Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN HASIL KAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG CIWALAGRI RUMAH SAKIT


UNGGUL KARSA MEDIKA
Diajukan untuk menyelesaikan Stase Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu Ibu Suci Noor Hayati, S. Kep., Ners., M. Kep

Oleh:

Kelompok 2

Aisah Nurhasanah 321067


Andalis Munawaroh Aisyah 321068
Dikdik Iskandar Dwiyanto 321096
Dita Ayu Lestari 321073
Dita Zharifah 321074
Elah Eliawati 321075
Gian Anggraini 321076
Ira Endah Siti Maesyaroh 321077
Nandi Sunandar Sunarya 321092
Novita Dwi Rahmayanti 321082
Nungky Kusdiana Dewi 321083

PROGRAM STUDI PROFESI NERS-C

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
Laporan Praktik Management Keperawatan di Ruang Rawat Inap Ciwalagri RS
unggul Karsa Medika ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tak lupa juga kami
ucapkan Terima Kasih kepada Ibu Suci Noor Hayati, S. Kep., Ners., M. Kep. Selaku
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu
kesempurnaan Laporan ini serta kepada rekan-rekan Kelompok 2 Profesi Ners C yang
telah bekerja sama sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa Laporan Praktik Management Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan dari Laporan ini kedepannya. Semoga
laporan ini dapat menjadi referensi dan masukan untuk berbagai pihak yang telah
terlibat dalam terselesaikannya laporan ini.

Bandung, 25 April 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi
kunci yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40 - 60 % pelayanan rumah sakit
merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan
pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. Menurut Nursalam (2015)
Keperawatan sebagai pelayanan yang professional bersifat humanistic,
menggunakan pendekatan holistic, dilakukan berdasarkan kiat keperawatan,
berorientasi kepada kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar
professional Keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntunan utama. Keperawatan professional secara umum merupakan tanggung
jawab seorang Perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusian,
sehingga dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar
(rasional) dan baik (etika).
Manajemen merupakan suatau pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervise terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999)
sedangkan menurut Gillies (1986) manajemen didefinisikan sebagai suatu
proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sementara menurut
Nursalam (2015), manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan
keperawatan professional dimana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan,
perorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling
berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan
antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan
global bahwa setiap perkembangan serta perubahan memerlukan pengelohan
secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Berdasarkan uraian di atas, didapatkan bahwa pengaplikasian manajemen
keperawatan dapat bermanfaat di lapangan, yaitu Rumah Sakit sehingga
perawat perlu memahami konsep serta pengaplikasiannya. Konsep yang harus
dikuasai meliputi konsep tentang pengelolaan dan perubahan serta konsep
manajemen keperawatan. Maka dari itu, mahasiswa Profesi Ners C STIKep
PPNI Jawa Barat kelompok 2 Manajemen Keperawatan , mencoba melakukan
kajian situasional dengan menggunakan metode Participant Observation (PO),
Wawancara (In Deph Interview). Dalam rangkaian praktik klinik keperawatan
ini, mahasiswa akan mendapatkan bentuk pengalaman belajar praktik klinik
keperawatan di Ruang Ciwalagri Rumah Sakit Unggul Karsa Medika.

B. Tujuan
Setelah mengikut kegiatan praktik ini diharapkan mampu melakukan
pengelolaan manajemen unit dan manajemen asuhan keperawatan secara
komprehensif.

C. Manfaat
1. Melakukan kajian situasi melalui analisa SWOT terhadap 5 dimensi
manajemen yaitu Man, Money, Method, Material, Market di Ruang Rawat
Inap Ciwalagri Rumah Sakit Unggul Karsa Medika.
2. Mendiagnosa masalah-masalah terkait 5M dalam proses pemberian
pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Ciwalagri Rumah Sakit
Unggul Karsa Medika.
3. Membuat Plan of Action untuk menjawab masalah-masalah yang ditemukan.
4. Mengimplementasikan rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang
ditemukan.
5. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.
BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. KAJIAN SITUASI RS UNGGUL KARSA MEDIKA


1. Visi dan Misi Rumah Sakit
a. Visi
Visi Rumah Sakit UKM yaitu menjadi Rumah Sakit yang Unggul, Bermutu,
Terpercaya, Berbasis teknologi dan berguna bagi masyarakat dengan
mengutamakan kasih serta nilai – nilai kemanusiaan.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang memenuhi standar
nasional maupun interpersonal.
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat serta
didukung tenaga profesional.
3) Turut berperan aktif dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
2. Motto
“Melayani Sepenuh Hati”
3. Filosofi
Rumah Sakit Unggul Karsa Medika merupakan rumah sakit yang telah
beroperasi secara resmi pada tanggal 18 oktober 2018 dan di resmikan oleh
Bapak Bupati Kabupaten Bandung Bapak H. Dadang M. Naser,
S.H.,S.IP.,M.IP. Rumah sakit unggul karsa medika berloksi di jalan Terusan
taman Kopo Indah III Blok H-1 kelurahan Mekar rahayu, Kecamatan
Margaasih.
B. KAJIAN SITUASI RUANGAN CIWALAGRI
1. Fokus Telaah
Fokus telaah ruang Ciwalagri adalah Perawatan rawat inap multi terdiri dari
rawat inap anak, rawat inap dewasa, rawat inap bedah dan non bedah. Mulai
dari usia 1 bulan sampai dengan > 70 tahun.
2. Lingkup Garapan
Lingkup garap ruang Ciwalagri merupakan multifungsi yang terdiri dari
lingkup garap anak, dewasa, bedah dan non bedah. Usia dari umur 1 bulan - >
70 tahun.
3. Basis Intervensi
Ruang Ciwalagri merupakan ruang rawat inap multi yang terdiri dari ruang
rawat anak, dewasa, bedah dan nonbedah. Ruangan rawat inap adalah
pelayanan kesehatan perorangan, yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, keperawatan, rahabilitas medik, dengan menginap di ruanga rawat
pada sarana kesehatan rumah sakit degan alasan medik penderita harus
menginap.
4. Letak Ruangan
Ruang Ciwalagri berada di lantai 3 RS Unggul Karsa Medika. Berhadapan
dengan ruang ICU dan berdekatan dengan ruang Cikahuripan. Terdapat ruang
kelas 1, kelas 2 dan kelas 3.
5. Kapasitas Unit Rawat
Kapasitas ruangan Ciwalagri sebanyak 34 bed, Dengan Kelas III (15 bed),
Kelas II (4 bed), Kelas I (3 bed), Vip (1 bed) dan isolasi (1 bed).
C. PENGUMPULAN DATA
1. MAN
1) Data Perawat
a. Karakteristik Perawat Ruangan Ciwalagri
Karakteristik jumlah perawat berdasarkan jenis kelamin di Ciwalagri

Jenis Kelamin Jumlah Perawat Presentase

Laki-laki 6 33 %

Perempuan 12 67 %

Total 18 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa 6 orang perawat di
ruang Ciwalagri berjenis kelamin laki – laki dan 12 orang perawat berjenis
kelamin perempuan. Jika di presentasikan perawat peremuan lebih domain
dalam ruangan Ciwalagri dengan jumlah presentasi 67 %.

Analisa Data:

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa kebanyakan perawat di ruang


ciwalagri berjenis kelamin perempuan. Hal ini menjadi salah satu perhatian
bagi ciwalagri karena sejalan dengan penelitian (Anggoro, 2019) bahwa
perempuan memiliki perilaku caring lebih juga sifat keibuan seperti lemah
lembut dalam pendekatan fisik maupun psikologis, perhatian, sensitif dan
respontif terhadap perasaan orang lain, sedangkan laki-laki mempunyai sifat
yang cenderung tegas dan simple. Jadi dengan didominasi oleh perawat
perempuan di ruangan ciwalagri yang multi fungsi atau ruang rawat inap
dewasa dan anak maka menjadikan suatu kemudahan dalam melakukan
perawatan dimana di dalam ruangan dibutuhkan pendekatan fisik juga
psikologis yang lebih.
b. Karakteristik Perawat Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Karakteristik perawat di ruangan Ciwalagri berdasarkan jenjang
pendidikan

Jenjang Pendidikan Jumlah Perawat Presentasi


S1+ Ners 7 Orang 39%
D3 Keperawatan 11 Orang 61%
Total 18 Orang 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 11 orang
memiliki jenjang pendidikan terakhir D3 Keperawatan dan 7 orang perawat
memiliki jenjang pendidikan terakhir S1 + Ners dalam ruang Ciwalagri.
Sebagian besar perawat ruang ciwalagri memiliki jenjang karir D3
Keperawatan sebanyak 61%.

Analisa Data :

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 61% jenjang


pendidikan terakhir D3 Keperawatan. Menurut SNARS Edisi 1 tahun 2017
untuk meningkatkan mutu rumah sakit dilakukan implementasi pelayanan
kesehatan yang berkualitas khususnya dalam pelayanan keperawatan dimana
peran perawat untuk melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif
didukung oleh tingkat pendidikan sebagai upaya peningkatan profesionalsme
perawat, semakin tinggi tingkat pendidikan seorang perawat tersebut, standar
tingkat pendidikan keperawatan minimal diploma III sebagaimana
penunjang keberhasilan mutu rumah sakit khususnya dalam point pelayanan
asuhan pasien (Mardhiah, 2021).

c. Status Kepegawaian
Karakteristik perawat diruangan Ciwalagri berdasarkan status
kepegawaian

Kepegawaian Jumlah Perawat Presentase


Pegawai Tetap 9 50 %
Pegawai Kontrak 9 50%
Total 18 Orang 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pegawai tetap dan karyawan


kontrak memiki frekuensi yang sama (seimbang) yaitu perawat tetap 50%
dan perawat kontrak 50%.

Analisa Data :

Dari hasil data yang diperoleh menunjukan bahwa perawat tetap dengan
perawat kontrak memiliki jumlah yang sama, hal ini sejalan dengan hasil
temuan menurut Mulya, et al (2020) bahwa status kepegawaian berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja pegawai, dan motivasi sendiri berpengaruh
secara parsial terhadap kinerja pegawai di rumah sakit. Perawat yang
memiliki status karyawan tetap juga karyawan kontrak memiliki kewajiban
yang sama untuk memiliki perilaku caring dan melayani dengan sepenuh
hati dalam melakukan asuhan keperawatan.

d. Lama Kerja
Karakteristik perawat diruangan Ciwalagri berdasarkan lama kerja

Lama Kerja Jumlah Perawat Persentase


< 5 Tahun 18 100%
> 5 Tahun 0 -
Total 18 Orang 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar perawat
diruangan Ciwalagri telah lama berkerja < 5 tahun.

Analisa Data:

Dari hasil data yang didapat dalam ruang ciwalagri RS UKM didapatkan
bahwa domain perawat yang bekerja memiliki pengalaman bekerja kurang
dari 4 tahun sekitar 56%, hal ini menjadi perhatian karena RS Unggul Karsa
Medika merupakan rumah sakit yang baru dibangun pada tahun 2018
sehingga masih banyak perawat baru dengan pengalaman kerja yang belum
lama. Namun dengan mayoritas perawat dengan pengalaman kerja belum
lama ini menurut (Jusnimar, 2012) lama kerja < 5 tahun memiliki minim
pengalaman sehingga tingkat keterampilannya masih dibawah perawat yang
sudah lama bekerja. Menurut Rizani (2018) lama bekerja seseorang akan
menentukan banyak pengetahuan dan pengalaman kerja yang didapat untuk
kategori lama kerja baru (<5 tahun) kategori lama kerja sedang (5-10tahun)
kategori lama kerja lama (>10tahun).

e. Surat Tanda Registrasi


Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan rata-rata
perawat di ruangan Ciwalagri memiliki surat STR yang masa berlakunya 5
tahun. Jika STR hampir habis bagian komite akan menggingatkan untuk
melakukan pengurusan perpanjang STR.
Analisa Data :
Dari hasil data wawancara yang didapat sejalan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan (PMK) nomor 1796 tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan dalam peraturan menteri kesehatan tersebut tercantum
bahwasannya “seluruh tenaga kesehatan diwajibkan memiliki surat tanda
registrasi yang disebut sebagai STR”. Keputusan Menteri Kesehatan RI no
1293/Menkes/SK/XI/2001 Tentang registrasi dan praktek perawat
“Kewenangan perawat dalam menjalankan tugas dalam profesinya secara
prinsif diatur dalam keputusan menteri kesehatan”.
f. Jenis Pelatihan
Karakteristik perawat diruang Cilawagri berdasarkan Jenis Pelatihan yang
diikuti internal 3 bulan terakhir

No Daftar Pelatihan Jumlah Presentasi


yang diikuti perawat
1. BTCLS 3 38%
2. PPGD 3 38%
3. Codblue 1 12%
4. ENIL, EM- NUR 1 12%

Berdasarkan hasil kuisioner terhadap 8 orang perawat Pelatihan yang


diikuti perawat di ruang Ciwalgri mengikuti pelatihan tersebut.
Analisa Data :
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat sebagian besar perawat ruangan
Ciwalagri melakukan pelatihan. Hal tersebut menguntungkan dalam
peningkatan kinerja perawat saat memberikan pelayanan terhadap pasien
yang mengikuti BTCLS terdapat 38%. Menurut (Hadija, 2015) pelatihan
BTCLS adalah pelatihan yang harus wajib dimiliki perawat IGD maupun
perawat rawat inap. Sejalan dengan penelitian Siahaan, E (2018)
bahwasannya dengan mengikuti pelatihan maka akan meningkatkan kinerja
perawat yang baik. Maka dari itu pelatihan merupakan peran penting dalam
meningkatkan kinerja serta menambah wawasan dalam pengaplikasian suatu
tindakan.

2) Perhitungan Tenaga Perawat


a. Jumlah Pasien
Rata-rata pasien Jumlah pasien 1 tahun terakhir ruangan Ciwalagri
pada bulan Maret 2021- Maret 2022
No Waktu Pengambilan Data Jumlah
1. Jumlah pasien 1 tahun terakhir 6.226
ruangan Ciwalagri pada bulan Maret
2021- Maret 2022
Total 6.226
Rata-rata pasien perhari 17
b. Tingkat Ketergantugan Pasien
Tingkat ketergantungan pasien di ruang Ciwalagri yaitu Parsial Care
Douglas

Klasifikasi Klien
Jumlah
Pasien Minimal Parsial Total

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam


1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2. 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3. 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Jumlah kebutuhan perawat di ruang Ciwalagri

Shift Parsial Jumlah


Pagi 17 x 0,27 = 4,59 5
Siang 17 x 0,15 = 2,55 3
Malam 17 x 0,10 = 1.7 2
Total 10

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala ruangan Mendapatkan


ketergantungan pasien di ruang Ciwalagri rata-rata Parsial Care Menurut
dogles perawat di ruangan Ciwalagri 10 0rang.

c. Jumlah Perawat
Jumlah perawat di ruang Ciwalagri terdapat 18 perawat.
Depkes
A ×B
Tenaga Perawat = + Loss Day
jam efektif /hari
jumlah hari minggu dalam 1th +cuti+ hari Besar
Loss Day= × jumlah Perawat
kerja
jumlah hari
tahun
Jumlah kebutuhan perawat Non – Nursing Job, seperti. Membuat
perincian pasien pulang, kebersihan ruangan atau alat, dokumentasi, dsb
(diperkirakan 25% dari jam layanan keperawatan), maka

jumlah tenaga keperawatan+lossday X 25


¿
100
Keterangan
A : rata-rata jumlah pasien/hari
B : rata – rata jam perawatan/pasien/hari
Maka ,

17 × 4,14 70,38
Tenaga Perawat = = =10,05
7 7

52+12+13
Loss Day = ×10,05=2,68
288
10,05+ 2,59× 25
=3,18
100
Total = 10,05 + 2,68 + 3,18 = 15,91
Menurut depkes perawat di ruangan Ciwalagri 16 orang
Gillies
A × B ×C
G illies=
(C−D)× E
Keterangan:
A = rata – rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata – rata jumlah pasien/hari
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing – masing perawat
E= jam kerja/hari
4.14 ×17 ×365
G illies=
( 365−128 ) ×8
25.688
¿
1.896

¿ 13,54 orang
Menurut gillies perawat di ruangan Ciwalagri 14 orang.

