DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Retno Isrovianingrum, M.Kep
DISUSUN OLEH:
1. Risal Setiawan 30901800148
2. Riski Widiastutik 30901800149
3. Risma Wulandari 30901800150
4. Rizki Agustian Andriani 30901800151
5. Rizki Pujiasih 30901800152
6. Rosa Milenia 30901800154
7. Saidah Qodtamalla 30901800155
8. Salsa Nabila 30901800156
A. LATAR BELAKANG
A. GAMBARAN UMUM RS
Bermula dari Health Centre lalu Medical Centre, berawal dari lingkup layanan
kecil poliklinik umum, poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana di
tahun 1971 kemudian diresmikan sebagai Rumah Sakit Madya pada tanggal 23 Oktober
1975, langkah demi langkah Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA) terus
mengayuhkan dari pelayanan kesehatan secara istiqamah. Tahun 2002 menyambut makin
derasnya kepercayaan umat, wajah baru RSISA berupa sarana bangunan dan peralatan
medis baru ditampilkan ke hadapan publik. Semata untuk berkidmat semaksimal
mungkin mempersembahkan yang terbaik untuk masyarakat pengguna. Berbagi
keteladanan penampilan apik di semua pelayanan rumah sakit pun perlahan mengiringi
penampilan baru RSISA. Dari semenjak didirikan pada 17 Agustus 1971. Rumah Sakit
yang terletak di Jl. Raya Kaligawe KM.4 dan berdekatan dengan pusat pertumbuhan
industri (LIK & Terboyo Industri Park),
RSISA memulai pengabdiannya dengan pelayanan poliklinik umum, kesehatan
ibu dan anak untuk warga sekitar dua tahun berikutnya diresmikan sebagai Rumah Sakit
Umum pada tanggal 23 Oktober 1973 dengan SK dari Menteri Kesehatan nomor I
024/Yan Kes/I.O.75 tertanggal 23 Oktober 90 1975 diresmikan sebagai RS Tipe C (RS
Tipe Madya). Dengan berbekal motto "mencintai Allah dan menyayangi sesama" RSI
Sultan Agung menorehkan banyak pengabdian untuk masyarakat. Visi tersebut juga
melandasi RSI SA untuk jauh lebih berkembang menuju sesuatu yang lebih baik. Baik
perubahan secara fisik (perkembangan rumah sakit) dan perubahan yang lebih diarahkan
kepada pembangunan spiritual. Pelayanan optimal untuk umat kini lebih dibuktikan lagi
dengan kesanggupan pihak RSI SA untuk tidak membeda-bedakan segala jenis golongan
masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan diterimanya semua jenis asuransi yang
dimiliki oleh pasien, mulai dari Asuransi Kesehatan (ASKES) PNS, Sukarela sampai
asuransi untuk masyarakat kurang mampuatau lebih dikenal dengan JAMKESMAS
(Jaminanan Kesehatan Masyarakat). Sehingga dengan demikian, semua lapisan
masyarakat yang menggunakan layanan kesehatan di RSI SA berhak menerima jenis
tindakan kesehatan yang sama tanpa membeda-bedakan.
C. PENGKAJIAN
a. Pengkajian M1 (Man)
b. Pengkajian M2 (Material)
GDG
Mini KPL Bagian dan Pan
Diskusi
Tangga Lab staff try S.H
Coas PA Coas P1
KM 1&2
R.Pe
R.Tunggu rawa
t
Kamar 310
R. Counter
PENJAB Baitunisa 1
Mushola
M
u
s
h Kamar 311 Kamar 309
o
l
a
Keterangan:
Ruang Baitunnisa dekat dengan ruang umum berada di lantai 3. Sebelum masuk
ke ruang baitunnisa 1 melewati ruangan baitunnsia 2 yang berada di bagian barat
baitunnisa 1. Ada pintu gerbang pembatas ruang baitunnisa 1 dan 2. Saat
memasuki baitunnisa 1 ada 2 kamar yang saling berhadapan yaitu kamar 309 dan
311. Kemudian samping kamar 309 ada kamar 310 dan depan kamar 310 ada
counter perawat sampingnya ada ruang ganti perawat depannya ada ruang alat
kesehatan. Di sebelah selatan ada kamar mandi 2 untuk perawat dan dokter
depanya ada KM 1 untuk coast. Depan kamar mandi coast ada pantry kemudian
samping ada ruang dokter anak dan sebelahnya ada ruang diskusi depan ruang
diskusi ada ruang coast 2 cowo dan cewe berdampingan kanan kiri. Di pojokan
ada mushola sebelah ada ruang tindakan dan ruang penanggung jawab.
