Anda di halaman 1dari 4

Tugas Keperawatan Medikal Bedah 2

Anamnesis Gangguan Sistem Muskuloskeletal dan Sistem Saraf

Dosen Pengampuh :

Eka Firmansyah Pratama, S.Kep, Ns, M.Kep

Di Susun Oleh :

Nama: Miftahul Jannah Dai

NIM: 751440118051

Kelas : III B Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo

Program Studi Diploma III Keperawatan

TA. 2020-2021
1. Anamnesis Sistem Muskuloskeletal
Menurut Mutaqqin (2008) wawancara atau anamnesis dalam pengkajian keperawatan pada
system musculoskeletal merupakan hal utama yang dilakukan perawat. Sebagian masalah system
musculoskeletal dapat tergali melalui anamnesis yang baik dan teratur sehingga seorang perawat
perlu meluangkan waktu yang cukup dalam melakukan anamnesis secara tekun dan
menjadikannya kebiasaan pada setiap pengkajian keperawatan. Perawat perlu melaksanankan
dan memperhatikan beberapa hal agar proses anamnesis dapat optimal dilaksanakan yang
meliputi :
1.      Ketenangan.
2.      Mendengar dengan aktif.
3.      Klarifikasi.
4.      Memfokuskan.
5.      Konfrontasi.
6.      Memberi umpan balik.
7.      Pemberian informasi.
8.      Menyimpulkan.

PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK ANAMNESA


1. Mengucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan jabat tangan
2. Mempersilahkan pasien duduk berseberangan/ berhadapan
3. Memberikan respon yang baik dalam rangka membina sambung rasa.
4. Menjaga suasana santai dan rileks, berbicara dengan lafal yang jelas dengan
menggunakan bahasa yang dapat dipahami dan menyebutkan nama pasien
5. Menanyakan identitas pasien: nama, umur, alamat & pekerjaan
6. Menanyakan keluhan utama (nyeri sendi/ ekstremitas) dan menggali riwayat penyakit
tersebut.
7. Tanyakan:

 Onset dan durasi nyeri: sudah berapa lama, pada saat kapan nyeri tersebut timbul (malam/
pagi/ siang/ sore, nyeri dirasakan pada saat istirahat/ bekerja)
 Sifat nyeri : terus menerus atau intermitten, menjalar atau tidak
 Tanyakan gejala lain yang berhubungan :
- Rasa kram/ kesemutan pada jari-jari.
- Rasa tebal/ hilangnya sensibilitas (rasa) pada kulit lengan/ telapak tangan/ jari-jari
- Kelemahan/ kelumpuhan pada beberapa otot extremitas.
8. Menggali penyakit dahulu yang serupa dan yang berkaitan, untuk menilai apakah
penyakit sekarang ada hubungannya dengan yang lalu.
9. Menggali penyakit-penyakit/ keluhan lain yang ada hubungannya dengan penyakit
sekarang : penyakit endokrin (miksedema, diabetes mellitus, kehamilan), penyakit
metabolik, trauma, neoplasma, osteoartritis dll
10. Menggali penyakit keluarga dan lingkungan dengan menanyakan apakah ada anggota
keluarga yang menderita/ pernah menderita penyakit/ gangguan yang sama.

11. Menggali Makanan / Cairan : apakah terjadi ketidakmampuan untuk menghasilkan atau
mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat mual, anoreksia. Atau Kesulitan untuk
mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.

12. Menggali Hygiene klien: apakah terjadi kesulitan untuk melaksanakan aktivitas
perawatan diri atau ketergantungan pada orang lain.

2. Anamnesa gangguan system saraf


Dalam memeriksa penyakit saraf, data riwayat penyakit merupakan hal yang penting. Untuk
mendapatkan anamnesis yang baik dibutuhkan sikap pemeriksa yang sabar dan penuh perhatian,
serta waktu yang cukup. Pengambilan anamnesis sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri,
supaya tidak didengar orang lain. Biasanya pengambilan anamnesis mengikuti 2 pola umum,
yaitu:

1. Pasien dibiarkan secara bebas mengemukakan semua keluhan serta kelainan yang
dideritanya.
2. Pemeriksa (dokter) membimbing pasien mengemukakan keluhannya atau kelainannya
dengan jalan mengajukan pertanyaan tertuju.

Pengambilan anamnesa yang baik menggabungkan kedua cara tersebut diatas.

Biasanya wawancara dengan pasien dimulai dengan menanyakan nama, umur, pekerjaan, alamat.
Kemudian ditanyakan keluhan utamanya, yaitu keluhan yang mendorong pasien datang berobat.
Pada tiap keluhan atau kelainan perlu ditelusuri:

1. Sejak kapan mulai


2. Sifat serta beratnya
3. Lokasi serta penjalarannya
4. Hubungannya dengan waktu (pagi, siang, malam, sedang tidur, waktu haid, sehabis
makan dan lain sebagainya)
5. Keluhan lain yang ada hubungannya dengan keluhan tersebut
6. Pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya
7. Faktor yang membuat keluhan lebih berat atau lebih ringan
8. Perjalanan keluhan, apakah menetap, bertambah berat, bertambah ringan, datang dalam
bentuk serangan, dan lain sebagainya

Pada tiap penderita penyakit saraf harus pula dijajaki kemungkinan adanya keluhan atau
kelainan dibawah ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Nyeri kepala : Apakah anda menderita sakit kepala? Bagaimana sifatnya, dalam bentuk
serangan atau terus menerus? Dimana lokasinya? Apakah progresif, makin lama makin
berat atau makin sering? Apakah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari?
2. Muntah : Apakah disertai rasa mual atau tidak? Apakah muntah ini tiba-tiba, mendadak,
seolah-olah isi perut dicampakkan keluar (proyektil)?
3. Vertigo : Pernahkah anda merasakan seolah sekeliling anda bergerak, berputar atau anda
merasa diri anda yang bergerak atau berputar? Apakah rasa tersebut ada hubungannya
dengan perubahan sikap? Apakah disertai rasa mual atau muntah? Apakah disertai tinitus
(telinga berdenging, berdesis)?
4. Gangguan pemglihatan (visus) : Apakah ketajaman penglihatan anda menurun pada satu
atau kedua mata? Apakah anda melihat dobel (diplopia)?
5. Pendengaran : Adakah perubahan pada pendengaran anda? Adakah tinitus (bunyi
berdenging/berdesis pada telinga)?
6. Saraf otak lainnya : Adakah gangguan pada penciuman, pengecapan, salivasi
(pengeluaran air ludah), lakrimasi (pengeluaran air mata), dan perasaan di wajah?
Adakah kelemahan pada otot wajah? Apakah bicara jadi cadel dan pelo? Apakah suara
anda berubah, jadi serak, atau bindeng (disfonia), atau jadi mengecil/hilang (afonia)?
Apakah bicara jadi cadel dan pelo (disartria)? Apakah sulit menelan (disfagia)?
7. Fungsi luhur : Bagaimana dengan memori? Apakah anda jadi pelupa? Apakah anda
menjadi sukar mengemukakan isi pikiran anda (disfasia, afasia motorik) atau memahami
pembicaraan orang lain (disfasia, afasia sensorik)? Bagaimana dengan kemampuan
membaca (aleksia)? Apakah menjadi sulit membaca, dan memahami apa yang anda baca?
Bagaimana dengan kemampuan menulis, apakah kemampuan menulis berubah, bentuk
tulisan berubah?
8. Kesadaran : Pernahkah anda mendadak kehilangan kesadaran, tidak mengetahui apa yang
terjadi di sekitar anda? Pernahkah anda mendada merasa lemah dan seperti mau pingsan
(sinkop)?
9. Motorik : Adakah bagian tubuh anda yang menjadi lemah, atau lumpuh (tangan, lengan,
kaki, tungkai)? Bagaimana sifatnya, hilang-timbul, menetap atau berkurang? Apakah
gerakan anda menjadi tidak cekatan? Adakah gerakan pada bagian tubuh atau ekstremitas
badan yang abnormal dan tidak dapat anda kendalikan (khorea, tremor, tik)?
10. Sensibilitas : Adakah perubahan atau gangguan perasaan pada bagian tubuh atau
ekstremitas? Adakah rasa baal, semutan, seperti ditusuk, seperti dibakar? Dimana
tempatnya? Adakah rasa tersebut menjalar?
11. Saraf otonom : Bagaimana buang air kecil (miksi), buang air besar (defekasi), dan nafsu
seks (libido) anda? Adakah retensio atau inkontinesia urin atau alvi?

Disamping data yang bersifat saraf ini, perlu juga ditanyakan adanya keluhan lain, yang
bukan merupakan keluhan saraf dalam arti kata sempit, namun mungkin ada hubungannya
dengan kelainan saraf yang sedang diderita. Misalnya, kelianan jantung, paru, tekanan darah
tinggi dan diabetes mellitus.

Anda mungkin juga menyukai