Puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan laporan lokmin manajemen
keperawatan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan lokmin keperawatan
manajemen ini berisikan pembahasan tentang manajemen keperawatan di ruangan
ambun suri lantai 1, memberikan banyak informasi kepada pembaca dan bisa
menambah pengetahuan pembaca.
Ucapan terima kasih mahasiswa sampaikan kepada Dosen Pembimbing Mata Ajar
Manajemen Keperawatan, Ibu Ns. Dia Resti DND, M. Kep, Ibu Ns. Endra Amalia,
M. Kep, Ibu Ns. Supiyah, SKp. M. Kes dan Ibu Ns. Reni Susanti, S. Kp, M. Kep, Sp.
KMB sebagai pembimbing klinik, dan teman- teman yang mengambil profesi di
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dan kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung sampai laporan ini selesai tepat pada waktunya.
Mahasiswa menyadari laporan ini tidak luput dari kekurangan – kekurangan yang
membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut, Oleh karena itu mahasiswa
mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Semoga laporan ini memberikan
manfaat bagi kita semua.
(Mahasiswa)
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
Diharapkan pasien puas dengan informasi yang diberikan, dan juga
diharapkan pasien puas dengan tindakan yang telah diberikan
1.3.2 Bagi Rumah Sakit
Dapat menerapkan model asuhan keperawatan profesional yang
mencakup timbang terima, Ronde keperawatan, supervisi
keperawatan , discharge planning dan dokumentasi keperawatan
1.3.3 Bagi Perawat
Diharapkan tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal serta
terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan yang lain dan perawat dengan pasien serta
keluarga dan meningkatkan profesionallisme keperawatan.
1.3.4 Untuk Mahasiswa
Tercapainya pengalaman dalam pengelolan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
b. Organizing
Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menentukan struktur
organisasi, menemtukan model penugasan keperawatan sesuai dengan
keadaan klien dan ketenagaan, mengelompokkan aktifitas – aktifitas
untuk mencapai tujuan dari unit, bekerja dalam struktur organisasi yang
telah ditetapkan dan memahami serta menggunakan kekuasaan dan
otoritas yang sesuai.
c. Staffing
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya
adalah rekrutmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan
mensosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.
d. Directing
Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik,
pendelegasian, cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi.
e. Controlling
Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggung jawaban
keyangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta
pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.
3. Model Tim
Model Tim berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan. Enam – tujuh
perawat profesional dan perawat associate bekerja sebagai suatu tim,
disupervisi oleh tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan Asuhan Keperawatan terhadap
sekelompok pasien, perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri
dari tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang
saling membantu. Penanggung jawab dalam Model Tim ini adalah Ketua Tim.
Kelebihan dari metode ini adalah:
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah di
atasi dan memberikan kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan dari metode ini adalah:
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.
4. Model Primer
Model primer berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari filosofi
Keperwatan. Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek Asuhan
Keperawatan dari hasil pengkajian, kondisi pasien untuk mengkoordinir
Asuhan Keperwatan, dimana ratio Perawat: Pasien 1: 4 / 1:5
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap Asuhan Keperawanan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit.
Model primer mendorong praktek kemandirian perawat dan terdapat kejelasan
antara si pembuat rencana Asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat
yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan koordinasi Asuhan
Keperawatan selama pasien dirawat. Penanggung jawab pada model primer
ini adalah Perawat primer.
5. Model Modular
Model modular adalah suatu variasi dari metode keperawatan primer. Metode
ini sama dengan model keperawatan tim karena baik perawat profesional
maupun non profesional bekerja bersama dalam memberikan asuhan
keperawatan dibawah kepemimpinan seorang perawat profesional. Disamping
itu, dikatakan memiliki kesamaan dengan metode keperawatan primer karena
dua atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien
sejak masuk dalam perawatan hingga pulang bahkan sampai dengan waktu
follow up care.
Sekalipun didalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan
metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga orang perawat, tanggung jawab
yang paling besar tetap ada pada perawat profesional. Perawat profesional
juga memiliki kewajiban untuk membimbing dan melatih non profesional.
Apabila perawat profesional sebagi ketua tim dalam keperawatan modular ini
tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat
profesional lainnya yang berperan sebagai ketua tim.
Peran perawat kepala ruang (nurse unit manager) diarahkan dalam hal
membuat jadwal dinas dengan mempetimbangkan kecocokan anggota untuk
bekerja sama dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta motivator.