Dari hasil pengkajian untuk investaris alat kesehatan rata-rata sudah lengkap
namun ada beberapa alat dengan kondisi yang kurang baik sehingga
membutuhkan service. Untuk linen sendiri di buat perbandingan 3:1 dengan
jumlah linen 80 dan di bagi linen bersih, kotor dan persediaan. Untuk linen
dengan kondisi baik. Untuk pengecekan AC ada 2 bulan sekali tetapi jika rusak
langsung di service.
3. Sebutkan jenis kelas perawatan di ruangan dan fasilitas masing-masing kelas,
serta kondisinya?
Dari hasil pengkajian untuk ruang Baitunisa 1 terdiri dari 2 kelas perawatan yaitu
kelas 2 dan 3. Kelas 2 yaitu ruangan dengan no 309 dan 311 hanya ada 6 bed di
buat lebih nyaman dan ketenangannya terjamin sedangkan untuk kelas 3 yaitu
ruangan dengan no 310 ada 8 bed dan pastinya ruangan tersebut ramai. Untuk
fasilitas masing-masing kelas di buat sama yang membedakan hanya dari
penyajian dan jenis makananya.
4. Apakah lokasi dan denah ruangan sudah baik menurut Anda?
Dari hasil pengkajian yang kami dapatkan bahwa lokasi denah kurang strategis
dimana saat memasuki Ruangan Baitunisa 1 harus melewati ruang ruang perawat
lain dan kamar pasien.
5. Apakah ada rencana merenovasi ruangan? Jika ya, ruangan apa?
Dari hasil pengkajian di dapatkan hasil bahwa sudah tidak bisa merenovasi
ruangan dikarenakan sudah terstruktur dari pihak Rumah Sakit Islam Sultan
Agung. Tetapi untuk memodifikasi ruangan masih bisa terutama pada ruang anak
di hias sesuai dengan usia anak dimana dinding-dinding di cat dengan warna yang
menarik kemudian di tempel stiker motif gambar yang lucu, diberi gambar huruf-
huruf abjad, angka, maupun arab. Di buat sedemikian rupa agar anak merasa
nyaman dan tidak bosan di ruangan tersebut.
6. Apakah peralatan kesehatan di ruangan sudah sesuai dan lengkap untuk merawat
pasien?
Di ruang Baitunissa 1 peralatan sudah sesuai dan lengkap, tetapi terkadang masih
ada masalah ataupun kerusakan. Biasanya akan diadakan penyervisan 1 bulan 2
kali. Jika ada kerusakan langsung di laporkan dan menghubungi pihak Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPRS) yang bertugas pengelolaan peralatan
kesehatan tersebut meliputi inventarisasi, pemeliharaan, perbaikan maupun
kalibrasi internal dan eksternal
7. Apakah ada rencana penambahan peralatan perawatan ?
Berdasarkan pengkajian rencana penambahan peralatan Kesehatan didapatkan
hasil sebagai berikut:Iya ada Oximeter dan timbangan karena terkadang error dan
sudah diajukan tinggal menunggu persetujuan
8. Apakah jumlah alat sudah sesuai dengan rasio pasien?
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Untuk suction center dan oksigen center tidak semua bed tersedia. Secara teori
seharusnya ada tetapi dikarenakan mengingat harga yang tidak terjangkau dan
mahal juga semua pasien tidak menggunakanya jadi diruangan hanya disediakan
1. Biasanya dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pasien misal ada pasien yang
membutuhkan oksigen sental langsung kita sediakan dan dipasang.
