Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KELOMPOK FIELD STUDY MANAJEMEN KEPERAWATAN

HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


PADA RUANG BAITUL NISSA 1

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Retno Isrovianingrum, M.Kep
DISUSUN OLEH:
1. Risal Setiawan 30901800148
2. Riski Widiastutik 30901800149
3. Risma Wulandari 30901800150
4. Rizki Agustian Andriani 30901800151
5. Rizki Pujiasih 30901800152
6. Rosa Milenia 30901800154
7. Saidah Qodtamalla 30901800155
8. Salsa Nabila 30901800156

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna atau menyeluruh yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan,dan gawat darurat (Kementrian kesehatan RI,2011:5)
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berorientasi kepada kebutuhan objektif klien. Praktik keperawatan mengacu pada standar
profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama titik
perawat dituntut untuk selalu melaksanakan Asuhan Keperawatan yang benar atau rasional
(Nursalam, 2007)
Sistem manajemen adalah suatu totalitas yang terdiri dari subsistem-subsistem dengan
atributnya yang satu sama yang lain saling berkaitan, saling ketergantungan, saling
berinteraksi dan saling pengaruh mempengaruhi dalam penggunaan sumber daya secara
efektif dan efisien sehingga mempunyai peranan, sasaran, dan tujuan tertentu. Sistem
manajemen yang diterapkan oleh manajer dalam memimpin suatu organisasi tergantung
pada karakter seorang manajer dan keadaan organisasi yang dipimpinnya (Asih, 2010).
Sistem manajemen terdiri atas Sistem Manajemen Organisasi, Sistem Pengambilan
Keputusan, Sistem Informasi Manajemen, Sistem Nilai dan Budaya Organisasi, dan Sistem
Manajemen tertutup dan terbuka. Proses manajemen adalah cara sistematis dalam
melakukan sesuatu terutama dalam mengelola sebuah pekerjaan atau obyek (Kusnanto,
2004).
Sistem manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana setiap
komponen saling berhubungan dan berinteraksi serta dipengaruhi oleh lingkungan. Proses
manajemen keperawatan merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima elemen yaitu input,
proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik. Input dari proses manajemen
keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Kemampuan yang harus
dimiliki pemimpin atau manajer organisasi pelayanan kesehatan meliputi kemampuan
menentukan arah organisasi (visi dan misi), menentukan tujuan organisasi (goal setting),
bekerja berdasarkan rencana (planning), menggunakan waktu secara efektif (time schedule),
memberdayakan kemampuan staf, kemampuan memotivasi, komunikasi efektif, pengawasan
dan indepensi (Kuntoro, 2010).
Proses manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang
untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan. Untuk melaksanakan proses manajemen diperlukan
keterampilan teknik, keterampilan hubungan antar manusia,dan keterampilan konseptual
(Sumijatun, 2010).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang di capai adalah mahasiswa mampu melaksanakan praktik
manajemen keperawatan dan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
sesuai dengan model praktik keperawatan di ruang Baitulnissa 1 RSI Sultan Agung
Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi Man, Material, Method, Money,
Market/ Mutu.
b. Mengidentifikasi masalah manajemen di ruang Baitunissa 1 RSIA Semarang.
c. Mengimplementasikan masalah manajemen dengan menganalisis SWOT.
d. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang telah disusun.
BAB II
PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM RS
Bermula dari Health Centre lalu Medical Centre, berawal dari lingkup layanan
kecil poliklinik umum, poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana di
tahun 1971 kemudian diresmikan sebagai Rumah Sakit Madya pada tanggal 23 Oktober
1975, langkah demi langkah Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA) terus
mengayuhkan dari pelayanan kesehatan secara istiqamah. Tahun 2002 menyambut makin
derasnya kepercayaan umat, wajah baru RSISA berupa sarana bangunan dan peralatan
medis baru ditampilkan ke hadapan publik. Semata untuk berkidmat semaksimal
mungkin mempersembahkan yang terbaik untuk masyarakat pengguna. Berbagi
keteladanan penampilan apik di semua pelayanan rumah sakit pun perlahan mengiringi
penampilan baru RSISA. Dari semenjak didirikan pada 17 Agustus 1971. Rumah Sakit
yang terletak di Jl. Raya Kaligawe KM.4 dan berdekatan dengan pusat pertumbuhan
industri (LIK & Terboyo Industri Park),
RSISA memulai pengabdiannya dengan pelayanan poliklinik umum, kesehatan
ibu dan anak untuk warga sekitar dua tahun berikutnya diresmikan sebagai Rumah Sakit
Umum pada tanggal 23 Oktober 1973 dengan SK dari Menteri Kesehatan nomor I
024/Yan Kes/I.O.75 tertanggal 23 Oktober 90 1975 diresmikan sebagai RS Tipe C (RS
Tipe Madya). Dengan berbekal motto "mencintai Allah dan menyayangi sesama" RSI
Sultan Agung menorehkan banyak pengabdian untuk masyarakat. Visi tersebut juga
melandasi RSI SA untuk jauh lebih berkembang menuju sesuatu yang lebih baik. Baik
perubahan secara fisik (perkembangan rumah sakit) dan perubahan yang lebih diarahkan
kepada pembangunan spiritual. Pelayanan optimal untuk umat kini lebih dibuktikan lagi
dengan kesanggupan pihak RSI SA untuk tidak membeda-bedakan segala jenis golongan
masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan diterimanya semua jenis asuransi yang
dimiliki oleh pasien, mulai dari Asuransi Kesehatan (ASKES) PNS, Sukarela sampai
asuransi untuk masyarakat kurang mampuatau lebih dikenal dengan JAMKESMAS
(Jaminanan Kesehatan Masyarakat). Sehingga dengan demikian, semua lapisan
masyarakat yang menggunakan layanan kesehatan di RSI SA berhak menerima jenis
tindakan kesehatan yang sama tanpa membeda-bedakan.

B. GAMBARAN UMUM RUANG PERAWATAN


Untuk gambaran umum ruang perawatan di baitu nisa 1 sendiri yakni ruang
Baitunnisa dekat dengan ruang umum berada di lantai 3. Sebelum masuk ke ruang
baitunnisa 1 melewati ruangan baitunnsia 2 yang berada di bagian barat baitunnisa 1. Ada
pintu gerbang pembatas ruang baitunnisa 1 dan 2. Saat memasuki baitunnisa 1 ada 2
kamar yang saling berhadapan yaitu kamar 309 dan 311. Kemudian samping kamar 309
ada kamar 310 dan depan kamar 310 ada counter perawat sampingnya ada ruang ganti
perawat depannya ada ruang alat kesehatan. Di sebelah selatan ada kamar mandi 2 untuk
perawat dan dokter depanya ada KM 1 untuk coast. Depan kamar mandi coast ada pantry
kemudian samping ada ruang dokter anak dan sebelahnya ada ruang diskusi depan ruang
diskusi ada ruang coast 2 cowo dan cewe berdampingan kanan kiri. Di pojokan ada
mushola sebelah ada ruang tindakan dan ruang penanggung jawab.