Kesimpulan:
Hasil akhir mungkin akan berbeda dengan ruangan Ciwalagri banyak faktor
yang mempengaruhi salah satu rata-rata perhari jumlah pasien dan rumus
yang digunakannya. Hasil kesimpulan yang kami dapatkan
1. Rumus Douglas menghasilkan 10 orang perawat dalam ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara jumlah perawat diruangan Ciwalagri 18
orang, maka hal ini menunjukkan tenaga perawat diruangan Ciwalagri
lebih 8 orang perawat. Perhitungan ini berdasarkaan jumlah rata-rata
pasien per 1 tahun
2. Rumus Depkes menghasilkan 16 orang perawat dalam ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara jumlah perawat diruangan Ciwalagri 18
orang, maka hal ini menunjukkan tenaga perawat diruangan Ciwalagri
lebih 2 orang perawat.
3. Rumus Gililes menghasilkan 14 orang perawat dalam ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara jumlah perawat diruangan Ciwalagri 14
orang, maka hal ini menunjukkan tenaga perawat diruangan Ciwalagri
lebih 4 orang perawat.

d. Masalah Keperawatan Di Ruang Ciwalagri

Ruangan Diagnosa Keperawatan


Ciwalagri - Nyeri
- Gangguan Pola Nafas Tidak Efektif
- Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Berdasarkan hasil wawancara masalah keperawatan di ruang Ciwalagri
adalah Nyeri, Gangguan Pola Nafas tidak Efektif dan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit.

e. Presepsi Kinerja Perawat


Berdasarkan hasil penyebaran instrumen angket kuisioner
kinerjaPerawat sumber dari Hidayat (2017) pada tanggal 20 April 2022.
Sumber data yang diambil untuk mengukur kinerja perawat terdapat 8 orang
perawat dari total keseluruhan jumlah perawat 18 orang, hasil yang
didapatkan sebagai berikut:

Kinerja Perawat Jumlah Persentase (%)


Kurang Baik 3 38%
Cukup Baik 5 62%
Total 8 Orang 100%
Berdasarkan tabel data diatas menunjukkan bahwa terdapat 5 orang
perawat memiliki kinerja yang cukup baik dan 3 orang perawat memiliki
kinerja yang kurang, dapat disimpulkan bahwa perawat ruang Ciwalagri
domain memiliki kinerja dalam penyelesaian pekerjaan khususnya di Ruang
Rawat Inap RS Unggul Karsa Medika.

Analisa Data :

Menurut Hidayat (2017) Kinerja perawat sangat dipengaruhi oleh seberapa


banyak mereka memberi masukan pada institusi. Kinerja adalah hasil
pekerjaan atau prestasi kerja, namun kenyataannya kinerja tidak hanya
sebagai hasil dari suatu pekerjaan, namun juga didalamnya terdapat uraian
dari pelaksanaan pekerjaan. Dari hasil yang didapatkan domain perawat
memiliki kinerja yang cukup baik sehingga menjadi salah pengaruh untuk
mewujudkan misi rumah sakit yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang
terjangkau bagi masyarakat serta didukung tenaga profesional. Karena jika
mayoritas kinerja perawat baik maka pelayanan yang diberikan akan
maksimal sehingga RS dan ruangan Ciwalagri dapat menjadi unggul karena
dipercaya kualitas perawatnya unggul dalam memaksimalkan kinerja
melayani dan merawat masyarakat dengan maksimal.

f. Motivasi Perawat
Berdasarkan hasil penyebaran instrumen angket kuisioner Motivasi
Perawat sumber dari Hidayat (2017) pada tanggal 20 April 2022 memiliki
Sumber data yang diambil untuk mengukur kinerja perawat terdapat 8 orang
perawat dari total keseluruhan jumlah perawat 18 orang, hasil yang
didapatkan sebagai berikut :

Motivasi Perawat Jumlah Persentase (%)


Kurang baik 3 38%
Cukup baik 5 63%
Total 8 Orang 100%
Berdasarkan tabel data diatas menunjukkan bahwa terdapat 5 orang
perawat memiliki motivasi yang cukup baik dan 3 orang perawat memiliki
motivasi kurang baik, hal ini menunjukkan bahwa perawat ruang Ciwalagri
domain memiliki motivasi dalam penyelesaian pekerjaan khususnya di
Ruang Rawat Inap RS Unggul Karsa Medika dapat mempengaruhi kinerja
perawat dalam melaksanakaan kewajiban pekerjaannya.

Analisa Data :

Dari hasil data diatas sejalan dengan Hidayat (2017) yang menyimpulkan
bahwa ketika motivasi perawat tinggi maka kinerja perawat juga akan bagus,
motivasi perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor dorongan seperti status
kepegawaian, jabatan, lama bekerja, kepuasan dalam menerima gaji dan
tunjangan sebagai penghasilan, lingkungan kerja yang nyaman, perlakuan
yang adil dari atasan. Dorongan yang ada dalam diri seseorang sering
disebut motif atau tujuan yang diinginkan oleh seorang perawat
menimbulkan kinerja perawat yang maksimal sehingga mendukung misi RS
dalam mewujudkan misi memberikan pelayanan yang terjangkau bagi
masyarakat serta dukungan tenaga profesional untuk turut aktif dalam
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang paripurna memenuhi standar nasional. Karena jika motivasi
perawat tinggi akan menimbulkan kinerja perawat yang maksimal dalam
melaksanakan asuhan keperawatan untuk masyarakat.

g. Jenjang Karir Perawat


Karakteristik perawat diruang Ciwalagri berdasarkan Jenjang Karir

Jenjang karir Jumlah Perawat Presentase

Pra PK 9 orang 50 %

PK I 9 orang 50 %

Total 18 orang 100%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 18 perawat diruang


Ciwalagri memiliki jenjang karir yang sama antara Pra PK dan PK 1.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Ciwalagri terdapat
jenjang karir perawat pra PK dan PK 1. Kepala ruangan sedang memproses
tahapan jenjang karir berikutnya (PK 2) namun masih dalam pengurusan
berkas – berkas persyaratan.

Analisa Data :

Berdasarkan hasil data diatas dan wawancara dengan narasumber sistem


jenjang karir di ruangan Ciwalagri sudah berjalan dengan baik salah satu
dengan perawat di nilai oleh perawat yang lain. Menurut Peraturan
Permenkes No. 40 tahun 2017 tentang pengembangan jenjang karir
professional perawat klinik “jenjang karir merupakan jalur untuk
peningkatan peran perawat professional di sebuah institusi. Dalam
penerapannya jenjang karir memiliki kerangka waktu untuk pergerakan dari
satu level ke level yang lebih tinggi dan di evaluasi berdasarkan penilaian
kinerja”.

h. Tingkat Kepuasan Perawat


Berdasarkan hasil penyebaran instrumen angket kuisioner mengenai
tingkat stress perawat menurut (Sriwulandari, 2020). pada tanggal 20
Sumber data yang diambil untuk mengukur kepuasaan perawat terdapat 8
orang perawat dari total keseluruhan jumlah perawat 18 orang, hasil yang
didapatkan sebagai berikut

Kepuasaan Perawat Jumlah Perawat Presentase

Sangat Puas 1 orang 13%

Puas 7 orang 87%

Tidak Puas 0 orang -

Total 8 orang 100%

Berdasarkan tabel data diatas menunjukkan bahwa terdapat 1 orang


perawat memiliki tingkat kepuasaan sangat puas dan 7 orang perawat
memiliki tingkat kepuasaan puas, hal ini menunjukkan bahwa perawat ruang
Ciwalagri domain memiliki kepuasaan perawat puas.
Analisa Data :
Menurut Elizar (2020) perawat yang memiliki kepuasan kerja adalah
perawat yang memiliki perasaan positif serta senang terhadap pekerjaan
yang diembannya. Dengan perasaan yang positif dan senang, seorang
diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan dan mencapai kinerja yang
diharapkan. Menurut Nursalam (2012) indikator kepuasan kerja yang harus
terpenuhi adalah kesesuaian kerja, rekan kerja, gaji, kesempatan promosi,
supervisi dan fasilitas.
i. Tingkat Stress Kerja Perawat
Berdasarkan hasil penyebaran instrumen angket kuisioner mengenai tingkat
stress perawat menurut (Jusnimar, 2012). pada tanggal 20 April 2022
memiliki nilai interpretasi sebagai berikut ini. Sumber data yang diambil
untuk mengukur kepuasaan perawat terdapat 8 orang perawat dari total
keseluruhan jumlah perawat 18 orang, hasil yang didapatkan sebagai berikut

Stress Kerja Perawat Presentase

Stres Berat 38%


Stres Sedang 13%

Stres Ringan 49%

Total 100%

Berdasarkan tabel data diatas menunjukkan bahwa terdapat 3 orang


perawat memiliki tingkat Stres kerja yang berat, stres kerja rendah 4 orang,
dan stres sedang 1 orang. Dapat di simpulkan di ruangan Ciwalagri stres
kerja rendah.
Analisa Data :
Stress ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara terarur,
seperti kritikan dari atasan. Situasi ini berlangusng beberapa menit atau
hitungan jam. Stressor ringan tidak menimbulkan resiko penyakit, namun
jika jumlah stresornya banyak dalam waktu singkat dapat meningkatkan
resiko (Potter & 2005). Jika mengalami stresor ringan, maka motivasi dan
kreaktivan kerja seseorang menurun. Lama kerja juga mempengaruhi tingkat
strees. Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Herawati
(2006) yang menyebutkan bahwa perawat yang masa kerjanya < 5 tahun
lebih banyak mengalami tingkat stres berat (24.4%) dibandingkan dengan
responden yang mengalami tingkat stres ringan (22.2%). Hal ini disebabkan
karena pengalaman kerja yang lebih lama, akan meningkatkan keterampilan
seseorang dalam bekerja, semakin mudah menyesuaikan dengan
pekerjaannya, sehingga semakin bisa menghadapi tekanan dalam bekerja.
Perawat yang lebih senior dan lebih berpengalaman memiliki stres kerja
yang ringan (Erns, Franco, Messmer & Gonzalez, 2004).
j. Beban Kerja Perawat
Berdasarkan hasil observasi di ruang Ciwalagri 9 perawat dengan
keseluruhan perawat 18 pada tanggal 20-21 April 2022 mendapatkan hasil :

Beban kerja Presentase

Beban Kerja Tinggi 44%

Beban Kerja Rendah 56%

Total 100%

Berdasarkan tabel data diatas menunjukkan bahwa terdapat 4 orang


perawat memiliki tingkat beban kerja tinggi, 5 orang perawat beban kerja
rendah.

Analisa Data:
Berdasarkan data di atas di ruang Ciwalagri data tersebut sepertinya kurang
reperatif karena data di ambil hanya 2 hari dengan jumlah pasien selama 2
hari 25 pasien. Menurut Depkes RI 2007 beban kerja yang dimiliki oleh
perawat dapat diperberat oleh kondisi dari lingkungan kerja yang tidak
mendukung baik bersifat fisik maupun non fisik. Nurjanah (2017)
berpendapat bahwa beban kerja yang berat dapat disebabkan oleh
perbandingan jumlah perawat yang sedang bertugas dengan jumlah pasien.
Beban kerja perawat berupa tindakan produktif dimana tindakan produktif
dapat berupa tindakan langsung dan tindakan tidak langsung. Tindakan
langsung kepada pasien berupa pemberian obat, perawatan area infus.
Sedangkan tindakan tidak langsung adalah mendampingi dokter pada saat
visite, melakukan serah terima pasien serta melakukan pendokumentasian
asuhan keperawatan.
k. Tenaga Non Keperawatan
Distribusi Frekuensi Tenaga Non-Keperawatan di Ruangan Ciwalagari

No Kualifikasi Jumlah
1. Dokter Spesialis 28
2. Dokter Umum 1
3. Ahli Gizi 1
4. Administrasi 1
5. OB 3
6. Satpam 3
Jumlah 18

Analisa Data:
Ruang Ciwalagri sudah sesuai dengan teori dari Keputusan dari peraturan
Menteri Kesehatan RI pada Pasal 43 Tahun 2017 tentang “ketenagaan non
keperawatan yaitu salah satunya adalah dokter spesialis, apoteker, ahli gizi
dan OB serta Administrasi” . Menurut Sari (2020) Tenaga non keperawatan
seperti tenaga medis yang terkait meliputi dokter umum, dokter spesialis,
ahli gizi, administrasi, dsb merupakan sebagai wadah untuk membantu
penyembuhan pasien. oleh karena itu kolaborasi interprofesi dokter-perawat
sangat diperlukan dan perlu mendapat prioritas bagi institusi pemberi
pelayanan kesehatan, kolaborasi interprofesi dalam pelayanan kesehatan
melibatkan sejumlah profesi kesehatan, namun kolaborasi antara dokter dan
perawat merupakan faktor penentu yang sangat penting bagi kualitas proses
keperawatan.
2. MONEY
1) Sumber keuangan Ruangan Ciwalagri
Rs. Unggul Karsa Medika merupakan RS swasta tipe C dibawah
naungan PT Unggul Karsa Medika dan Otoritas Yayasan Perguruan Tinggi
Kristen Maranatha (YPTKM) dijadikan sebagai wahana pendidikan,
pelayanan, penelitian dan pengembangan tenaga profesi dokter, perawat,
bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Sumber keuangan berasal dari RS dan
sember dana yayasan untuk semua pelayanan termasuk di ruang Ciwalagri,
yang dikelola serta diawasi oleh perusahan dan yayasan.
Analisa Hasil :
RS Unggul Karsa Medika sumber pembiayaannya berasal dari alokasi dana
yayasan/pemilik/sumbangan lain dan masyarakat pengguna jasanya. sesuai
dengan teori menurut (Bastian, 2008 : 4)
2) Jenis Pembayaran Pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit
Unggul Karsa Medika didapatkan bahwa jenis pembayaran pasien terbagi
atas JKN, Asuransi Swasta dan tunai atau umum, kebanyakan pasien yang
ada diruangan ciwalagri menggunakan JKN hampir seluruhnya namun ada
juga yang melakukan pembayaran dengan secara umum. Untuk pasien JKN
Non-PBI dapat naik kelas sesuai dengan keinginan tetapi ada penambahan
biaya sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku Tarif Pembayaran
Perkelas.
Analisa Data :
Berdasarkan hasil wawancara hampir seluruh pasien menggunakan jenis
pembayaran menggunakan JKN sesuai dengan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) (UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN) dan ada juga pembayaran
menggunakan Asuransi swasta serta pembayaran secara pribadi atau umum.
3) Tarif Ruangan
Nama Kelas III Kelas II Kelas I VIP
Ruangan
CIWALARGI Rp. 200.000 Rp. 400.000 Rp. 600.000 Rp. 900.000
Setiap biaya dari tindakan di informasikan kepada keluarga mengenai jumlah
biaya yang akan di keluarkan dan meminta persetujuan keluarga.
Analisa Data :
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
560/MENKES/SK/IV/2003 tentang pola tarif pelayanan rumah sakit
diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap jenis pelayanan dan kelas
perawatan yang perhitungannya memperhatikan kemampuan ekonomi
masyarakat, standar biaya dan atau benchmarking dari rumah sakit yang
tidak komersil.

4) Penggajian Perawat
a. Gaji Pokok Perawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan ciwalagri
didapatkan data bahwa gaji perawat di Rs Karsa Unggul Medika bagi
pegawai baru (Fresh graduate) sesuai dengan UMK/UMR Kab Bandung.
Nominal gaji perawat akan berbeda-beda disesuaikan dengan jenjang
karir, perbedaan dari tunjangan yang di dapatkan.
b. Tunjangan Perawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan ciwalagri terdapat
tunjangan yang di dapat berupa :

- Tunjangan Fungsional
- Tunjangan Hari Raya (THR)
- Tunjangan istri/suami dan anak
- Uang Lembur
- Uang Penanggung Jawab Shift
c. Jaminan Kesehatan dan Ketenagakerjaan
- Jaminan Kesehatan Nasional
- Jaminan Ketenagakerjaan
a) Jaminan Hari Tua
b) Jaminan Kecelakaan Kerja
c) Jaminan pensiun
d) Jaminan kematian
Analisa Data:
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan unit Ciwalagri upah
perawat sudah sesuai dengan UMK/UMR Kab Bandung. Sesuai dengan
Pasal 1 ayat 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan, (Pasal
90 ayat 1 UU No. 13/ 2003). (Pasal 91 ayat 2 UU No. 13/2003).
5) Dana Penggembangan SDM

a. Pelatihan : Dana pelatihan/seminar yang ada bagi perawat ruang ciwalagri


bersumber pada pegawai ruangan, namun dalam beberapa ksempatan
pihak rumah sakit akan menunjuk beberapa perawat untuk mengikuti
pelatihan di Rumah Sakit sehingga biaya pelatihan/seminar berasal dari
Rumah Sakit.
b. Pendidikan Lanjutan : Dana pendidikan lanjut bagi perawat di Ruang
Ciwalagri RS. Unggul Karsa Medika ada rencana akan dibiayai oleh pihar
RS akan tetapi belum berjalan.
c. Penelitian : untuk penelitian sendiri baru dilaksanakan oleh dokter saja
dan untuk anggarannya diberikan oleh pihak RS.
d. Workshop : Workshop pada pegawai di ruang Ciwalagri, dana yang
digunakan bersumber dari dana RS .
Analisa Data :
Berdasarkan kajian situasi diatas dapat disimpulan bahwa terdapat
program pengembangan SDM dengan pelatihan, pendidikan lanjutan,
penelitian dan workshop yang dibiayai oleh rumah sakit sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 4 Tahun 2018
Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien Pasal 23
Kewajiban menjamin hak petugas yang bekerja di Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan dengan: melaksanakan
pengembangan kompetensi dan/atau kemampuan melalui pendidikan dan
pelatihan.

