PENDAHULUAN
1
menopang pemberian asuhan keperawatan (Nursalam, 2017). Salah satu
bentuk dari penerapan manajemen profesional adalah manajemen asuhan
keperawatan yang saat ini sudah mulai banyak diterapkan di Rumah Sakit.
Penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional merupakan model dari
Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional yang tujuannya memungkinkan
perawat profesional dalam mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut.
Mengingat pentingnya fungsi manajemen dalam menjamin kelancaran dan
keberhasilan pelayanan keperawatan, maka konsep manajemen keparawatan
perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktek guna menjamin
efisiensi, efektifitas, dan kualitas pelayanan keperawatan yang di berikan
kepada klien.
Salah satu kurikulum dari institusi pendidikan diharapkan mahasiswa
memiliki kompetensi manajerial sehingga mahasiswa mampu
mengidentifikasi masalah manajerial dan menemukan solusi atas masalah
yang didapatkan melalui pengkajian di system manajerial ruang Krisan Lily A
rumah sakit umum Universitas Muhammadiyah Malang.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diharapkan melalui praktik manajemen mahasiswa mampu
mengaplikasikan secara nyata teori manajemen dalam keperawatan dan
mampu menemukan implementasi yang solutif terhadap masalah yang
telah ditemukan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa secara khusus dapat memenuhi kompetensi :
1. Pengkajian manajemen keperawatan di Ruang Krisan Lily A.
2. Menganalisis masalah manajemen keperawatan di Ruang Krisan Lily A.
3. Perencanaan manajemen di Ruang Krisan Lily A.
4. Pengorganisasian manajemen di Ruang Krisan Lily A.
5. Kontroling manajemen di Ruang Krisan Lily A.
6. Evaluasi manajemen di Ruang Krisan Lily A.
7. Tindak lanjut manajemen di Ruang Krisan Lily A.
2
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Mampu mengaplikasikan teori manajemen keperawatan dalam dunia
keperawatan yang sebenarnya.
2. Mendapatkan pengalaman langsung dalam mengaplikasikan
manajemen di wahana klinik.
3. Mampu membangun critical thinking dalam menemukan dan
memecahkan masalah manajerial
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Menemukan solusi yang praktis dalam memecahkan masalah
manajerial
2. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Ruang Krisan Lily A
3
BAB II
2.2 M1 (MAN)
2.1.2 Kategori Ketenagaan Perawat
a. Jenis Kelamin
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis Kelamin
4
1. Laki-laki 3
2. Perempuan 8
Total 11
5
ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif pasien,
mengacu pada standar proesional kepeawatan dan menggunakan etika
keperawatan sebagai tuntutan utama (Nursalam, 2017). DIII
keperawatan sebagai perawat pelaksana yang bertugas memberikan
pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih sayang, melaksanakan program
medik dengan penuh tanggung jawab, memperhatikan keseimbangan
kebutuhan fisik, mental, sosial dan spritual klien, mempersiapkan klien
secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan dan
pengobatan atau diagnosis, melatih klien untuk menolong dirinya
sendiri sesuai dengan kemampuannya, memberikan pertolongan segera
pada klien gawat atau sakratul maut, membantu kepala ruangan dalam
ketatalaksanaan ruangan secara administratif, mengatur menyiapkan
alat-alat diruangan menurut fungsinya supaya siap pakai, menciptakan
dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan, melksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau hari libur
secara bergantian sesuai dengan jadwal dinas, memberikan penyuluhan
kesehatan sehubung dengan penykit yang di derita, melaporkan segala
sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan maupun tulisan,
membuat laporan harian klien, operan dengan dinas berikutnya
(Nursalam, 2008).
c. Status Kepegawaian
Tabel 2.3 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan status kepegawaian
No Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. Pegawai Tetap 5 45 %
2. Calon Pegawai Tetap 1 10 %
3. Kontrak 5 45 %
Jumlah 11 100%
Berdasarkan tabel 2.3 dapat diartikan bahwa status kepegawaian
tetap sebanyak 5 orang (45%), status kepegawaian calon tetap sebanyak
1 orang (10%), dan status kepegawaian kontrak sebanyak 5 orang
(45%).
6
Ruang krisan-lily sendiri untuk status kepegawaian tidak di bedah-
bedahkan semua diwajibkan mengikuti aturan yang ada di ruangan
(Sumber: Kepala Ruangan Krisan-Lily A).
d. Status Sertifikasi
Tabel 2.4 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan Status Serfikasi yang
dimiliki Pegawai (BLS dan Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI),
Service Excellent, EKG, Rawat Luka, Cod blue, Plebotomi).
Tabel 2.4 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan status kepegawaian
7
11 orang (100%), K3RS 11 orang (100%), Dokumentasi Keperawatan
1/11 9%.
Tujuan sertifikat sendiri adalah untuk memberi kejelasan batas
kewenangan tiap kategori tenaga keperawatan untuk melakukan praktik
keperawatan dan mengesahkan atau memberi bukti untuk melakukan
praktik keperawatan profesional (Kusnanto, 2004).
Sertifikat yang harus dimiliki setiap perawat diantaranya BTCLS,
PPGD, BTLS, BCLS, GELS, Hyperkes keperawatan higiene dan
kesehatan kerja, keperawatan intensif care unit, Basic sea survival,
dokumentasi keperawatan, on the job training program TB DOTS, TOT
keperawataan, holistic care in lung cancer (Dewi, 2015).
Pelatihan yang harus diikuti oleh kepala ruangan, menurut hasil
pengkajian tentang tugas kepala ruangan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Perencanaan: Kepala ruangan wajib mengikuti pelatihan mengenai
perencanaan.
2. Pengorganisasian: Kepala ruangan wajib mengikuti pelatihan
tentang MAKP.
3. Pengarahan/Pelaksanaan: Kepala ruangan wajib mengikuti
pelatihan tentang pengarahan/pelaksanaan.
4. Pengawasan: Kepala ruangan wajib mengikuti pelatihan tentang
pengawasan.
8
2.1.3 Struktur Shift Jaga Krisan-Lily A
KEPALA RUANGAN
PJ: Bayu Indra PJ: Mahmuratul PJ: Iin MunAawarah, PJ: Afi Puji Rahayu,
Sepyana, Amd. Kep Hasanah, S.Kep. Amd.Kep Amd. Kep.
PP: Nur baiti Amd. PP: Imam Fitriyanto PP: Okki, Amd. Kep. PP: Ainul, S.Kep.Ns.
Kep. Fakhtur, S. Kep. Ns.