C. PENGKAJIAN

a. Pengkajian M1 (Man)

1. Bagaimana struktur organisasi ruangan ?


apakah anda merasa puas dan sesuai dengan kemampuan perawat ?
Jawaban:
Ruang Baitunisa 1 terdiri dari Direksi, Manajer Kep, Ka Bag Kep Ranap, Penjab,
PPJA, Ka shift dan perawat pelaksana.
Hasil dari wawancara dengan kepala ruang baitunissa 1, perawat merasa puas
dengan kemampuan dan skil tang dimilikinya.
2. Bagaimanakah pembagian tugas di ruangan?
Apakah sesuai dengan struktur organisasi di ruangan?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang baitunissa 1, pembagian tugas telah
sesui dengan struktur organisasi ruangan. Dalam pembagian tugas dilakukan oleh
kepala shift setiap harinya, pembagian tugas sesui dengan masing-masing profesi.
3. Apakah kepala ruang sudah melaksanakan tugas sesuai dengan dengan optimal?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang baitunissa 1 kepala ruang sudah
melakukan tugasnya secara maksimal. Seperti menyusun dan mengatur jadwal
dinas, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan, mengawasi
dan mengendalikan kegiatan dalam pelayanan keperawatan
4. Bagaimanakah kinerja ketua tim/PP?
Apakah sudah sesuai dengan tugas-tugasnya?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang Baitunissa 1, kepala ruang
mengatakan bahwa ketua tim telah melaksanakan kinerja dengan baik dan sudah
sesuai dengan tugasnya. Seperti membuat tujuan dan rencana keperawatan,
melaksanakan rencana yang sudah dibuat, melakukan evaluasi keberhasilah
asuhan keperawatan
5. Apakah pelatihan / pendidikan tambahan untuk melaksanakan pekerjaan di
ruangan dibutuhkan?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang Baitunissa 1 pelatihan / pendidikan
dibutuhkan guna untuk menambah ilmu baru, karena pendidikan selalu berkebang
dan berubah
6. Bagaimanakah kebijakan rumah sakit terkait pelatihan/pendidikan?
Apakah Perawat merasa puas?
Dari hasil wawancara dengan kepela ruang baitunissa 1 perawat sudah merasa
puas dengan kebijakan rumahsakit tentang pelatihan / pendidikan dan sangat
mendukung, karena pendidikan selalu berkembang dan berubah.
7. Apakah jumlah pendapatan yang diterima sesuai dengan latar belakang
pendidikan D3 dan S1 NERS?
Apakah perawat merasa puas?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang Baitunissa 1, perawat mengatakan
untuk saat ini pendapatan antara D3 dan S1 masih sama, namun aka nada
perubahan sitahun depan yaitu 2021, dan untuk pendapatan penanggung jawab
saat ini sesui dengan latar belakan pendidikan. Kepala ruang mengatakan sudah
puas dengan pendapatan saat ini
8. Berapa rata-rata jam bekerja selama sebulan?
apakah anda merasa puas dengan penjadwalan di ruangan?
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan baitunissa 1
didapatkan dalam satu bulan berkerja maka rata-rata 167 jam karena 1 hari
sebanyak 7 jam pada hari senin sampai minggu.
9. Apakah perawat memiliki kesempatan untuk mengambil cuti?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang Baitunissa 1. Pengambilan cuti dalam
setahun yaitu: Pengambilan cuti sesuai dengan kebutuhan, cuti bulanan (12 hari),
cuti sakit, cuti naik haji/umroh, cuti hamil/melahirkan (3 bulan), cuti
duka=keluarga(5 hari), dan diluar dari itu cuti diajukan 1 bulan sebelumnya.
10. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien, bagaimanakah tingkat beban kerja di
ruangan?
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Baitunissa 1, perawat sudah
memiliki porsi sendiri sendiri dalam pelaksanaan tugas, jadi perawat tidak merasa
memiliki beban yang berlebih dengan pasien yang bergantungan.
11. Bagaimanakah peran POS/pembantu perawat di ruangan?
Apakah membantu meringankan pekerjaan perawat?
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada kepala ruang Baitunissa 1 menyatakan
bahwa POS/pembantu perawat ada pembagiannya sendiri-sendiri setiap
profesinya.
12. Apakah kepala ruang, rasio jumlah perawat dengan pasien sudah sesuai?
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada kepala ruang baitunnisa 1
menyatakan, jumlah perawat di ruang baitulnissa 1 sudah sesuai jumlah perawat
yang dibutuhkan pada shift pagi, sore dan malam tergantung pada tingkat
ketergantungan pasien.
13. Mengidentifikasi karakteristik perawat berdasarkan tingkat pendidikan, umur,
lama kerja, pelatihan?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang baitunissa 1, kepala ruang mengatakan
ada tingkat pendidikan, ada juga ditentukan dari lama bekerja, dan juga usia
14. Sebutkan 5 kasus besar penyakit di ruangan ?
a. Diare
b. DHF
c. Typoid
d. Febris
e. Kejang demam
15. Bagaimana sumberdaya PHP diruangan ?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang, kepalaruang mengatakan secara
atministratif itu fasmasi da nada logistic yang biasa dan untuk yang kebutuhan
ruangan ada yang pertanggal dan pemeriksaannya diminggu ke 2
16. Sebutkan BOR (bed occupancy rate) dan ALOS (everage length of stay) pasien?
BOR = (jumlah hari perawatan rumah sakit/ (jumlah tenpat tidur x jumlah hari
dalam satu periode)) X 100%
BOR = (69/(20x4) X100% = 86,25
ALOS = jumlah lama dirawat/jumlah pasien keluar (hidup+mati)
ALOS = 69/10=6,9

b. Pengkajian M2 (Material)

1. Jelaskan gambar denah ruangan ?

GDG
Mini KPL Bagian dan Pan
Diskusi
Tangga Lab staff try S.H

Coas PA Coas P1

KM 1&2
R.Pe
R.Tunggu rawa
t

Kamar 310
R. Counter

PENJAB Baitunisa 1

Mushola

M
u
s
h Kamar 311 Kamar 309
o
l
a
Keterangan:
Ruang Baitunnisa dekat dengan ruang umum berada di lantai 3. Sebelum masuk
ke ruang baitunnisa 1 melewati ruangan baitunnsia 2 yang berada di bagian barat
baitunnisa 1. Ada pintu gerbang pembatas ruang baitunnisa 1 dan 2. Saat
memasuki baitunnisa 1 ada 2 kamar yang saling berhadapan yaitu kamar 309 dan
311. Kemudian samping kamar 309 ada kamar 310 dan depan kamar 310 ada
counter perawat sampingnya ada ruang ganti perawat depannya ada ruang alat
kesehatan. Di sebelah selatan ada kamar mandi 2 untuk perawat dan dokter
depanya ada KM 1 untuk coast. Depan kamar mandi coast ada pantry kemudian
samping ada ruang dokter anak dan sebelahnya ada ruang diskusi depan ruang
diskusi ada ruang coast 2 cowo dan cewe berdampingan kanan kiri. Di pojokan
ada mushola sebelah ada ruang tindakan dan ruang penanggung jawab.

2. Sebutkan inventaris peralatan kesehatan, jumlah linen, dan administrasi


penunjang?
Investrasi Peralatan Kesehatan

No Alat Jumlah Kondisi


Alat Medis Baik Tidak Baik
1. Nebulizer 1 
2. Laringoskop Anak 1 
3. Timbangan Bayi 1 
4. Timbangan Biasa 1 
5. Infus Pump 1 
6. Syringe Pump 1 
7. Oksymetri 1  
8. Had Bough 1 
9. Tensimeter Digital 3 
10. Stetoskop 3 
11. Central Oksigen 5 
12. Suction Central 5 
13. Flow Meter 16 
14. Thermometer Sensor 2 
15. Blood Warmer Animex 1 
16. Pen Light 2 
17. Hammer 1 
18. Buli-Buli 1 
19. Pet Line 1 
20. Pispot 3 
21. Ganti Balut Set 3 
22. Ambu Bag Anak 5 
23. Neonatus Anak 2 
24. Troli Tindakan 2 
25. Toil Emergency 1 
Administrasi Non Medis
1. Bed Pasien Dewasa 18 
2. Bed Pasien Anak 2 
3. Meja Pasien 20 
4. Tiang Infus 20 
5. Kursi Roda 2 
6. AC 7 
7. Loker Perawat 16 
8. Meja Konter 2 
9. Kulkas 1 
10. Lemari Linen Besar 1 
11. Lemari Alat Kesehatan 1 
12. Lemari Farmasi 1 
13. Lemari Rekam Medis 1 
14. Dispenser 1 
15. Pemanas Air 1 
16. Peralatan Ibadah Perawat 5 

