan.
5. Konfrontasi.
6. Memberi umpan balik.
7. Pemberian informasi.
8. Menyimpulkan.
Onset dan durasi nyeri: sudah berapa lama, pada saat kapan nyeri tersebut timbul (malam/
pagi/ siang/ sore, nyeri dirasakan pada saat istirahat/ bekerja)
Sifat nyeri : terus menerus atau intermitten, menjalar atau tidak
Tanyakan gejala lain yang berhubungan :
- Rasa kram/ kesemutan pada jari-jari.
- Rasa tebal/ hilangnya sensibilitas (rasa) pada kulit lengan/ telapak tangan/ jari-jari
- Kelemahan/ kelumpuhan pada beberapa otot extremitas.
8. Menggali penyakit dahulu yang serupa dan yang berkaitan, untuk menilai apakah
penyakit sekarang ada hubungannya dengan yang lalu.
9. Menggali penyakit-penyakit/ keluhan lain yang ada hubungannya dengan penyakit
sekarang : penyakit endokrin (miksedema, diabetes mellitus, kehamilan), penyakit
metabolik, trauma, neoplasma, osteoartritis dll
10. Menggali penyakit keluarga dan lingkungan dengan menanyakan apakah ada anggota
keluarga yang menderita/ pernah menderita penyakit/ gangguan yang sama.
11. Menggali Makanan / Cairan : apakah terjadi ketidakmampuan untuk menghasilkan atau
mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat mual, anoreksia. Atau Kesulitan untuk
mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.
12. Menggali Hygiene klien: apakah terjadi kesulitan untuk melaksanakan aktivitas
perawatan diri atau ketergantungan pada orang lain.
1. Pasien dibiarkan secara bebas mengemukakan semua keluhan serta kelainan yang
dideritanya.
2. Pemeriksa (dokter) membimbing pasien mengemukakan keluhannya atau kelainannya
dengan jalan mengajukan pertanyaan tertuju.
Biasanya wawancara dengan pasien dimulai dengan menanyakan nama, umur, pekerjaan, alamat.
Kemudian ditanyakan keluhan utamanya, yaitu keluhan yang mendorong pasien datang berobat.
Pada tiap keluhan atau kelainan perlu ditelusuri:
Pada tiap penderita penyakit saraf harus pula dijajaki kemungkinan adanya keluhan atau
kelainan dibawah ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Nyeri kepala : Apakah anda menderita sakit kepala? Bagaimana sifatnya, dalam bentuk
serangan atau terus menerus? Dimana lokasinya? Apakah progresif, makin lama makin
berat atau makin sering? Apakah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari?
2. Muntah : Apakah disertai rasa mual atau tidak? Apakah muntah ini tiba-tiba, mendadak,
seolah-olah isi perut dicampakkan keluar (proyektil)?
3. Vertigo : Pernahkah anda merasakan seolah sekeliling anda bergerak, berputar atau anda
merasa diri anda yang bergerak atau berputar? Apakah rasa tersebut ada hubungannya
dengan perubahan sikap? Apakah disertai rasa mual atau muntah? Apakah disertai tinitus
(telinga berdenging, berdesis)?
4. Gangguan pemglihatan (visus) : Apakah ketajaman penglihatan anda menurun pada satu
atau kedua mata? Apakah anda melihat dobel (diplopia)?
5. Pendengaran : Adakah perubahan pada pendengaran anda? Adakah tinitus (bunyi
berdenging/berdesis pada telinga)?
6. Saraf otak lainnya : Adakah gangguan pada penciuman, pengecapan, salivasi
(pengeluaran air ludah), lakrimasi (pengeluaran air mata), dan perasaan di wajah?
Adakah kelemahan pada otot wajah? Apakah bicara jadi cadel dan pelo? Apakah suara
anda berubah, jadi serak, atau bindeng (disfonia), atau jadi mengecil/hilang (afonia)?
Apakah bicara jadi cadel dan pelo (disartria)? Apakah sulit menelan (disfagia)?
7. Fungsi luhur : Bagaimana dengan memori? Apakah anda jadi pelupa? Apakah anda
menjadi sukar mengemukakan isi pikiran anda (disfasia, afasia motorik) atau memahami
pembicaraan orang lain (disfasia, afasia sensorik)? Bagaimana dengan kemampuan
membaca (aleksia)? Apakah menjadi sulit membaca, dan memahami apa yang anda baca?
Bagaimana dengan kemampuan menulis, apakah kemampuan menulis berubah, bentuk
tulisan berubah?
8. Kesadaran : Pernahkah anda mendadak kehilangan kesadaran, tidak mengetahui apa yang
terjadi di sekitar anda? Pernahkah anda mendada merasa lemah dan seperti mau pingsan
(sinkop)?
9. Motorik : Adakah bagian tubuh anda yang menjadi lemah, atau lumpuh (tangan, lengan,
kaki, tungkai)? Bagaimana sifatnya, hilang-timbul, menetap atau berkurang? Apakah
gerakan anda menjadi tidak cekatan? Adakah gerakan pada bagian tubuh atau ekstremitas
badan yang abnormal dan tidak dapat anda kendalikan (khorea, tremor, tik)?
10. Sensibilitas : Adakah perubahan atau gangguan perasaan pada bagian tubuh atau
ekstremitas? Adakah rasa baal, semutan, seperti ditusuk, seperti dibakar? Dimana
tempatnya? Adakah rasa tersebut menjalar?
11. Saraf otonom : Bagaimana buang air kecil (miksi), buang air besar (defekasi), dan nafsu
seks (libido) anda? Adakah retensio atau inkontinesia urin atau alvi?
Disamping data yang bersifat saraf ini, perlu juga ditanyakan adanya keluhan lain, yang
bukan merupakan keluhan saraf dalam arti kata sempit, namun mungkin ada hubungannya
dengan kelainan saraf yang sedang diderita. Misalnya, kelianan jantung, paru, tekanan darah
tinggi dan diabetes mellitus.