6) Dana Penghargaan
Di RS. Unggul Karsa Medika terdapat perhargaan yang diberikan
untuk pegawai berpretasi atau teladan akan dilakukan 3 bulan sekali dengan
20 indikasi penilaian, dana bersumber dari rumah sakit dan yayasan.
Analisa Data :
Berdasarkan kajian situasional diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk
penghargaan berupa dana yang bersumber dari Rumah Sakit dan yayasan.
7) Dana Penyediaan Barang
Untuk pendanaan penyediaan barang yang ada di Ruang Ciwalagri,
pihak ruangan sebelumnya harus melakukan pengajuan terlebih dahulu
kepada pihak rumah sakit.
Ruangan membuat data atau nota dinas sesuai dengan kebutuhan ruangan

Pengajuan melalui sistem permintaan barang

Permintaan di acc bidang keperawatan

Permintaan dikirim ke bagian logistik

Pengecekan expired dan banyaknya alat alat yang diberikan oleh bagian
farmasi/umum

Farmasi/umum memberikan alat alat kesehatan/umum yang dibutuhkan

Barang disimpan dan diberikan di unit ruangan

Analisa Data :

Berdasarkan kajian situasional diatas dapat disimpulkan bahwa ketika akan


mengajukan barang, ruangan terlebih dahulu mengajukan surat tentang
penyediaan barang lalu di tanda tangani oleh kepala ruangan da diberikan
kepada pihak logistik Rumah Sakit.

8) Alur Pembayaran
Ruangan hanya mencatat yang dibutuhkan oleh ruangan, nanti ruangan
akan memberikan total keseluruhan biaya kepada administrasi atau billing
kemudian administrasi akan menghitung total semuanya, baru pasien akan
membayar ke bagian administrasi.
Analisa Data :
Berdasarkan kajian situasional diatas dapat diimpulkan bahwa ruangan
hanya memberikan total nota kepada pihak administrasi.

3. METODE
1) Metode Unit
a. Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Ciwalagri RS Unggul
Karsa Medika pada tanggal 18-04-2022 struktur organisasi di ruang
Ciwalagri adalah sebagai berikut :

Ka Bid Keperawatan

Ka Sie Keperawatan
Kepala Ruangan

Clinical Instruktur

Ketua Tim

Perawat Pelaksana

Analisa Data:

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Ciwalagri struktur


organisasi sudah ada tetapi belum terpajang di ruangan. Hasil wawancara
dengan Kepala Ruangan bahwa di ruang Ciwalagri menggunakan Metode
Asuhan Keperawatan Tim, sesuai dengan buku Manajemen dan
Kepemipinan dalam Praktek Keperawatan Kemenkes RI 2016 bahwa
struktur organisasi di ruang Ciwalagri belum optimal dengan Struktur
Model Asuhan Keperawatan Tim.

2) Uraian Tugas RS Unggul Karsa Medika


a. Uraian tugas pokok kepala ruangan
Dari uraian tugas pokok kepala ruangan di RS Unggul Karsa Medika
terdapat 40 pernyataan tugas pokok.

Uraian tugas (n = 40) Presentase (%)


Yang terobservasi dan wawancara 82,5 %
Yang tidak terobservasi 17,5 %
Analisa Data :

Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 18 April 2022 – 25 April
2022 uraian tugas pokok kepala ruangan Ciwalagri sudah terlaksana dan
terobservasi dengan presentase 82,5%, dan yang tidak terobservasi hanya
17,5 %. Dari hasil analisa bahwa tugas kepala ruangan sudah terlaksana
dengan baik.

b. Uraian tugas Clinical Instruktur


Dari uraian tugas pokok clinical instruktur di RS Unggul Karsa Medika
terdapat 2 pernyataan tugas pokok.

Uraian tugas (n = 2) Presentase (%)


Yang terobservasi dan wawancara 100 %
Yang tidak terobservasi 0%
Analisa Data :

Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 18 April 2022 – 25 April
2022 terdapat 100 % uraian tugas pokok clinical instruktur Ciwalagri sudah
terlaksana pada saat observasi. Dapat di simpulkan bahwa tugas clinical
instruktur sudah terlaksana dengan baik.

c. Uraian tugas ketua Tim


Dari uraian tugas pokok clinical instruktur di RS Unggul Karsa Medika
terdapat 3 pernyataan tugas pokok.

Uraian tugas (n = 2) Presentase (%)


Yang terobservasi dan wawancara 100 %
Yang tidak terobservasi 0%
Analisa Data :

Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 18 April 2022 – 25 April
2022 terdapat 100 % uraian tugas pokok ketua tim Ciwalagri sudah
terlaksana pada saat observasi.Dapat di simpulkan bahwa tugas ketua tim
sudah terlaksana dengan baik.

d. Uraian tugas perawat pelaksana


Dari uraian tugas pokok clinical instruktur di RS Unggul Karsa Medika
terdapat 3 pernyataan tugas pokok
Uraian tugas (n = 3) Presentase (%)
Yang terobservasi dan wawancara 100%
Yang tidak terobservasi 0%
Analisa data :

Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 18 April 2022 – 25 April
2022 didapatkan 100 % uraian tugas pokok perawat pelaksana Ciwalagri
sudah terlaksana pada saat observasi. Dapat di simpulkan bahwa uraian tugas
perawat pelaksana sudah terlaksana dengan baik.

3) Metode Asuhan Keperawatan


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan di ruang Ciwalagri
pada tanggal 19 April 2022 metode asuhan keperawatan yang digunakan
diruang Ciwalagri yaitu metode Tim.
Analisa Data :
Dari hasil observasi pada tanggal 18 April 2022 – 25 April 2022 serta
menurut buku Manajemen dan Kepemipinan dalam Praktek Keperawatan
Kemenkes RI 2016 metode asuhan keperawatan yang di gunakan di ruang
Ciwalagri belum optimal menggunakan metode asuhan keperawatan metode
tim.

4) Alur Penerimaan Pasien Masuk


Ruangan Ciwalagri merupakan ruangan multifungsi yang terdiri dari pasien
Anak, dewasa, bedah dan non bedah, batas usia anak yang di rawat di ruang
ciwalagri yaitu > 30 hari dengan alur penerimaan sebagai berikut:
Alur Pasien Masuk

Pasien datang dari


Pasien datang dari IGD
Poliklinik

Konfirmasi bagian
pendaftaran
Booking ke ruangan

Perawat ruangan menyiapkan tempat tidur

Konfirmasi dari IGD/Poliklinik bahwa akan


ada pasien baru

Serah terima pasien

Analisa Data :
Berdasarkan hasil kajian situasi Alur pasien masuk ke ruangan Ciwalagri
sudah sesuai dengan ketentuan dari The Health Executive (2003) yang
menyatakan bawa seitap pasien yang mendapatkan pelayanan admisi di
rumah sakit, khususnya pada pasien rawat inap. Pasien rawat inap akan
menjalani beberapa tahap, yaitu:
a) Pre Admission (Tahap Pra Admisi), pada tahap ini harus jelas dari mana
pasien berasal. Apakah masuk dari unit rawat jalan (poli) atau gawat
darurat. Hal ini harus berdasarkan keputusan dokter.
b) Electif Admission (Tahap Admisi) yaitu tahap perencanaan. Bagian ini
bertanggung jawab dalam pendaftaran pra penerimaan pasien, penerimaan
paien dan dalam penentuan ruang perawatan.
c) Tahap pembayaran, baik pemabayarn secara langsung maupun dengan
jaminan asuransi dan lain-lain.
5) Kegiatan timbang terima
Berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan selama 7 hari dari
tanggal 18 April – 25 April 2022 kegiatan timbang terima dilakukan 3x
dalam sehari yaitu pada setiap pergantian shift. Seluruh perawat melakukan
timbang terima yang dipimpin oleh katim. Timbang terima berupa informasi
mengenai berapa jumlah pasien, alat yang sudah digunakan dan keluhan
pasien secara umum. Setelah itu, kegiatan timbang terima dilakukan oleh
setiap perawat per individu. Kemudian perawatan mendatangi pasien
kelolaannya untuk menginformasikan siapa yang akan berdinas selanjutnya.

No Langkah-langkah timbang terima Dinas Dinas Dinas


pagi sore malam
1 Persiapan kelengkapan   
Buku rekam medik klien
2. Alat tulis   
1. Persiapan petugas   
Semua petugas berada diruangan
2. Membaca doa bersama dipimpin oleh   
perwakilan
1. Pelaksanaan   
Serah terima dilaksanakan pada setiap
operan shift
2. Penanggung jawab (PJ) shift memimpin   
serah terima di ruangan dan bertanggung
jawab selama operan
3. Setiap penanggung jawab pasien   
menyerahkan pasien/klien yang menjadi
tanggung jawabnya kepada penanggung
jawab pasien selanjutnya
4. Serah terima kondisi pasien meliputi:   
diagnosis, tindakan sebelum dan
selanjutnya, beserta terapinya kemudian
petugas sebelumnya memberikan tanda
tangan pada SOAP yang di tulis di
CPPT. Setelah selesai serah terima, PJ
pasien sebelumnya dan PJ pasien
selanjutnya memberikan tanda tangan
pada cap serah terima di CPPT
5. PJ shift yang akan berdinas memimpin   
do’a bersama-sama
TOTAL 100% 100% 100%

Analisa Data:

Timbang terima pasien di ruangan Ciwalagri didapatkan persentase sebesar


100% pada ketiga shift selama 7 hari. Menggunakan format SBAR yang
sudah sesuai dengan SOP SBAR yang ada di RS Unggul Karsa Medika
Menurut Noprianty (2018) yang menjelaskan bahwa proses timbang terima
dilakukan oleh semua petugas yang berada di ruangan dan membaca doa
bersama yang dimpimpin oleh perwakilan. Hal ini sudah sesuai menurut
PMK nomor 10 tahun 2015 tentang standar pelayanan keperawatan. Menurut
Nursalam (2011) tujuan timbang terima adalah:

a) Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum


b) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya
c) Tersusunnya recana kerja untuk dinas berikutnya.

6) Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil kajian situasi dan wawancara dengan kepala ruangan
ciwalagri pada tanggal 18-25 april 2022, Selama ini belum melakukan ronde
keperawatan karena memang itu belum dilakukan. Belum ada jadwal ronde
keperawatan dan hasil studi dokumentasi belum ada SOP ronde keperawatan
di ruang ciwalagri.
Analisa Data:
Selama ini ronde keperawatan belum dilakukan oleh perawat dan belum
memiliki SOP ronde keperawatan. Jika tidak ada dan tidak dilaksanakan
ronde keperawatan, menurut Siahaan (2018) dapat berdampak menurunkan
produktivitas kerja serta menurunkan komunikasi terapeutik perawat dengan
tenaga kesehatan dan komunikasi perawat dengan pasien sehingga motivasi
perawat dalam bekerja akan menurun secara perlahan. Selain itu, dengan
pelaksanaan ronde keperawatan juga dapat berdampak baik bagi pelayanan
keperawatan menjadi lebih efisien, dapat meningkatkan keterampilan, dan
pengetahuan pada perawat serta kegiatan ronde keperawatan ini perawat
dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau
tidak dan keberhasilan dalam asuhan keperawatan (Marcelyna, 2016).

7) Pre dan Post Conference


Berdasarkan hasil kajian situasi pada tanggal 18-04-2022 sampai
tanggal 25-04-2022 pre dan post conference dilakukan setiap pergantian
shift di ruang Ciwalagri yang di pimpin oleh ketua tim yang sudah berdinas
di shift sebelumnya.
Analisa Data:
Menurut Modul MPKP (2006) pre conference merupakan komunikasi katim
dan perawat pelaksana setelah selesai timbang terima untuk rencana kegiatan
pada shift tersebut, biasanya dipimpin oleh katim atau penanggung jawab
tim. Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil sepanjang shift dan sebelum timbang terima pada shift
berikutnya. Menurut Ratna Sitorus (2006) panduan konferensi adalah
konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian jadwal
dinas dan dihadiri oleh perawat primer dan perawat asosiet dalam masing-
masing tim. Hal yang disampaikan adalah perkembangan dan masalah klien
berdasarkan hasil evaluasi yang dilaporkan dinas sebelumnya. Menurut buku
panduan profesi ners tahun 2022, prosedur kerja pelaksanaan pre dan post
conference adalah sebagai berikut:
a) Ketua tim atau PJ tim membuka acara
b) Berdoa
c) Ketua tim atau PJ tim menanyakan aspek asuhan keperawatan yang telah
dilakukan oleh perawat dinas sebelumnya terutama pada pasien/masalah
yang perlu didiskusikan
d) Diskusi yang dipimpin oleh ketua tim atau PJ
e) Ketua tim atau PJ menanyakan rencana harian masing-masing perawat
pelaksana
f) Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu
g) Ketua tim atau PJ tim memberika reinforcement
h) Ketua tim atau PJ tim menutup acara

8) Discharge Planning
Berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan pada tanggal 18 april –
25 april 2022 di ruang ciwalagri untuk persiapan pasien pulang atau
discharge planning dilakukan sesuai dengan format yang ada diruangan dan
sesuai dengan ketentuan yang ada. Dimana format discharge planning ada di
form assessment awal yang akan diisi 1x24 Jam dan saat pelaksanaan pulang
akan diberi tahu jadwal untuk kembali dan selain itu, edukasi juga diberikan
pada pasien dan keluarga.
Analisa Data :
Berdasarkan kajian situasi dan wawancara di ruangan ciwalagri yang
dilakukan pada tanggal 18-25 April 2022, di dapatkan bahwa kegiatan
discharge planning dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada diruangan
dan dilakukan dengan format discharge planning yang tersedia. Discharge
planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan aktivitas-
aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang
kontinu dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan
kesehatan (Potter & Perry, 2005). Hal ini juga sesuai dengan PMK nomor 10
tahun 2015 tentang adanya kebijakan tertulis discharge planning yang
menunjukan kesipan pasien untuk pulang.

9) Standar Asuhan Keperawatan


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan di dapatkan data
bahwa ruang Ciwalagri menggunakan SAK yang bersumber dari SDKI,
SIKI, dan SLKI.
Analisa Data:
SAK yang digunakan sudah sesuai dan lengkap mengacu pada SAK ruang
Ciwalagri yang bersumber pada SDKI, SIKI, dan SLKI. SAK ini juga
mengikuti PMK nomor 10 tahun 2015 tentang pemberian dan manajemen
asuhan keperawatan.

10) Sasaran Keselamatan Pasien


Hasil dari observasi dan wawancara kepada 9 perawat Cilawagri
Persentase
(n=9 responden)
No Sasaran Keselamatan Pasien Total
Tidak
Dilakukan
dilakukan
1 Ketepatan identifikasi pasien
a. Identifikasi dengan teknik perawat menyebutkan nama 77,8 % 22,3 % 100%
pasien minimal 2 karakter dan pasien menyebutkan
tanggal lahir serta dicocokkan dengan gelang identitas
b. Melakukan identifikasi pasien sebelum pemberian obat, 77,8 % 22,3 % 100%
produk darah, gizi
c. Melakukan identifikasi pasien sebelum pengambilan 77,8 % 22,3 % 100%
darah, spesimen, foto thorax dan tindakan penunjang
yang lain
d. Melakukan identifikasi pasien sebelum melakukan 88,9 % 11,1 % 100%
tindakan keperawatan
e. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan 100% 0% 100%
identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan
kondisi
Total SKP no. 1 84,5 % 15,5 % 100%
2 Peningkatan komunikasi yang efektif
a. Melakukan operan antar ruangan, antar shift, laporan ke 100 % 0% 100%
dokter menggunakan teknik SBAR
b. Menerima instruksi melalui lisan / telepon menggunakan 100 % 0% 100%
teknik TBK dan ditulis secara lengkap, meliputi:
1) Menuliskan instruksi yang diberikan baik secara lisan
atau melalui telepon
2) Membacakan kembali instruksi yang diberikan baik
secara lisan atau melalui telepon
3) Melakukan konfirmasi ulang kembali instruksi yang
diberikan baik secara lisan atau melalui telepon
4) Melakukan pelaksanaan verifikasi ulang keakuratan
instruksi yang telah di berikan melalui lisan/telepon.
Di tandatangani oleh pemberi instruksi kurang dari
24 jam setelah intruksi diberikan
Total SKP no. 2 100 % 0% 100%
3 Peningkatan keamaan obat yang perlu diwaspadai
a. Melakukan kebijakan atau prosedur dalam proses 100 % 0% 100%
identifikasi yang meliputi ; lokasi penyimpanan,
pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat
yang sesuai akreditasi
b. Melakukan pelaksanaan kebijakan dan prosedur terhadap 100 % 0% 100%
obat high alert dan elektrolit konsentrat
c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan 100 % 0% 100%
pasien kecuali dibutuhkan secara klinis.
d. Elektrolit konsentrat yang berada di unit pelayanan 100 % 0% 100%
pasien diberi label yang jelas, dan disimpan pada area
yang dibatasi
e. Menggunakan teknik 6 benar obat saat melakukan 100 % 0% 100%
pemberian therapy
Total SKP no. 3 100 % 0% 100%
4 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
a. Kebijakan rumah sakit dalam menggunakan suatu tanda 100 % 0% 100%
yang jelas dan dimengerti untuk mengidentifikasi lokasi
operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan
b. Kebijakan rumah sakit dalam menggunakan suatu 100 % 0% 100%
checklis atau proses lain untuk memverifikasi saat
preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat dan fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat 100 % 0% 100%
prosedur “sebelum insisi/time-out” tepat sebelum
dimulainya suatu tindakan pembedahan
d. Kebijakan rumah sakit dalam mengembangkan proses 100% 0% 100%
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien , termasuk
tepat prosedur medis dan dental yang dilakukan di luar
rumah sakit
Total SKP no. 4 100 % 0% 100%
5 Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
a. Selalu melakukan cuci tangan 5(Five) moment : 66,7% 33,3% 100%
1) Sebelum ke pasien
2) Sebelum melakukan tindakan aseptik
3) Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4) Setelah kontak dengan pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan pasien
b. Rumah sakit mempunyai pedoman mengenai 100% 0% 100%
handhygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima
secara umum (contoh dari WHO)
c. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang 100% 0% 100%
efektif
d. Kebijakan rumah sakit dalam rangkan pengurangan 100% 0% 100%
secara berkelanjutan resiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan
Total SKP no. 5 91,7 % 8,3 % 100%
6 Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
a. Rumah sakit menetapkan proses asesmen awal atas 100 % 0% 100%
pasien terhadap risiko jatuh dan melakukan asesmen
ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi
atau pengobatan dan lainnya
b. Langkah-langkah dalam pengurangan risiko jatuh, dan 100 % 0% 100%
terhadap mereka yang pada hasil asesmen dianggap
beresiko jatuh
c. Langkah – langkah dimonitor secara terus menerus dan 100% 0% 100%
kontinu
d. Pemasangan gelanng resiko jatuh pada pasien yang 100% 0% 100%
beresiko jatuh berat/tinggi
Total SKP no. 6 100 % 0% 100%
Total Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien (6 SKP) 96 % 4% 100%

Didapatkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 18 – 25 April


2022 didapatkan hasil bahwa identifikasi pasien sebanyak 84,5% dilakukan
secara optimal, peningkatan komunikasi yang efektif sebanyak 100%
dilakukan secara optimal, Peningkatan keamaan obat yang perlu diwaspadai
sebanyak 100% dilakukan secara optimal, Kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien operasi sebanyak 100% dilakukan secara optimal,
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan sebanyak 66,7%
dilakukan secara optimal, pengurangan risiko pasien jatuh sebanyak 100%
dilakukan secara optimal.

Analisa Data:

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap responden (n=9


perawat) ruangan Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika dari tanggal 18-25
April 2022, didapatkan data responden yang melaksanakan 6 Sasaran
Keselamatan Pasien bahwa terdapat 89,48% responden yang melakukan
seluruh sasaran keselamatan pasien, dan ada 10,56% responden yang belum
optimal dalam pelaksanaan 6 sarana keselamatan pasien. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara di ruang Ciwalagri yaitu:

1. Dimana sasaran keselamatan pasien mengenai identifikasi pasien di ruang


Ciwalagri sudah sesuai dilakukan, namun belum optimal. Ruangan
Ciwalagri sudah kurang memenuhi dalam standar yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 pasal 8 menyatakan bahwa Kebijakan
dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk
mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor rekam
medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan bar-code, dan lain-
lain.
2. Dimana sasaran keselamatan pasien mengenai komunikasi yang efektif di
ruang Ciwalagri sudah sesuai dilakukan. Ruangan Ciwalagri sudah
memenuhi standar yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 pasal 8
menyatakan komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,
dan yang dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat
berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi
kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan
atau melalui telepon.
3. Dimana sasaran keselamatan pasien mengenai peningkatan keamanan
obat ruangan Ciwalagri sudah sesuai dengan kebijakan yang telah diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 pasal 8 menyatakan bahwa rumah sakit
secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data
yang ada di rumah sakit. Kebijakan dan/atau prosedur juga
mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat,
seperti di IGD atau kamar operasi, serta pemberian label secara benar
pada elektrolit dan bagaimana penyimpanannya di area tersebut, sehingga
membatasi akses, untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja/kurang
hati-hati.
4. Dimana sasaran keselamatan pasien mengenai kepastian tepat lokasi,
tepat prosedur, tepat pasien operasi sudah sesuai dengan kebijakan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 pasal 8 yang menyatakan tahap “Sebelum
insisi” (Time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan
diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan
dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim
operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu
didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan checklist.
5. Dimana sasaran keselamatan pasien mengenai pengurangan risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan sudah dilakukan namun kurang optimal.
Ruang Ciwalagri kurang memenuhi dalam standar dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 pasal 8 menyatakan Pusat dari eliminasi
infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene)
yang tepat.
6. Dimana sasaran keselamatan pasien mengenai pengurangan risiko pasie
jatuh sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 pasal 8 yang menyatakan
dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang
disediakan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien
jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila
sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah
terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu
berjalan yang digunakan oleh pasien.

11) Tindakan Keperawatan (SOP)

Hasil observasi selama tiga hari, dari tanggal 18 – 25 April 2022 didapatkan
data pemasangan infus sebagai berikut:
No Langkah sesuai SOP Dilakukan Tidak
dilakukan
1 Persiapan Alat dan Bahan
1. Sarung tangan √
2. Selang infus (sesuai kebutuhan √
(makro drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral √
4. IV cateter (sesuai ukuran) √
5. Kapas alkohol √
6. Disinfektan √
7. Torniquet √
8. Perlak/pengalas √
9. Bengkok √
10. Plester/hypafix √
11. Kassa steril √
2 Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data dan √
program pengobatan pasien.
2. Mencuci tangan √
3. Mempersiapkan dan menempatkan √
alat di dekat pasien.
3 Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai √
pendekatan terapeutik.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur √
tindakan pada keluarga/pasien.
3. Menanyakan kesiapan pasien √
sebelum kegiatan dilakukan.
4 Tahap Kerja
1. Mempersiapkan selang dan cairan √
infus (Melakukan disinfeksi tutup
botol cairan, Menutup saluran infus
(klem), Menusukkan selang infus
dengan benar, Menggantung botol
cairan pada standar infuse, Mengisi
tabung reservoir infus sesuai tanda
dan Mengalirkan cairan hingga
tidak ada udara dalam slang).
2. Mengatur posisi pasien dan pilih √
vena.
3. Memasang perlak dan alasnya. √
4. Memasang torniquet dengan jarak √
5cm proksimal yang akan ditusuk,
anjurkan pasien untuk
menggenggam tangan.
5. Memakai sarung tangan. √
6. Membersihkan kulit dengan kapas √
alkohol (melingkar dari dalam
keluar).
7. Memegang IV kateter dengan √
sudut 300.
8. Menusuk vena dengan lobang √
jarum menghadap ke atas.
9. Memastikan IV kateter masik intra √
vena kemudian menarik Mandrin ±
0,5 cm.
10. Memasukkan IV kateter secara √
perlahan.
11. Menarik mandrin dan √
menyambungkan dengan selang
infus.
12. Melepaskan toniquet. √
13. Mengalirkan cairan infus. √
14. Melakukan fiksasi IV kateter. √
15. Memberi disinfeksi daerah tusukan √
dan menutup dengan kassa.
16. Mengatur tetesan sesuai program. √
5 Tahap Terminasi
1. Buka sarung tangan. √
2. Membereskan alat-alat. √
3. Berpamitan dengan pasien. √
4. Dokumentasi keperawatan. √
TOTAL 90% 10%

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 18 – 25 April 2022


didapatkan bahwa ruangan Ciwalagri bekerja sesuai dengan SOP sebanyak
90%.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 18 – 25 April 2022 didapatkan
bahwa Tindakan keperawatan sudah dilakukan namun belum maksimal
dengan persentase 90%. Ruang Ciwalagri kurang memenuhi standar yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 27
Tahun 2017 pasal 6 yaitu penggunaan APD adalah topi, masker, gaun,
sarung tangan yang harus digunakan petugas guna meningkatkan mutu
pelayanan medis serta keselamatan pasien dan petugas terjamin.

12) Hak dan Kewajiban Pasien

a. Hak Pasien
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib yang berlaku di Rumah
sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu yang sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapatkan.
7. Memilih dokter, dokter gigi, dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang di deritanya kepada dokter
lain yang mempunyai surat izin praktik (SIP) baik di dalam maupun di
luar Rumah Sakit.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data medis nya.
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang di anutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan keperayaan yang di anutnya
17. Menggugat dan/ atau menunut Rumah Sakit apabila Rumah sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar, baik
secara perdata maupun pidana, dan
18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

b. Kewajiban Pasien
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab
3. Menghormati hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang di rekomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit dan di setujui oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undagan.
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang di rekomendasikan oleh tenaga kesehatan
dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang di berikan oleh Tenaga
Kesehatan untuk penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya,
dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang di terima.
Analisa Data :
Dari hasil observasi dan wawancara terhadap pasien dan keluarga pasien dari
tanggal 18-25 April 2022. Uraian Hak dan Kewajiban pasien seluruhnya
(100%) dijelaskan oleh bagian front office atau bagian pendaftaran. Pada
saat klien atau keluarga klien mendaftar untuk registrasi ruang rawat, pasien
atau keluarga pasien dijelaskan dahulu mengenai haak dan kewajiban selama
dirawat di RS Unggul Karsa Medika. Setelah mendapat penjelasan, pasien
atau keluarga pasien menandatangani lembar pernyataan mengenai Hak dan
Kewajiban pasien sebagai bukti bahwa pasien atau keluarga sudah
mendapatkan penjelasan.

13) Tata Tertib Pengunjung/Pembesuk dan Penunggu Pasien

Berikut tata tertib pengunjung dan penunggu pasien di ruang ciwalagri RS


Unggul Karsa Medika :
1. Jam berkunjung/ besuk
Pagi pukul 10.00 WIB – pukul 11.00 WIB
Sore pukul 16.30 WIB – pukul 18.30 WIB
2. Penunggu pasien hanya di perbolehkan maksimal 1 orang di ruang tunggu
yang sudah di sediakan
3. Penunggu pasien wajib menggunakan identitas yang sudah di tetapkan
oleh manajemen Rumah Sakit Unggul Karsa Medika selama menunggu
pasien di ruangan maupun di ruang tunggu
4. Demi kenyamanan saat menunggu pasien, di mohon untuk :
- Tidak membawa makanan dan minuman ke ruang tunggu, bila ingin
makan/minum bisa menuju tempat yang telah disediakan (kantin RS
UKM)
- Tidak membawa perlengkapan tidur
- Tidak membawa barang-barang berharga, resiko kehilangan barang
menjadi tanggung jawab pemilik barang
- Menggunakan ruang tempat ibadah yang telah di sediakan
5. Bagi pengunjung yang akan berdoa bagi pasien, diperbolehkan hanya jam
besuk dan hanya di ijinkan maksimal 2 orang yang boleh masuk.
6. Bagi anak-anak yang berusia kurang dari 14 tahun, tidak diperbolehkan
untuk ikut membesuk
7. Dilarang merokok di lingkungan Rumah Sakit Unggul Karsa Medika
8. Jagalah Kebersihan selama berada di lingkungan Rumah Sakit Unggul
Karsa Medika.
Analisa Data :
Berdasarkan hasil kajian situasi dan wawancara bahwa telah di tetapkan
aturan pasien dengan perjanjian/menanndatangani status pasien terlebih
dahulu. Ha ini sudah tertera dari (PMK No. 4 Tahun 2018 Tentang
Kewajiban RS dan Kewajiban Pasein) yang mengatakn mematuhi peraturan
yang berlaku di ruah sakit dengan cara perjanjian dan menandatangani status
pasien terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan.

4. MATERIAL
Pengumpulan data material dilakukan secara observasi dan wawancara di ruang
Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika untuk mengetahui ketersediaan sarana dan
prasarana yang tersedia dengan mengacu kepada pedoman ruangan di instalasi
rawat inap yang dikeluarkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Dan
Prasarana Rumah Sakit dan Departemen Kesehatan 2007 Tentang Standar
Fasilitas Sarana dan Prasarana di Ruang Instalasi Rawat Inap Kelas C.
1) Standar Fasilitas Sarana dan Prasarana di Ruangan Instalasi Rawat
Inap

Sarana dan Di ruangan Keadaan


No Ket
Prasarana Ada Tidak Layak Tidak
1 Ruang perawatan √ √ Terdiri dari 12
kamar dan 34
bed.
2 Nurse station √ √
3 Ruang konsultasi √ √
4 Ruang tindakan √ √
5 Ruang administrasi √ √

6 Ruang dokter √

7 Ruang perawat √
8 Ruang kepala ruangan √ √
9 Ruang linen bersih/kotor √ √
Gudang kotor/ spoolhoek √
10 √
11 KM/WC (pasien/petugas) √ √
12 Dapur kecil (pantry) √ √
13 Gudang bersih √ √ Menyatu
dengan ruangan
lain
14 Ruang petugas kebersihan √ √
15 Ruang evakuasi pasien √ √
16 Meja dan kursi √ √
17 Alat tulis kerja √ √
18 Ruang kamar ganti √ √ Menyatu engan
ruang perawat
19 Tempat solat √ √ Menyatu
dengan kamar
ganti dan ruang
perawat (tidak
khusus).
20 Loker √ √
21 Wastafel √ √
22 Telpon ruangan √ √
23 Form inventaris alat tiap √ √
ruangan
24 Lemari dokumentasi √ √
keperawatan

Analisa data :
Data yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara pada tanggal 18 -
23 April 2022 dengan Kepala Ruangan/CI. Didapatkan hasil bahwa ruang
Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika sudah sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit dan Peraturan Departemen
Kesehatan 2007 mengenai Sarana dan Prasarana di Instalasi Rawat Inap.
Sarana dan prasara yang lengkap akan mempengaruhi efektivitas, efisiensi,
dan keberlangsungan petugas dalam pelayanan (Hendrisman dkk, 2021).
2) Sarana dan Prasarana untuk Pasien

Sarana dan Di ruangan Keadaan


No Keterangan
Prasarana Ada Tidak Layak Tidak
1 Luas kamar √ √ - VIP (6,4m x 4,2m).
- Kelas 1A (7m x 3,6m)
dengan 1 tempat tidur.
- Kelas 1B (7m x 7m)
- Kelas 2A (4m x 7m)
dengan 2 tempat tidur.
- Kelas 2B (7m x 7m)
- Kelas 3 (7,2m x 7,3m)
2 Tempat tidur √ √ Total 34 bed
3 Bedside monitor √ √
4 Alat tenun √ √
5 Identitas pasien √ √
Master table pasien √
6 di nurse station √

Identitas pasien di √ Karena menjaga privasi


7 luar Kamar pasien
8 Standar infus √ √
9 Lemari pasien √ √

10 Televisi √
Ruang tunggu √
11 √
Keluarga
12 Denah ruangan √ √
13 Handscrub √ √
Analisa Data:

Data yang didapatkan dari hasil observasi dan dilakukan wawancara pada
tanggal 18-23 April 2022 bersama dengan Kepala Ruangan/CI didapatkan
hasil bahwa ruang Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika sudah sesuai dengan
PERMENKES no 31 tahun 2018. Menurut kemenkes 2019 menyatakan
bahwa sarana dan pranasara yang lengkap dalam fasilitas kesehatan
merupakan bentuk penilaian akreditasi, hal tersebut dimaksudkan untuk tetap
adanya tatakelola yang bisa memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
pasien.