Dari hasil pengkajian untuk investaris alat kesehatan rata-rata sudah lengkap
namun ada beberapa alat dengan kondisi yang kurang baik sehingga
membutuhkan service. Untuk linen sendiri di buat perbandingan 3:1 dengan
jumlah linen 80 dan di bagi linen bersih, kotor dan persediaan. Untuk linen
dengan kondisi baik. Untuk pengecekan AC ada 2 bulan sekali tetapi jika rusak
langsung di service.
3. Sebutkan jenis kelas perawatan di ruangan dan fasilitas masing-masing kelas,
serta kondisinya?
Dari hasil pengkajian untuk ruang Baitunisa 1 terdiri dari 2 kelas perawatan yaitu
kelas 2 dan 3. Kelas 2 yaitu ruangan dengan no 309 dan 311 hanya ada 6 bed di
buat lebih nyaman dan ketenangannya terjamin sedangkan untuk kelas 3 yaitu
ruangan dengan no 310 ada 8 bed dan pastinya ruangan tersebut ramai. Untuk
fasilitas masing-masing kelas di buat sama yang membedakan hanya dari
penyajian dan jenis makananya.
4. Apakah lokasi dan denah ruangan sudah baik menurut Anda?
Dari hasil pengkajian yang kami dapatkan bahwa lokasi denah kurang strategis
dimana saat memasuki Ruangan Baitunisa 1 harus melewati ruang ruang perawat
lain dan kamar pasien.
5. Apakah ada rencana merenovasi ruangan? Jika ya, ruangan apa?
Dari hasil pengkajian di dapatkan hasil bahwa sudah tidak bisa merenovasi
ruangan dikarenakan sudah terstruktur dari pihak Rumah Sakit Islam Sultan
Agung. Tetapi untuk memodifikasi ruangan masih bisa terutama pada ruang anak
di hias sesuai dengan usia anak dimana dinding-dinding di cat dengan warna yang
menarik kemudian di tempel stiker motif gambar yang lucu, diberi gambar huruf-
huruf abjad, angka, maupun arab. Di buat sedemikian rupa agar anak merasa
nyaman dan tidak bosan di ruangan tersebut.
6. Apakah peralatan kesehatan di ruangan sudah sesuai dan lengkap untuk merawat
pasien?
Di ruang Baitunissa 1 peralatan sudah sesuai dan lengkap, tetapi terkadang masih
ada masalah ataupun kerusakan. Biasanya akan diadakan penyervisan 1 bulan 2
kali. Jika ada kerusakan langsung di laporkan dan menghubungi pihak Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPRS) yang bertugas pengelolaan peralatan
kesehatan tersebut meliputi inventarisasi, pemeliharaan, perbaikan maupun
kalibrasi internal dan eksternal
7. Apakah ada rencana penambahan peralatan perawatan ?
Berdasarkan pengkajian rencana penambahan peralatan Kesehatan didapatkan
hasil sebagai berikut:Iya ada Oximeter dan timbangan karena terkadang error dan
sudah diajukan tinggal menunggu persetujuan
8. Apakah jumlah alat sudah sesuai dengan rasio pasien?
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Untuk suction center dan oksigen center tidak semua bed tersedia. Secara teori
seharusnya ada tetapi dikarenakan mengingat harga yang tidak terjangkau dan
mahal juga semua pasien tidak menggunakanya jadi diruangan hanya disediakan
1. Biasanya dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pasien misal ada pasien yang
membutuhkan oksigen sental langsung kita sediakan dan dipasang.
9. Apakah fasilitas di ruangan sudah lengkap untuk merawat pasien ?
Adapun fasilitas diruangan

No Nama barang Jumlah Kondisi


1 Tempat tidur 20 Cukup baik
2 Meja pasien 20 Cukup baik
3 AC 7 Cukup baik
4 Kursi roda 2 Cukup baik
5 Kamar mandi 3 Cukup baik
6 Mushola 1 Cukup baik

10. Apakah semua perawat mampu menggunakan semua peralatan dengan baik?
Dari hasil pengkajian Perawat di Ruang Baitunissa 1 mampu menggunakan
peralatan dengan baik dan benar
11. Apakah administrasi penunjang yang dimiliki ruangan sudah memadai?
Sudah memadai untuk administrasi penunjang di Ruang Baitunissa 1. Rata-rata
pasien menggunakan pembayaran melalui BPJS adapun asuransi yang lain
administrasi logistic dan kelengkapan rekam medis administrasi sudah ada
diruang rekam medis.

c. Pengkajian M3 (Method)

A. MAKP
Model asuhan keperawatan yang digunakan
1. Apa model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan ini?
Model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan Nisa 1 adalah
keperawatan moduler.
2. Apakah Anda mengerti/memahami model asuhan keperawatan yang
digunakan?
Perawat tersebut memahami model asuhan keperawatan moduler karena
masing-masing tim ada bagiannya. Moduler ada PPJA( perawat yg
bertanggung jawab dengan pelayanan semua pasien .)PPJA sendiri di bantu
oleh perawat pelaksana / di bagi dengan pasien kelolaan . misal ada pasien 5
dan yang jaga 3 masing-masing di bagi , jadi 1 orang ada yg dapat 2 dan ada 1
orang yg dapat 1 pasien kelolaan. Dan yg bertanggung jawab adalah PPJA
nya.
3. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan sudah sesuai menurut
Anda?
Menurut perawat tersebut model asuhan keperawatan yang di gunakan di
ruangan Nisa 1 sudah sesuai dengan apa yang di harapkan .
4. Apakah model asuhan keperawatan sudah sesuai dengan visi dan misi?
Model asuhan keperawatan sudah sesuai dengan visi dan misi yaitu untuk
VISI: Rumah sakit islam terkemuka dalam pelayanan kesehatan . Pendidikan
dan pembangunan peradaban isam . Menuju masyarakat sehat sejahtera yang
di rahmati allah.
MISI:
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selamat menyelamatkan
dijiwai semangat mencintai allah menyayangi sesama
 Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka
membangungenerasi khaira ummah .
 Membangun peradaban islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang
di
rahmati allah .
Efektif dan efisiensi model asuhan keperawatan
1. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan berpengaruh terhadap
lama perawatan ?
pasien? Berapa rata-rata pasien perhari?
Model asuhan keperawatan yang digunakan sangat berpengaruh karena setiap
masing-masing pasien sudah ada perawat pengelolaan ,jadi lebih maksimal .
untuk rata-rata pasien perhari ada 7 ada 8.
2. Apakah model yang digunakan meningkatkan kepercayaan pasien?
Model asuhan keperawatan yang di gunakan dapat meningkatkan kepercayaan
pasien , dengan cara kepercayaan pasien maupun keluarga kita arahkan ke
asuhan keperawatan moduler tadi ada sisi positif dan negatifnya. Untuk sisi
positifnya pasien itu di bekali oleh 1 orang perawat penanggung jawab. Untuk
sisi negatifnya misal ada pasien lain yang tidak kelolaan perawat tersebut
ketika pasien ingi bertanya dengan seorang perawat yang bukan mengelola
dia ,perawat tersebut tidak tau karena bukan kelolaan dia . Jadi Keluarga lebih
percaya dengan perawat yg mengelola pasien dalam hal pelayanan.
3. Apakah model yang digunakan tidak meningkatkan beban kerja Anda?
Model yang digunakan tidak meningkatkan beban kerja perawat
tersebut,karena sudah terbagi masing-masing pekerjaannya / Masing-masing
perawat sudah mendapatkan bagian .Jika ada kesulitan baru perawat lain bisa
membantu .
4. Apakah model yang digunakan memberatkan pembiayaan?
Model yang digunakan tidak memberatkan pembiayaan.
5. Apakah model yang digunakan mendapatkan kritik dari pasien?
Untuk kritikannya sendiri biasanya pasien yang lain yang bukan pasien
kelolaan perawat itu sendiri, otomatis tidak semua perawat tau dengan
masalah pasien tersebut.Misal 1 perawat 1 pasien .Misal perawat si A
merawat pasien B/ pasien yg tidak di kelola perawat tersebut . Lalu pasien lain
tersebut bertanya dengan perawat yg tidak mengelola dia,otomatis perawat
tersebut tidak tau. Biasanya pasien mengkritik itu.