9
2.1.4 Struktur Organisasi Ruang Krisan Lily A
Ruang Krisan-Lily A yang dipimpin oleh kepala ruang, kepala shift
dan perawat pelaksana. Adapun stuktur organisasinya sebagai berikut :
Kepala Krisan-Lily A
10
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Tn. S 311.A ADHF Minimal
Tn. B 311.B ESRD Persial
Nn. I 313.A Vertigo Minimal
An. M 314.A TF Minimal
Sdr. R 317.A OF dan TF Minimal
Tabel 2.7 Daftar Nama Pasien Krisan Li1y A Selasa, 20 November 2018
No Pelaksanaan Nama Pasien No Diagnosa Tingkat
Hari ke- Bed Ketergantungan
Hari Selasa, 20 Ny. M 301.A Post. Op release Minimal
November Nn. N 301.B CKR Minimal
2018
Sdr. A 302.A Cholilitiasis Minimal
Tn.J 302.B Colic renal, anemia, Ns Minimal
dan ACS
Ny. N 303.A TF Minimal
Nn. A 303.B TF Minimal
Ny. Y 304.B Post. Sc Minimal
11
Sdr. Y 305.A TF Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Ny. S 306.B DM Minimal
Nn. R 306.A Susp. TF Minimal
Tn. K 309.A DM. Hiperglikemi Minimal
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Nn.M 310.B Post.Excisi Minimal
Tn. S 311.A ADHF Minimal
Tn. B 311.B ESRD Persial
An. F 314.A KDK.Hiperpireksia Minimal
Nn.I 313.A Vertigo Minimal
Nn. A 315A TF Minimal
Sdr. R 317.A OF dan TF Minimal
12
Ny. N 303.A TF Minimal
Nn. A 303.B TF Minimal
Ny. Y 304.B Post. Sc Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Ny. S 306.B DM Minimal
Nn. R 306.A Susp. TF Minimal
Tn. A 307.A CVA Infark + AF Minimal
Sdr. A 307.B Adenotonsilitis Minimal
Ny. N 308.A CAD Minimal
Ny. S 308. Vomiting Minimal
B
Tn. M 309.A DM + Tb kelenjar Minimal
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Nn.M 310.B Post.Excisi Minimal
Tn. S 311.A ADHF Minimal
Tn. B 311.B ESRD Persial
An. F 314.A KDK.Hiperpireksia Minimal
An. A 314.B Demam, kejang Minimal
Nn.I 313.A Vertigo Minimal
Nn. A 315A TF Minimal
13
2.1.6 BOR (Bed Occupaacy Rate)
Perhitungan BOR pasien di ruang Krisan-Lily A di Rumah Sakit
Universitas Muhammadiyah Maang selama tiga hari adalah sebagai berikut :
Tabel 2.9 Krisan Lily A Perhitungan BOR
14
Batas-batas ruangan sebagai berikut :
15
DENAH INSTALASI RAWAT INAP GEDUNG DUA LANTAI 1 RUANG KRISAN LILY A RS. UMM
Masjid Keterangan
Pasi
Tangga
Lift
Ruang OSCE FK
Halaman
Depan Ruang Nurse
Station
Ruang Tunggu
Krisan Lily
Lantai 1
Krisan A
Lily A
16
2.2.2 Peralatan dan Fasilitas di Ruang Rawat Inap Ruang Krisan Lily A
1. Fasilitas Untuk Pasien di Ruang Rawat Inap Ruang Lily A Lantai 3
RS.UMM
Tabel 2.11 : Fasilitas Untuk Pasien di Ruang Rawat Inap Lily A
No Ruang Nama Barang Ideal Jumlah Kondisi Keterangan
1 301 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 302 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
17
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 303 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 304 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 305 Bed Pasien 1:1 2 Baik
18
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 306 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 1 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 307 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
19
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 308 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 Bed Pasien 1:1 2 Baik
309
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 1 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
8 Ember Kamar 1/ruangan 1 Baik
Mandi
20
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 310 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 311 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakan 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
21
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
22
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
23
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
24
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
25
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
26
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
3 Nakas 1:1 - -
Kursi Penunggu
4 2/ruang - -
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan - -
Kurden Coklat
6 2/ruangan - -
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan - -
Ember Kamar
8 1/ruangan - -
Mandi
9 Gayung 1/ruangan - -
11 AC 1/ruangan - -
12 TV 1/ruangan - -
15 Wastafel 1/ruangan - -
3 Nakan 1:1 - -
27
Kursi Penunggu
4 2/ruang - -
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan - -
Kurden Coklat
6 2/ruangan - -
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan - -
Ember Kamar
8 1/ruangan - -
Mandi
9 Gayung 1/ruangan - -
11 AC 1/ruangan - -
12 TV 1/ruangan - -
15 Wastafel 1/ruangan - -
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
28
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
Fasilitas untuk pasien yang dimiliki Ruang Krisan Lily A Lantai 3 sudah
baik dan mencukupi untuk kebutuhan pasien dalam 23 ruangan.
29
Pada pasien-pasien dengan kasus menular, Ruang Krisan Lily A belum
memiliki ruangan isolasi khusus yang standar.
30
Infeksius
Keranjang untuk ke
20 1/ruangan 2 Baik
KST atau gudang
31
19 Spatel Lidah 5/ruangan 5 Ada Ada
Disposable
20 Stetoskop 3/ruangan 6 Baik Baik
21 Suction Portable 2/ruangan 1 Baik Baik
22 Syring Pump 1/ruangan 1 Baik Baik
23 Tensimeter 2/ruangan 3 1 Rusak 1 Rusak
24 Termometer 2/ruangan 1 Baik Baik
Digital
25 Tourniquate 2/ruangan 2 Baik Baik
26 Troli Baskom 1/ruangan 1 Baik Baik
27 Troli Injeksi 1/ruangan 1 Baik Baik
28 Troli Obat 1/ruangan 2 Baik Baik
29 Troli Tindakan 1/ruangan 1 Baik Baik
Fasilitas dan alat kesehatan yang dimiliki Ruang Krisan Lily A lantai 3
sudah baik dan mencukupi untuk kebutuhan pasien sejumlah orang.
32
dalam kantong plastik warna kuning yang telah diberi tulisan
infeksius.
5. Fungsi safety box sudah sesuai fungsinya dimana hanya berisikan
jarum suntik dan botol ampul yang telah terbuka.
2.3 M3 (METODE)
2.3.1 Penerapan MAKP
Berdasarkan hasil observasi di ruang Krisan Lily pelaksanaan MAKP
mendekati Metode Tim-primer modifikasi. Berdasarkan hasil wawancara
dengan kepala ruangan dan beberapa perawat yang lain, mengatakan bahwa
manajemen ruangan masih belum terbentuk dengan sempurna, dikarenakan
kepala ruang belum mendapatkan pelatihan menejemen ruangan. Tidak ada
ketua tim, tetapi diganti dengan PJ yang berjumlah 4 orang, sisanya
merupakan PP.
1. Penerapan MAKP
Tabel 2.15 Checklist Tanggung Jawab Kepala Ruang (Nursalam, 2017)
Evaluasi Keterangan
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Mengatur dan mengendalikan asuhan √
keperawatan.
- Membimbing pelaksanaan asuhan
keperawatan.
- Membimbing penerapan proses
keperawatan.
- Menilai asuhan keperawatan.
- Mengadakan diskusi untuk
pemecahan masalah.
- Memberikan informasi kepada
pasien dan keluarga yang baru
masuk.
2 Membantu mengembangkan niat √
pendidikan dan latihan diri;
3 Membantu membimbing peserta didik √
keperawatan
33
4 Menjaga terwujudnya visi dan misi √
keperawatan dan rumah sakit
Pengorganisasian:
5 Merumuskan metode penugasan/ MAKP √
yang di gunakan.
6 Merumuskan tujuan metode penugasan √
7 Membuat rincian tugas PJ dan anggota PP √
secara jelas
8 Membuat rentang kendali, kepala ruangan √
membawahi 4 PJ, dan PJ membawahi 2–3
perawat
9 Mengatur dan mengendalikan tenaga √
keperawatan, membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan
lain-lain
10 Mengatur dan mengendalikan logistik √
ruangan
11 Mengatur dan mengendalikan situasi √
tempat praktik
12 Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang √
tidak berada di tempat kepada
Penanggung Jawab
13 Mengembangkan kemampuan anggota √
14 Menyelenggarakan rapat bulanan √
Pengarahan:
15 Memberi pengarahan tentang √
penugasan kepada penanggung
jawab.
16 Memberi pujian kepada anggota lain yang √
melaksanakan tugas dengan baik
17 Memberi motivasi dalam peningkatan √
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
18 Menginformasikan hal-hal yang dianggap √
penting dan berhubungan dengan asuhan
keperawatan pada pasien
19 Membimbing bawahan yang mengalami √
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
20 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota √
lain.