9. Apakah fasilitas di ruangan sudah lengkap untuk merawat pasien ?
Adapun fasilitas diruangan
10. Apakah semua perawat mampu menggunakan semua peralatan dengan baik?
Dari hasil pengkajian Perawat di Ruang Baitunissa 1 mampu menggunakan
peralatan dengan baik dan benar
11. Apakah administrasi penunjang yang dimiliki ruangan sudah memadai?
Sudah memadai untuk administrasi penunjang di Ruang Baitunissa 1. Rata-rata
pasien menggunakan pembayaran melalui BPJS adapun asuransi yang lain
administrasi logistic dan kelengkapan rekam medis administrasi sudah ada
diruang rekam medis.
c. Pengkajian M3 (Method)
A. MAKP
Model asuhan keperawatan yang digunakan
1. Apa model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan ini?
Model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan Nisa 1 adalah
keperawatan moduler.
2. Apakah Anda mengerti/memahami model asuhan keperawatan yang
digunakan?
Perawat tersebut memahami model asuhan keperawatan moduler karena
masing-masing tim ada bagiannya. Moduler ada PPJA( perawat yg
bertanggung jawab dengan pelayanan semua pasien .)PPJA sendiri di bantu
oleh perawat pelaksana / di bagi dengan pasien kelolaan . misal ada pasien 5
dan yang jaga 3 masing-masing di bagi , jadi 1 orang ada yg dapat 2 dan ada 1
orang yg dapat 1 pasien kelolaan. Dan yg bertanggung jawab adalah PPJA
nya.
3. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan sudah sesuai menurut
Anda?
Menurut perawat tersebut model asuhan keperawatan yang di gunakan di
ruangan Nisa 1 sudah sesuai dengan apa yang di harapkan .
4. Apakah model asuhan keperawatan sudah sesuai dengan visi dan misi?
Model asuhan keperawatan sudah sesuai dengan visi dan misi yaitu untuk
VISI: Rumah sakit islam terkemuka dalam pelayanan kesehatan . Pendidikan
dan pembangunan peradaban isam . Menuju masyarakat sehat sejahtera yang
di rahmati allah.
MISI:
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selamat menyelamatkan
dijiwai semangat mencintai allah menyayangi sesama
Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka
membangungenerasi khaira ummah .
Membangun peradaban islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang
di
rahmati allah .
Efektif dan efisiensi model asuhan keperawatan
1. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan berpengaruh terhadap
lama perawatan ?
pasien? Berapa rata-rata pasien perhari?
Model asuhan keperawatan yang digunakan sangat berpengaruh karena setiap
masing-masing pasien sudah ada perawat pengelolaan ,jadi lebih maksimal .
untuk rata-rata pasien perhari ada 7 ada 8.
2. Apakah model yang digunakan meningkatkan kepercayaan pasien?
Model asuhan keperawatan yang di gunakan dapat meningkatkan kepercayaan
pasien , dengan cara kepercayaan pasien maupun keluarga kita arahkan ke
asuhan keperawatan moduler tadi ada sisi positif dan negatifnya. Untuk sisi
positifnya pasien itu di bekali oleh 1 orang perawat penanggung jawab. Untuk
sisi negatifnya misal ada pasien lain yang tidak kelolaan perawat tersebut
ketika pasien ingi bertanya dengan seorang perawat yang bukan mengelola
dia ,perawat tersebut tidak tau karena bukan kelolaan dia . Jadi Keluarga lebih
percaya dengan perawat yg mengelola pasien dalam hal pelayanan.