Pelaksanaan model asuhan keperawatan


1. Apakah komunikasi dapat terjalin dengan adekuat antara tim kesehatan?
Komunikasi yang terjalin dengan tim kesehatan bagus,baik dan sudah
adekuat. Karena untuk komunikasi sendiri ada handover salah satu
komunikasi untuk melihat sejauh mana perkembangan pelayanan kesehatan ke
pasien ,jadi itu di overkan dalam arti ada untuk komunikasi kita. Bagaimana
pasien ini,perkembangannya bagaimana ! dengan cara handover tersebut.
2. Apakah rencana keperawatan dapat dilaksanakan secara kontinyu?
Rencana keperawatan sendiri dapat dilaksanakan / dilakukan secara kontinyu .
3. Apakah anda (PP/PA) sering mendapatkan bimbingan dari kepala ruang?
Sering sekali kepala ruang memberikan bimbingan saat brifing/ saat overan .
Saat overan mungkin membicarakan apakah ada kendala-kendala atau saat
ada kejadian /masalah. Misal saat kejadian ada masalah saat pemasangan infus
terdapat kesulitan ,ada kesulitan ganti balut .
4. Apakah tindakan keperawatan dilakukan sesuai standar ?
Tindakan keperawatan sudah sesuai dengan standar misal pemasangan
infus /ganti balut yang mana tetap memperhatikan antiseptik harus tetap
terjaga harus tetap steril,Harus menentukan area mana/vena yang mana yang
mau di suntik,tata cara saat pemasangan infus bagaimana :Tangan harus
bersih ,menggunakan handscoon steril atau tidak ,perlengkapan alat sudah
belum.Harus sudah di sediakan sebelumnya.
Tanggung jawab dan pembagian tugas
1. Apakah pembagian tugas Anda sudah jelas?
Perawat tersebut sudah jelas dengan pembagian tugas .Untuk pembagian tugas
individu misal tim C logistik,untuk menangani mutu,protein,untuk askep
semua sudah ada bagiannya . Jadi masing-masing perawat harus faham akan
tugas mereka masing-masing.
2. Jelaskan tugas Anda sesuai dengan model asuhan keparawatan yang
digunakan di ruangan?
Jadi untuk pembagian tugas Perawat yang dari PPJA yang mana PPJA itu dan
beberapa perawat pelaksana yang melakukan tugas itu tadi ,kan ada yang di
kelola kita observasi itu . apakah sudah benar dalam melakukan asuhan
keperawatannya,betul apa tidak .
3. Apakah menurut Anda kondisi pasien dapat selalu terpantau dan kebutuhan
pasien dapat terpenuhi ?
Kondisi pasien selalu terpantau dan kebutuhan pasien dapat terpenuhi dengan
baik.malah justru kalau dari keluhan pasien itu sendiri sudah ada tanggung
jawab dari perawat yang mengelola pasien tersebut. Jadi kondisi pasien selalu
terpantau oleh perawat.
B. Overan jaga
1. Berapa kali operan jaga dilakukan ?
Overan jaga dilakukan 3 kali . pukul 07.00 sif pagi, pukul 14.00 sif siang,jam
21.00 sif malam .
2. Apakah overan telah dilaksanakan tepat waktu ?
Overan selalu dilaksanakan tepat waktu ,untuk melath kedisiplinan perawat.
3. Apakah overan dihadiri oleh semua perawat yang terkait (perawat 2 shift)?
Overan pasti dihadiri oleh semua perawat yang terkait termasuk perawat 2
shift
4. Siapa yang memimpin overan ?
Yang memimpin overan setiap pagi dan siang ada penanggung jawa,biasanya
kalau siang dan malam tidak ada . Setiap 1 sift ada 3 perawat . Jadi misal
overan dari siang ke malam ada 6 orang .
5. Apakah yang harus dipersiapkan dalam pelaporan overan? Sebutkan?
Yang di siapkan saat pelaporan overan adalah
 Kelengkapan dari berkas-berkas RM pasien .
 RM pasien yang sudah kita lakukan tadi apa saja.
 Tidakan-tindakan dari pasien apa saja yang belum dan yang sudah apa
saja .
Semua dilakukan melalui handover. Handover itu seperti laporan ,data-
data,dokumentasi tindakan yang sudah kita lakukan dan yang belum.
6. Apa yang disampaikan dalam overan ? sebutkan ?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa yang
disampaikan dalam overan adalah nama pasien, keluahan pasien, medical
chek up pasien, tindakan, diagnosis yang muncul, rencana tindakan.
7. Apakah ada buku khusus untuk mencatat hasil laporan overan ?
Dari hasil wawancara dengan keluhan ruang mengatakan bahwa tidak ada
buku khusus untuk hasil laporan operan adanya buku laporan jaga dan buku
operan, atau from hand over
8. Apakah ada kesulitan dalam mendokumentasikan laporan overan ?
Dari hasil wawancara kepala ruang mengatakan bahwa tidak ada kesulitan
dalam pendokumentasian lalporan overan
9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat melakukan overan ?
Dar hasil wawancara dengan kepala ruan mengatakan bahwa ada interaksi saat
dilakukan opoeran
10. Bagaimanakah tehnik pelaporan overan ketika berada di depan pasien?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahawa teknik yang
digunakan adalah keliling kesemua pasien dan disetiap pasien perawat
malakuakan pertama membaca doa kesembuhan, kedua mengecek pasien satu
persatu dengan menyampaikan namanya siapa, diagnosisnya apa, doktermya
siapa, rencana tindakan apa dan melaporkan operan jaga kepada perawat yang
shif selanjutnya.
11. Berapa rata-rata lama waktu untuk mengunjungi pasien saat overan?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahawa rata rata lama
waktu mengunjungi pasien saat overan adalah 10 menit dari semua toatal
pasien (tergantung total pasien)
12. Apakah kepala ruang mengevaluasi kesiapan perawat shift pengganti ?
Dari hasil wawaacara dengan kepala ruang mengatakan bahwa iya
mengevaluasi kesiapan perawat shift pengganti.
C. Ronde keperawatan
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa iya sangat
mendukung dengan kegiatan operan keperawatan dengan alasannya untuk
meningkatakan skill dan kemampuan perawat
2. Apakah sebagian besar perawat mengerti adanya ronde keperawatan?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa semua
perawat mengerti dengan adanya ronde keperawatan
3. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan sudah optimal ?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa insyaallah
sudah optimal
4. Berapa kali ronde keperawatan dilakukan dalam 1 bulan ?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa ronde
keperawatan biasanya dilakukan satu kali, atau kurung waktu 6 bulan
sekali. Tapi tidak menutup kemungkinan ada kasus yang kita ambil
5. Apakah keluarga mengerti tentang adanya ronde keperawatan ?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang menagtakan bahwa keluarga
mengetahui akan adanya ronde keperawatan karena ada pemeberitahuan
sebelumnya.
6. Apakah tim yang terlibat dalam ronde keperawatan hadir semua ?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa semua tim
yang terlibat dalam ronde keperawatan harus hadir semua, karena perawat
dalam tim tersebut harus mengetahui tentang pasien kelolaannya.
7. Apakah tim yang terlibat dalam ronde keperawatan mengikuti kegiatan
secara optimal?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa tim
mengikuti kegiatan secara optimal
D. Supervisi
1. Apakah anda mengerti tentang supervisi?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa supervisi
adalah evaluasi keperawatan yang dilakukan terus menurus dan sistematis
serta tindakan supervisi yang berjenjang akadi dan tempra pelaksana, dari
setiap tindakan dari perawat ke pasien kita observasi. Seperti dari perawat
waktu pelaksanaannya bagaimana, atributnya bagaimana, seragamnya sudah
lengkap belum, selama memberi pelayanan apakah sudah sesuai standar.
2. Apakah Anda pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa sudah pernah
mendapatakan pelatihan dan sosialisasi supervisi
3. Apakah supervisi telah dilakukan di ruangan?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa supervisi
sudah dilakuakn diraungan dan dilakuakn setiap hari
4. Berapa kali supervisi dilakukan ?
a. 1X/bulan
b. 2X/ bulan
c. Tidak terjadwal
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa supervisi
dilakukan 2x dalam seminggu pada dulunya. Tetapi sekarang pasien sangat
sedikit sehingga jarang sekali di lakukan supervisi dan dilakukan sesuai
dengan keadaan tertentu (situasional). Supervise dilakukan secara periodik
setiap 1 bulan sekali oleh Kepala ruangan Baitunnisa 1
5. Siapakah yang melakukan supervisi ?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa yang
melakuakn supervisi adaalh pengganggung jawab atau kepala ruang.
6. Bagaimanakah alur supervisi yang ada di ruangan?