Pengawasan: √
21 Melalui komunikasi: mengawasi dan √
berkomunikasi langsung dengan PJ
maupun perawat pelaksana mengenai
asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien
22 Melalui supervisi: √
- Pengawasan langsung dilakukan
34
dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan
langsung secara lisan, dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga
- Pengawasan tidak langsung, yaitu
mengecek daftar hadir PJ, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan PJ tentang
pelaksanaan tugas
23 Evaluasi √
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan
dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah
disusun bersama PJ
- Audit keperawatan
Total 23 6
Prosentase 80% 20 %
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan kepala ruang dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 80% sehingga dapat
dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan baik. Sehingga peran fungsi
perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya. Beberapa hal yang
menjadi point penting dari uraian tugas Kepala Ruangan diatas ada beberapa
hal yang belum optimal diantara nya yaitu: membantu mengembangkan niat
pendidikan dan latihan diri, Merumuskan metode penugasan/ MAKP yang
di gunakan., Merumuskan tujuan metode penugasan, Mengembangkan
kemampuan anggota. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan planning keperawatan yang telah disusun bersama
tim.
35
mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota.
3 Menyusun rencana asuhan √
keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.
4 Mengikuti visite dokter. √
5 Menciptakan suasana harmonis. √
6 Membuat laporan pasien. √
7 Mengorientasikan pasien baru. √
8 Membina hubungan saling percaya √
antara perawat, pasien, dan keluarga.
9 Memberikan pertolongan segera pada √
pasien dengan kedaruratan.
10 Membuat laporan pasien dan mencatat √
kasus dari pasien, kejadian diluar
dugaan yang tidak diinginkan.
11 Mengatur waktu istirahat. √
12 Melakukan ronde keperawatan √
bersama kepala ruang dan melaporkan
tentang kondisi pasien, asuhan
keperawatan yang dilakukan, kesulitan
yang dialami.
13 Bersama perawat pagi, sore, dan √
malam melaksanakan, mengawasi, dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan
pasien yang sudah diprogramkan dan
membuat pembaharuan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
14 Mendelegasikan pelaksanaan asuhan √
keperawatan pada PP.
15 Membuat perincian tugas PP. √
16 Menerima konsultasi dari PP dan √
memberikan instruksi keperawatan.
17. Melakukan penyuluhan kepada √
18 pasien/keluarga
19 Memberi teguran dan pujian. √
20 Melengkapi catatan yang telah dibuat √
oleh PP.
21 Mengawasi dan berkomunikasi √
langsung dengan perawat pelaksana.
22 Mengawasi proses asuhan √
keperawatan yang dilakukan oleh
Perawat pelaksana
23 Membantu kepala ruangan √
membimbing peserta didik.
Total 18 5
Prosentase 87% 13%
36
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan Penanggung jawab dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 87 %
sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut telah dijalankan dengan Sangat
baik. Sehingga peran fungsi PJ perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan
uraian tugasnya terhadap hal berikut
a. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruang dan
melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan yang
dilakukan, kesulitan yang dialami.
b. Merumuskan asuhan keperawatan untuk setiap pasien
c. Menjadwalkan program penyuluhan
3. Perawat Pelaksana
Tabel 2.17 Checklis Kinerja Perawat Pelaksana (Nursalam, 2017)
Evaluasi Keterangan
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
Pengkajian
1 Melaksanakan pengkajian pada klien √
saat klien masuk rumah sakit
2 Melengkapi format catatan pengkajian √
klien (buku status klien) dengan tepat
3 Menilai kondisi klien secara terus √
menerus
4 Menilai kebutuhan akan klien atau √
keluarga
5 Membuat prioritas masalah √
Perencanaan
6 Membuat rencana perawatan √
berdasarkan kebutuhan klien
7 Berkerjasama dengan anggota tim √
kesehatan yang lain dalam
merencanakan keperawatan
8 Membuat penjadwalan dalam √
melaksanakan rencana keperawatan
Implementasi
37
12 Berkerjasama dengan anggota tim √
kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperawatan
Total 6 6
Porsentase 50% 50%
No Evaluasi Keterangan
Aspek yang dinilai D T
38
Persiapan :
1 Timbang terima dilaksanakan setiap √
pergantian sif/ operan.
2 Prinsip timbang terima, semua √
pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat
teratasi serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut.
3 PJ menyampaikan timbang terima √
kepada perawat yang shift
selanjutnya dalam timbang terima:
4 Jumlah pasien √
5 Identitas pasien dan diagnosis √
medis
6 Data (keluhan/subjektif dan √
objektif)
7 Masalah keperawatan yang masih √
muncul
8 Intervensi keperawatan yang sudah √
dan belum dilaksanakan (secara
umum);
9 Intervensi kolaboratif dan dependen √
10 Rencana umum dan persiapan yang √
perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dan
program lainnya).
Pelaksanaan di nurse station :
11 Kedua kelompok dinas sudah siap √
(sif jaga).
12 Kelompok yang akan bertugas √
menyiapkan buku catatan
13 Kepala ruang membuka acara √
timbang terima
14 Penyampaian yang jelas, singkat √
dan padat oleh perawat jaga (nic).
15 Perawat jaga sif selanjutnya dapat √
melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang kurang jelas.
Pelaksanaan di bed pasien
16 Kepala ruang menyampaikan salam √
dan pp menanyakan kebutuhan
dasar pasien.
17 Perawat jaga selanjutnya mengkaji √
secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan, dan
39
tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal penting
lainnya selama masa perawatan.
18 Hal-hal yang sifatnya khusus dan √
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus
untuk kemudian diserah terimakan
kepada petugas berikutnya.
Post-timbang terima
19 Diskusi √
20 Pelaporan untuk timbang terima √ Tidak ada TTD pada
dituliskan secara langsung pada buku laporan timbang
format timbang terima yang terima
ditandatangani oleh pp yang jaga
saat itu dan pp yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruang.
21 Ditutup oleh kepala ruangan √ Ditutup oleh PJ
Total 15 6
Porsentase 72% 28%
40
waktu yang tidak tentu dan kesibukan masing-masing perawat dalam
menjalankan tugasnya. Berikut langkah-langkah dalam ronde
keperawatan:
5. Lanjutan-Diskusi di
Nurse Station
Gambar 2.4 Langkah-Langkah Ronde Keperawatan
41
Pada tanggal 19 November 2018, total jumlah pasien baru sebanyak 1
orang Berdasarkan observasi selama 1 hari pasien baru tersebut, pasien
baru dan keluarga pasien mendapatkan orientasi dari perawat (80%).
Tabel 2.19 Daftar Lembar Observasi Penerimaan Pasien Baru
Jawaban
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
Ya Tidak
Tahap Persiapan
1. Karu memberitahu PJ ada pasien baru √
42
pemasangan gelang sesuai
dengan prosedur yang ada
5 Pada saat yang menerima pasien √
baru perawat menjelaskan jam
berkunjung pasien
JUMLAH 4 1
PERSENTASE 80 %
Dokter
Farmasi/Apotik
Pasien/keluarga
43
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan √
sediaan dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh
keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
2. Keluarga atau pasien mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana √
obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 7 BENAR.
3. Pasien atau keluarga mendapatkan salinan obat yang harus √
diminum beserta kartu sediaan obat.
4. Obat yang telah diserahkan disimpan oleh perawat dalam kotak √
obat
5. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku √
daftar pemberian obat.
6. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat √
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat, dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
yang diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
7. Sediaan obat yang ada diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau √
petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk
obat.
8. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada √
keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab
9. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan alur pemberian √
obat, maka informasi ini akan dimasukan dalam kartu sediaan obat.
10. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka √
dokumentasikan hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus
obat.
11. Obat di kategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang √
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar hanya diberikan dalam
waktu tertentu /sewaktu saja.
12. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format √
pemberian obat oral/injeksi khusus untuk obat tersebut dan
dilakukan oleh perawat primer.
13. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga, nama obat, √
kegunaan obat, waktu pemberian efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian
14. Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka √
obat dikembalikan kepada klien / keluarga dengan ditanda tangani
oleh klien / keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.
Jumlah 10 4
Presentase (%) 72 % 28 %
44
Tabel 2.22 Kajian Data Observasi Pengelolaan Obat di Ruang Krisan Lily A
pada Tanggal 19- 21 November 2018
No Data yang dinilai Ya Tidak Keterangan
Penerimaan Resep/Obat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat
adalah kepala ruang yang dapat
√
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk
(PJ / perawat pelaksana)
2. Melakukan penjelasan dan permintaan √
persetujuan tentang sentralisasi obat
pada pasien/keluarga
3. Format sentralisasi obat berisi: nama,
√
no. register, umur, ruangan.
Pemberian Obat.
4. Perhatikan 7 tepat (pasien, obat, dosis,
cara, waktu, informasi dan
dokumentasi) dan 1W √
(Waspada/monitoring) dalam pemberian
obat.
5. Perawat meminta tanta tangan
persetujuan dari pasien/keluarga saat √
akan memberikan obat
Penyimpanan Obat
6. Obat yang diterima dicatat dalam buku √
besar persediaan atau dalam kartu
persediaan.
7. Periksa persediaan obat, pemisahan √
antara obat untuk penggunaan oral dan
obat luar dan obat injeksi
TOTAL 5 2
PERSENTASE 67% 33%
Perencanaan pulang
Program HE
Control dan obat
nersan
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri
Gambar 2.6 Alur Discharge Planning
Tabel 2.23 Tabel Observasi Discharge Planning di Ruang Krisan Lily 19-
21 November 2018
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1 Pemulangan pasien dapat berjalan lancer √
2 Pasien boleh pulang jika semua pemeriksaan √
penunjang sudah selesai dan tidak dilakukan
pemeriksaan lain lagi saat pasien diijinkan
pulang
3 Pasien boleh pulang jika administrasi sudah √
selesai
4 Dokter menginformasikan kepada pasien bahwa √
pasien boleh pulang
5 Perawat melakukan pengecekan ulang √
mengenai tindakan-tindakan pelayanan yang
telah dilakukan
6 Perawat menginformasikan pelayanan yang √
telah dilakukan kepada petugas administrasi
7 Pihak administrasi verifikasi data √
8 Petugas administrasi menginformasikan total √
biaya rawat inap kepada pasien / keluarga pasien
9 Keluarga pasien mengurus pembiayaan di kasir √
10 Menyerahkan bukti pembayaran kepada √
perawat yang bertugas
46
11 Perawat memberikan surat kontrol kepada √
pasien
13 Perawat menjelaskan tentang hal hal yang perlu √
diajarkan kepada pasien dan keluarga (diit,
aktifitas dan istirahat, prosedur minum obat
yang benar, penanganan dan pencegahan
penyakit yang dialami, dan perawatan diri)
14 Perawat mengantar pasien sampai ke tempat √
penjemputan
15 Perawat memberikan leaflet tentang diet dan √
nutrisi untuk pasien
Jumlah Prosentase 13 2
(87%) (13%)
2.3.7 Supervisi
Bedasarkan hasil wawancara dari kepala ruang dan perawat di ruang
Krisan Lily RS.UMM, supervisi dilakukan hampir setiap hari oleh Kepala
Ruang dengan langsung mendatangi pasien untuk mengevaluasi tindakan
keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat.
Mekanisme supervisi yang dilakukan di Ruang Krisan Lily adalah
dengan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan oleh kepala
ruangan setiap pagi dan terkadang kepala ruangan melakukan supervisi
non medis, sarana pra-sarana dan kebutuhan ruangan. .
2.3.8 Dokumentasi
Ruang Krisan Lily A RS.UMM menggunakan teknologi informasi
manajemen billing sistem, tetapi belum terdapat sistem informasi
manajemen pada dokumentasi asuhan keperawatan. Penyusunan
dokumentasi asuhan keperawatan selama ini masih dilakukan secara
manual (ditulis tangan melalui rekam medis pasien).
2.3.9 Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan yang digunakan di ruang Krisan Lily
menggunakan acuan NANDA NIC dan NOC. Pada Ruang Krisan Lily A
format pengkajian menggunakan form B1-B6, ada analisa data, tersedia
kolom untuk penulisan diagnosis keperawatan, rencana keperawatan
47
terdapat form tersendiri yang berisi kolom diagnosis, NOC dan NIC.
Untuk lembar implementasi masih dalam bentuk cek lis CKHP, form
evaluasi ditulis di Catatan Perkembangan, dengan penulisan soap yang
tidak singkron dengan NOC.
48
2.3.14 Tata Tertib
Sudah adanya SPO tentang Tata tertib di Rumah Sakit. Akan tetapi
masih ditemukan :
1. Masih ada Anak di bawah umur 12 tahun berkunjung ke ruangan
2. Penunggu pasien masih ada yang tidak memakai kartu penunggu
3. Penunggu pasien masih ada yang bergerombol sehingga membuat
pasien yang lain menjadi tidak nyaman.
4. Masih adanya keluarga pasien maupun pengunjung yang tidak cuci
tangan setelah kontak dengan pasien.
2.4 M4 (Money)
2.4.1 Sumber Pendapatan Ruangan
1. Sumber pendapatan di ruang Krisan Lily RS Universitas
Muhammadiyah Malang berasal dari pasien umum dan pasien BPJS.
Hal ini diatur oleh rumah sakit dan dibagikan pada tiap ruangan sesuai
kebutuhan yang terpusat dari instansi rawat inap. Perawat ruangan
Krisan Lily A mengadakan iuran bulanan setiap perawat Rp 10.000,00
49
2. Perawatan pasien menggunakan fasilitas kamar Krisan A dengan tarif
Rp 375.000,00 di ruang Lily A sebesar Rp 275.000,00 perhari dengan
tarif penunjang disesuaikan.
50
19 Ambil sampel lab anak Rp. 20.000
20 Memasukkan obat supositorial Rp. 12.000
21 Oral higiene Rp. 12.000
22 Aff kateter Rp. 17.000
23 Gastric colling Rp. 17.000
24 Aff drain Rp. 30.000
25 Perawatan kateter Rp. 60.000
26 Spoeling Rp. 17.000
27 Aff tampon Rp. 85.000
28 Observasi pasien / 24 jam Rp. 85.000
29 Lepas NGT Rp. 17.000
30 Rekap askep Rp. 7.000
31 Buang urine Rp. 7.000
32 Transfusi Rp. 12.000
33 Membantu BAB Rp. 12.000
34 Aff infus Rp. 17.000
35 Perawatan jenazah Rp. 27.000
36 Kompres Rp. 7.000
37 Skiren Rp. 17.000
Catatan : untuk semua administrasi pembayaran pelayanan tindakan dipusatkan di
kasir rumah sakit
51
b. ALOS : 3 hari
3. Oktober
a. BOR : 94%
b. ALOS : 3 Hari
52
yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap
oleh penerima perintah dan dibacakan kembali oleh penerima perintah
kemudian dikonfirmasi oleh pemberi perintah.
3. Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspasai
(High-Alert Medications)
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medication) adalah obat
yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error, obat
yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome) demikian pula obat-obatan yang tampak mirip/ucapan mirip
(nama obat, rupa dan ucapan mirip/ NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/
LASA).
Didapatkan data untuk kewaspadaan dan keamanan obat di ruang Krili
A menggunakan metode penyimpanan dalam loker pasien yang diberi lebel
nomor kamar pasien namun tidak disertai dengan nama pasien.
Penyimpanan obat yang tidak dapat disimpan di suhu ruangan disimpan di
lemari es dan beri lebel nama dan no. RM pasien.