3. Apakah model yang digunakan tidak meningkatkan beban kerja Anda?
Model yang digunakan tidak meningkatkan beban kerja perawat
tersebut,karena sudah terbagi masing-masing pekerjaannya / Masing-masing
perawat sudah mendapatkan bagian .Jika ada kesulitan baru perawat lain bisa
membantu .
4. Apakah model yang digunakan memberatkan pembiayaan?
Model yang digunakan tidak memberatkan pembiayaan.
5. Apakah model yang digunakan mendapatkan kritik dari pasien?
Untuk kritikannya sendiri biasanya pasien yang lain yang bukan pasien
kelolaan perawat itu sendiri, otomatis tidak semua perawat tau dengan
masalah pasien tersebut.Misal 1 perawat 1 pasien .Misal perawat si A
merawat pasien B/ pasien yg tidak di kelola perawat tersebut . Lalu pasien lain
tersebut bertanya dengan perawat yg tidak mengelola dia,otomatis perawat
tersebut tidak tau. Biasanya pasien mengkritik itu.
7. Apakah ada format baku untuk supervisi setiap tindakan? Sebutkan format
yang ada?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa ada format
baku untuk supervisi setiap tindakan, yaitu formulis supervisi penganggung
jawab kepeawaratan, yang baisnaya berisi tanggal, unit, nama, dan tanda
tangan.
8. Apakah format supervisi sesuai dengan standar keperawatan?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa, Sudah
sesuai dengan standart keperawatan dari observasi pada perawat pelaksana
mulai dari perencanaan, implementasi, sampai pendokumentasian.
9. Apakah hasil supervisi disampaikan kepada perawat?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa, hasil
supervisi selalu disampaikan kepada perawat.
10. Apakah selalu ada umpan balik dari supervisi untuk setiap tindakan ?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa, jika
terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan perawat pelaksana, maka karu
harus menegur lalu mengajarkan yang benar dan mengevaluasinya.
11. Apakah Anda puas dengan hasil dari umpan balik tersebut?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa perawat
merasa puas dengan hasil umpan balik setelah diberikan supervisi oleh kepala
ruangan Baitunnisa1
12. Apakah anda akan merubah sesuai hasil perbaikan supervisi?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa, harus
dilakukan perbaikan guna menambah tinggi mutu pelayanan kesehatan.
E. Perencanaan Pulang
1. Apakah anda mengerti tentang perencanaan pulang ?jelaskan?
Perencanaan pulang, harapannya perencanaan pulang pasien harus mengetahui
kapan dia harus pulang, perencanaan pulang itu sudah disampaikan pada saat
awal pasien masuk. Perencanaan pulang itu dari pasien awal masuk diberi
tahu apa saja tindakan yang akan dilakukan, kemudian pasien akan dirawat
berapa hari, kemudian pada saat pasien pulang pasien diberi tahu kapan dia
harus control, bagaimana perawatan dirumah, dischard planning, yang
meliputi perawatan, indikasi dan lain-lain yang diberitahu saat awal pasien
masuk
2. Apakah yang anda berikan saat melakukan perencanaan pulang? Jelaskan?
Edukasi, karena ada form edukasi tentang penyakit sesuai kondisi pasien,
karena disini ada CP atau critical Pathway, berapa lama pasien dirawat disini,
yang tentunya berbeda-beda setiap kondisi pasien, seperti pasien hernia bisa
dirawat 3-4 hari dirawat disini, berbeda dengan pasien lainnya, jadi hari
perawatannnya berbeda, tidak sama, jadi edukasi yang diberikan disesuaikan
dengan kondisi pasien, dan sesuaikan dengan CP yang ada yang dijadikan
patokkan pasien pulang.
3. Apakah anda bersedia melakukan perencanaan pulang mulai pasien masuk
sampai akan keluar RS ?