3) Alat Medis dan Non Medis di Ruang Ciwalagri RS Unggul Karsa


Medika

NO NAMA BARANG JUMLAH KET/KALIBRASI


1 Tiang infus bed 34 Layak digunakan
2 Tiang infus roda (2 cabang) 9 Layak digunakan
3 Tiang infus roda (4 cabang) 8 Layak digunakan
4 Timbangan health sc 2 Layak digunakan
5 Torniquet 2 Layak digunakan
6 Trolley mandi 3 Layak digunakan
7 Tromol kassa steril 2 Layak digunakan
8 trolley tindakan polos 4 Layak digunakan
9 Urinal female 6 Layak digunakan
10 Suhu ruangan 1 Layak digunakan
11 Bed manual 2 kreng 6 Layak digunakan
12 Over table bed 23 Layak digunakan
13 Nakas 22 Layak digunakan
14 Hot and cool pack jelly 1 Layak digunakan
15 Timbangan berdiri one med 1 Layak digunakan
16 AC dinding 17 Layak digunakan
17 Apar 2 Layak digunakan
18 Bel pasien 34 Layak digunakan
19 CPU 3 Layak digunakan
20 Dispenser 7 Layak digunakan
21 Monitor komputer led 3 Layak digunakan
22 Ember besar 2 Layak digunakan
23 Galon 7 Layak digunakan
24 Jam dinding 13 Layak digunakan
25 Keranjang pneumatic 1 Layak digunakan
26 Kursi kerja 1 Layak digunakan
27 Kursi lipat 35 Layak digunakan
28 Lemari kaca 3 Layak digunakan
29 Lemari kayu 4 pintu 1 Layak digunakan
30 Lemari obat 1 Layak digunakan
31 Map status pasien 34 Layak digunakan
32 Matras pneumatic 1 Layak digunakan
33 Meja nurse Station 1 Layak digunakan
34 Meja panjang kecil 1 Layak digunakan
35 Meja rapat coklat 1 Layak digunakan
36 Pneumatic tube machine 1 Layak digunakan
37 Mesin print 1 Layak digunakan
38 Lemari status 1 Layak digunakan
39 Remote AC 17 Layak digunakan
40 Remote TV 16 Layak digunakan
41 TV LED 16 Layak digunakan
42 Sofa bed 5 Layak digunakan
43 Tabung pneumatic 5 Layak digunakan
44 Tatakan pewarna cap 2 Layak digunakan
45 Telephone kabel 2 Layak digunakan
46 Tempat sampah 33 Layak digunakan
47 Kursi dokter 1 Layak digunakan
48 Kulkas 2 Layak digunakan
49 Bed pasien hope full electric 1 Layak digunakan
50 Bed manual 1 kreng 22 Layak digunakan
51 Bed krangkeng (anak) 5 Layak digunakan
Ambu bag dewasa + selang Layak digunakan
52 1
(lengkap)
53 Ambubag pediatric 1 Layak digunakan
54 trolley emergency 1 Layak digunakan
Mesin ekg MAC 2000 (GE Layak digunakan
55 1
Health care)
56 Monitor 1 Layak digunakan
Mesin cek gula darah 1 paket Layak digunakan
57 1
(accu check)
Laringoscope1 set dewasa Layak digunakan
58 1
lengkap
59 Syringe pump 8 Layak digunakan
60 Infus pump 9 Layak digunakan
61 Stetoscope dewasa 1 Layak digunakan
62 stetoscope anak 1 Layak digunakan
63 Baki instrumen kecil 2 Layak digunakan
64 Baki instrumen sedang 2 Layak digunakan
65 Baki instrumen tutup kecil 3 Layak digunakan
66 Baskom mandi stainless 22 Layak digunakan
67 Flow meter + Humidifier 9 Layak digunakan
68 Gelas ukur 1000 ml 1 Layak digunakan
69 Gelas ukur 500ml 1 Layak digunakan
70 Gunting verban 1 Layak digunakan
71 Kabel elektroda monitor 3 Layak digunakan
72 Kotak p3k 1 Layak digunakan
Lampu tindakan OKLED 200 Layak digunakan
73 1
(onemed)
74 Meteran 1 Layak digunakan
75 Nebulezer 2 Layak digunakan
76 Nierbeken 25cm (RRC) 1 Layak digunakan
77 Oksigen tabung portable 1 Layak digunakan
78 Pen light 2 Layak digunakan
79 Pocket pulse oxymetri 3 Layak digunakan
80 Refleks hamer 1 Layak digunakan
81 Senter 2 Layak digunakan
82 Set gv 2 Layak digunakan
83 Pispot stainles 1 Layak digunakan
84 Kursi roda 2 Layak digunakan
85 Defibrilator 1 Layak digunakan
86 Tensi Manual 1 Layak digunakan
87 Tensi meter digital 2 Layak digunakan
88 Termometer Digital 2 Layak digunakan
89 Termometer for head 3 Layak digunakan
90 Tensi manual anak - -
91 Matras decubitus 2 Layak digunakan
92 Pengukur tinggi badan 2 Layak digunakan
93 Handphone Samsung 1 Layak digunakan
Analisa data:
Data yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara pada tanggal 18 -
23 April 2022 dengan Kepala Ruangan/CI. Didapatkan hasil bahwa ruang
Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika sesuai dengan PERMENKES no 31
tahun 2018 mengenai alat medis lengkap, melakukan kalibrasi berkala oleh
bagian medical maintence dan membersihkan alat kesehatan setiap habis
pakai. Hal ini sesuai dengan peraturan PERMENKES no 8 tahun 2021. Hal
ini menjadikan kekuatan karena ada nya perawatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana dapat meminimalisir angka terjadinya infeksi nosokomnial
(Paren, 2016).

4) Sarana dan Prasarana Alat Tenun

No Nama Barang Jumlah Kondisi Ket


Linen
1 Bantal 30 Baik
2 Waslap 4 Baik
3 Keset 18 Baik
4 Sarung bantal ungu 13 Baik
5 Sarung bantal hijau/biru 40 Baik
6 Sarung bantal abu 1 Baik
7 Sprei ungu 5 Baik
8 Sprei hijau 60 Baik
9 Sprei abu 3 Baik
10 Selimut ungu 5 Baik
11 Selimut biru 27 Baik
12 Selimut abu 4 Baik
13 Sprei anak 23 Baik
14 Selimut garis 1 Baik
15 Perlak kulit hijau 17 Baik
16 Perlat kulit coklat 1 Baik
17 Bismet 8 Baik
18 Bed cover 1 Baik
19 Cover bantal kulit 6 Baik
20 Gorden orange 15 Baik
21 Gorden hijau 30 Baik
22 Gorden ungu 1 Baik
23 Gorden vitrage 12 Baik
24 Bumper side anak 11 Baik
Baju Pasien Dewasa
1 Kimono hijau (S) 2 Baik
2 Celana hijau (S) 8 Baik
3 Celana hijau (M) 6 Baik
4 Kimono hijau (L) 1 Baik
5 Celana hijau (L) 5 Baik
6 Kimono hijau (XL) 1 Baik
7 Celana hijau (XL) 1 Baik
8 Celana hijau (XXL) 1 Baik

Baju Pasien Anak


1 Baju hijau anak (S) 1 Baik
2 Celana hijau anak (S) 2 Baik
3 Celana hijau anak (M) 4 Baik
4 Baju anak hijau (L) 4 Baik
5 Celana anak hijau (L) 1 Baik
6 Baju anak pink (S) 2 Baik
7 Baju anak pink (M) 1 Baik
8 Baju anak pink (L) 1 Baik
Keterangan:
TT x par = 34 x 3 = 102
TT= Tempat Tidur
Par = Stok barang
Analisa data:
Data yang didapatkan dari hasil observasi pada tanggal 18 Febuari 2022
ruang Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika belum optimal dengan
PERMENKES no 56 tahun 2014 dengan ratio TT/par 1:3.

5) Sarana dan Prasarana Dokumentasi


Kondisi
No Nama Barang Keterangan
Tidak
Sesuai
Sesuai
Selalu tersedia, jika diperlukan atau
1 Formulir √ ketika habis maka ada yang baru
Pengkajian Awal
Selalu tersedia, jika diperlukan
2 Formulir √ atau ketika habis maka ada yang
Rencana baru
Keperawatan
Formulir Catatan Selalu tersedia, jika diperlukan
3 Perkembangan √ atau ketika habis maka ada yang
Pasien baru
Selalu tersedia, jika diperlukan atau
4 Formulir √ ketika habis maka ada yang baru
Observasi
Selalu tersedia, jika diperlukan
5 Resume √ atau ketika habis maka ada yang
Keperawatan baru
Selalu tersedia, jika diperlukan atau
6 Formulir √ ketika habis maka ada yang baru
Catatan
Pengobatan
Selalu tersedia, jika diperlukan atau
7 Formulir Medik √ ketika habis maka ada yang baru
Lengkap
8 √
SOP
Analisa data:

Dari hasil kajian situasi sarana dan prasarana dokumentasi sudah sesuai
dengan PERMENKES no 24 tahun 2016.

6) Standar Pelayanan Ruang Rawat Inap Anak

No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan


1 Ukuran ruangan perawatan tergantung dari √
jumlah tempat tidur bayi.
2 Apakah jarak antar tempat tidur bayi/ incubator √
minimal 1,5 meter
3 Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh √
memiliki tingkat porositas yang tinggi
4 Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan √
Alami
5 Pencahayaan umum disediakan dengan lampu √
yang dipasang di langit-langit
6 Sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan √
7 Ruang isolasi atau infeksius dipisah √
8 Lokasi ruang rawat inap terletak di ruang yang √
tenang, aman, dan nyaman
9 Letak ruang rawat inap mudah untuk diakses √
10 Terdapatnya APAR di ruangan √
11 Letak berdekatan/bersebelahan dengan ruang √ Tidak ada ruang
Kebidanan kebidanan
12 Temperatur ruangan sekitar 20C sampai 26C √
13 Apakah tersedia wastafel di ruangan √
14 Apakah tersedia meja bayi/loker untuk bayi √
15 Terdapat tempat pembuangan sampah medis √
(jarum, plebot, limbah farmasi, dan sitotoksik) dan
non-medis
16 Terdapat helm untuk keselamatan rumah sakit √
terhadap bencana (kebakaran, gempa, bom,
penculikan)
17 Terdapat adanya petunjuk arah atau jalur √
evakuasi di ruangan
18 Apakah sumber listrik dari rumah sakit √
19 Langit-langit rapat, kuat, dan tidak berdebu √
(kotor)
20 Lokasi pos perawat dekat dengan ruangan √
pasien, sehingga mudah pengawasan
21 Lantai kuat, rata, dan tidak bergelombang √
22 Jenis lantai berupa keramik yang tidak √
Berongga
23 Apakah terdapat ruang diskusi pendidikan √ Menggunakan
ruangan konseling
24 Apakah terdapat ruang laktasi atau menyusui √ Tidak khusus
Analisa Data:
Hasil kajian situasi tanggal 18 - 23 April 2022 dengan Kepala Ruangan/CI.
Didapatkan hasil bahwa ruang Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika sudah
sesuai dengan PERMENKES No. 24 (2016) mengenai tentang persyaratan
teknis bangunan dan prasarana rumah sakit.

7) Standar Pelayanan Ruang Rawat Inap Dewasa

No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan


1 Ukuran ruangan perawatan tergantung dari √
jumlah tempat tidur.
2 Apakah jarak antar tempat minimal 1,5 meter √
3 Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh √
memiliki tingkat porositas yang tinggi
4 Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan √
Alami
5 Pencahayaan umum disediakan dengan lampu √
yang dipasang di langit-langit
6 Sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan √
7 Ruang isolasi atau infeksius dipisah √
8 Lokasi ruang rawat inap terletak di ruang yang √
tenang, aman, dan nyaman
9 Letak ruang rawat inap mudah untuk diakses √
10 Terdapatnya APAR di ruangan √
11 Temperatur ruangan sekitar 20C sampai 26C √
12 Apakah tersedia wastafel di ruangan √
13 Apakah tersedia meja bayi/loker untuk bayi √
14 Terdapat tempat pembuangan sampah medis √
(jarum, plebot, limbah farmasi, dan sitotoksik)
dan non-medis
15 Terdapat helm untuk keselamatan rumah sakit √
terhadap bencana (kebakaran, gempa, bom,
penculikan)
16 Terdapat adanya petunjuk arah atau jalur √
evakuasi di ruangan
17 Apakah sumber listrik dari rumah sakit √
18 Langit-langit rapat, kuat, dan tidak berdebu √
(kotor)
19 Lokasi pos perawat dekat dengan ruangan √
pasien, sehingga mudah pengawasan
20 Lantai kuat, rata, dan tidak bergelombang √
21 Jenis lantai berupa keramik yang tidak √
Berongga
22 Apakah terdapat ruang diskusi pendidikan √ Menggunakan
ruangan konseling
23 Apakah terdapat ruang laktasi atau menyusui √ Tidak khusus
Analisa data:

Hasil kajian situasi tanggal 18 - 23 April 2022 dengan Kepala Ruangan/CI.


Didapatkan hasil bahwa ruang Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika sudah
sesuai dengan PERMENKES No. 24 (2016) mengenai tentang persyaratan
teknis bangunan dan prasarana rumah sakit.

5. MARKET
1) BOR (Bad Occupancy Ratio)
Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan presentase tempat tidur yang terisi d
ari sekian banyaknya tempat tidur yang tersedia pada layanan rawat inap (Ad
i Wijayanti et al.,2020). Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Adapun rumus
BOR adalah sebagai berikut:
Rumus: (Jumlah hari perawatan / jumlah tempat tidur x jumlah hari
dalam satu periode)) x 100%
Hasil Kajian Situasi
BOR = (590 / 34 x 31)) x 100% = 56%
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber di Ruang Ciwalagri di RS
Unggul Karsa Medika didapatkan jumlah BOR pada bulan Maret dengan har
i perawatan 590 hari dalam periode 31 hari dengan jumlah bed 34 bed dan ni
lai BOR yaitu 56%.
Analisa Data :
Menurut Kemenkes RI (2016) Standar Internasional BOR dengan baik adala
h 80 - 90% sedangkan standar nasional BOR adalah 70 – 80%. Menurut Dep
kes RI (2005) standar nilai BOR adalah 60 – 85%. Berdasarkan hasil kajian
data BOR di Ruang Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika yaitu 56%.

2) AVLOS (Average Length of Stay)


Average Length of Stay (ALOS/AVLOS) menurut Kristianus, 2018 yaitu rata-
rata lamanya pasien dirawat adalah rata-rata lama dirawat dalam satu periode
Indikator disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat me
mberikan gambaran mutu pelayanan. Apabila penggunaannya diaplikasikan
pada diagnosis tertentu, dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebi
h lanjut. 
Rumus: Jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Hasil kajian situasi
AVLOS = 842 / 252 = 3.3
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber di Ruang Ciwalagri RS
Unggul Karsa Medika didapatkan hasil AVLOS 3 hari
Analisa Data :
Berdasarkan Depkes RI (2005) nilai AVLOS yang ideal yaitu 6-9 hari.
Sedangkan barber johnson AVLOS yang ideal yaitu 3-12 hari. Berdasarkan
hasil kajian data AVLOS di ruang Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika yaitu
3 hari.

3) TOI (Turn Over Interval)


Turn Over Interva (TOI) menurut Kristianus, 2018 adalah ata-rata hari dima
na tempat tidur tidak ditempati, yaitu dari setelah terisi sampai ke saat terisi
berikutnya. Turn Over Interval (TOI) ini memberikan gambaran tingkat efisi
ensi penggunaan tempat tidur. Adapun rumus TOI adalah sebagai berikut.
Rumus: (( Jumlah tempat tidur x periode) – (Hari perawatan) / jumlah
pasien keluar (hidup + mati)
Hasil kajian situasi
TOI = ((34 x 31) – (590) / 252 = 2
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber di Ruang Ciwalagri di RS
Unggul Karsa Medika didapatkan hasil TOI yaitu 2 hari.
Analisa Data :
Menurut Kemenkes RI (2016) Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari, yang artinya tempat tidur efektif dan seimbang. Sehingga
terhindar dari kejadian yang tidak diharapkan seperti nilai TOI = 0 yang
artinya tempat tidur tidak sempat kosong sehari pun dan segera digunakan
lagi untuk pasien berikutnya. Kejadian tersebut berisiko meningkatkan angka
infeksi nosokomial (Sudra, 2010). Berdasarkan data yang didapat nilai TOI
yaitu 2 hari.

4) BTO (Bed Turn Over)


Bed Turn Over (BTO) adalah angka perputaran tempat tidur atau frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan tingkat efisiensi
pada pemakaian tempat tidur (Depkes RI, 2005). Adapun nilai BTO adalah
sebagai berikut.
Bulan BTO
Maret 7,55
April 4,47
Mei 4,80
Juni 4,55
Juli 5,25
Agustus 4,79
September 5,73
Oktober 6,76
November 8,91
Desember 9,53
Januari 8,82
Februari 6,56
Maret 7,41

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber di Ruang Ciwalagri di RS


Unggul Karsa Medika didapatkan hasil BTO dalam satu tahun terakhir yaitu
89 kali.
Analisa data :
Menurut Depkes RI (2005) bahwa ideal BTO yaitu 40 – 50 kali dalam period
e satu tahun. Sedangkan menurut barber johnson sebanyak >30 kali. Berdasa
rkan data yang didapat bahwa nilai BTO di Ruang Ciwalagri RS Unggul
Karsa Medika pada periode 1 tahun yaitu 89 kali.

5) Net Death Rate (NDR)


NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 pen
derita keluar (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011). Indikator ini
memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Adapun rumus NDR
adalah sebagai berikut.
Rumus: (Jumlah pasien mati > 48 jam / jumlah pasien keluar (hidup +
mati)) x 1000 permil.
Hasil kajian situasi:
NDR = (1 / 252) x 1000 permil = 4 permil
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber di Ruang Ciwalagri di RS
Unggul Karsa Medika didapatkan jumlah pasien yang meninggal dalam >48
jam sebanyak 1 orang dan jumlah pasien yang keluar yaitu 252 orang selama
bulan maret.
Analisa data :
Menurut Depkes RI (2005) bahwa ideal nya NDR adalah kurang dari 25
permil. Berdasarkan data yang di dapat di ruang Ciwalagri di RS Unggul
Karsa Medika nilai NDR yaitu 4 permil, sehingga dapat disimpulkan angka
kematian sesuai dengan depkes RI tahun 2005 yaitu kurang dari 25 permil.