Untuk obat-obatan yang tergolong high alert ruang Krili A
menggunakan metode pelabelan high alert dengan label warna merah serta
menggunakan teknik Lasanorum untuk menandakan adanya kesamaan
kemasan obat, nama obat dan bentuk dari obat.
53
membuat tanda pada pasien adalah operator dan verifikator di IDO.
Sebelum pasien berangkat ke ruang operasi dilakukan verifikasi terlebih
dahulu dengan melibatkan pasien dengan menyakan lokasi dan tindakan
yang akan dilakukan. 1
5. Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesahatan
Infeksi umumnya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan
termasuk infeksi saluran kemih-terkait kateter, infeksi aliran darah (blood
stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi
mekanis). Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang tepat.
Ruang Krisan Lily A sudah menerapkan 5 momen cuci tangan (sebelum
kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptic, setelah kontak
dengan pasien, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien) dengan 6 langkah cuci tangan dan menggunakan
handscoon pada setiap tindakan aseptic. Setelah pasien pulang dilakukan
pembersihan pada bed pasien dan handel dengan menggunakan terralin
sedangkan pada pasien infeksius diletakkan pada ruangan 306 dan 307 yang
digunakan sebagai ruang isolasi sementara. Saat pasien dengan kasus
infeksius pulang ruangan dibersihkan dengan menggunggunakan terralin
dan semua yang dapat terjangkau oleh tangan seperti bed, saklar lampu,
kursi, almari, handle pintu, gorden dilepas dan seluruh ruangan dibersihkan
dan dikosongkan selama 3 hari. Setelah 3 hari ruangan bisa di isi kembali
dengan pasien baru.
6. Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera
pasien rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani,
pelayanan yang diberikan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi
risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cereda
bila sampai jatuh. Program ini menonitor baik konsekuensi yang
dimaksudkan atau yang tidak disengaja terhadap langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengurangi pasien jatuh. Misalnya penggunaan yang tidak
54
benar dari alat penghalang atau pembatasan asupan cairan bisa
menyebabkan cedera, sirkulasi yang terganggu, atau integritas kulit yang
menurun.
Di ruang Krisan Lily A menerapkan assesment resiko pasien jatuh,
sudah terdapat gelang resiko pasien jatuh dan terpasang penghalang tempat
tidur untuk mengurangi angka kejadian jatuh. Pada bulan Agustus,
September, Oktober 2018 ruang Krisan Lily A terdapat 0% kejadian pasien
jatuh.
55
4. Keperawatan
a. Sasaran Kesalamatan Pasien (SKP)
b. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
c. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
d. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
e. Manajemen Onformasi dan rekam Medik (MIRM)
Analisis :
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kepuasan pasien dengan
menggunakan kuesioner pengukuran kepuasan pasien RS Universitas
Muhammadiyah Malang pada tanggal 19 November 2018 yang diberikan kepada
9 pasien didapatkan hasil tertinggi yaitu sangat baik dengan prosentase 59,6%
dengan nilai tertinggi pada pertanyaan no 5 yaitu keramahan dokter dan tingkat
kepuasan pasien baik sebanyak 40%, dan tingkat kepuasan pasien kurang
sebanyak 0,4% dengan nilai terendah pada pertanyaan nomor 15 yaitu pada rasa
makanan. Terdapat komplain dari beberapa pasien/keluarga pasien tentang
pelayanan yang diberikan.
56
1. Semua perawat di Ruang Krisan-Lily A 0,5 2 1
RS.UMM mengikuti pelatihan
BCLS/BCTLS dan PPI, EKG, Cod blue,
Rawat luka, Service Excellent,
Plebotomi S-W
2. Adanya perawat yang mengikuti 0,5 2 1 3,6 – 1= 2,6
pelatihan dan seminar internal
Total 1 3,6
57
Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Tersedianya papan struktur organisasi 0,3 3 0,9
di ruangan tetapi tidak digunakan
secara maksimal
2. Tidak tersedianya ruang isolasi untuk 0,4 3 1,2
pasien yang terkena penyakit
berbahaya namun tidak sesuai dengan
standart
Total 1 2,1
58
1. Perawat kurang paham tentang 0,5 3 1,5
pengaplikasian atau penerapan MAKP
Tim-Primer
2. Belum ada kejelasan mengenai MAKP 0,5 3 1,5
yang diterapkan di ruangan
Total 1 3,0
Sentralisasi Obat
59
2. Pendokumentasian keluar masuknya 0,3 2 0,6
obat kurang optimal, sehingga kadang
di ruangan kekurangan obat.
3. Loker obat pasien tidak dicantumkan 0,3 3 0,9
nama dan nomer register. Hanya
dicantumkan nomer ruang dan nomor
bed
Total 1 2,3
Superfisi
60
2. Hasil supervisi bisa digunakan untuk 0,5 4 2,0
peningkatan pelayanan keperawatan di
ruangan Krisan Lily A
Total 1 3,5
Timbang terima
61
2. Perawat tidak lagi mengerjakan tugas 0,8 4 3,2
pokok seorang perawat
Total 1 3,8
Discharge Planning
Ronde Keperawatan
62
1. Belum ada panduan dalam 0,5 4 2,0
melaksanakan ronde keperawatan
2. Ronde keperawatan belum pernah 0,5 3 1,5
dilaksanakan oleh perawat diruangan
Total 1 3,5
Treathened (Ancaman)
1. Kemungkinan terjadi kasus yg perlu 1 3 3.0 O–T
dilakukan ronde keperawatan tetapi 4,0 – 3,0 =
hanya dilakukan oleh perawat Krisan 1,0
Lily A sendiri karena profesi lain
mempunyai tugas harian di unit
masing-masing
Total 1 3,0
Dokumentasi
Weakness (Kelemahan)
63
1. Catatan perkembangan pasien hanya 1 4 4
berupa SOAP, pada data O hanya
tampak interpretasi kesadaran dengan
penilain GCS, pada A terkadang tidak
muncul, pada P hanya muncul kalimat
lanjutkan intervensi, observasi keluhan
dan ttv, serta kolaborasi dengan tim
gizi dan medis
Total 1 4
64
Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 1 3 3
mendapatkan pelayanan keperawatan
yang professional
Total 1 3
65
Total 1 3,7
66
2.7 Diagram Layang
67
2.8 Interpretasi Diagram Layang
Tabel 2.32 Interpretasi Diagram Layang
INTERPRETASI STRATEGI
M1 (Man)
1. Kurangnya tenaga keperawayan Menambahkan tenaga perawat (SDM) untuk
yang ada di ruangan Krisan Lily A. memenuhi tenaga keperawatan yang ada diruang
Krisan Lily A
M2 (Material)
1. Tersedia ruang isolasi tetapi belum 1. Mengkoordinasi untuk penyediaan ruangan
sesuai standart khusus untuk pasien-pasien yang mengidap
penyakit menular.
M3 (Method)
1. MAKP 1. Pembuatan petunjuk teknis dalam
- Kepala ruang sudah menerapkan menerapkan MAKP di ruangan
menejemen di ruangan untuk
mengatur ruangan, tetapi belum
dilakukan dengan maksimal
2. Timbang terima 2. Timbang terima menjadi lebih komplit
Saat timbang terima terkadang sesuai dengan prosedur timbang terima
masalah keperawatan dan tindakan
keperawatan dibacakan namun
tidak lengkap, dan pada saat di
ruangan pasien dilakukan valinasi
ulang namun tidak dilakukan pada
3. Pembuatan format Asuhan Keperawatan
seluruh pasien.
3. Asuhan keperawatan digabungkan dengan cacatan perkembangan
Asuhan keperawatan telah
dikerjakan oleh perawat Krisan Lily
A, tetapi penyusunannya masih
terpisah sehingga terdapat beberapa
data yang kurang singkron.