Ya bersedia, biasanya dokter memberikan perintah bahwa pasien boleh
dipulangkan, nanti dokter yang merencanakan jadi perawat hanya mengulang
sambil mengingatkan pasien
4. Apakah ada pembagian tugas tentang perencanaan pulang?
Fleksibel, karenakan tidak selalu perencanaan pulang dilakukan oleh satu
orang, jadi tiap shift itu bisa saja melakukan perencanaan pulang.
5. Apakah media brosur/leflet yang ada mencukupi sesuai dengan kasus yang
muncul diruangan ?
Mencukupi, selalu mencukupi, selalu ada, dan sudah sesuai kasus yang ada di
ruangan.
6. Apakah Bahasa yang digunakan saat melakukan perencanaan pulang?
Bahasa yang digunakan selalu bahasa yang dipahami pasien, kalau pasien bisa
berbicara bahasa jawa ya pakai bahsa jawa, kalau bisanya bahasa Indonesia ya
pakai bahasa Indonesia.
7. Apakah tehnik yang digunakan dalam perencanaan pasien pulang (lisan,
tertulis) ?
Lisan, lisan dan tertulis, karena ada form edukasi pulang atau form
perencanaan pulang nanti kita menjelaskan sesuai dengan form trus minta
tanda tangan pasien, Dari form itu itu kita menjelaskannya
8. Apakah Bahasa yang anda gunakan dalam melakukan perencanaan pulang
dipahami dengan mudah oleh pasien?
Dipahami, karena kita selalu mnggunakan bahasa yang dipahami pasien,
pernah ada pasien dari Madura tidak bisa bahasa Indonesia maupun bahasa
jawa jadi kita tetap menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa
tubuh kita, meskipun pasien tidak paham bahasa verbal tapi mereka tau
maksudnya dengan kita komunikasi menggunakan bahasa tubuh
9. Apakah anda mendokumentasikan setiap selesai melaksanakan perencanaan
pasien pulang ?
Ya di dokumentasikan, lengkap di RM selalu di dokumentasikan kadang ada
dokter yang hanya bilang dirawat 3 hari, atau pasien masih belum paham kita
tanya lagi kemudian kita jelaskan dan kita ingatkan kembali.
F. Dokumentasi Keperawatan
1. Model dokumentasi keperawatan apa yang digunakan di ruangan ini ?
Hasil dari wawancara kami mengatakan bahwa terdapat model dokumentasi
pasien di ruang baitunnisa 1 menggunakan model file dengan RM
2. Apakah sudah ada format pendokumentasian yang baku di ruangan ini ?
Hasil wawancara yang kami lakukan di ruangan Baitunnisa1 menunjukan
bahwa ada format pendokumentasian yang baku di ruangan Baitunnisa 1.
3. Apakah anda mengerti cara pengisian format dokumentasi dengan baik dan
benar?
Hasil wawancara kami dari perawat mengatakan bahwa perawat mampu
memahami dan mengerti pengisian dokumentasi keperawatan yang benar
sesuiai dengan SOAP .
4. Apakah menurut anda format dokumentasi yang ada memudahkan perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan?
Hasil wawancara yang kami lakukan dengan kepala ruang mengatakan bahwa
salah satu format dokumentasi yang memudahkan perawat yaitu model file
5. Apakah anda melakukan pendokumentasian dengan tepat waktu (segera
setelah melakukan tindakan)?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa perawat
terlebih dahulu berfokus pada semua tindakan yang harus diselesaikan
kemudian baru mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan.
6. Apakah menurut anda format dokumentasi yang ada menambah beban kerja
perawat?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa format
dokumentasi yang ada tidak menambah beban kerja perawat, karena format
dokumentasi dibuat sudah sesuai dengan standar.