2.3
FUNGSI MANAJERIAL PADA METODA TIM
2.3.1
Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah petugas atau perawat yang diberikan tanggung jawab
dan wewenang dalam memimpin pelaksanaan pelayanan keperawatan serta
tata laksana personalia pada suatu ruangan atau bangsal Rumah Sakit.
Tanggung jawab Kepala Rungan:
a. Perencanaan
1) Menunjukan ketua tim akan bertugas diruangan masing-masing
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien, gawat, transisi dan
persiapan pulang bersama ketua tim
4) Mengidentifikasi strategi pelaksanaan keperawatan
5) Mengikuti visite dokter, untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis, yang dilakukan. Program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien
6) Mengatur dan mengendalikan Asuhan Keperawatan
Membimbing pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai
Asuhan Keperawatan
Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang
baru masuk
7) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
8)
Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
9) Menjaga terwujudnya visi dan misi Keperawatan dan rumah sakit
b. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rincian ketua tim Anggota tim secara jelas
4) Membuat rentang kendali Kepala Ruangan dan membawahi 2
ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 Perawat
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga Keperawatan membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada ditempat
kepada ketua tim
9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
11) Indentifikasi masalah dan cara penanganan
c. Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik
3)
Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan Askep Pasien
5)
Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai Asuhan Keperawatan
yang diberikan kepada pasien
2) Melalui supervisi
Pengawasan langsung melalui infeksi, mengamati sendiri
atau melaui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki /
mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga
Pengawasan tidak langsung atau mengecek daftar hadir,
jadwal ketua tim, membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah
proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan)
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksana tugas
3) Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang sudah disusun bersama ketua tim
4) Audit Keperawatan
2. Ketua Tim
Ketua Tim merupakan perawat yang memiliki tanggung jawab dalam
perencanaan, kelancaran dan evaluasi dari askep untuk semua pasien yang di
lakukan oleh Tim di bawah tanggung jawabnya (Nursalam 2003)
Tanggung Jawab ketua Tim:
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
c. Mengenal / mengetahui kondisi pasien dan pendapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan komference
3. Perawat Pelaksana
Perawat pelaksana adalah merupakan seorang tenaga keperawatan yang diberi
wewenang untuk melaksanakan pelayanan/ Asuhan keperawatan di ruang
rawat
Tanggung jawab perawat pelaksana
Dalam melaksanakan tugasanya perawat pelaksan diruang rawat bertanggung
jawab kepada kepala ruangan / kepala instalasi terhadap hal-hal sebagai
berikut:
a. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan Asuhan
keperawatan/kegiatan lainnya yang dilakukan
b. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan Asuhan
Keperawatan atau kegiatan lain yang dilakukan.
Wewenang Perawat Pelaksana
Dalam melaksanakan tugasnya, perawat pelaksana diruang rawat mempunyai
wewenang sebagai berikut
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada Ka tim mengenai Asuhan
keperawatan
b. Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien/ keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batasan dan kewenangan
Uraian tugas perawat pelaksana
a. Memelihara keberhasilan ruang rawat dan lingkungan
b. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
c. Memelihara keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
d. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa sesuai
batas kewenangan
e. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya
f. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan
dan batas kemampuanya antara lain :
1) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan
2) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya mengenai penyakitnya
g. Melatih / membantu pasien untuk melakukan latihan gerak
h. Melaksanakan evaluasi tindakan, keperawatan sesuai batas
kemampuannya
i. Mengobservasi kondisi pasien selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi sesuai batas kemampuannya
j. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus
dan upaya meningkatkan mutu Asuhan Keperawatan
k. Melaksanakan kasus dan upaya meningkatkan mutu Asuhan
keperawatan
2.4
PEDOMAN PENGHITUNGAN KETENAGAAN RUANGAN RAWAT
INAP
Perencanaan tenaga keperawatan adalah langkah – langkah merencanakan tenaga
sesuai dengan ketentuan, proses yang sistematis berdasarkan alasan yang jelas
untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dalam memberikan
pelayanan keperawatan sesuai standar keperawatan ( Junaiti 1995 ).
b. Faktor keperawatan
1) Tingkat pendidikan, pengalaman kerja
2) Etika
3) Motivasi kerja
4) Beban kerja, uraian tugas, mekanisme kerja
c. Faktor lingkungan
1) Disain ruangan : baraks, boxes, kamar
2) Keadaan fisik ruangan : lokasi dan tata letak alat berdekatan atau
berjauhan
3) Kelengkapan fasilitas penunjang dan bahan – bahannya apakah
terbatas atau tidak
d. Faktor organisasi
1) Metode penugasan apa yang dipakai ?