6) GDR (Gross Death Rate)


GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar.
Rumus : ( Jumlah pasien mati seluruhnya / jumlah pasien keluar (hidup
+ mati)) x 1000 permil
Hasil kajian situasi
GDR = (3 / 252) x 1000 permil = 12 permil
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber di Ruang Ciwalagri di RS
Unggul Karsa Medika didapatkan hasil GDR yaitu 12 permil
Analisa data :
Menurut Depkes RI (2005) bahwa ideal nya GDR adalah kurang dari 45 per
1000. Berdasarkan data yang di dapat di ruang Ciwalagri di RS Unggul
Karsa Medika nilai GDR yaitu 12 per 1000, sehingga dapat disimpulkan ang
ka kematian sesuai dengan depkes RI tahun 2005 yaitu kurang dari 45
permil.

7) Angka Kejadian Infeksi


Berdasarkan hasil kajian situasi didapatkan hasil bahwa Ruang Ciwalagri di
RS Unggul Karsa Medika dalam 3 bulan terakhir tidak ada kejadian nasoko
mial, hal ini dikarenakan perawat telah melakukan asuhan sesuai dengan ped
oman yang ada, serta menggunakan APD secara tepat.
Analisa data :
Menurut WHO prevalensi kejadian infeksi nasokomial di rumah sakit dunia
mencapai 9% atau kurang lebih 1,40 juta pasien rawat inap di rumah sakit
seluruh dunia karena infeksi nasokomial. Angka kejadian infeksi nasokomial
yang selalu ditargetkan di bawah 2%. (kemenkes, 2017).
8) Angka Kejadian Jatuh

Berdasarkan hasil kajian situasi didapatkan hasil bahwa Ruang Ciwalagri di


RS Unggul Karsa Medika belum ada kejadian jatuh, hal ini dikarenakan pera
wat telah melakukan pengkajian resiko jatuh dengan baik.
Analisa data :
Berdasarkan keputusan MENKES RI No 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
standar pelayanan minimal (SPM) rumah sakit bahwa kejadian pasien jatuh
yang berakhir dengan kematian/kecacatan diharapkan 100% tidak terjadi
dirumah sakit. Sehingga dapat disimpulkan angka kejadian jatuh sesuai
dengan MENKES RI No 129.

9) Kuesioner Kepuasan Pasien


Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien lima karakteristik RATER
(Nursalam, 2014) yang disebarkan kepada 18 pasien di ruangan Ciwalagri
RS Unggul Karsa Medika selama 3 hari dari tanggal 21 – 23 April 2022
didapatkan nilai untuk dimensi Tangibles (kenyataan) sebanyak 84%,
Reliability (keandalan) sebanyak 83%, Responsiveness (tanggung jawab)
sebanyak 81.6%, Assurance (jaminan) sebanyak 84%, dan Empathy (empati)
sebanyak 85.5%.
Berdasarkan tolak ukur dalam menilai tingkat kepuasan, yaitu:
a. Sangat puas : 76% - 100%
b. Puas : 51% - 75%
c. Tidak puas : 26% - 50%
d. Sangat tidak puas : 0 – 25%
Analisa data :
Berdasarkan hasil ukur kuesioner kepuasan pasien lima karakteristik
RATER menurut Nursalam, 2014 didapatkan nilai paling tinggi yaitu pada
dimensi empathy (empati) dengan nilai 85.5%, lalu dimensi assurance
(jaminan) dan tangibles (kenyataan) dengan nilai yang sama yaitu 84%, lalu
nilai terrendah pada dimensi responsiveness (tanggung jawab) dengan nilai
81.6%. Dari beberapa dimensi dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan
pasien dalam rentang sangat puas dengan rentang nilai 76% - 100%.

10) Mengkaji sistem informasi manajemen/SIMRS dan kebijakan


ruangan

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 april 2022 menurut narasumb


er, RS Unggul Karsa Medika menggunakan system informasi manajemen be
rupa web, isi web tersebut berupa seputar rumah sakit. Pelaksanaan system i
nformasi tersebut sudah bisa diakses atau dilihat oleh semua orang. Dokume
ntasi keperawatan menggunakan SIMRS dengan 80% menggunakan SIMRS,
20% ditulis tangan. Sedangkan kelemahannya menggunakan SIMRS yaitu k
etika jaringan down karena diruangan menggunakan CPU, diruangan belum
terdapat leptop khusus untuk ruangan, hanya terdapat computer.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil wawancara, rumah sakit sudah menggunakan system infor
masi, hal ini sesuai dengan peraturan mentri kesehatan republic Indonesia no
mor 82 tahun 2013, yang artinya rumah sakit memiliki system informasi ma
najemen yang berisikan institusi pelayanan, system informasi kesehatan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan.

11) Mengkaji Promosi RS


Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 april 2022 menurut narasumb
er, Bentuk pemasaran atau promosi RS Unggul Karsa Medika menggunakan
media web, hotline, sosial media dan leaflet yang dikelola oleh humas, sehin
gga yang dapat mempromosikan dimedia hanya bagian humas.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil wawancara, rumah sakit melakukan promosi sesuai denga
n promosi rumah sakit sesuai dengan tata cara dan tata krama periklanan Ind
onesia yang berlandaskan kepada Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODE
RSI) 2001, Bab VI, Lain-lain, Pasal 23 ; Rumah Sakit dalam melakukan pro
mosi pemasaran barns bersifat informatif, tidak komparatif, berpijak pada da
sar yang nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit In
donesia.

12) Mengkaji status akreditasi RS


Akreditasi RS UKM akan dilakukan tahun sekarang, telah ditentukan untuk
akreditasi akan dilakukan di bulan maret tahun ini tetapi ditunda karena ada
kegiatan pekan ilmiah biling wall. Untuk saat ini Rumah Sakit Unggul Karsa
Medika berada di tipe C (Rumas Sakit kelas C). Persiapan saat akreditasi RS
UKM membuat kepanitiaan akreditasi yang terbagi menjadi 5 bagian yaitu
1) SKP
2) HPV
3) KE
4) PPI
5) MRM
6) UP
Akreditasi di RS UKM sudah sesuai dengan pedoman dengan hasil pencapai
an sebagai berikut.

13. SKP: 230/240 = 95%


14. HPK: 350/350 = 100%
15. KE: 260/260 = 100%
16. PPI: 165/170 = 97,05%
17. MRM: 73,53%
18. UP: 81,00%
Analisa Data:

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, Akreditasi RS UKM akan


dilakukan tahun sekarang, sebelumnya akreditasi sudah ditentukan akan dila
ksanakan di bulan maret tahun ini tetapi ditunda karena ada kegiatan pekan il
miah biling wall. Sedangkan RS UKM saat ini berada ditype C.

Sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan Repubrik Indonesia nomor 3 tahu


n 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Pada pasal 17 tercant
um bahwa Rumah Sakit Umum kelas C sebagaimana dimaksud dalam pasal
16 ayat (1) huruf C merupakan rumah sakit umum yang memiliki jumlah te
mpat tidur paling sedikit 100 (serratus) buah. Penetapan status akreditasi seb
agaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b dilakukan oleh Lembaga indepen
dent penyelenggaraan akreditasi berdasarkan laporan hasil survei akreditasi
dari surveyor.

13) Mengkaji MOU/Kerja sama RS


Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 April 2022 narasumber menga
takan, RS UKM bekerja sama dengan mitra asuransi, Yayasan Perguruan Ti
nggi Kristen Maranatha dan laboratorium Prodia. Menurut hasil wawancara
dengan narasumber keuntungan rumah sakit bekerja sama dengan pihak lain
nya contohnya Yayasan perguruan Tinggi Kristen Maranatha, mitra asuransi,
dan laboratorium. Pihak rumah sakit dapat memperluas pelanggan dan pinan
sial.

Analisa Data:
Berdasarkan hasil wawancara, rumah sakit memiliki kerja sama dengan berb
agai pihak seperti Yayasan perguruan Tinggi Kristen Maranatha, mitra asura
nsi, dan laboratorium prodia. Hal ini sesuai dengan PERATURAN MENTE
RI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2018 TE
NTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DE
NGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR K
ESEHATAN

14) Program unggulan RS dan Ruangan


Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal 20 April 202
2 didapatkan data bahwa program unggulan di RS Unggul Karsa Medika yait
u poli Mata, Obgyn, dan Trauma Center. Ruang Ciwalagri belum optimal
mengenai program unggulan. Pada Ruang Ciwalagri hanya menyediakan pas
ilitas yang lengkap, kapasitas bad yang lebih banyak, melaksanakan merawat
pasien dan melakukan tindakan sesuai SOP, serta diharapkan tidak ada comp
lain pada ruangan. Di Rumah Sakit Unggul Karsa Medika setiap hari kamis
pagi dilakukan Fisit besar, dimana Fisit tersebut dilakukan oleh direktur Ru
mah Sakit Unggul Karsa Medika.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi mengenai program unggulan di dapatkan has
il bahwa RS Unggul Karsa Medika memiliki program Unggulan poli Mata,
Obgyn, dan Trauma Center. Sedangkan keunggulan di Ruang Ciwalagri
belum optimal mengenai program unggulan, tetapi ruangan Ciwalagri
memiliki pasilitas yang lebih lengkap, jumlah bad yang lebih banyak dan me
lakukan tindakan keperawatan sesuai SOP sehingga diharapkan tidak ada co
mplain. Hal tersebut sesuai dengan PERATURAN MENTERI KESEHATA
N REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PELA
YANAN WISATA MEDIS PASAL 1 NO 4, yaitu “Layanan Unggulan adala
h program pemberian layanan kesehatan dengan karakteristik utama tersedia
nya layanan dengan kualitas tinggi dengan mengandalkan pada mutu layanan
yang berasal dari perpaduan antara kompetensi sumber daya manusia, teknol
ogi, dan komitmen untuk menjadikannya sebagai layanan yang terbaik.”
15) Mengkaji tingkat kepuasan pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal 20 April 202
2 didapatkan data bahwa penilainan tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit
Unggul Karsa Medika dilakukan oleh Customer Servis yang dilakukan setiap
hari keliling Ruangan, sedangkan dari ruangan kepala ruangan hanya
menerima keluhan berdasarkan keluhan pasien langsung dan di ruangan han
ya ada kuesioner complain.
Menurut narasumber Customer Servis akan melakukan evaluasi pada hari it
u, setelah Customer Servis keliling ruangan untuk medata kepuasan pasien,
untuk hasilnya akan dibicarakan kepada kepala Ruangan dan akan dievalusi l
angsung. Upaya yang dilakukan apabila ada kritik dari pasien, biasanya Rua
ngan mencari tahu dulu ketidak puasan pasiennya mengenai apa, contohnya
apabila pasien tidak puas mengenai pasilitas maka kepala ruangan angkat me
nghubungi pihak terkait, sehingga di ruangan akan memberikan upaya sesuai
dengan kritik yang diberikan pasien.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian didapatkan data Rumah Sakit Unggul Karsa Medik
a mempunyai Customer Servis untuk mengetahui penilain kepuasan pasien y
ang dilakukan setelah pasien pulang serta Customer Servis akan melakukan
evaluasi pada hari itu juga. Hal ini sesuai dengan PERATURAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIRO
KRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 PASAL 6 ya
ng berbunyi “Penyelenggara wajib melaksanakan evaluasi terhadap hasil sur
vei kepuasan masyarakat dari Unit Pelayanan Publik.” Dapat disimpulkan ba
hwa Rumah Sakit Unggul Kersa Medika survei kepuasan pasien sudah sesua
i karena Rumah Sakit dan Ruangan telah melakukan Survei kepuasan pasien
terhadap pelayanan dan melakukan evaluasi untuk ditindaklanjuti.
BAB III

ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN

A. ANALISIS DATA SWOT


1. MATRIKS IFAS STRENGHT

FACTOR BOBOT RATING NILAI


STRATEGIS (B) (R) N= KAJIAN ANALISA
BXR

MAN

Seluruh perawat 0.015 Menurut Anggoro (2019)


ruangan ciwalagri 3 0,045 mengungkapkan bahwa perempuan
berjenis kelamin memiliki perilaku caring lebih dan sifat
perempuan keibuan seperti lemah lembut dalam
pendekatan fisik maupun psikologis,
perhatian, sensitif dan respontif terhadap
perasaan orang lain, sedangkan laki-laki
mempunyai sifat yang cenderung tegas
dan simple. Mengingat profesi ini sangat
membutuhkan jiwa penyayang,
membutuhkan kesabaran yang tinggi
dan naluri keibuan untuk merawat
pasien.
Status kepegawaian 0.035 2 0.070 Menurut Mulya et al (2020)
di ruang Ciwalagri Perawat yang memiliki status karyawan
terdapat karyawan tetap juga karyawan kontrak memiliki
tetap dan karyawan kewajiban yang sama untuk memiliki
kontrak memiki perilaku caring dan melayani dengan
frekuensi yang sama sepenuh hati dalam melakukan asuhan
(seimbang) yaitu keperawatan.
nilai sama 50%
Berdasarkan tabel 0.010 1 0.010 Siahaan, E (2018) mengatakan dengan
diatas dapat dilihat mengikuti pelatihan maka akan
sebagian besar meningkatkan kinerja perawat yang
perawat ruangan baik.
Ciwalagri
melakukan pelatihan.
Hal tersebut
menguntungkan
dalam peningkatan
kinerja perawat saat
memberikan
pelayanan terhadap
pasien yang
mengikuti BTCLS
terdapat 38%.
Semua Perawat di 0,030 4 0,12 Menurut Kemenkes RI No.
ruang Ciwalagri 1293/Menkes/SK/XI/2001 Tentang
memiliki Surat registrasi dan praktek perawat
Tanda Registrasi “Kewenangan perawat dalam
(STR). menjalankan tugas dalam profesinya
secara prinsif diatur dalam keputusan
menteri kesehatan”. Diperkuat oleh
Permenkes no 1796 tahun 2011 “seluruh
tenaga kesehatan diwajibkan memiliki
surat tanda registrasi yang disebut
sebagai STR”.
Sistem jenjang karir 0,030 2 0,06 Menurut Permenkes Nomor 40 tahun
perawat ruang 2017 jenjang karir merupakan jalur
Ciwalagri terdapat untuk peningkatan peran perawat
Pra PK dan PK I professional di sebuah institusi. Dalam
memiliki frekuensi penerapannya jenjang karir memiliki
yang sama kerangka waktu untuk pergerakan dari
(seimbang) yaitu satu level ke level yang lebih tinggi dan
nilai sama 50% di evaluasi berdasarkan penilaian kinerja
Tingkat kepuasan 0,025 3 0,045 Menurut Elizar (2020) perawat yang
perawat di ruang memiliki kepuasan kerja adalah perawat
Ciwalagri dominan yang memiliki perasaan positif serta
puas dengan hasil senang terhadap pekerjaan yang
87%, Sangat Puas diembannya. Dengan perasaan yang
13%, positif dan senang, seorang diharapkan
mampu menyelesaikan pekerjaan dan
mencapai kinerja yang diharapkan.
Menurut Nursalam (2012) indikator
kepuasan kerja yang harus terpenuhi
adalah kesesuaian kerja, rekan kerja, gaji,
kesempatan promosi, supervisi dan
fasilitas.

Tingkat Stress kerja 0,025 3 0,045 Menurut Potter (2005) Stress ringan
perawat di ruang adalah stressor yang dihadapi setiap
Ciwalagri memiliki orang secara terarur, seperti kritikan dari
nilai 49% untuk atasan. Situasi ini berlangusng beberapa
tingkat stress ringan, menit atau hitungan jam. Stressor ringan
stress berat 38%, dan tidak menimbulkan resiko penyakit,
stress sedang 13%. namun jika jumlah stresornya banyak
dalam waktu singkat dapat meningkatkan
resiko. Sejalan dengan penelitian oleh
Herawati (2006) Perawat yang lebih
senior dan lebih berpengalaman memiliki
stres kerja yang ringan.