7. Apakah format dokumentasi yang digunakan banyak menyita waktu perawat ?
Hasil wawancara yang kami lakukan dengan kepala ruangan dan perawat
menyatakan bahwa tidak ada format dokumentasi yang menyita waktu dalam
bekerja saat memasukan dokumentasi.
d. Pengkajian M4 (Money)
1. Apakah kepala ruang dilibatkan dalam penyusunan rencana anggaran tahunan?
Hasil wawancara pada tanggal 15 desember 2020 kepala ruang menyampaikan,
selalu dilibatkan dalam penyusunan rencana anggaran tahunan. Yang terlibat
dalam penyusunan rencana anggaran tahunan ada kepala ruang, instalasi rawat
inap, manager keperawatan.
2. Apakah penganggaran yang ada sudah mencukupi untuk kebutuhan ruangan
(operasional, pengembangan)?
Hasil wawancara pada tanggal 15 desember 2020 kepala ruang menyampaikan,
penganggaran yang sudah rencanakan mencukupi untuk kebutuhan operasional
maupun pengembangan
3. Apakah ada kesulitan dalam pencairan anggaran dalam setiap progam yang telah
direncanakan?
Hasil wawancara pada tanggal 15 desember 2020 kepala ruang menyampaikan,
iya ada kesulitan jika mengajukan tidak selamanya atau belum tentu di acc karena
yang pertama melihat tingkat kebutuhan sudah memuaskan atau tidak, yang kedua
melihat dana anggarannya juga.
Ketika terdapat kesulitan saat pencairan maka menyampaikan ke bagian kabag
bahwa apa yang dibutuhkan saat itu benar-benar urgent dengan itu yang
dibutuhkan bisa segera cair/terpenuhi. Jadi apabila saat membuat pengajuan
apapun melihat kondisi dari keuangannya dan situasinya.
4. Sebutkan jenis pembayaran pasien?
Hasil wawancara pada tanggal 15 desember 2020 kepala ruang menyampaikan,
pembayaran melalui ansuransi BPJS dan juga melalui pembayan secara umum.
Persyaratan kelengkapan data untuk asuransi BPJS yaitu surat rujukan, KK, KTP,
kelancaran dalam pembayaran ansuransi
5. Berapa tarif untuk masing-masing tindakan yang dilakukan di ruangan?
Hasil wawancara pada tanggal 15 desember 2020 kepala ruang menyampaikan,
tarif setiap masing-masing tindakan sudah ada yang mengelola dan sudah menjadi
tanggung jawab di bagian keuangan karena seluruh tindakan yang dilakukan di
ruangan sudah terprogram melalui komputer jadi
e. Pengkajian M5 (Market)
1. Mengidentifikasi gambaran karakteristik pasien diruangan baitunnisa (asal
daerah,tingkat pendidikan,pekerjaan)
Rata-rata Pasien yang berada di ruang baitunnisa 1 kebanyakan berasal dari
daerah Pati, Rembang Demak, Sayong, Semarang, Kendal, Jepara. Sedangkan
untuk tingkat pendidikan di ruang baitunnisa 1 ini bermacam-macam dari paud,
TK, SD,dan sedangkan untuk pekerjaan belum ada, karena pada ruangan ini
adalah untuk ruangan anak, sehingga rata-rata pasien yang dirawat disini masil
sekolah atau belum sekolah.
2. Mengidentifikasi apa usaha yang dilakukan ruangan untuk meningkatkan mutu
pelayanan pasien
Mutu yang dilakukan Untuk meningkatkan mutu pelayanan pasien, ruang
baitunnisa 1 memiliki in house training atau pelatihan dari pihak rumah sakit.
sehingga bisa disimpulkan bahwa dengan adanya pelatihan-pelatihan tersebut
akan meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait dengan mutu. Untuk mutu
itu sendiri adalah tingkat layanan kesehatan yang konsisten dengan pengetahuan
professional yang di perbarui dan memungkinkan diperolehnya hasil yang
diinginkan.
3. Mengidentifikasi adakah unit penjaminan mutu di ruangan
Adanya penjaminan mutu di ruang baitunnisa 1, dengan di buktikan nya terdapat
banyak macam mutu penjaminan di rumah sakit salah satunya adalah angka
kejadian pasien jatuh, komunikasi tehnik SBAR.