2) Pengembangan kemampuan perawat bagaimana ?
3) Sistem pelayanan penunjang
4) Kemampuan Rumah Sakit
d. Keperawatan intensif
Klien memerlukan observasi ketat dan tindakan yang terus menerus misal
pada pasien cardiogenic shock yang memakai respirator, monitor jantung,
monitor haemodinamik, adanya tanda – tanda shock, aspiksia, coma dll
Setelah pasien dikategorikan, maka dihitung waktu yang dipakai untuk
perawatan lansung dan tidak lansung seperti :
a. Perawatan lansung
Rata – rata waktu yang dibutuhkan adalah 4 – 5 jam per pasien per
hari, dengan rincian sbb :
Perawatan mandiri ½ x 4 jam = 2 jam
Perawatan partial ¾ x 4 jam = 3 jam
Perawatan total 1 - 1 ½ x 4 jam = 4 – 6 jam
Perawatan intensif 2 x 4 jam = 8 jam
b. Perawatan tidak lansung
Adalah waktu yang dipakai untuk kegiatan seperti membuat rencana
keperawatan, konsultasi dengan tim kesehatan lain, menulis dan
membuat catatan kesehatan, rata – rata waktu yang dipakai menurut
gillies 1989 adalah 38 menit, sedang menurut wolf young dalam gillies
adalah 60 menit.
c. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan
Rata – rata waktu yang dipakai adalah 15 menit / pasien, kegiatannya
antara lain penyuluhan terhadap aktifitas sehari – hari pasien, obat –
obatan, kelanjutan perawatan pasien.
Setelah itu dihitung dengan rumus sbb :
Jml jam kep yg rata - rata jml hr/th jml jam kep
dibutuhkan pat/hr x pat / hr x = yg dibutuhkn/th
hr / th – libur jam kerja jml jam kep
masing2 pwt yg diberikan
pwt / th
Contoh perhitungan
Dari hasil observasi selama 6 bulan disebuah RS yang mempunyai 20 tt, rata
pasien dirawat ( BOR ) 15 org, kriteria pasien yang dirawat, mandiri 5 orang,
sebagian 5 orang dan total 5 orang. Tingkat pendidikan SPK dan D3, hari
kerja efektif 6 hari per minggi. Berdasarkan situasi diatas maka perhitungan
tenaga perata diruangan tersebut adalah :
Tentukan jam perawatan yang dibutuhkan klien per hari
Keperawatan lansung
- Perawatan mandiri = 5 org x 2 jam = 10 jam
- Perawatan sebagian = 5 org x 3 jam = 15 jam
- Perawatan total = 5 org x 6 jam = 30 jam
Keperawatan tidak lansung = 15 org x 1 jam = 15 jam
Pendidikan kesehatan = 15 org x ¼ jam = 3,75 jam
Total = 73,75 jam
Tentukan total jam yang dibutuhkan oleh masing – masing pasien
73,75 jam : 15 pasien = 4,9 jam
Tentukan jumlah kebutuhan perawat
4,9 jam x 15 org x 365 hr = 26827,5 jam / th = 16,17 org
(365 hr – 128 hr) x 7 jam 1659 jam / th
Untuk hari libur di Indonesia lebih kurang 76 hari ( 52 hr minggu, 12
hr cuti, 12 hr nasional ), perhitungan juga hari cuti hamil 3 bulan dan
cuti lainnya.
