DOSEN PENGAMPU :
Ns. Betie Febriana, M.kep
Ketua : Arina Ikfiyani 30901800018
Sekertaris : Risma Wulandari 30901800150
DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
1. Anik Restiawati 30901800014
2. Diah Ayu Putri Utami 30901800044
3. Erma Esti Mukholifah 30901800059
4. Ika Febriana 30901800081
5. Inayatul Ulya 30901800087
6. Inge Natasya Meidiana 30901800091
7. Nurul Lia Anggraini 30901800135
8. RisSalsa Nabila 30901800156
9. Shofiyana Indah Utami 30901800161
10. Siti Khoirunnisa 30901800166
a. Judul : Gawat!! Suara paru pasien ini terdengar satu sisi saja...
b. Skenario
Kata Kunci :
Masalah Keperawatan :
1) Pneumothorax ( Nisa )
2) Pola Nafas tidak efektif ( Inayatul )
Trakea yang tidak berada di garis tengah menandakan adanya deviasi trakea.
Deviasi trakea dapat ditemukan pada beberapa kasus seperti : Penyakit paru:
Tension pneumothorax (arina)
STEP 2 Pertanyaan :
STEP 3 Jawaban :
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65% dan
trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks tersering
adalah kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al., 2010). Dalam
trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang berbeda,
yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling (Sudoyo, 2010).
( Risma )
Pada dasarnya patofisiologi yang terjadi pada trauma thorax adalah akibat
dari kegagalan ventilasi, kegagalan pertukaran gas pada tingkat alveolar dan
kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik. Hipoksia, hiperkarbia
dan asidosis sering disebabkan oleh trauma thorax.Hipoksia jaringan
merupakan akibat dari tidak kuatnya pengangkutan oksigen ke jaringan oleh
karena hipovolemia (kehilangan darah), pulmonary ventilation / perfusion
mismatch (contoh kontusio, hematoma, kolaps alveolus) dan perubahan
dalam tekanan intrathorax (contoh tension pneumothorax, pneumothorax
terbuka).Hiperkarbia lebih sering disebabkan oleh tidak adekuatnya ventilasi
akibat perubahantekanan intrathorax atau penurunan tingkat kesadaran.
Asidosis metabolic disebabkan oleh hipoperfusi dari jaringan (Syok) (Anik)
Kerusakan anatomi yang terjadi akibat trauma thoraks mulai dari ringan
hingga berat tergantung pada besar kecilnya gaya dari trauma. Kerusakan
yang ringan pada dinding thoraks berupa fraktur kosta simpel, sedangkan
lebih berat berupa fraktur kosta multipel dengan komplikasi pneumothoraks,
hematothoraks atau kontusio pulmonum. Lebih dalam lagi dapat
menyebabkan robekan pada pembuluh darah besar atau trauma langsung pada
jantung. (nurul lia)
7) from the above case why the patient feels cold akral ? (inge natasya )
Pasien teraba akral dingin karena suplei darah ke ekstremitas tidak lancar
(diah)
Blood circulation is not optimal, being the most common cause of someone
experiencing cold akral. In this condition, it is difficult for the blood to carry
body heat to the akral, so that the soles of the akral feel cold. Poor circulation
can occur due to disruption of the work of the heart, so that it is difficult to
distribute blood throughout the body even though you have tried hard. In
addition, poor blood circulation can also be influenced by a bad lifestyle, such
as smoking (nurul lia)
suatu trauma yang menegnai dinding thorax yang secara langsung maupun
tidak langsung berpengaruh pada organ didalamnya, baik sebagai akibat dari
suatu traumatumpul maupun oleh sebab trauma tajam. ( Nisa )
Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax atau
dada yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax atau dada
ataupun isi dari cavum thorax (rongga dada) yang disebabkan oleh benda
tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan sakit pada dada
dan menyebabkan keadaan gawat thorax akut (Anik)
- ada jejas pada thorak - nyeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi -
pembengkakan lokal dan krepitasi pada saat palpasi - pasien menahan
dadanya dan bernafas pendek (diah)
1. Tamponade jantung :
a. Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan
menembus jantung.
b. Gelisah.
c. Pucat, keringat dingin.
d. Peninggian TVJ (tekanan vena jugularis).
e. Pekak jantung melebar.
f. Bunyi jantung melemah.
g. Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure.
h. ECG terdapat low voltage seluruh lead.
i. Perikardiosentesis keluar darah
2. Hematotoraks :
a. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD.
b. Gangguan pernapasan
3. Pneumothoraks :
a. Nyeri dada mendadak dan sesak napas.
b. Gagal pernapasan dengan sianosis.
c. Kolaps sirkulasi.
d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara
napas yang terdengar jauh atau tidak terdengar sama sekali.
e. Pada auskultasi terdengar bunyi klik ( INGE NATASYA )
KOMPLIKASI
a. Iga : fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada.
b. Pleura, paru-paru, bronkhi : hemo/hemopneumothoraks-emfisema
pembedahan
c.. Jantung : tamponade jantung ; ruptur jantung ; ruptur otot papilar ; ruptur
klep jantung.
d. Pembuluh darah besar : hematothoraks.
e.. Esofagus : mediastinitis.
f. Diafragma : herniasi visera dan perlukaan hati, limpa dan ginjal
(Mowschenson) (Ika Febri)
- Sinar X dada: menyatakan akumulasi udara/ cairan pada area pleural, data
menunjukkan penyimpangan struktur mediastinal (jantung), - Torasentesis:
menyatakan darah/cairan serosanguinosa (hemotoraks) ( Nisa)
Pemeriksaan penunjang - Rontgen dada - elektrolit dan osmolalitas - saturasi
oksigen - gas darah arteri - EKG - CT Scan (Inayatul)
Tatalaksana :
Manajemen awal untuk pasien trauma
toraks tidak berbeda dengan pasientrauma
lainnya dan meliputi ABCDE, yaitu
A: airway patency with care ofcervical
spine,
B: Breathing adequacy,
C: Circulatory support,
D: Disabilityassessment, dan
E: Exposure without causing hypothermia.