4. Mengidentifikasi unit penjaminan mutu sudah bekerja dengan optimal
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan beliau mengatakan bahwa tugas
penjaminan mutu tersebut dilakukan setiap hari dan telah di masukan dalam
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mutu pelayanan. Unit penjaminan mutu
sendiri telah bekerja dengan optimal, dimana setiap masing-masing ruangan itu
telah terdapat PIC mutu sehingga telah terdapat tugasnya masing-masing.
a) Instrumen Mutu
Tingkat kepuasan pasien
tingkat kepuasan pasien Insyaallah sudah 100%
Patient safety (Angka kejadian pasien jatuh, Angka kejadian dekubitus,
Angka kejadian luka akibat restrain, Angka kejadian medical error)
Angka kejadian pasien jatuh : sejauh ini tidak ada pasien yang
jatuh diruangan baitunnisa 1. Kepala ruang mengatakan tidak ada
angka kejadian pasien jatuh.
Angka kejadian decubitus : sejauh ini tidak ada angka kejadian
decubitus, perawat selalu memonitor pasien agar tidak terjadi
decubitus.
Angka kejadian luka akibat restrain : sejauh ini tidak ada angka
kejadian luka akibat restrain dan bahkan hamper tidak ada pasien
restrain di ruang baitunnisa 1.
Angka kejadian medical error : sejauh ini tidak ada angka kejadian
medical error. Untuk angka kejadian medical error kecil, tidak
sering terjadi.
Tingkat pengetahuan pasien
Rata-rata tingkat pengetahuan pasien melalui edukasi dan insyaallah
pasien mengerti. Terutama untuk pasien baru harus mengetahui seperti
kepatuhan cuci tangan, pengamaan bed pasien agar tidak jatuh, pemakaian
gelang identitas agar tidak tertukar dengan yang lain.
TOTAL :
1,0 3,0
3. M1 (Manusia/Ketenagaan)
Opportunity (Kesempatan)
a. Pentingnya pelatihan atau 0,5 4 2,0
pendidikan guna untuk
menambah ilmu baru, karena
pendidikan selalu berkebang dan
berubah
b. Penjadwalan bekerja dalam 0,5 3 1,5
satu bulan rata-rata 167 jam
karena 1 hari sebanyak 7 jam
pada hari senin sampai minggu
O-T
TOTAL : 1,0 3,5 3,5-3,0
4. M1 (Manusia/Ketenagaan)
=0,5
Threatened (Ancaman)
a. Persaingan rumah sakit yang 1,0 3 3,0
semakin ketat
TOTAL :
1,0 2,0
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
.
1. M3 (Metode)
Strenght (Kekuatan)
a. Model asuhan keperawatan 0,2 4 0,8
yang digunakan di ruangan Nisa
1 adalah keperawatan moduler.