( 16 org + 20% = 16 org + 3 org = 19 orang )
Tentukan jumlah minimal tenaga perawat
Rata – rata pasien/ hr x rata – rata jam / hr = 15 org x 4,9 jam
Jumlah jam kerja/ hr 7 jam
= 10,5 atau 11 org
3. Cara Douglas ( 1984 )
Perhitungan tenaga berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan klien
terhadap keperawatan, klasifikasi itu dibagi 3 tingkat yaitu :
a. Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam / hr, criteria
1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makan, minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda vital dilakukan tiap sift dinas
5) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6) Tindakan pengobatan biasanya simpel
b. Perawatan intermediate waktunya 3 – 4 jam / hr, kriteria
1) Kebersihan diri, makan dan minum dibantu
2) Observasi tanda vital tiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4) Kateter/ intake dan output dicatat
5) Terpasang infus, drain, persiapan pengobatan atau memerlukan
prosedur
c. Perawatan maksimal atau total waktunya 5 – 6 jam / hr, kriteria :
1) Segalanya diberikan / dibantu
2) Posisi yang diatur, observasi tanda vita tiap 2 jam
3) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena
4) Memakai suction
5) Gelisah / disorientasi
Dalam penelitiannya Douglas ( 1984 ) jumlah perawat tergantung dari
tingkat ketergantungan pasien pada tiap sift dinas pagi, sore, malam,
pedomannya adalah tabel berikut
Jml Klasifikasi pasien
pat Minimal Partial Total
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 1,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
dst
Contoh penghitungan
Diruangan Anggrek RSU PMI dirawat 20 pasien dengan kategori : 5 pasien
perawatan minimal, 10 pasien perawatan parsial, dan 5 pasien perawatan total.
Maka perawat yang diperlukan adalah sbb :
Shift pagi
5 pat x 0,17 = 0,85
10 pat x 0,27 = 2,7
5 pat x 0,36 = 1,80
Total tenaga pagi = 5,35 org
Shift sore
5 pat x 0,14 = 0,70
10 pat x 0,15 = 1,5
5 pat x 0,30 = 1,5
Total tenaga pagi = 3,70 org
Shift malam
5 pat x 0,10 = 0,50
10 pat x 0,07 = 0,70
5 pat x 0,20 = 1,0
Total tenaga pagi = 2,20 org
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 5,35 + 3,70 + 2,20 = 11,25 orang
dibulatkan menjadi 12 orang.
Untuk mengukur jumlah kebutuhan ini harus dilakukan monitor kategori jenis
pasien selama 2 minggu, selama – lamanya biasanya 3 – 6 bulan.
2.5
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
2.5.1 Pengertian
Dokumentasi adalah bahan komunikasi tertulis untuk mendukung informasi
atau kejadian (Flosbach, 91). Jadi dokumentasi asuhan keperawatan adalah
dokumentasi tentang fakta-fakta terhadap penyakit klien, gejala-gejala,
diagnosis, penatalaksanaan serta evaluasinya. Catatan tersebut harus dibuat
lengkap, mudah dan cepat diakses secara sistematis sehingga dapat
memberikan suatu informasi yang akurat.
Dokumentasi keperawatan merupakan media komunikasi tertulis yang efektif
antar profesi dalam satu tim pelayanan kesehatan dan pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien. Disamping itu dokumentasi keperawatan
bertujuan untuk perencanaan perawatan pasien sebagai indikator kualitas
pemberian pelayanan kesehatan, sumber data untuk penelitian bagi
pengembangan ilmu keperawatan, sebagai bahan bukti pertanggunggugatan
pelaksanaan asuhan keperawatan serta sebagai sarana pendidikan bagi para
mahasiswa.
2.5.4
Hal-hal yang penting yang diperhatikan dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan
Dalam penulisan dokumentasi keperawatan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu: Isi, informasi yang ditulis harus lengkap, akurat, jelas,
mengandung fakta (obyektif) dan tidak menggunakan istilah atau singkatan
yang tidak umum. Benar, dimana informasi mengenai klien dan tindakan yang
diberikan haruslah faktual. Catatan harus berisi deskripsi, informasi yang
objektif dari apa-apa yang perawat lihat, dengar, rasa dan cium
(Begerson,1988)
a.
Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift/operan
b.
Dari nurse station, perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada
perawat berikutnya
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medik
2) Masalah keperawatan yang masih mungkin muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi
5)
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
f. Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
g. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan lebih lengkap
dan rinci
h. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat
i. Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru
j. Perawat bertanggungjawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-
sama secara langsung melihat keadaan klien.
2.7
CONFRENCE KEPERAWATAN
2.7.1 Defenisi
Konfren adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi, yang dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Pre konfren adalah diskusi tentang aspek kinis
sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Post konfren adalah
diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien.