Beban kerja perawat 0,027 2 0,054 Menurut Depkes RI 2007beban kerja


di ruang Ciwalagri yang dimiliki oleh perawat dapat
memiliki tingkat diperberat oleh kondisi dari lingkungan
yang rendah dengan kerja yang tidak mendukung baik bersifat
nilai 63% fisik maupun non fisik. Sejalan dengan
pendapat Nurjanah (2017) beban kerja
yang berat dapat disebabkan oleh
perbandingan jumlah perawat yang
sedang bertugas dengan jumlah pasien.
Beban kerja perawat berupa tindakan
produktif dimana tindakan produktif
dapat berupa tindakan langsung dan
tindakan tidak langsung. Tindakan
langsung kepada pasien berupa
pemberian obat, perawatan area infus.
Sedangkan tindakan tidak langsung
adalah mendampingi dokter pada saat
visite, melakukan serah terima pasien
serta melakukan pendokumentasian
asuhan keperawatan.
Tenaga non 0,020 3 0,06 Ruang Ciwalagri sudah sesuai dengan
keperawatan di RS Keputusan dan Kemenkes RI Pasal 43
UKM khususnya di Tahun 2017 mengenai ketenagaan non
ruang Ciwalagri keperawatan yaitu salah satunya adalah
dokter spesialis, apoteker, ahli gizi dan
OB serta Administrasi.
MONEY
Kesejahteraan bagi 0.030 3 0.09 Berdasarkan hasil wawancara yang
perawat berupa gaji didapatkan Untuk tindakan diberikan
pokok, Tunjangan Hari berdasarkan kategori yang sudah
Raya, Tunjangan ditetapkan Berdasarkan Menurut Pasal 1
Kesehatan, Uang ayat 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Makan yang di Ketenaga kerjaan, Upah adalah hak
dapatkan dari Rumah pekerja/buruh yang diterima dan
Sakit. dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi
kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh
dan keluarganya atas suatu pekerjaan
dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.
Sumber keuangan pada 0.025 2 0.05 Berdasarkan kajian situasi bahwa
ruangan ciwalagri anggaran Rumah Sakit Karsa Unggul
berasal dari PT Unggul Karsa Medika didapatkan dari RS Unggul
Karsa Medika dan Karsa Medika sumber pembiayaannya
Otoritas Yayasan berasal dari alokasi dana
Perguruan Tinggi yayasan/pemilik/sumbangan lain dan
Kristen Maranatha masyarakat pengguna jasanya. sesuai
(YPTKM) dengan teori menurut (Bastian, 2008 : 4)
Jenis Pembayaran 0.026 2 0.052 Berdasarkan hasil wawancara bahwa
Pasien di ruang untuk tarif ruangan sesuai dengan yang
ciwalagri sesuai tarif berlaku di Rs Unggul Karsa Medika
yang berlaku RS sesuai dengan PERMENKES NO.51
Unggul Karsa Medika tahun 2018 pasal 1 ayat 1 dan 2 bahwa
Jaminan Kesehatan adalah jaminan
berupa perlindungan kesehatan agar
pasien memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran jaminan kesehatan
atau iuran jaminan kesehatannya dibayar
oleh pemerintah atau pemerintah daerah.
METODE
Uraian tugas clinical 0.030 3 0.09 Dari hasil observasi dan wawancara dari
instruktur tanggal 18 April 2022 – 25 April 2022
terdapat 100 % uraian tugas pokok
clinical instruktur Ciwalagri sudah
terlaksana dan terobservasi. Dapat di
simpulkan bahwa tugas clinical instruktur
sudah terlaksana dengan baik.
Uraian tugas perawat 0.030 3 0.09 Dari hasil observasi dan wawancara dari
pelaksana tanggal 18 April 2022 – 25 April 2022
didapatkan 100 % uraian tugas pokok
perawat pelaksana Ciwalagri sudah
terlaksana dengan baik dan terobservasi.
Kegiatan timbang 0.030 3 0.09 Timbang terima pasien di ruangan
terima dilakukan setiap Ciwalagri didapatkan persentase sebesar
pergantian shif dinas 100% pada setiap shif selama 8 hari.
Menggunakan format SBAR yang sudah
sesuai dengan SOP SBAR yang ada di RS
Unggul Karsa Medika. Menurut
Noprianty (2018) yang menjelaskan
bahwa proses timbang terima dilakukan
oleh semua petugas yang berada di
ruangan dan membaca doa bersama yang
dimpimpin oleh perwakilan.
Kegiatan pre dan post 0.030 3 0.09 Berdasarkan hasil observasi Pre dan post
conference di lakukan conference di lakukan setiap pergantian
di ruang Ciwalagri shif yang di pimpin oleh ketua tim.
setiap pergantian shif
dinas
Discharge Planning 0.025 2 0.05 Saat pasien akan pulang, pihak perawat
ruangan akan berkoordinasi dengan
bagian administrasi rawat inap untuk
melakukan penutupan administrasi
trhadap pasien pulang, serta perawat
ruangan menyelesaikan administrasi
keperawatan terhadap pasien yang akan
pulang meliputi bagian farmasi mengenai
obat pulang. Setelah semua selesai
administrasi, perawat ruangan
menyiapkan pasien untuk pulang seperti
melepas seluruh alat yang terpasang di
tubuh pasien. Selain itu juga perawat
ruangan menjelaskan mengenai perawatan
di rumah dan kapan kontrol Kembali
(Discharge Planning). Untuk penjelasan
obat dirumah dilakukan oleh bagian
farmasi yang langsung menjelaskan
mengenai nama dan fungsi obat yang
harus diminum dirumah sekaligus
menyerahkan lembar pernyataan
mengenai penyelesaian seluruh
administrasi. Kemudian pasien dan
keluarga pasien pulang dari ruangan
Standar Asuhan 0.030 3 0.09 Berdasarkan hasil kajian dan wawancara
Keperawatan (SAK) pada tanggal 18 – 25 April 2022 di
dapatkan bahwa SAK yang digunakan
sudah sesuai dan lengkap mengacu pada
SAK yang bersumber pada SDKI, SIKI,
dan SLKI. SAK ini juga mengikuti PMK
nomor 10 tahun 2015 tentang pemberian
dan manajemen asuhan keperawatan.
Sasaran keselamatan 0.030 4 0.012 1. Dimana sasaran keselamatan pasien
pasien mengenai komunikasi yang efektif di
1. Peningkatan ruang Ciwalagri sudah sesuai
komunikasi yang dilakukan. Ruangan Ciwalagri sudah
efektif memenuhi standar yang diatur dalam
2. Peningkatan Peraturan Menteri Kesehatan
keamaan obat yang Republik Indonesia No.
perlu diwaspadai 1691/MENKES/PER/VIII/2011 pasal
3. Kepastian tepat 8 menyatakan komunikasi efektif,
lokasi, tepat yang tepat waktu, akurat, lengkap,
prosedur, tepat jelas, dan yang dipahami oleh pasien,
pasien operasi akan mengurangi kesalahan, dan
4. Pengurangan Risiko menghasilkan peningkatan
Pasien Jatuh keselamatan pasien. Komunikasi
dapat berbentuk elektronik, lisan,
atau tertulis. Komunikasi yang
mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan
secara lisan atau melalui telepon.
2. Dimana sasaran keselamatan pasien
mengenai peningkatan keamanan
obat ruangan Ciwalagri sudah sesuai
dengan kebijakan yang telah diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 pasal
8 menyatakan bahwa rumah sakit
secara kolaboratif mengembangkan
suatu kebijakan dan/atau prosedur
untuk membuat daftar obat-obat yang
perlu diwaspadai berdasarkan data
yang ada di rumah sakit. Kebijakan
dan/atau prosedur juga
mengidentifikasi area mana saja yang
membutuhkan elektrolit konsentrat,
seperti di IGD atau kamar operasi,
serta pemberian label secara benar
pada elektrolit dan bagaimana
penyimpanannya di area tersebut,
sehingga membatasi akses, untuk
mencegah pemberian yang tidak
sengaja/kurang hati-hati.
3. Dimana sasaran keselamatan pasien
mengenai kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien operasi sudah
sesuai dengan kebijakan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 pasal
8 yang menyatakan tahap “Sebelum
insisi” (Time out) memungkinkan
semua pertanyaan atau kekeliruan
diselesaikan. Time out dilakukan di
tempat, dimana tindakan akan
dilakukan, tepat sebelum tindakan
dimulai, dan melibatkan seluruh tim
operasi. Rumah sakit menetapkan
bagaimana proses itu
didokumentasikan secara ringkas,
misalnya menggunakan checklist.
4. Dimana sasaran keselamatan pasien
mengenai pengurangan risiko pasien
jatuh sudah sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 pasal
8 yang menyatakan dalam konteks
populasi/masyarakat yang dilayani,
pelayanan yang disediakan, dan
fasilitasnya, rumah sakit perlu
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai
jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat
jatuh, obat dan telaah terhadap
konsumsi alkohol, gaya jalan dan
keseimbangan, serta alat bantu
berjalan yang digunakan oleh pasien.
Hak dan kewajiban 0.030 3 0.09 Dari hasil observasi dan wawancara
pasien terhadap pasien dan keluarga pasien dari
tanggal 18 – 25 April 2022. Uraian Hak
dan Kewajiban pasien seluruhnya (100%)
dijelaskan oleh bagian front office atau
bagian pendaftaran. Pada saat klien atau
keluarga klien mendaftar untuk registrasi
ruang rawat, pasien atau keluarga pasien
dijelaskan dahulu mengenai hak dan
kewajiban selama dirawat di RS Unggul
Karsa Medika. Setelah mendapat
penjelasan, pasien atau keluarga pasien
menandatangani lembar pernyataan
mengenai Hak dan Kewajiban pasien
sebagai bukti bahwa pasien atau keluarga
sudah mendapatkan penjelasan.
MATERIAL
Bangunan ruang 0.030 3 0.09 Ruangan instalasi rawat inap Ciwalagri
instalasi rawat inap sudah sesuai dengan PERMENKES No.
Ciwalagri sesuai 24 (2016) tentang persyaratan teknis
dengan pedoman teknis bangunan dan prasarana rumah sakit.
bangunan dan prasarana
ruangan.
Sarana dan prasarana 0.027 3 0.081 Sarana dan prasarana alat medis sudah
alat mebel, air dan sesuai dengan PERMENKES no 31 tahun
elektronik sudah sesuai. 2018, tentang alat medis lengkap, dan
kalibrasi (pengaturan ulang) alat
dilakukan setiap satu tahun sekali. Hal ini
sesuai dengan peraturan PERMENKES
no 8 tahun 2021.
Sarana dan prasarana 0.030 3 0.09 Sarana dan prasarana dokumentasi sudah
dokumentasi sudah sesuai dengan PERMENKES no 24 tahun
sesuai 2016 tentang penggadaan barang untuk
dokumentasi
Sarana dan prasarana 0.030 3 0.09 Sarana dan prasarana pasien di RSUD
pasien sudah sesuai Bandung Kiwari sesuai dengan
PERMENKES no 31 tahun 2018
Sarana dan prasarana 0.030 2 0.06 Sarana dan prasarana petugas kesehatan
petugas kesehatan sudah sesuai PERMENKES no 31 tahun
sudah sesuai 2018, dimana terdapat loker (ruang ganti
untuk pria dan wanita), ruang kepala
ruangan, dan ruang dokter tentang
persyaratan teknis bangunan dan
prasarana rumah sakit.
MARKET
Nilai AVLOS ruang 0.020 2 0.04 Berdasarkan Depkes RI (2005) nilai AVLOS
Ciwalagri yaitu 3 hari yang ideal yaitu 6-9 hari, dan menurut barber
johnson AVLOS yang ideal yaitu 3-12 hari.
Nilai TOI ruang 0.020 2 0.04 Menurut Kemenkes RI (2016) Idealnya
Ciwalagri yaitu 2 hari tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran
1-3 hari, yang artinya tempat tidur efektif dan
seimbang.
Nilai BTO ruang 0.020 2 0.04 Menurut Depkes RI (2005) bahwa ideal BTO
Ciwalagri periode 1 yaitu 40 – 50 kali dalam periode satu tahun.
tahun terakhir yaitu 89 Sedangkan menurut barber johnson sebanyak
kali. >30 kali.
Nilai NDR ruang 0.020 2 0.04 Menurut Depkes RI (2005) bahwa ideal nya
Ciwalagri yaitu 4 permil. NDR adalah kurang dari 25 permil.
Nilai GDR ruang 0.020 2 0.04 Menurut Depkes RI (2005) bahwa ideal nya
Ciwalagri yaitu 12 permil. GDR adalah kurang dari 45 permil.
Tidak terjadi infeksi 0.020 4 0.08 Kejadian infeksi nasokomial sesuai dengan
nosokomial di ruang standar yang diitetapkan yaitu selalu
Ciwalagri ditargetkan di bawah 2%.
Tidak ada kejadian jatuh 0.020 4 0.08 Kejadian jatuh sesuai dengan standar yang
di ruang Ciwalagri. ditetapkan menurut MENKES RI No 129,
yaitu standar pelayanan minimal (SPM)
rumah sakit bahwa kejadian pasien jatuh
diharapkan 100% tidak terjadi dirumah sakit.
Hasil kuesioner 0.020 3 0.06 Berdasarkan hasil ukur kuesioner kepuasan
kepuasan pasien pasien lima karakteristik RATER menurut
didapatkan nilai Nursalam, 2014 didapatkan nilai paling tinggi
Tangibles (kenyataan) yaitu pada dimensi empathy (empati) dengan
dan assurance (jaminan) nilai 85.5%, lalu dimensi assurance (jaminan)
sebanyak 84%, dan tangibles (kenyataan) dengan nilai yang
sama yaitu 84%, lalu nilai terrendah pada
Reliability (keandalan)
dimensi responsiveness (tanggung jawab)
sebanyak 83%,
dengan nilai 81.6%. Dari beberapa dimensi
Responsiveness dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan
(tanggung jawab) pasien dalam rentang sangat puas dengan
sebanyak 81.6%, dan rentang nilai 76% - 100%.
Empathy (empati)
sebanyak 85.5%.
Memiliki system inform 0.030 3 0.09 Berdasarkan hasil wawancara, rumah sak
asi manajemen berupa it memiliki system informasi hal ini sesua
web, isi web tersebut be i dengan peraturan menteri kesehatan
rupa seputar rumah saki Republik Indonesia nomor 82 tahun 201
t. Pelaksanaan system i 3, yang mana rumah sakit memiliki syste
nformasi tersebut sudah m informasi manajemen yang berisikan i
bisa diakses atau dilihat nstitusi pelayanan, system informasi kese
oleh semua orang. Dok hatan dan pendokumentasian asuhan kepe
umentasi keperawatan rawatan.
menggunakan SIMRS d
engan 80% menggunak
an SIMRS, 20% ditulis
tangan. Sedangkan kele
mahannya menggunaka
n SIMRS yaitu ketika ja
ringan down karena dir
uangan menggunakan C
PU, diruangan belum ad
a laptop khusus untuk r
uangan, hanya ada com
puter.
Berdasarkan hasil wawan 0.025 3 0.075 Berdasarkan hasil wawancara, rumah sakit m
cara pada tanggal 20 april elakukan promosi sesuai dengan promosi ru
2022 menurut narasumbe mah sakit sesuai dengan tata cara dan tata kra
r, Bentuk pemasaran atau ma periklanan Indonesia yang berlandaskan k
promosi RS UKM mengg epada Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KO
unakan media web, hotlin DERSI) 2001, Bab VI, Lain-lain, Pasal 23; R
e, sosial media dan leaflet umah Sakit dalam melakukan promosi pemas
yang dikelola oleh humas, aran barns bersifat informatif, tidak komparat
sehingga yang dapat mem if, berpijak pada dasar yang nyata, tidak berle
promosikan dimedia hany bihan, dan berdasarkan Kode Etik Rumah Sa
a bagian humas saja. kit Indonesia.
Akreditasi RS UKM 0.030 1 0.030 Sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan
akan dilakukan tahun Repubrik Indonesia nomor 3 tahun 2020
sekarang, telah tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
ditentukan untuk Sakit. Pada pasal 17 tercantum bahwa Rumah
Sakit Umum kelas C sebagaimana dimaksud
akreditasi akan
dalam pasal 16 ayat (1) huruf C merupakan
dilakukan di bulan
rumah sakit umum yang memiliki jumlah
maret tahun ini tetapi tempat tidur paling sedikit 100 (serratus)
ditunda karena ada buah. Penetapan status akreditasi
kegiatan pekan ilmiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b
biling wall. Sedangkan dilakukan oleh Lembaga independent
RS UKM saat ini ada di penyelenggaraan akreditasi berdasarkan
tipe C. Persiapan saat laporan hasil survei akreditasi dari surveyor.
akreditasi RS UKM
membuat kepanitiaan
akreditasi yang terbagi
menjadi 5 bagian yaitu
1) SKP
2) HPV
3) KE
4) PPI
5) MRM
6) UP
Akreditasi di RS UKM
sudah sesuai dengan
pedoman dengan hasil
pencapaian sebagai
berikut.
1. SKP: 230/240 =
95%
2. HPK: 350/350 =
100%
3. KE: 260/260 =
100%
4. PPI: 165/170 =
97,05%
5. MRM: 73,53%
6. UP: 81,00%
Berdasarkan hasil 0.028 3 0.084 Hal ini sesuai dengan PERATURAN
wawancara pada MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
tanggal 20 April 2022 INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2018
narasumber TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN
mengatakan, RS UKM
BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN
bekerja sama dengan
INFRASTRUKTUR KESEHATAN.
mitra asuransi, Yayasan
Perguruan Tinggi
Kristen Maranatha dan
laboratorium Prodia.
Menurut hasil
wawancara dengan
narasumber keuntungan
rumah sakit bekerja
sama dengan pihak
lainnya contohnya
Yayasan perguruan
Tinggi Kristen
Maranatha, mitra
asuransi, dan
laboratorium. Pihak
rumah sakit dapat
memperluas pelanggan
dan pinansial.
program unggulan di RS 0.030 3 0.09 Hal tersebut sesuai dengan PERATURAN
Unggul Karsa Medika MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
yaitu Mata, Obgyn, dan INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2015
Trauma Center. Ruang TENTANG PELAYANAN WISATA
Ciwalagri tidak punya MEDIS PASAL 1 NO 4, yaitu “Layanan
program unggulan. Pada Unggulan adalah program pemberian layanan
Ruang Ciwalagri hanya kesehatan dengan karakteristik utama
menyediakan pasilitas tersedianya layanan dengan kualitas tinggi
yang lengkap, kapasitas dengan mengandalkan pada mutu layanan
bad yang lebih banyak, yang berasal dari perpaduan antara
melaksanakan merawat kompetensi sumber daya manusia, teknologi,
pasien dan melakukan dan komitmen untuk menjadikannya sebagai
tindakan sesuai SOP, layanan yang terbaik.”
serta diharapkan tidak ada
complain pada ruangan.
Di Rumah Sakit Unggul
Karsa Medika setiap
kamis pagi dilakukan
Fisit besar, dimana Fisit
tersebut dilakukan oleh
direktur Rumah Sakit
Unggul Karsa Medika.
Tingkat kepuasan pasien 0.027 3 0.081 Hal ini sesuai dengan PERATURAN
di Rumah Sakit Unggul MENTERI PENDAYAGUNAAN
Kersa Medika dilakukan APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
oleh Custamer Servic BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
yang dilakukan tiap hari NOMOR 14 TAHUN 2017 PASAL 6 yang
keliling setiap Ruangan, berbunyi “Penyelenggara wajib
sedangkan dari ruangan melaksanakan evaluasi terhadap hasil survei
berdasarkan keluhan kepuasan masyarakat dari Unit Pelayanan
pasien langsung dan di Publik.” Dapat disimpulkan bahwa Rumah
ruangan hanya ada Sakit Unggul Kersa Medika survei kepuasan
kuesioner complain. pasien sudah sesuai karena Rumah Sakit dan
Menurut narasumber Ruangan telah melakukan Survei kepuasan
Custamer Servic akan pasien terhadap pelayanan dan melakukan
melakukan evaluasi pada evaluasi untuk ditindaklanjuti.
hari itu, setelah Custamer
Servic keliling ruangan
untuk medata kepuasan
pasien, untuk hasilnya
akan dibicarakan kepada
kepala Ruangan dan akan
dievalusi langsung. Upaya
yang dilakukan apabila
ada kritik dari pasien,
biasanya Ruangan
mencari tahu dulu ketidak
puasan pasiennya
mengenai apa, contohnya
apabila pasien tidak puas
mengenai pasilitas maka
kepala ruangan angkat
menghubungi pihak
terkait, sehingga di
ruangan akan
memberikan upaya sesuai
dengan kritik yang
diberikan pasien.
TOTAL 1 2.476
2. MATRIKS IFAS WEAKNES