b. Kesesuaian model asuhan 0,2 4 0,8
keperawatan moduler di ruang
Baitunnisa1
c. Keselarasan komunikasi yang 0,2 4 0,8
adekuat antar tim kesehatan
d. Kesesuaian standar tindakan 0,2 3 0,6
keperawatan saat pemasangan
infus atau ganti balut
e. Perawat selalu memantau 0,2 3 0,6
kondisi dan kebutuhan pasien
TOTAL :
1,0 2,0
TOTAL :
1,0 3,3 S-W
2. M5 (Market, Mutu)
3,3-2,0
Weakness (Kelemahan)
= 1,3
a. 75 % pasien anak-anak 0,7 2 1,4
melibatkan keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan di ruang
Baitunnisa 1
b. Menjelaskan keadaan yang 0,3 2 0,6
dialami oleh pasien anak-anak di
ruang Baitunnisa 1
E. DIAGRAM LAYANG
DIAGRAM LAYANG M1
O
TURN AROUND PROGRESIVE
0,5
M1 (0,2 , 0,5)
W S
0,2
DEFENSIVE DIVERSIVIKASI
T
Diagram layang diatas menunjukkan bahwa analisis M1 mempunyai hasil progresive
DIAGRAM LAYANG M2
TURN AROUND PROGRESIVE
O
1,0
M2 (0,8 , 1,0)
W S
0,8
DEFENSIVE DIVERSIVIKASI
O
TURN AROUND PROGRESIVE
1,0
M3 (0,3 , 1,0)
W S
0,3
DEFENSIVE DIVERSIVIKASI
O
TURN AROUND PROGRESIVE
M4 (0,6 , 0,4)
0,4
W S
0,6
DEFENSIVE DIVERSIVIKASI
DIAGRAM LAYANG M5
1,1
M2 (1,3 , 1,1)
W S
1,3
DEFENSIVE DIVERSIVIKASI
A. KESIMPULAN
Ruang Baitunnisa 1 merupakan salah satu ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang yang memberikan pelayanan terdiri dari 2 ruangan satu kelas II dan satu
kelas III. Ruang Baitunnisa 1 merupakan salah satu ruangan perawatan di RSISA Semarang
yang memberikan perawatan bagi pasien anak laki-laki dan pasien perempuan. Pembagian
tugas dalam ruangan Baitunnisa 1 sudah sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
PPJA A, B, dan C akan bertanggung jawab sesuai dengan tugasnnya dan untuk PA akan
bertanggung jawab dengan pasiennya dan mereka akan bertanggung jawab kepada timnya
masing-masing, di luar dari tugas asuhan keperawatan juga ada tugas yang lain terkait
dengan pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan.
Model asuhan keperawatan yang di gunakan di ruang Baitunnisa 1 dapat meningkatkan
kepercayaan pasien, dengan cara kepercayaan pasien maupun keluarga diarahkan ke asuhan
keperawatan moduler yang memiliki masing-masing sisi positif dan negatifnya. Untuk sisi
positifnya pasien itu di bekali oleh 1 orang perawat penanggung jawab. Untuk sisi
negatifnya misal ada pasien lain yang tidak kelolaan perawat tersebut ketika pasien ingin
bertanya dengan seorang perawat yang bukan mengelola dia ,perawat tersebut tidak tau
karena bukan kelolaan dia. Jadi Keluarga lebih percaya dengan perawat yg mengelola pasien
dalam hal pelayanan.
Usaha yang dilakukan kepala ruang Baitunnisa 1 untuk meningkatkan mutu pelayanan
pasien dengan memiliki in house training atau pelatihan dari pihak rumah sakit. sehingga
bisa disimpulkan bahwa dengan adanya pelatihan-pelatihan tersebut akan meningkatkan
pengetahuan dan wawasan terkait dengan mutu. Untuk mutu itu sendiri adalah tingkat
layanan kesehatan yang konsisten dengan pengetahuan professional yang di perbarui dan
memungkinkan diperolehnya hasil yang diinginkan, selain itu ruang Baitunnisa 1 juga
memiliki beberapa media berupa poster mengenai penyakit dan leaflet terkait
edukasi/sosialisasi kepada pasien mengenai pelayanan keperawatan di ruangan.
B. SARAN
Sebaiknya dalam ruang baitunnisa 1 meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien
dengan cara melaksanakan planning yang sudah direncanakan yaitu dengan melakukan
Sosialisasi dan kolaborasi tenaga kesehatan, kemudian melakukan pembaharuan pada
peralatan perawatan, kemudian mengadakan pembuatan jadwal ulang pengajuan anggaran
secara bergantian dari beberapa unit, dan Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
mengenai penyakitnya, beritahu pasien dan keluarga pasien untuk tidak sungkan bertanya
kepada perawat mengenai informasi selama di rumah sakit. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit sehingga mendapatkan kepuasan pasien yang
maksimal dan kinerja menjadi optimal.
DAFTAR PUSTAKA