7. Apakah ada format baku untuk supervisi setiap tindakan? Sebutkan format
yang ada?
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa ada format
baku untuk supervisi setiap tindakan, yaitu formulis supervisi penganggung
jawab kepeawaratan, yang baisnaya berisi tanggal, unit, nama, dan tanda
tangan.
8. Apakah format supervisi sesuai dengan standar keperawatan?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa, Sudah
sesuai dengan standart keperawatan dari observasi pada perawat pelaksana
mulai dari perencanaan, implementasi, sampai pendokumentasian.
9. Apakah hasil supervisi disampaikan kepada perawat?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa, hasil
supervisi selalu disampaikan kepada perawat.
10. Apakah selalu ada umpan balik dari supervisi untuk setiap tindakan ?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa, jika
terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan perawat pelaksana, maka karu
harus menegur lalu mengajarkan yang benar dan mengevaluasinya.
11. Apakah Anda puas dengan hasil dari umpan balik tersebut?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa perawat
merasa puas dengan hasil umpan balik setelah diberikan supervisi oleh kepala
ruangan Baitunnisa1
12. Apakah anda akan merubah sesuai hasil perbaikan supervisi?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa, harus
dilakukan perbaikan guna menambah tinggi mutu pelayanan kesehatan.
E. Perencanaan Pulang
1. Apakah anda mengerti tentang perencanaan pulang ?jelaskan?
Perencanaan pulang, harapannya perencanaan pulang pasien harus mengetahui
kapan dia harus pulang, perencanaan pulang itu sudah disampaikan pada saat
awal pasien masuk. Perencanaan pulang itu dari pasien awal masuk diberi
tahu apa saja tindakan yang akan dilakukan, kemudian pasien akan dirawat
berapa hari, kemudian pada saat pasien pulang pasien diberi tahu kapan dia
harus control, bagaimana perawatan dirumah, dischard planning, yang
meliputi perawatan, indikasi dan lain-lain yang diberitahu saat awal pasien
masuk
2. Apakah yang anda berikan saat melakukan perencanaan pulang? Jelaskan?
Edukasi, karena ada form edukasi tentang penyakit sesuai kondisi pasien,
karena disini ada CP atau critical Pathway, berapa lama pasien dirawat disini,
yang tentunya berbeda-beda setiap kondisi pasien, seperti pasien hernia bisa
dirawat 3-4 hari dirawat disini, berbeda dengan pasien lainnya, jadi hari
perawatannnya berbeda, tidak sama, jadi edukasi yang diberikan disesuaikan
dengan kondisi pasien, dan sesuaikan dengan CP yang ada yang dijadikan
patokkan pasien pulang.
3. Apakah anda bersedia melakukan perencanaan pulang mulai pasien masuk
sampai akan keluar RS ?
Ya bersedia, biasanya dokter memberikan perintah bahwa pasien boleh
dipulangkan, nanti dokter yang merencanakan jadi perawat hanya mengulang
sambil mengingatkan pasien
4. Apakah ada pembagian tugas tentang perencanaan pulang?
Fleksibel, karenakan tidak selalu perencanaan pulang dilakukan oleh satu
orang, jadi tiap shift itu bisa saja melakukan perencanaan pulang.
5. Apakah media brosur/leflet yang ada mencukupi sesuai dengan kasus yang
muncul diruangan ?
Mencukupi, selalu mencukupi, selalu ada, dan sudah sesuai kasus yang ada di
ruangan.
6. Apakah Bahasa yang digunakan saat melakukan perencanaan pulang?
Bahasa yang digunakan selalu bahasa yang dipahami pasien, kalau pasien bisa
berbicara bahasa jawa ya pakai bahsa jawa, kalau bisanya bahasa Indonesia ya
pakai bahasa Indonesia.
7. Apakah tehnik yang digunakan dalam perencanaan pasien pulang (lisan,
tertulis) ?
Lisan, lisan dan tertulis, karena ada form edukasi pulang atau form
perencanaan pulang nanti kita menjelaskan sesuai dengan form trus minta
tanda tangan pasien, Dari form itu itu kita menjelaskannya
8. Apakah Bahasa yang anda gunakan dalam melakukan perencanaan pulang
dipahami dengan mudah oleh pasien?
Dipahami, karena kita selalu mnggunakan bahasa yang dipahami pasien,
pernah ada pasien dari Madura tidak bisa bahasa Indonesia maupun bahasa
jawa jadi kita tetap menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa
tubuh kita, meskipun pasien tidak paham bahasa verbal tapi mereka tau
maksudnya dengan kita komunikasi menggunakan bahasa tubuh
9. Apakah anda mendokumentasikan setiap selesai melaksanakan perencanaan
pasien pulang ?
Ya di dokumentasikan, lengkap di RM selalu di dokumentasikan kadang ada
dokter yang hanya bilang dirawat 3 hari, atau pasien masih belum paham kita
tanya lagi kemudian kita jelaskan dan kita ingatkan kembali.

F. Dokumentasi Keperawatan
1. Model dokumentasi keperawatan apa yang digunakan di ruangan ini ?
Hasil dari wawancara kami mengatakan bahwa terdapat model dokumentasi
pasien di ruang baitunnisa 1 menggunakan model file dengan RM
2. Apakah sudah ada format pendokumentasian yang baku di ruangan ini ?
Hasil wawancara yang kami lakukan di ruangan Baitunnisa1 menunjukan
bahwa ada format pendokumentasian yang baku di ruangan Baitunnisa 1.
3. Apakah anda mengerti cara pengisian format dokumentasi dengan baik dan
benar?
Hasil wawancara kami dari perawat mengatakan bahwa perawat mampu
memahami dan mengerti pengisian dokumentasi keperawatan yang benar
sesuiai dengan SOAP .
4. Apakah menurut anda format dokumentasi yang ada memudahkan perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan?
Hasil wawancara yang kami lakukan dengan kepala ruang mengatakan bahwa
salah satu format dokumentasi yang memudahkan perawat yaitu model file
5. Apakah anda melakukan pendokumentasian dengan tepat waktu (segera
setelah melakukan tindakan)?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa perawat
terlebih dahulu berfokus pada semua tindakan yang harus diselesaikan
kemudian baru mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan.
6. Apakah menurut anda format dokumentasi yang ada menambah beban kerja
perawat?
Hasil wawancara kepala ruang yang kami lakukan mengatakan bahwa format
dokumentasi yang ada tidak menambah beban kerja perawat, karena format
dokumentasi dibuat sudah sesuai dengan standar.
7. Apakah format dokumentasi yang digunakan banyak menyita waktu perawat ?
Hasil wawancara yang kami lakukan dengan kepala ruangan dan perawat
menyatakan bahwa tidak ada format dokumentasi yang menyita waktu dalam
bekerja saat memasukan dokumentasi.