FACTOR BOBOT RATING NILAI KAJIAN ANALISA


STRATEGIS (B) (R) N=
BXR
MAN
Lama kerja perawat di 0,160 -2 -0.32 Menurut Jusminar (2012) ) lama
ruang Ciwalagri kerja < 5 tahun memiliki minim
pengalaman sehingga tingkat
keterampilannya masih dibawah
perawat yang sudah lama bekerja,
diperkuat juga pendapat menuru
Rizani (2018) lama bekerja
seseorang akan menentukan
banyak pengetahuan dan
pengalaman kerja yang didapat.
Tingkat Pendidikan 0,147 -2 -0,29 Tingkat pendidikan perawat di
Perawat di Ruang ruang Ciwalagri sudah sesuai
Ciwalagri terdapat S1 dengan standar tingkat pendidikan
+ Ners sebanyak 7 keperawatan minimal diploma III,
Orang dan mayoritas menurut SNARS Edisi tahun 2017
Diploma III sebanyak untuk meningkatkan mutu rumah
11 Orang sakit dilakukan implementasi
pelayanan kesehatan yang
berkualitas khususnya dalam
pelayanan keperawatan dimana
peran perawat untuk melakukan
asuhan keperawatan yang
komprehensif didukung oleh
tingkat pendidikan sebagai upaya
peningkatan profesionalsme
perawat, semakin tinggi tingkat
pendidikan seorang perawat
tersebut, standar tingkat
pendidikan keperawatan minimal
diploma III sebagaimana
penunjang keberhasilan mutu
rumah sakit khususnya dalam
point pelayanan asuhan pasien.

METODE
Sasaran keselamatan 0.155 -2 -0.310 1. Dimana sasaran keselamatan
pasien: pasien mengenai identifikasi
1. Ketepatan pasien di ruang Ciwalagri sudah
identifikasi pasien.
sesuai dilakukan, namun belum
2. Pengurangan risiko
infeksi terkait optimal. Ruangan Ciwalagri
pelayanan sudah kurang memenuhi dalam
Kesehatan standar yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011
pasal 8 menyatakan bahwa
Kebijakan dan/atau prosedur
memerlukan sedikitnya dua cara
untuk mengidentifikasi seorang
pasien, seperti nama pasien,
nomor rekam medis, tanggal
lahir, gelang identitas pasien
dengan bar-code, dan lain-lain.
2. Dimana sasaran keselamatan
pasien mengenai pengurangan
risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan sudah dilakukan
namun kurang optimal. Ruang
Ciwalagri kurang memenuhi
dalam standar dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011
pasal 8 menyatakan Pusat dari
eliminasi infeksi ini maupun
infeksi-infeksi lain adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang
tepat.
Tindakan 0.170 -3 -0.42 Berdasarkan hasil observasi dan
Keperawatan (SOP) wawancara pada tanggal 18 – 25
April 2022 didapatkan bahwa
Tindakan keperawatan sudah
dilakukan namun belum maksimal
dengan persentase 90%. Ruang
Ciwalagri kurang memenuhi standar
yang tercantum dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 27 Tahun 2017 pasal
6 yaitu penggunaan APD adalah
topi, masker, gaun, sarung tangan
yang harus digunakan petugas guna
meningkatkan mutu pelayanan
medis serta keselamatan pasien dan
petugas terjamin.
MATERIAL
Tidak tersedia 0.187 -3 -0.561 Bufferstok sebagai antisipasi
bufferstok adannya perlonjokan permintaan
atau kebutuhan
MARKET
Nilai BOR ruang 0.180 -3 -0.540 Menurut Kemenkes RI (2016) Standar
Ciwalagri yaitu 56% Internasional BOR dengan baik adalah
80 - 90% sedangkan menurut Depkes
RI (2005) BOR adalah 60 – 84%.
TOTAL 1 -2.435

3. MATRIKS EFAS OPPORTUNITY

FACTOR BOBOT RATING NILAI KAJIAN ANALISA


STRATEGIS (B) (R) N=
BXR
RS Unggul Karsa 0.25 3 0.75 Program unggulan RS Unggul
Medika memiliki Karsa Medika seperti poli mata,
program unggulan. obgyn dan trauma center.
RS Unggul Karsa 0.20 3 0.6 Kerjasama tersebut dapat
Medika memperluas pelanggan.
bekerjasama
dengan mitra
asuransi, yayasan
perguruan tinggi
Kristen Maranatha
dan lab prodia
RS Unggul Karsa 0.25 2 0.5 Promosi memudahkan masyarakat
Medika melakukan untuk melihat informasi mengenai
promosi melaui RS Unggul Karsa Medika.
web, hotline, sosial
media dan leaflet.
Kepuasan pasien 0.30 3 0.9 Kepuasan pelanggan dapat
pada pelayanan di menentukan mutu pelayanan.
Ruang Ciwalagri
dengan rentang
nilai 76%-100%
TOTAL 1 2.75

4. MATRIKS EFAS THREATS

FACTOR STRATEGIS BOBOT RATING NILAI KAJIAN ANALISA


(B) (R) N=
BXR
Peningkatan pelayanan di 0.35 -1 -0.35 Persaingan dalam industry
RS swasta lain. rumah sakit semakin
kompleks.
RS Unggul Karsa Medika 0.65 -1 -0.65 Dalam UU No. 2009 tentang
belum terakreditasi. rumah sakit disebutkan
bahwa dalam meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit
wajib dilakukan akreditasi
secara berkalaminimal 3
tahun sekali.
Jumlah 1 -1

Oportunity 2.75)

III (Stabilitas) I (Agresif)

Weakness (- STRENGHT
2.43) (2.48)

IV (Defensive) II (Diverifikasi)

Threath (-1)
Analisa Data:
Dari analisis SWOT didapatkan posisi ruang Ciwalagri terletak pada kuadran I yaitu
Agresif dimana terdapat kekuatan dalam berbagai hal (internal) sehingga peluang
yang menguntungkan mudah dicapai. Untuk itu, strategi yang tepat yaitu strategi S-O
dengan kata lain menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran :


Kuadran Posisi Titik Luas Ranking Prioritas
I A ( 2.75 x 2.48 ) 6.82 1 Agresif
II B ( 2.48 x -1 ) 2.48 3 Diverifikasi
III C ( -2.43 x 2.75 ) 6.68 2 Stabilitas
IV D ( -2.43 x -1 ) 2.43 4 Defensive

MATRIKS
IFAS STRENGHT (S) WEAKNESS (W)

1. Seluruh perawat Ruangan Ciwalagri 1. Lama kerja perawat


berjenis kelamin perempuan. di ruang Ciwalagri.
2. Pendidikan terakhir perawat 2. Status kepegawaiaan
Ruangan Ciwalagri min D3 di Ruang Ciwalagri
Keperawatan. terdapat karyawan
3. Seluruh perawat di ruang Ciwalagri tetap dan kontrak
sudah memiliki STR. dengan frekuensi
EFAS 4. Sistem jenjang karir perawat Ruang yang seimbang.
Ciwalagri sudah berjalan (pra PK 3. Hanya beberapa
dan PK 1). perawat ruang
5. Tingkat kepuasan perawat ruangan Ciwalagri yang
Ciwalagri baik. pernah mengikuti
6. Stress kerja perawat Ruangan pelatihan.
Ciwalagri berada pada kategori 4. Sasaran keselamatan
ringan 49%. pasien.
7. Beban kerja perawat Ruangan 5. Tindakan
Ciwalagri berada pada kategori Keperawatan (SOP)
rendah 63%. belum optimal.
8. Terdapat tenaga Non-Perawat di 6. Nilai BOR ruang
Ruang Ciwalagri. Ciwalagri yaitu 56%.
9. Kesejahteraan bagi perawat berupa 7. Ruangan Ciwalagri
gaji pokok, Tunjangan Hari Raya, terdapat pasien anak
Tunjangan Kesehatan, Uang Makan dan dewasa.
yang di dapatkan dari Rumah Sakit.
10. Sumber keuangan pada ruangan
Ciwalagri berasal dari PT Unggul
Karsa Medika dan Otoritas Yayasan
Perguruan Tinggi Kristen Maranatha
(YPTKM).
11. Jenis pembayaran pasien di ruang
Ciwalagri sesuai tarif yang berlaku
di RS Unggul Karsa Medika.
12. Tugas CI sudah terlaksana dengan
baik.
13. Tugas perawat pelaksana sudah
terlaksana dengan baik.
14. Kegiatan timbang terima dilakukan
setiap pergantian shif dinas.
15. Kegiatan pre dan post conference
dilakukan setiap pergantian shif
dinas.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI WO
1.Optimalisasi
1. RS Unggul Karsa 1. Peningkataan kualitas pelayanan penyediaan SOP
Medika memiliki keperawatan melalui optimalisasi serta pengaplikasian
program unggulan. metode penugasan tim dan pasien Pre-Post conference
2. RS Unggul Karsa safety dan ronde
Medika bekerjasama keperawatan.
dengan mitra
asuransi, yayasan
perguruan tinggi
Kristen Maranatha
dan lab prodia.
3. RS Unggul Karsa
Medika melakukan
promosi melaui web,
hotline, sosial media
dan leaflet.
4. Tingkat kepuasan
pasien pada
pelayanan di Ruang
Ciwalagri dengan
rentang nilai 76%-
100%
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

1. RS Unggul Karsa
Medika belum
terakreditasi.
2. Peningkatan
pelayanan di RS
swasta lain.
POA (Plan Of Action)
Masalah Program Kegiatan Tujuan Sasaran Rujukan TG

Peningkatan Optimalisasi 1. FGD Dengan adanya Perawat - Ananda, Y., Muliantino, M. R., 1
kualitas metode - Proposal penerapan ruangan Muthmainnah, M., & Nelwati, N. (2021). m
layanan penugasan - Brainstorming MAKP di Pelaksanaan Ronde Keperawatan terhadap 20
keperawatan tim - Analisi harapkan dapat Tingkat Pengetahuan Perawat Di Ruang
dengan kebutuhan meningkatkan Rawat Inap RSU Aisyiyah Padang. JIK
- Ronde
optimalisasi - Proposal mutu asuhan (JURNAL ILMU KESEHATAN), 5(2), 217-
Keperawa
peningkatan - Bedah SOP keperawatan, 221.
tan
metode tim - Implementasi : dengan salah - Herayati Dewi (2017).SAP PRE
role play ronde satu indikatornya DAN POST CONFRENT. Diakses
keperawatan adalah tingkat https://www.document/336651382/SAP-
- Pre pelaksanaan kepuasan pasien PRE-DAN-POST- CONFRENT-docx pada
pos + evaluasi yang terpenuhi tanggal 09 Mei 2022
- Seminar akhir/ - Nursalam, 2011. Management Keperawatan
presentasi Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Peningkatan Optimalisali 2. FGD Indikator mutu Perawat - Islami, K., Arso, S. P., & Lestyanto, D. 1
kualitas prinsip pelayanan, (2018). Analisis Pelaksanaan Program M
layanan keselamatan - Proposal kesehatan ruangan Keselamatan Pasien Puskesmas Mangkang, 20
keperawatan pasien - Brainstorming Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
dengan - Analisi Masyarakat (Undip), 6(4), 27-41.
optimalisasi kebutuhan - Harahap, T. H. (2019). PERAN PERAWAT
peningkatan - Proposal DALAM MENETAPKAN LANGKAH-
patien safety - Bedah SOP LANGKAH MENUJU KESELAMATAN
- Implementasi : PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH
role play ronde SAKIT.
keperawatan - Dewi, A. N., Arso, S. P., & Fatmasari, E. Y.
- Pre (2019). Analisis Pelaksanaan Program
pelaksanaan Keselamatan Pasien Di Unit Rawat Inap RS
pos + evaluasi Wava Husada Kabupaten Malang. Jurnal
Seminar akhir/ Kesehatan Masyarakat (Undip), 7(1), 20-30.
presentasi
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dengan melihat faktor-faktor strategis yang
dimiliki oleh ruangan, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan strategi
agresif dimana strategi ini dapat memanfaatkan peluang yang ada.

B. Saran

Ruangan diharapkan mampu memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan dan


peluang yang telah ada untuk meningkatkan kualitas ruangan.

C.
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Y., Muliantino, M. R., Muthmainnah, M., & Nelwati, N. (2021).


Pelaksanaan Ronde Keperawatan terhadap Tingkat Pengetahuan Perawat Di
Ruang Rawat Inap RSU Aisyiyah Padang. JIK (JURNAL ILMU
KESEHATAN), 5(2), 217-221.

Dewi, A. N., Arso, S. P., & Fatmasari, E. Y. (2019). Analisis Pelaksanaan Program
Keselamatan Pasien Di Unit Rawat Inap RS Wava Husada Kabupaten Malang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 7(1), 20-30.

Elizar, E. (2020). Pengaruh Stres Kerj, Beban Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Datu Beru Takengon. Doctorall
dissertation, Institut Kesehatan Helveetia.

Harahap, T. H. (2019). Peran Perawat Dalam Menetapkan Langkah-Langkah Menuju


Keselamatan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit.

Herayati Dewi. (2017). SAP Pre dan Post Conference. Diakses 09 Mei 2022
https://www.documen/33665182/SAP-PRE-DAN-POST-CONFRENT-docx

Islami, K., Arso, S. P., & Lestyanto, D. (2018). Analisis Pelaksanaan Program
Keselamatan Pasien Puskesmas Mangkang, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 6(4), 27-41.

Mulya, G., & Lengkana, A. S. (2020). Pengaruh Kepercaaan Diri, Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani. Jurnal Pendidikan Kepelatihan
Olahraga, 12 (2), 83-94. https://doi.org/10.26858/cjpko.v12i2.13781

Nursalam. (2011). Management Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

PMK No. 24. (2016). Permenkes No 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Siahaan, J. V., Siagian, A., & Bukit, E. K. (2018). Pengaruh Pelatihan Ronde
Keperawatan terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan di RRS
Royal Prima Medan. Jumantik (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 3(1), 1-
15.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai