ASKEP KELOMPOK
LANSIA DENGAN DIABETES MELITUS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Suriyati Adam
Nurfatmawaty Dai
Marhayin Usman
Fima Napu
Rahmat Kadili
Sulistia Yahya
DIII KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
T.A 2020
FORMAT PENGKAJIAN KELOMPOK KHUSUS
Pada kasus ini terdapat kelompok Lansia dengan Diabetes Melitus berjumlah 48
orang, Lansia dengan TBC berjumlah 34 orang dan lansia yang tidak bermasalah
berjumlah 21 orang. Jadi, 22,53% lansia dengan Diabetes Melitus dari seluruh lansia
di Kelurahan Pauwo.
Sekarang ini kelompok lansia yang bermasalah tersebut yang tidak tamat SD 40
orang, 46 orang tamat SD, 36 orang tamat SMP, dan 30, orang tamat SMA 30 orang
menyelesaihan pergurua tinggi dan yang tidak sekolah 31 tidak bersekolah.
Lansia tersebut berasal dari keluarga dengan tingkat social ekonomi berkecukupan.
Dengan rata-rata pendapatan Rp 2.000.000.
Kebiasaan :
Kelompok lansia yang bermasalah yang mengkonsumsi kopi berjumlah 97 orang dan
yang tidak mengomsumsi kopi berjumlah 116 orang, memiliki latar belakang
kebiasaan kurang baik, diantaranya merokok dan meminum teh.
Adat-istiadat :
Pekerjaan:
2
Kelompok lansia tersebut beragama Islam 111, dan 24 orang beragama non muslim.
Kepercayaan :
Kelompok lansia tersebut tidak menganut kepercayaan lain selain kepercayaan pada
Tuhan.
Kelurahan Pauwo, Kec. Kabila, Kab. Gorontalo. Terdiri dari Kelurahan I,II,III,IV
3
Dokter Praktek : Kelompok lansia yang menggunakan pelayanan kesehatan di
Dokter Praktek berjumlah 8 orang.
Perumahan :
Kelompok lansia tersebut tinggal di rumah orang tuanya. Jenis bangunan permanen,
bersih dan memiliki penerangan.
Sumber air minum :
Sumber air minum memenuhi syarat, bersih dan jernih berasal dari sumur suntik.
Pengolahan air minum dengan cara dimasak sampai mendidih, dan didiamkan selama
15 menit.
Pembuangan air limbah :
Pembuangan air limbah ada yang memenuhi syarat dan sederhana. Saluran air menuju
ke pembuangan tertutup, penampungannya ada yang tertutup dan terbuka.
Pembuangan sampah :
Sampah di bakar dan di angkut ke Tempat Pembuangan Umum.
Tempat pembuangan tinja :
4
Tempat pembuangan tinja yakni jamban keluarga dengan model leher angsa.
Dari hasil pengkajian didapat data penyimpangan pada kelompok Lansia dengan rentang usia
≥ 60 tahun di Kelurahan pauwo pengkajian berlangung aman dan lancar karena respon positif
dari masyarakat serta aparat desa yang memfasilitasi perawat komunitas (mahasiswa) dalam
melakukan praktik lapangan Terpadu.
ANALISA DATA
DO :
- Tampak
tanda/gejala
penyakit/masalah
kesehatan masih ada
atau meningkat
- Tampak komplikasi
penyakit/masalah
kesehatan menetap
atau meningkat
DS : Kurang Terpapar Defisit Pengetahuan di
Informasi Kelurahan Pauwo
- Menanyakan
berhubungan dengan
masalah yang
5
dihadapi Kurang Terpapar Informasi
DO :
- Menunjukan
perilaku tidak sesuai
anjuran
- Menunjukan
presepsi yang keliru
terhadap masalah
- Menjalani
pemeriksaan yang
tidak tepat
Menunjukan
perilaku berlebihan
(Mis. Apatis,
bermusuhan, agitasi,
histeria).
III. Intervensi
6
KH : kemampuan menerima
informasi.
- Melakukan Terapeutik :
tindakan untuk
mengurangi - Sediakan materi dan
factor resiko media pendidikan
meningkat (5) kesehatan
- Menerapkan - Jadwalkan pendidikan
program kesehatan sesuai
perawatan kesepakatan
meningkat (5) - Berikan kesepatan
- Aktivitas hidup bertanya
sehari-hari Edukasi :
efektif memenuhi
tujuan kesehatan - Jelaskan penyebab dan
- Verbalisasi factor risiko penyakit
kesulitan dalam - Jelaskan proses
menjalani patofisiologis
program munculnya penyakit
perawatan dan - Jelaskan tanda dan
pengobatan gejala yang ditimbulkan
menurun (5) oleh penyakit
- Jelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
- Ajarkan cara meredakan
atau mengatasi gejala
yang dirasakan
- Ajarkan cara
meminimalkan efek
samping dari intervensi
atau pengobatan
- Informasikan kondisi
pasien saat ini
- Anjurkan melapor jika
merasakan tanda dan
gejala memberat atau
tidak biasa.
7
- Perilaku sesuai perilaku hidup bersih
dengan dan sehat
pengetahuan
meningkat(5)
- Pertanyaan Terapeutik :
tentang masala - Sediakan materi dan
hyang dihadapi media Pendidikan
menurun(5) kesehatan
- Menjalani - Sediakan Pendidikan
pemeriksaan kesehatan sesuai
yang tidak tepat kesepakatan
menurun(5) - Berikan kesempatan
- Perilaku ubuk bertanya
membaik(5)
Edukasi :
IV. Implementasi
Kegiatan penyuluhan berlangsung selama 1 hari dilakukan di Kelurahan Pauwo dihadiri
oleh lansia dari total 5 Lansia yang bermasalah didampingi oleh mahasiswa dan aparat
Kelurahan. Penyuluhan berlangsung lancar dilihat dari antusias lansia dalam mengikuti
penyuluhan.
- Menjelaskan penyebab dan factor risiko penyakit
Berikut ini faktor-faktor risiko diabetes tipe 1:
8
Sedangkan faktor risiko diabetes mellitus tipe 2 adalah sebagai berikut:
V. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi maka didapatkan hasil berupa peningkatan
pengetahuan lansia mengenai pentingnya melakukan edukasi Kesehatan maupun
edukasi proses penyakit secara konsisten, cara mengelola penurunan gula darah,
kenyamanan dan orientasi realita, pentingnya mengelola asupan nutrisi yang seimbang,
mengenai konsekuensi fisik jika melakukan senam serta olahraga lainnya, dan terkait
dengan penyakit Diabetes Melitus. Beberapa lansia mulai menunjukan perubahan
perilaku selama beberapa hari setelah dilakukannya penyuluhan dan pendampingan.
9
Dari hasil wawancara kepada beberapa lansia anggota kelompok khusus didapatkan
data penurunan kadar gula darah dalam tubuh dan perubahan pola aktifitas yang cukup
berarti.
Dari hasil evaluasi dinyatakan bahwa intervensi memberikan hasil yang
memuaskan dan masalah bisa dikurangi. Hanya saja yang perlu diberi perhatian lebih
oleh aparat kelurahan dan lansia adalah komplikasi dari penyakit diabetes melitus yang
masih terasa pada lansia.
Tindakan pendampingan terhadap lansia anggota kelompok akan diserahkan
kepada keluarga dan aparat kelurahan serta pihak terkait lainnya dikarenakan waktu
praktik lapangan yang terbatas.
10