d. Pengkajian M4 (Money)
1. Apakah kepala ruang dilibatkan dalam penyusunan rencana anggaran tahunan?
Hasil wawancara pada tanggal 15 desember 2020 kepala ruang menyampaikan,
selalu dilibatkan dalam penyusunan rencana anggaran tahunan. Yang terlibat
dalam penyusunan rencana anggaran tahunan ada kepala ruang, instalasi rawat
inap, manager keperawatan.
2. Apakah penganggaran yang ada sudah mencukupi untuk kebutuhan ruangan
(operasional, pengembangan)?
Hasil wawancara pada tanggal 15 desember 2020 kepala ruang menyampaikan,
penganggaran yang sudah rencanakan mencukupi untuk kebutuhan operasional
maupun pengembangan
3. Apakah ada kesulitan dalam pencairan anggaran dalam setiap progam yang telah
direncanakan?
Hasil wawancara pada tanggal 15 desember 2020 kepala ruang menyampaikan,
iya ada kesulitan jika mengajukan tidak selamanya atau belum tentu di acc karena
yang pertama melihat tingkat kebutuhan sudah memuaskan atau tidak, yang kedua
melihat dana anggarannya juga.
Ketika terdapat kesulitan saat pencairan maka menyampaikan ke bagian kabag
bahwa apa yang dibutuhkan saat itu benar-benar urgent dengan itu yang
dibutuhkan bisa segera cair/terpenuhi. Jadi apabila saat membuat pengajuan
apapun melihat kondisi dari keuangannya dan situasinya.
4. Sebutkan jenis pembayaran pasien?
Hasil wawancara pada tanggal 15 desember 2020 kepala ruang menyampaikan,
pembayaran melalui ansuransi BPJS dan juga melalui pembayan secara umum.
Persyaratan kelengkapan data untuk asuransi BPJS yaitu surat rujukan, KK, KTP,
kelancaran dalam pembayaran ansuransi
5. Berapa tarif untuk masing-masing tindakan yang dilakukan di ruangan?
Hasil wawancara pada tanggal 15 desember 2020 kepala ruang menyampaikan,
tarif setiap masing-masing tindakan sudah ada yang mengelola dan sudah menjadi
tanggung jawab di bagian keuangan karena seluruh tindakan yang dilakukan di
ruangan sudah terprogram melalui komputer jadi
e. Pengkajian M5 (Market)
1. Mengidentifikasi gambaran karakteristik pasien diruangan baitunnisa (asal
daerah,tingkat pendidikan,pekerjaan)
Rata-rata Pasien yang berada di ruang baitunnisa 1 kebanyakan berasal dari
daerah Pati, Rembang Demak, Sayong, Semarang, Kendal, Jepara. Sedangkan
untuk tingkat pendidikan di ruang baitunnisa 1 ini bermacam-macam dari paud,
TK, SD,dan sedangkan untuk pekerjaan belum ada, karena pada ruangan ini
adalah untuk ruangan anak, sehingga rata-rata pasien yang dirawat disini masil
sekolah atau belum sekolah.
2. Mengidentifikasi apa usaha yang dilakukan ruangan untuk meningkatkan mutu
pelayanan pasien
Mutu yang dilakukan Untuk meningkatkan mutu pelayanan pasien, ruang
baitunnisa 1 memiliki in house training atau pelatihan dari pihak rumah sakit.
sehingga bisa disimpulkan bahwa dengan adanya pelatihan-pelatihan tersebut
akan meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait dengan mutu. Untuk mutu
itu sendiri adalah tingkat layanan kesehatan yang konsisten dengan pengetahuan
professional yang di perbarui dan memungkinkan diperolehnya hasil yang
diinginkan.
3. Mengidentifikasi adakah unit penjaminan mutu di ruangan
Adanya penjaminan mutu di ruang baitunnisa 1, dengan di buktikan nya terdapat
banyak macam mutu penjaminan di rumah sakit salah satunya adalah angka
kejadian pasien jatuh, komunikasi tehnik SBAR.
4. Mengidentifikasi unit penjaminan mutu sudah bekerja dengan optimal
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan beliau mengatakan bahwa tugas
penjaminan mutu tersebut dilakukan setiap hari dan telah di masukan dalam
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mutu pelayanan. Unit penjaminan mutu
sendiri telah bekerja dengan optimal, dimana setiap masing-masing ruangan itu
telah terdapat PIC mutu sehingga telah terdapat tugasnya masing-masing.

a) Instrumen Mutu
 Tingkat kepuasan pasien
tingkat kepuasan pasien Insyaallah sudah 100%
 Patient safety (Angka kejadian pasien jatuh, Angka kejadian dekubitus,
Angka kejadian luka akibat restrain, Angka kejadian medical error)
 Angka kejadian pasien jatuh : sejauh ini tidak ada pasien yang
jatuh diruangan baitunnisa 1. Kepala ruang mengatakan tidak ada
angka kejadian pasien jatuh.
 Angka kejadian decubitus : sejauh ini tidak ada angka kejadian
decubitus, perawat selalu memonitor pasien agar tidak terjadi
decubitus.
 Angka kejadian luka akibat restrain : sejauh ini tidak ada angka
kejadian luka akibat restrain dan bahkan hamper tidak ada pasien
restrain di ruang baitunnisa 1.
 Angka kejadian medical error : sejauh ini tidak ada angka kejadian
medical error. Untuk angka kejadian medical error kecil, tidak
sering terjadi.
 Tingkat pengetahuan pasien
Rata-rata tingkat pengetahuan pasien melalui edukasi dan insyaallah
pasien mengerti. Terutama untuk pasien baru harus mengetahui seperti
kepatuhan cuci tangan, pengamaan bed pasien agar tidak jatuh, pemakaian
gelang identitas agar tidak tertukar dengan yang lain.

 Pemenuhan kebutuhan personal hygiene

Pada pasien diruang baitunnisa 1 pemenuhan kebutuhan personal hygiene


sudah disosialisasikan dan sudah diajarkan. Pasien dan keluarga pasien
sebelumnya sudah diedukasi terlebih dahulu dan selama edukasi sebagai
tanda pasien sudah mengerti ada tanda tangan dari keluarga pasien yang
sudah diberikan edukasi. Setelah itu umpan balik lagi, kita tanya dari
pasien atau keluarga pasien apabila pasiennya anak anak otomatis yang
ditanya keluarga pasien. Kemudian kita tanya apakah dia tau tentang
bagaimana mencuci tangan, apakah dia tahu kenapa harus cuci tangan.
Jika dia bisa menjawab tandanya dia sudah mengetahui dan jika dia belum
mengetahui kita re edukasi lagi.
D. ANALISA SWOT
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
.
1. M1 (Manusia/Ketenagaan)
Strenght (Kekuatan)
a. Berdasarkan struktur 0,4 3 1,2
organisasi perawat merasa puas
dengan kemampuan atau skill
yang dimiliki
b. Pembagian tugas dilakukan 0,2 4 0,8
oleh kepala shift setiap harinya
dan pembagian tugas sesui
dengan masing-masing profesi.
c. Tugas kepala ruang menyusun 0,2 3 0,6
dan mengatur jadwal dinas,
mengevaluasi dan menilai
pelaksanaan asuhan keperawatan, S-W
mengawasi dan mengendalikan 3,2-3,0
kegiatan dalam pelayanan =0,2
keperawatan
d. Jumlah perawat di ruang 0,2 3 0,6
Baitulnissa 1 sudah sesuai jumlah
perawat yang dibutuhkan pada
shift pagi, sore dan malam
tergantung pada tingkat
ketergantungan pasien

TOTAL : 1,0 3,2


2. M1 (Manusia/Ketenagaan)
Weakness (Kelemahan)
a. Pendapatan perawat 0,5 3 1,5
berpendidikan D3 dengan S1
masih sama
b. Kesempatan pengambilan cuti
dilakukan 1 bulan sebelum hari H 0,5 3 1,5

TOTAL :
1,0 3,0
3. M1 (Manusia/Ketenagaan)
Opportunity (Kesempatan)
a. Pentingnya pelatihan atau 0,5 4 2,0
pendidikan guna untuk
menambah ilmu baru, karena
pendidikan selalu berkebang dan
berubah
b. Penjadwalan bekerja dalam 0,5 3 1,5
satu bulan rata-rata 167 jam
karena 1 hari sebanyak 7 jam
pada hari senin sampai minggu
O-T
TOTAL : 1,0 3,5 3,5-3,0
4. M1 (Manusia/Ketenagaan)
=0,5
Threatened (Ancaman)
a. Persaingan rumah sakit yang 1,0 3 3,0
semakin ketat

TOTAL : 1,0 3,0

NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING


.
1. M2 (Material)
Strenght (Kekuatan)
a.Perawat di Ruang Baitunissa 1 0,5 4 2,0
mampu menggunakan peralatan
dengan baik dan benar
b. Semua ruangan yang ada di 0,3 4 1,2
Baitunnisa 1 sudah sesuai dengan
fungsinya dan terstruktur
c. Inventrasi peralatan kesehatan 0,2 3 0,6
jumlahnya sudah sesuai