M4 (Money)
Tidak ada masalah
M5 (Mutu)
1. Tenaga kesehatan di ruang Krisan Lily 1. Melakukan edukasi kembali kepada tenaga
A sudah menegerti cara cuci tangan 6 kesehatan di ruang Krisan Lily A untuk
langkah dalam 5 momen, tapi dalam melakukan cuci tangan 6 langkah serta
praktiknya tenaga kesehatan di ruang mngpalikasikan reward dan punishment
tersebut belum disiplin untuk
melaksanakan 6 langkah cuci tangan
68
BAB III
RENCANA INTERVENSI
ALTERNATIF
INDIKATOR PENANGGUNG
NO MASALAH TUJUAN PEMECAHAN WAKTU
KEBERHASILAN JAWAB
MASALAH
M1 (MAN)
1. Ruang krisan lily A Untuk lebih Mengusulkan Minggu III 1. Ditambahnya tenaga Kania
kurang 2 tenaga efektif dalam kepada kepala keperawatan (SDM) Nasma
keperawatan melakukan ruangan.
berdasarkan rumus asuhan
Gillies. keperawartan.
M2 (MATERIAL)
2. Tersedia ruang isolasi Mencegah Menyediakan Minggu III Tersedianya ruang isolasi Desi Nur Indah
untuk pasien dengan penularan ruang isolasi sesuai standart Agil M Isa
penyakit menular penyakit untuk pasien yang
namun belum sesuai rentan penyakit
standart ruang isolasi menular
M3 (Method)
3. Kepala ruang sudah Terdapat Pembuatan Minggu III 1. Kepala ruang mengerti Achmad Miftakhul
menerapkan panduan dalam petunjuk teknis menejemen apa yang Napik
menejemen di ruangan menjalankan dalam digunakan di ruangan Waode Lian N
untuk mengatur
menejemen menjalankan Krisan Lily
ruangan, tetapi ada
diruangan menejemen di 2. Terdapat pola yang
beberapa hal yang
belum dapat dilakukan ruangan jelas yang tampak di
seperti merumuskan menejemen ruang
69
MAKP apa yang Krisan-Lily
digunakan dan
Mengevaluasi upaya
pelaksanaan dan
membandingkan
dengan planning
keperawatan yang telah
disusun bersama tim.
4. Saat timbang terima Timbang Membuat SOP Minggu ke III Proses timbang terima Achmad Miftakhul
terkadang masalah terima menjadi timbang terima lebih rapi, Napik
keperawatan dan lebih komplit pendokumentasian dan Waode Lian N
tindakan keperawatan sesuai dengan pelaporan lebih lengkap
dibacakan namun tidak prosedur
lengkap, dan pada saat timbang terima
di ruangan pasien berdasarkan
dilakukan valinasi (Nursalam)
ulang namun tidak
dilakukan pada seluruh
pasien.
5. Asuhan keperawatan Dokumentasi Pembuatan format Minggu ke III Terdapat dokumentasi Achmad Miftakhul
telah dikerjakan oleh Asuhan Asuhan Asuhan keperawatan Napik
perawat Krisan Lily A, keperawatan Keperawatan secara utuh. Waode Lian N
tetapi penyusunannya lebih mudah digabungkan
masih terpisah dipahami dan dengan cacatan
sehingga terdapat lebih sesuai perkembangan
beberapa data yang dengan Nanda
kurang singkron. NIC, NOC
M4 (Money)
70
M5 (Mutu)
6. Masih ada pengunjung Pengunjung KIE dan Mingguke III KIE dan memasang tanda Indah Dwi K
yang memotret pasien mengikuti memasang tanda tidak boleh memotret Oktaviani Putri P
ketika di rawat di peraturan yang tidak boleh pasien
ruangan berlaku memotret pasien
7. Masih ada Keluarga/ Melakukan Minggu ke III Pengunjung melakukan Indah Dwi K
keluarga/pengunjung pengunjung penyuluhan cuci cuci tangan 6 langkah Oktaviani Putri P
yang tidak melakukan melakukan tangan
cuci tangan (6 langkah) cuci tangan (6
langkah)
8. Masih ada komplain Menurunnya Pemberian KIE Mingguke III Kepuasan pasien Indah Dwi K
pada bulan November angka dan informasi meningkat Oktaviani Putri P
yang berkaitan dengan complain tentang pelayanan
pelayanan yang pasien dan yang akan
diberikan keluarga diberikan
terhadap
pelayanan
keperawatan
9. Masih ada keluarga pengunjung KIE keluarga Minggu ke III Pengunjung teredukasi Indah Dwi K
pasien dan pengungjung memahami yang bertanggung dalam penggunaan alat Oktaviani Putri P
tidak memahami cara penularan jawab atas pasien perlindungan diri
penyakit yang diderita penyakit dan untuk penggunaan (masker)
pasien isolasi dan cara mencegah masker berkaitan
pencegahan penularan dengan cara
penularannya dengan penularan
menggunakan penyakit
masker
71
BAB IV
72
Tabel 4.2 Anasila SWOT M2
73
MAKP
Tabel 4.3 Analisa SWOT M3
Faktor strategi internal (IFAS)
MAKP
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Model MAKP yang diterapkan di 0,4 1 0,4
ruangan mendekati MAKP Tim-Primer
2. Tugas karu sudah dilakukan dengan 0,2 2 0,4 S–W
baik 1,6 – 3,0 =
3. Tugas PJ sudah dilakukan dengan 0,2 2 0,4 -1,4
cukup baik
4. Tugas PP sudah dilakukan dengan baik 0,2 2 0,4
Total 1 1,6
Sentralalisasi Obat
74
Faktor strategi internal (IFAS)
Sentralisasi obat
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Tersedia sarana dan prasarana untuk 0,2 4 0,8
pengelolaan sentralisasi obat
2. Sudah dilakukan sentralisasi obat oleh 0,1 4 0,4
perawat berkolaborasi dengan depo
farmasi
3. Adanya buku obat yang bekerja sama 0,2 3 0,6
dengan depo farmasi
4. Tersedianya loker obat untuk masing 0,1 4 0,4
masing pasien
5. Loker untuk obat injeksi dan oral 0,2 3 0,6
disendirikan
6. Sudah diterapkan ODD (One Daily 0,2 3 0,6
Dose)
S–W
Total 1 3,4
3,4 – 2 ,3 =
1,1
Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Saat dilakukan pemberian obat injeksi 0,4 2 0,8
ke pasien belum dilakukan tanda tangan
persetujuan keluarga/pasien
2. Pendokumentasian keluar masuknya 0,3 2 0,6
obat kurang optimal, sehingga kadang
di ruangan kekurangan obat.
3. Loker obat pasien tidak dicantumkan 0,3 3 0,9
nama dan nomer register. Hanya
dicantumkan nomer ruang dan nomor
bed
Total 1 2,3
75
Supervisi
Faktor strategi internal (IFAS)
Supervisi
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Kepala ruangan melaksanakan 1 2 2
supervisi setiap hari
Total 1 2
Timbang Terima
Internal Faktor (IFAS)
Timbang terima
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Adanya klarifikasi tanya jawab dan 0,2 3 0,6
validasi terhadap semua hal yang S–W
dilaksanakan pada saat ditimbang 2,8 – 2,7 =
terimakan 0,1
2. Semua perawat mengetahui hal-hal 0,2 3 0,6
yang perlu dipersiapkan dalam timbang
terima
3. Timbang terima merupakan kegiatan 0,3 4 1,2
rutin yang telah dilaksanakan
4. Adanya buku khusus untuk pelaporan 0,3 2 0,6
timbang terima
76
Total 1 2,8
Weakness (Kelemahan)
1. Saat timbang terima perawat tidak 0,3 3 0,9
menyebutkan masalah keperawatan
pasien
2. Belum tersedianya SOP baku untuk 0,3 4 1,8
timbang terima
Total 1 2,7
Discharge Planning
77
1. Adanya staf bidang PKRS yang 0,5 3 1,5
membuat leaflet tentang pendidikan
kesehatan
2. Terdapat beberapa leaflet pendidikan 0,5 1 0,5
kesehatan diruangan
Total 1 2,0 O–T
2,0– 3 = -1
Treathened (Ancaman)
1. Kemungkinan pasien dan keluarga 1 3 3
tidak ingat terhadap apa yang telah di
jelaskan saat pasien pulang
Total 1 3
Ronde Keperawatan
Interna Faktor Strategi (IFAS)
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Ruangan mendukung adanya ronde 0,2 2 0,4
keperawatan
2. Laporan pershift tertulis dengan baik 0,4 3 1,2
3. Terdapat SOP ronde keperawatan 0,3 3 0,9
S–W
4. Ronde keperawatan pernah dilakukan 0,1 1 0,1
2,6 - 2 =
Total 1 2,6
0,6
Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Ronde keperawatan dilakukan satu kali 1 2 2
Total 1 2
Dokumentasi
Internal Faktor Strategi (IFAS)
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
78
1. Ada dokumentasi pasien meliputi 0,4 4 1,6
lembar penilaian berisi biodata, lembar
dokter, lembar riwayat medis atau
penyakit, catatan perawat, catatan
perkembangan/evaluasi.
2. Terdapat dokumentasi diagnosa, 0,3 2 0,6
intervensi dan evaluasi
3. Perawat mengerti apa saja yang harus 0,3 4 1,2
dikerjakan pada pendokumentasian
S–W
Total 1 3,4
3,4 – 4 =
-0,6
Weakness (Kelemahan)
1. Catatan perkembangan pasien hanya 1 4 4
berupa SOAP, pada data O hanya
tampak interpretasi kesadaran dengan
penilain GCS, pada A terkadang tidak
muncul, pada P hanya muncul kalimat
lanjutkan intervensi, observasi keluhan
dan ttv, serta kolaborasi dengan tim
gizi dan medis
Total 1 4
79
Total 1 3,5
80
Faktor Strategi Internal
Weaknesss (Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Perawat yang terlibat di ruang Krisan 0,4 4 2,0
Lily A belum disiplin dalam
melakukan cuci tangan
2. Perawat ruangan kurang memberikan 0,2 4 0,8
edukasi cuci tangan pasien baru
3. Kurangnya desinfeksi pada alat-alat 0,3 3 0,9
medis yang telah terkontaminasi
Total 1 3,7
81
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
Opportunity (Peluang)
1. Kepercayaan pasien dan 0,5 4 2,0
masyarakat terhadap RS sudah
cukup baik dibuktikan dengan nilai
BOR yang lebih dari standar
2. Sarana penunjang untuk 0,2 2 0,4
mendukung pengobatan pasien
selama masa perawatan disediakan
oleh Rumah Sakit
3. Adanya program akreditasi RS 0,3 3 0,9
dimana MAKP merupakan salah
satu indicator yang mendukung
mutu pelayanan keperawatan. O-T
Total 1 3,3 3,3-3= 0,3
82
4.2. Diagram Layang
83
4.2 Pembahasan Pre dan Post Intervensi
4.2.1 M1 (Man)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 19 November s.d 24
November 2018 dari M1 terdapat masalah yaitu kurangnya tenagan
keperawatan dibuktikan dengan penghitungan jumlah tenaga perharai
menggunakan rumus Gilies, di Krisan Lily A dengan jumlah bad yang di
pakai 23 maka dapat disimpulkan jumlah tenga yang harus di butuhkan pada
krisan lyli A sebanyak 13,14 (13 orang) sedangkan saat ini krisan lyli A
memiliki sebanyak 11 jumlah tenaga keperawatan.
Berdasarkan hasil kegiatan pengkajian selama 1 minggu pada 19
November s.d 24 November 2018, maka dilakukan pengusulan kepada
kepala ruangan ditambahnya tenaga perawat (SDM) Untuk menambah
kekurangan tenaga keperawatan yang ada diruangan Krisan Lily.
4.2.2 M2 (Material)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 19 November s.d 24
November 2018 didapatkan inventaris alat keperawatan diruang krisan-lily
A sudah sesuai standart depkes RI. Alat-alat medis masih dapat digunakan
dengan baik sebagaimana fungsinya, namun ada sarana kesehatan yang
belum sesuai standard dan fungsinya yaitu fasilitas ruang isolasi. Dimana
penerapan pengelolaan sirkulasi belum sesuai standart yaitu dengan
pengkondisian udara masuk dengan Open Circulation System dan
pengkondisian udara keluar melalui Vaccum Luminar Air SuctionSystem
Air Sterilizer System dengan Burning & Filter. Selain itu tempat
pengunjung dan penunggu masih dalam satu ruang tanpa ada pemisah antara
pasien dan penunggu. Tidak adanya keterangan ruang Isolasi dan juga tata
tertib di ruang isolasi.
Berdasarkan hasil kegiatan pengkajian selama 1 minggu pada 19
November s.d 24 November 2018, maka dilakukan pengusulan pengadaan
ruang isolasi khusus terstandart dimana pengelolaan pencahayaan, sirkulasi
dan pemisah antara penunggu dan pasien memenuhi kriteria standart Depkes
RI dan juga dengan melakukan pengajuan SOP standard ruang isolasi dan
84
SOP desinfeksi ruang yang terpajan infesi pada ruang isolasi yang belum
terstandar.
4.2.3 M3 (Method)
a. Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di ruang Krisan lily A,
belum pernah diadakan ronde keperawatan. Setelah role play ronde
keperawatan yang dilakukan bersama mahasiswa profesi menejemen dan
beberapa tim medis lain, maka menjadi gambaran tentang pelaksanaan
ronde keperawatan, sehingga kedepan jika ada pasien yang perlu untuk
dirondekan maka ruang Krisan Lily A siap untuk mengadakannya.
b. Timbang Terima
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di ruang Krisan lily A
timbang terima yang dilakukan sudah dilakukan setiap akan pergantian
dinas. operan masih sering dilakukan dengan tidak fokus, dan jarang
sekali perawat menyebutkan diagnosa keperawatan pasien hanya
menyebutkan keluhan pasien saat operan. Serta terapi yang dibacakan
hanya terapi dokter sesekali mungkin ada terapi keperawatan yang
dibacakan. Saat di ruangan pasien tidak divalidasi keluhan dan kebutuhan
pasien. Setelah dilakakun intervensi timbang terima menjadi lebih baik
diagnose keperawatan di bacakan dan saat di pasien semua pasien di
validasi ulang
c. Asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan standar
Asuhan Keperawatan yang digunakan di ruang Krisan Lily menggunakan
acuan NANDA NIC dan NOC. Pada ruang krily format pengkajian
menggunakan form B1-B6, tersedia kolom untuk penulisan diagnosis
keperawatan, rencana keperawatan terdapat form tersendiri yang berisi
kolom diagnosis, NOC dan NIC. Untuk lembar implementasi masih
dalam bentuk cek lis CKHP, form evaluasi ditulis di Catatan
Perkembangan, dengan penulisan soap yang tidak singkron dengan NOC.
4.2.4 M4 (Money)
85
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 19 November s.d 21 November
2018 ruang Krisan Lily A didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan tarif
fasilitas kamar antara kamar Krisan dan Lily. Tarif tindakan peraatan sudah
sesuai dengan yang yang ditentukan rumah sakit dan tidak ada perbedaan
harga antara ruang Krisan dan Lily.
4.2.5 M5 (Mutu)
Berdasarkan hasil observasi di ruang Krisan Lily A didapatkan bahwa
keluarga/pengunjung masih ada yang belum melakukan cuci tangan 6
langkah. Setelah dilakukan role play dan penyuluhan cuci tangan
keluarga/pengunjung bersedia melakukan cuci tangan untuk menghindari
penyebaran infeksi melalui kontak tangan.
Masih ada keluarga/pengunjung yang tidak menggunakan masker di
ruang 306 dan 307 (ruang isolasi namun belum sesuai standart). Setelah
dilakukan role play dan KIE secara berkala pada pasien yang masuk dengan
resiko penularan yang tinggi melalui udara didapatkan pasien dan keluarga
bersedia menggunakan masker saat masuk ke ruang 306 dan 307 (ruang
isolasi snamun belum sesuai standart) untuk menghindari risiko penularan
penyakit.
Masih ada keluarga/pengunjung pasien yang melakukan perekaman
video atau foto saat dilakukannya tindakan. Setelah di beri KIE tentang
peraturan rumah sakit bahwa tidak diperbolehkan mempotret dan ditempel
stiker tentang peraturan dilarang mempotret pasien dan keluarga memahami
dam mematuhi peraturan yang terlah ditetapkan.
86
Membuat SPO timbang terima, discharge planning, penerimaan
pasien baru dan ronde keerawatan sebagai acuan bagi perawat ruangan
untuk melakukan timbang terima, discharge planning, penerimaan
pasien baru dan ronde keperawatan yang baik dan benar. Serta
pembuatan form dokumentasi keperawatan untuk memperbaiki dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan.
4.3.2 Penyediaan ruang isolasi yang sesuai standart dan SOP bagaimana cara
mensterilisasikan ruang isolasi yang benar
a. Rencana kegiatan
Mengajukan kepada atasan untuk menyediakan ruang isolasi yang
memenuhi standart di ruang krisan dan lily dan mengajarkan kepada
Cleaning Service dan seluruh perawat di ruangan untuk mengetahui
bagimana cara yang benar tentang sterilisasi ruangan isolasi yang sudah
dipakai pasien dengan diagnosa penyakit menular.
b. Evaluasi
Dari hasil evaluasi implementasi berdasarkan prioritas masalah
didapatkan hasil yaitu kepala ruangan sudah mengajukan kepada atasan
untuk pengadaan ruang isolasi yang standart di ruang krisan nomer 321
dan masih dalam proses dan untuk SOP mengenai sterilisasi ruang
isolasi masih belum di ajarkan dan kami akan bekerja sama dengan
kepala ruangan untuk mengajarkan bagaimana cara sterilisasi ruang
isolasi yang sesuai dengan SOP yang benar. Selama melakukan
implementasi manajemen di ruang krisan lily, kami bekerja sama
dengan kepala ruangan untuk menyediakan hal-hal terkait rencana
implementasi yang akan dilakukan. Sehingga proses implementasi bisa
berjalan dengan baik.
87
Evaluasi hasil implementasi terkait penyediaan dan pemasangan
stiker sudah terlaksana dengan baik. Selama melakukan implementasi
manajemen di ruang Krisan Lily A, kami bekerja sama dengan kepala
ruangan untuk penempatan dan jumlah stiker yang akan dipasangkan.
4.4 Evaluasi (Proses, Struktur, Hasil) dari Kegiatan Role Play (Timbang
Terima, Penerimaan Pasien Baru, Perencanaan Pulang, dan Ronde
Keperawatan)
4.4.1 Timbang Terima (Over Hand)
a. Evaluasi struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain : catatan timbang terima, status klien dan kelompok
shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang
terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu dari pagi ke sore.
Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin
oleh perawat primer.
b. Evaluasi proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan
mengganti shift. Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer
berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama
dilakukan di nurse station kemudian di bed pasien dan kembali ke nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum
dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang
terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
c. Evaluasi hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Perawat
dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat
berjalan dengan baik.
88
4.4.2 Penerimaan Pasien Baru
a. Evaluasi struktur
Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar
penerimaan pasien baru , informed consent, dan format pengkajian,
nursing kit, status, lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien, dan
lembar tata tertib pasien dan pengunjung.
b. Evaluasi proses
Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP,
dan PA. sedangkan pada shift sore dan malam dilakukan oleh PP dan
PA. Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA. PP melakukan
anamnesa dengan dibantu PA. Pasien baru diberi penjelasan tentang
orientasi ruangan, perawatan (termasuk sentralisasi obat), medis, serta
tata tertib ruangan. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan
klien dan keluarga
c. Evaluasi hasil
1. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
2. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis,
serta tata tertib ruangan
3. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat
b. Evaluasi proses
Bersama KATIM, PP, dan Karu menyapa klien sambil tersenyum
Katim menyampaikan kontrak waktu, memberikan pendidikan kesehatan,
melakukan demonstrasi dan redemonstrasi tentang :
1. Jadwal Kontrol
2. Aktivitas dan istirahat
3. Minum obat teratur
89
4. Perawatan diri selama di rumah
Katim menyampaikan kembali tentang kondisi penyakit klien,
Dan diet klien selama di rumah
c. Evaluasi hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan
keluarga. Klien dapat menyebutkan kembali tentang aturan pengobatan,
rencana kontrol setelah pulang dari rumah sakit sesuai jadwal kontrol atau
bila ada keluhan. Juga aturan diet dan jadwal minum obat (jika ada obat
yang dibawa pulang) dan aktivitas / kegiatan di rumah
90
g) Meningkatkan kemampuan justifikasi. Meningkatkan kemampuan
menilai hasil kerja.
4.5.2 M2 (Material)
1. Dengan adanya pengajuan mengenai ruang isolasi yang sesuai standart
di ruang Krisan Lily A akan mengurangi penularan untuk pasien yang
tidak mengidap penyakit menular.
91
2. Mengajarkan bagaimana cara mensterilisasikan ruang isolasi yang
sesuai dengan SOP yang benar.
4.5.3 M3 (Method)
1. Meningkatkan MAKP di ruangan
2. Mempertahankan timbang terima yang baik sesuai dengan SOP
3. Mengadakan ronde keperawatan untuk pasien yang perlu dilakukan
ronde keperawatan
4. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan pada form dokumentasi
keperawatan.
4.5.4 M4 (Money)
-
4.5.5 M5 (Mutu)
1. Mengajarkan cara cuci tangan dan waktu dilakukannya cuci tangan
pada setiap pasien baru yang masuk di ruang Krisan Lily A
2. Menjelaskan peraturan yang berlaku di rumah sakit, bahwasanya tidak
diperkenankan mendokumentasikan pasien baik foto maupun video
3. KIE pada keluarga pasien tentang alur pelayanan keperawatan yang
akan di berikan selama pasien menjalani perawatan di Krisan Lily A
92
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan manajemen keperawatan di wahan
klinik (Role Play)
2. Mahasiswa mampu menerima informasi atau pengalaman di Wahan
Klinik
3. Mahasiswa mampu memecahkan atau memberi solusi secara manajerial
4. Mahasiswa mampu memberikan sumbangan saran berupa rencana
tindak lanjut
5. Pengkajian kurang maksimal sehingga berpengaruh dalam menganalisa
dan mensintesa masalah.
6. Tidak semua rencana POA dilaksanakan, oleh karena kurangnya
pemahaman tentang manajemen
5.2 Saran
5.2.1 Mahasiswa
1. Lebih aplikastif dalam mengimplementasikan ilmu manajemen
keperawatan di wahana klinikatau dunia praktik yang nyata
2. Menjalankan praktik manajemen keperawatan di wahana klinik sesuai
dengan POA yang direncanakan
3. Meningkatkan komunikasi antar praktikan dan senior serta
pembimbing, sehingga tidak terjadi mis komunikasi yang berdampak
pada kurangnya pemahaman
5.2.2 Institusi
Sebaiknya sebelum mahasiswa praktik pada stase manajemen
keperawatan, dilakukan simulasi dan demonstrasi roleplay manajeme n
keperawatan.
93