TOTAL : 1,0 3,8 S-W


2. M2 (Material) 3,8-3,0
Weakness (Kelemahan) =0,8
a. Denah lokasi ruang Baitunnisa 0,5 3 1,5
1 kurang strategis
b. Perenovasian ruangan tidak 0,5 3 1,5
dapat dilakukan karena ruang
Baitunnisa 1 sudah terstruktur
TOTAL : 1,0 3,0
3. M2 (Material)
Opportunity (Kesempatan)
a. Kelengkapan sarana dan 0,4 3 1,2
prasarana seperti alat medis dan
non medis
b. Ada 2 kelas di ruang 0,3 3 0,9
Baitunnisa 1 yang memiliki
fasilitas sama namun beda
penyajiannya
c. Kerusakan peralatan medis 0,3 3 0,9
atau non medis segera
melaporkan pada pihak Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah
Sakit (IPRS) yang bertugas
pengelolaan peralatan kesehatan
1,0 3,0 O-T
TOTAL :
3,0-2,0
4. M2 (Material)
=1,0
Threatened (Ancaman)
a. Untuk suction center dan 0,5 2 1,0
oksigen center tidak semua bed
tersedia karena biaya yang terlalu
mahal
b. Tidak terdapat penambahan
alat tetapi ada Peremajaan karena 0,5 2 1,0
ada beberapa peralatan yang
rusak

TOTAL :
1,0 2,0
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
.
1. M3 (Metode)
Strenght (Kekuatan)
a. Model asuhan keperawatan 0,2 4 0,8
yang digunakan di ruangan Nisa
1 adalah keperawatan moduler.
b. Kesesuaian model asuhan 0,2 4 0,8
keperawatan moduler di ruang
Baitunnisa1
c. Keselarasan komunikasi yang 0,2 4 0,8
adekuat antar tim kesehatan
d. Kesesuaian standar tindakan 0,2 3 0,6
keperawatan saat pemasangan
infus atau ganti balut
e. Perawat selalu memantau 0,2 3 0,6
kondisi dan kebutuhan pasien

TOTAL : 1,0 3,6 S-W


2. M3 (Metode)
3,6-3,3
Weakness (Kelemahan)
=0,3
a. Ketidakpahaman perawat 0,5 4 2,0
pelaksana kepada pasien lain
(bukan pasien yang dikelola)
b. Tuntutan kepada perawat atas 0,3 3 0,9
pemahaman pembagian tugas
c. Kurangnya interaksi kepada 0,2 2 0,4
pasien

TOTAL : 1,0 3,3


3. M3 (Metode)
Opportunity (Kesempatan)
a. Model asuhan keperawatan 0,2 3 0,6
yang diterapkan tidak
memberatkan pembiayaan
b. Pengaruh model asuhan 0,2 3 0,6
keperawatan pada penanganan
pasien sesuai dengan rata-rata
yaitu pasien 7-8/hari
c. Pembagian tugas tidak 0,2 3 0,6
meningkatkan beban kerja
d. Aspek ruangan yang 0,2 3 0,6
mendukung berlangsungnya
pertukaran ronde
e. Pemberian edukasi 0,2 3 0,6
perencanaan pasien pulang secara
efektif

TOTAL : 1,0 3,0 O-T


4. M3 (Metode)
3,0-2,0
Threatened (Ancaman)
=1,0
a.Ronde keperawatan yang
dilakukan satu kali atau kurung
waktu 6 bulan sekali 0,5 2 1,0
b. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan perawatan
profesional 0,5 2 1,0

TOTAL :

1,0 2,0

NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING


.
1. M4 (Money)
Strenght (Kekuatan)
a. Keterlibatan kepala ruang 0,6 4 2,4
dalam penyusunan rencana
anggaran tahunan di ruang
Baitunnisa 1
b. Perencanaan anggaran sudah 0,4 3 1,2
mencukupi untuk kebutuhan
operasional maupun
pengembangan

TOTAL : 1,0 3,6 S-W


2. M4 (Money)
3,6-3,0
Weakness (Kelemahan)
=0,6
a. Kesulitan dalam pencairan 1,0 3 3,0
anggaran saat pengajuan untuk
mendapatkan acc

TOTAL : 1,0 3,0


3. M4 (Money)
Opportunity (Kesempatan)
a. Pembayaran melalui ansuransi 0,6 4 2,4
BPJS dan juga melalui pembayan
secara umum
sesuai persyaratan yang telah
ditentukan
b. Tarif sudah terprogram 0,4 4 1,6
didalam computer dan dikelola
oleh penanggung jawab
keuangan
TOTAL : 1,0 4,0 O-T
4. M4 (Money)
4,0-3,6
Threatened (Ancaman)
=0,4
a. Pencairan anggaran akan 0,6 4 2,4
terjadi kemunduran saat diajukan
secara bersamaan dalam satu
waktu
b. Tindakan keperawatan tidak 0,4 3 1,2
dapat dilakukan biaya per tarif
pada pasien BPJS

TOTAL : 1,0 3,6

NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING


.
1. M5 (Market, Mutu)
Strenght (Kekuatan)
a. Adanya in house training atau 0,3 4 1,2
pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan terkait
dengan mutu pelayanan pasien
b. Terdapat banyak macam mutu 0,2 3 0,6
penjaminan di rumah sakit salah
satunya adalah angka kejadian
pasien jatuh, komunikasi tehnik
SBAR 0.2 3 0,6
c. Unit penjaminan mutu telah
bekerja dengan optimal, dimana
setiap masing-masing ruangan itu
telah terdapat PIC mutu
d. Safety Patient sangat
diperhatikan sehingga mencegah 0.3 3 0,9
terjadinya cedera pada pasien

TOTAL :
1,0 3,3 S-W
2. M5 (Market, Mutu)
3,3-2,0
Weakness (Kelemahan)
= 1,3
a. 75 % pasien anak-anak 0,7 2 1,4
melibatkan keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan di ruang
Baitunnisa 1
b. Menjelaskan keadaan yang 0,3 2 0,6
dialami oleh pasien anak-anak di
ruang Baitunnisa 1

TOTAL : 1,0 2.0


3. M5 (Market, Mutu)
Opportunity (Kesempatan)
a. Pasien yang berada di ruang
Baitunnisa 1 kebanyakan berasal 0,5 4 2,4
dari daerah Pati, Rembang
Demak, Sayong, Semarang,
Kendal, Jepara.
b. Paud, TK, SD menjadi
pendidikan yang dominan di 0,2 3 1,2
ruang Baitunnisa 1
c. Tingkt kepuasan pasien 100% 0,3 3 0,9

TOTAL : 1.0 4,5 O-T


4. M5 (Market, Mutu)
4,5-3,4
Threatened (Ancaman)
=1,1
a. Ketakutan anak kepada 0,7 4 2,8
perawat yang akan membuat
sedikit terhambat dalam
memenuhi kebutuhan pasien
b. Ketidakpercayaan anak kepada 0,3 2 0,6
perawat

TOTAL : 1.0 3,4

E. DIAGRAM LAYANG

DIAGRAM LAYANG M1

O
TURN AROUND PROGRESIVE

0,5
M1 (0,2 , 0,5)

W S
0,2

DEFENSIVE DIVERSIVIKASI

T
Diagram layang diatas menunjukkan bahwa analisis M1 mempunyai hasil progresive

DIAGRAM LAYANG M2
TURN AROUND PROGRESIVE
O
1,0
M2 (0,8 , 1,0)

W S
0,8

DEFENSIVE DIVERSIVIKASI

Diagram layang diatas menunjukkan bahwa analisis M2 mempunyai hasil progresif


DIAGRAM LAYANG M3

O
TURN AROUND PROGRESIVE
1,0
M3 (0,3 , 1,0)

W S
0,3

DEFENSIVE DIVERSIVIKASI

Diagram layang diatas menunjukkan bahwa analisis M3 mempunyai hasil progresive


DIAGRAM LAYANG M4

O
TURN AROUND PROGRESIVE

M4 (0,6 , 0,4)
0,4

W S
0,6

DEFENSIVE DIVERSIVIKASI

Diagram layang diatas menunjukkan bahwa analisis


T M4 mempunyai hasil progresive

DIAGRAM LAYANG M5

TURN AROUND O PROGRESIVE

1,1

M2 (1,3 , 1,1)

W S
1,3

DEFENSIVE DIVERSIVIKASI

Diagram layang diatas menunjukkan bahwa analisis M5 mempunyai hasil progressive


F. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Berdasarkan pengkajian dari M2 ditemukan masalah yaitu, Belum optimalnya


peralatan perawatan di Ruang Baitunissa 1 yang terkadang mengalami error seperti
oximeter dan timbangan, sudah mengajukan sehingga diharapkan ada persetujuan.
2. Berdasarkan pengkajian dari M2 ditemukan masalah yaitu, Tidak strategisnya
lokasi denah ruangan di Ruang Baitunissa 1 karena dimana saat memasuki ruangan
Baitunissa 1 harus melewati ruang ruang perawat lain dan kamar pasien. Maka
diharapkan perawat dapat mengoptimalkan dan memaksimalkan kondisi kerja
perawat untuk peningkatan pelayanan fasilitas pasien.
3. Berdasarkan pengkajian dari M4 ditemukan masalah yaitu, Masih adanya
kendala dalam pencairan anggaran pada setiap program yang di rencanakan, untuk
mencapai keberhasilan maka di adakan pembuatan jadwal ulang pengajuan anggaran
secara bergantian dari beberapa unit. Maka tidak terjadinya secara bersamaan dalam
pengajuan anggaran serta penundaan beberapa waktu teratasi.
4. Berdasarkan pengkajian dari M5 ditemukan masalah yaitu, Pada tingkat
pengetahuan pasien masih cukup rendah, maka di butuhkan edukasi dari perawat
kepada pasien dan keluarga tentang pengetahuan seperti penyakitnya, cara mengatasi
gejala yang timbul dan pencegahannya. Diharapkan dengan adanya edukasi pasien
tidak kurang pengetahuan.

G. PENILAIAN PLAN OF ACTION (POA)

NO MASALAH TUJUAN PROGRAM INDIKATOR WAKTU PENANGGUNG


KEBERHASILA JAWAB
N
1 Belum Pengajuan Dilakukannya Sudah 16 Ketua tim
optimalnya peralatan pembaharuan mengajukan tetapi Desembe
peralatan perawatan pada belum ada r 2020
perawatan, dapat peralatan kepastian atau
seperti disetujui perawatan persetujuan
oximeter
dan
timbangan
yang
terkadang
error
2 Lokasi Agar Melakukan Tersedianya lokasi 17 Manajer
denah tingkat koordinasi yang lebih Desembe Keperawatan,
ruangan di pelayanan dengan strategis r 2020 Direktur
Ruang pasien bagian Rs,Kepala Ruang
Baitunissa 1 maksimal Direktur RS
yang kurang dan
strategis kepuasan
meningkat
3 Masih Pengajuan Diadakan Tidak terjadinya 18 Kepala Instalasi
adanya pencairan pembuatan secara bersamaan Desembe
kendala anggaran jadwal ulang dalam pengajuan r 2020
dalam dapat pengajuan anggaran serta
pencairan berjalan anggaran penundaan
anggaran lancer secara beberapa waktu
dalam setiap tanpa bergantian teratasi
program kendala dari beberapa
yang di unit
rencanakan
4 Masih Memberik Memberikan Pasien merasa 18 TIM Perawat
cukup an edukasi dirinya tidak Desembe
rendahnya pengetahu kepada pasien kekurangan r 2020
tingkat an dan keluarga pengetahuan
pengetahuan tambahan mengenai selama dirawat
pasien kepada penyakitnya,
pasien dan beritahu
keluarga pasien dan
keluarga
pasien untuk
tidak sungkan
bertanya
kepada
perawat
mengenai
informasi
selama di
rumah sakit
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ruang Baitunnisa 1 merupakan salah satu ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang yang memberikan pelayanan terdiri dari 2 ruangan satu kelas II dan satu
kelas III. Ruang Baitunnisa 1 merupakan salah satu ruangan perawatan di RSISA Semarang
yang memberikan perawatan bagi pasien anak laki-laki dan pasien perempuan. Pembagian
tugas dalam ruangan Baitunnisa 1 sudah sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
PPJA A, B, dan C akan bertanggung jawab sesuai dengan tugasnnya dan untuk PA akan
bertanggung jawab dengan pasiennya dan mereka akan bertanggung jawab kepada timnya
masing-masing, di luar dari tugas asuhan keperawatan juga ada tugas yang lain terkait
dengan pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan.
Model asuhan keperawatan yang di gunakan di ruang Baitunnisa 1 dapat meningkatkan
kepercayaan pasien, dengan cara kepercayaan pasien maupun keluarga diarahkan ke asuhan
keperawatan moduler yang memiliki masing-masing sisi positif dan negatifnya. Untuk sisi
positifnya pasien itu di bekali oleh 1 orang perawat penanggung jawab. Untuk sisi
negatifnya misal ada pasien lain yang tidak kelolaan perawat tersebut ketika pasien ingin
bertanya dengan seorang perawat yang bukan mengelola dia ,perawat tersebut tidak tau
karena bukan kelolaan dia. Jadi Keluarga lebih percaya dengan perawat yg mengelola pasien
dalam hal pelayanan.
Usaha yang dilakukan kepala ruang Baitunnisa 1 untuk meningkatkan mutu pelayanan
pasien dengan memiliki in house training atau pelatihan dari pihak rumah sakit. sehingga
bisa disimpulkan bahwa dengan adanya pelatihan-pelatihan tersebut akan meningkatkan
pengetahuan dan wawasan terkait dengan mutu. Untuk mutu itu sendiri adalah tingkat
layanan kesehatan yang konsisten dengan pengetahuan professional yang di perbarui dan
memungkinkan diperolehnya hasil yang diinginkan, selain itu ruang Baitunnisa 1 juga
memiliki beberapa media berupa poster mengenai penyakit dan leaflet terkait
edukasi/sosialisasi kepada pasien mengenai pelayanan keperawatan di ruangan.

B. SARAN
Sebaiknya dalam ruang baitunnisa 1 meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien
dengan cara melaksanakan planning yang sudah direncanakan yaitu dengan melakukan
Sosialisasi dan kolaborasi tenaga kesehatan, kemudian melakukan pembaharuan pada
peralatan perawatan, kemudian mengadakan pembuatan jadwal ulang pengajuan anggaran
secara bergantian dari beberapa unit, dan Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
mengenai penyakitnya, beritahu pasien dan keluarga pasien untuk tidak sungkan bertanya
kepada perawat mengenai informasi selama di rumah sakit. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit sehingga mendapatkan kepuasan pasien yang
maksimal dan kinerja menjadi optimal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Asanab,D.(2015).Peningkatan Mutu Pelayanan Berbasis Kepuasan Pasien,


http://mutupelayanankesehatan.net/sample-levels/19-headline/2168-peningkatan-mutu
-pelayanan-berbasis-kepuasan-pasien (Accessed:7May2020)
2. Hasil wawancara pada Selasa, 15 Desember 2020 jam 10.00 – selesai dengan Kepala
Ruang Baitul Nissa 1 RSI. Sultan Agung Semarang
3. Butar-butar,Junita.,Roymon H Simmora.2016. Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli
Tengah.Jurnal Ners Indonesia, Vol 6 (1),51-64
4. Kuntoro, A. (2010). Buku ajar manajemen keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika
5. Nursalam.2015.Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional.Jakarta Selatan: Salemba Medika
6. Oxyandi,Miming.2018. Kinerja dan Lingkungan Kerja Perawat Pelaksana Dalam
Melaksanakan Asuhan Keperawatan.Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan. Vol9
(3),316-332

Anda mungkin juga menyukai