Yang terlibat dalam konfren adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota
tim. Pre konfren dilakukan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post
konfren dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan. Waktu efektif
yang diperlukan 10 atau 15 menit. Topic yang dibicarakan harus dibatasi,
umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan, tindakan rencana dan data-
data yang perlu ditambahkan (Jean, et. Al, 1973).
2.7.2 Tujuan
Secara umum tujuan konfren adalah untuk menganalisa masalah- masalah
secara kitis dan menjabarkan alternative penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri
dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif (McKechie, 1962). Juga membantu
koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak
terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frrustasi bagi pemberi asuhan
(T. M. Marelli, et. Al, 1997).
2.8
KEWASPADAAN UNIVERSAL
2.8.1 Pengertian
Kewaspadaan Universal atau “Universal Precaution” adalah salah satu dari
dua sistem yang direkomendasikan oleh Central Desease Control (CDC)
ketika merebaknya kasus AIDS di tahun 1980-an. Kewaspadaan universal erat
kaitannya dengan upaya yang diperlukan oleh tim kesehatan ketika menangani
hal yang berkaitan dengan darah dan beberapa cairan tubuh yang terinfeksi,
dimana demi keselamatan tim kesehatan perlu dilakukan perlindungan dari
mereka yang mempunyai HIV positif, Hepatitis B, Hepatitis C atau penyakit
menular lainnya sesuai dengan proses penularannya (Yayasan Spritia, 2006).
2.8.2 Penerapan Kewaspadaan Universal
Penerapan dapat diartikan sebagai suatu praktek atau implementasi dari
kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan melalui proses yang
diketahui atu didapatkan seseorang dari lingkungannya (Sofiah, 206).
Terkait prinsip penerapan kewaspadaan universal, sangat dipengaruhi oleh
perilaku petugas kesehatan d dalam memberikan pelayanan kesehatan
sehingga perlu dilakukan penekanan untuk perubahan perilaku dalam paya
pencegahn dan penularan penyakit, yakni meliputi pengetahuan, sikap,
maupun tindakan.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Sejarah
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi awalnya merupakan Rumah Sakit
Militer Belanda yang didirikan pada tahun 1908. Pada waktu penjajahan
Jepang, rumah sakit ini diambil alih oleh Jepang dan digunakan sebagai RS
Militer Jepang. Sejak perang kemerdekaan RI sampai tahun 1952 dijadikan
sebagai RS Tentara. Pada tanggal 08 September 1952 Rumah sakit ini
diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja Sumatera
tengah, yang kemudian menjadi milik Pemerintah Daerah Sumatera Barat.
Tahun 1979, ditetapkan sebagai RSU Bukittinggi kelas C dengan kapasitas
250 tempat tidur. Berdasarkan SK Menkes RI, tanggal 13 Oktober 1981 RSU
Bukittinggi resmi berganti nama menjadi RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi. Surat keputusannya langsung diberikan oleh Mentri Kesehatan RI
saat itu, yaitu bapak Dr. Suwarjono Suryaningrat. Nama tersebut di pakai
karena bapak Prof. Dr. Achmad Mochtar adalah seorang dokter yang berasal
dari Bonjol Sumatera Barat dan berjasa ditingkat nasional, yang telah di
anugerahi tanda jasa, antara lain : Satya Lencana Kebaktian Sosial tahun
1968, dan tanda kehormatan Bintang Jasa Klas III.
2. Tingkat ketergantungan
Berdasarkan hasil observasi tingkat ketergantungan kklien di Ambun Suri
Lantai 1 dari tanggal 26-29 Maret 2018
a.
Total care : 29 orang
b.
Partial care : 69 orang
c.
Minimal care : 18 orang
Tabel 3.2
Tenaga Perawat diruangan Ambun Suri lantai 1 RSUD Dr Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2018
No Nama JK Pendidikan Status pegawai
1 Ns. Dodi Zartini, S. Kep P S. kep + Ners PNS
2 Syafnidar, A.Md. Kep P D III Keperawatan PNS
3 Danthy D, A. Md. Kep P D III Keperawatan PNS
4 Ns. Firmaneni, S. Kep P S. kep + Ners PNS
5 Yenni Susilawati, A. Md. P D III Keperawatan PNS
Kep
6 Ermaneli, A.Md. Kep P D III Keperawatan PNS
7 Ns. Trisna Setiani Marta, S. P S. kep + Ners PNS
Kep
8 Ns. Yomi Chandra , S. Kep L S. kep + Ners PNS
9 Yuhelmi, AMK P D III Keperawatan PNS
10 Andra Hayu, A. Md, Kep L D III Keperawatan PNS
11 Asneti , A. Md, Kep P D III Keperawatan PNS
12 Refli Junaidi, A. Md, Kep L D III Keperawatan PNS
13 Diana Nofita, A. Md, Kep P D III Keperawatan PNS
14 Yoktrisia Welzy, S. Kep L S1 Keperawatan Kontrak
15 Ns. Retmi Rahayu, S. Kep P S. kep + Ners Kontrak
16 Raudatul Hasanah, A. Md, P D III Keperawatan PNS
Kep
17 Widya Putri P, A. Md, Kep P D III Keperawatan Kontrak
18 Ayda Yanna Silmi, A. Md, P D III Keperawatan Kontrak
Kep
19 Ns. Aulia Arief, S. Kep L S. kep + Ners Kontrak
20 Ns. Ridha Adri , S. Kep P S. kep + Ners Kontrak
21 Wendri , A. Md, Kep L D III Keperawatan Kontrak
22 Rika , A. Md, Kep P D III Keperawatan Kontrak
23 Ns. Lies Diana Dewi , S. P S. kep + Ners Kontrak
Kep
24 Maiyunizar P PNS
b. Pembagian Kerja
Hasil analisis situasi melalui wawancara dari tanggal 26 maret – 28 maret
2018, diruangan Ambun Suri Lantai I disepakati oleh Ns.Dodi Zartini,
S.Kep dan 23 orang tenaga perawat. Jadwal pembagian shift terbagi dalam
3 shift yaitu shift pagi dari jam 07.30 – 14.00 WIB, shift sore dari jam
13.30 – 20.00 WIB, shift malam dari jam 19.30 – 08.00 WIB
2. Peralatan
Tabel 3.3
inventaris alat keperawatan di ruang ambun suri lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
2. Pengorganisasian
Berdasarkan batasan dan wewenang tanggung jawab semua karyawan cukup
jelas secara tertulis dan sesuai dengan standar asuhan keperawatan. Begitu
juga berdasarkn wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan, metode
yang digunakan untuk penugasan yang ada diruangan ini adalah metode
modular. Tujuan dari metode tersebut adalah agar pasien terkelola dengan
baik dan terciptanya pelayanan yang prima.Kemudian dilihat dari
pendelegasian tugas,berdasarkan hasil wawancara dan observasi tentang
pendelegrasian tugas, jika kepala ruangan meningalkan tugas dalam urusan
kedinasan diluar rumah sakit maka tugas kepala ruangan dilimpahkan pada
perawat pelaksana dengan mengunakan surat pelimpahan tugas yang
dikeluarkan oleh direktur utama melalui bidang pelayanan keperawatan
RSAM bukittinggi. Sedangkan jika kepala ruangan meninggalkan ruangan
dalam waktu yang singkat (di dalam rumah sakit ), kepala ruangan melakukan
pendelagasian tugas kepada perawat pelaksana secara lisan saja.
3. Pengarahan
Berdasarkan wawancara tanggal 26 maret 2018 yang dilakukan kepada kepala
ruangan, kepala ruangan mengarahkan semua anggota perawat untuk
mengelola pasien dengan cara metode modular yakni membagi perawat
pelaksana yang diruangan bangsal dan HCU. Kepala ruangan mengatakan
manajemen konflik diruangan sudah ada dan sudah terarah.
4. Pengendalian
Berdasaran hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada tanggal
27-31 maret 2018 kepala ruangan menyatakan bahwa pengendalian kerja
selalu dilakukan dan diawasi langsung oleh kepala ruangan, serta melakukan
diskusi bersama untuk memecahkan masalah diruangan, dan melakukan
survey kepuasan pasien dan keluarga terhadap dokter dan perawat diruang
rawat inap ambunsuri lantai I.
3.6 Karakteristik Responden
I. Pengkajian
Data umum :
a. Perawat
1) Karakteristik pendidikan
Diagram 3.1
Berdasarkan diagram 3.1 dapat dilihat bahwa dari 23 perawat didalam ruangan hanya
19 responden yang mengisi kuesioner, hasil yang didapatkan yaitu berpendidikan D3
keperawatan terdapat sebanyak lebih dari separoh yaitu 13 responden (68,4%), yang
berpendidikan S1 keperawatan terdapat sebanyak sebagian kecil yaitu 1 responden
(5,3%), dan yang berpendidikan profesi ners terdapat sebanyak kurang dari separoh
yaitu 5 responden (26,3%)
Diagram 3.2
Berdasarkan diagram 3.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 23 perawat didalam ruangan
hanya 19 responden yang mengisi kuesioner, hasil sudah mengikuti pelatihan: 3,84
pelatihan perinatogi, lebih dari separoh 50%mengikuti pelatihan BTCLS, sebagian
kecil 15,4% mengikuti pelatihan perawatan luka, 3, 84% mengikuti pelatihan
manajemen keperawatan, 15,4% mengikuti pelatihan PPGD, DAN 3,84% mengikuti
pelatihan BHD.
Analisa tabel :
Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 19 responden lama kerja 1 – 5
tahun terdapat sebanyak kurang dari separoh yaitu 7 responden (36,9%), yang lama
kerja 6 – 10 tahun terdapat sabanyak sebagian kecil yaitu 4 responden (21%), lama
kerja 11 – 15 tahun terdapat sebanyak sebagian kecil yaitu 3 responden (15,8%), lama
kerja 16 – 20 % terdapat sebanyak sebagian kecil yaitu 3 responden (15,8%) dan lama
kerja 21 – 25 tahun terdapat sebanyak sebagian kecil yaitu 1 responden (10,5%).
4) Karakteristik Umur
Diagram 3.3
Distrtibusi frekuensi umur perawat diruangan Ambun Suri Lantai 1 RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi
Berdasarkan diagram 3.3 dapat diatas dapat dilihat bahwa dari 23 perawat didalam
ruangan hanya 19 responden yang mengisi kuesioner, didapatkan hasil yang
berumur 21 – 30 tahun terdapat sebanyak kurang dari separoh yaitu 7 responden
(36,8%), yang berumur 31 – 40 tahun terdapat sebanyak kurang dari separoh yaitu 9
responden (47,4%) dan yang berumur 41 – 50 tahun terdapat sebanyak sebgaian kecil
yaitu 3 responden (15,8%)
II. Hasil data
1. Metode modular
a. Perawat
1) Kuesioner metode modular
Diagram 3.4
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan memberikaan
pengarahan dalam penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri
Lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.4 diatas dari 100%(19) responden didapatkan bahwa yang
menjawab kepala ruangan selalu memberikan pengarahan kepada anggotanya dalam
memberikan asuhan keperawatan sebanyak 74%(14) responden, 21% (4) menjawab
kepala ruangan sering memberikan pengarahan kepada anggotanya dalam
memberikan asuhan keperawatan, dan 5% (1) responden menjawab kepala ruangan
kadang – kadang memberikan pengarahan kepada anggotanya dalam memberikan
asuhan keperawatan.
Diagram 3.5
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan membagi 2 -3
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap 8 – 12 klien dalam
penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri Lantai 1 RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.6 diatas didapatkan dari 100%(19) responden yang menjawab
selalu kepala ruangan menfasilitasi pelaksanaan pemberian askep pasien sebanyak
58%(11) responden, 37%(7) responden yang menjawab sering kepala ruangan
menfasilitasi pelaksanaan pemberian askep pasien, dan 5%(1) responden yang
menjawab kadang – kadang kepala ruangan memfasilitasi pelaksanaan pemberian
askep pasien.
diagram 3.7
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan memberikan
motivasi kepada staf perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri Lantai
1 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.7 diatas didapatkan dari 100% (19) responden yang
menjawab kepala ruangan selalu memberikan motivasi kepada staf perawat dalam
memberikan askep sebanyak 69%(13) responden, 26% (5) responden yang menjawab
kepala ruangan sering memberikan motivasi kepada staff perawat dalam memberikan
askep, dan 5% (1) responden yang menjawab kepala ruangan memberikan motivasi
kepada staff perawat dalam memberikan askep.
Diagram 3.58
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan melatih perawat
untuk bekerja sama dalam pemberian asuhan dalam memberikan asuhan
keperawatan penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri
Lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.8 diatas didapatkan dari 100% (19) responden yang
menjawab selalu kepala ruangan melatih perawat untuk bekerja sama dalam
pemberian askep sebanyak 58%(11) responden, 37%(7) responden yang menjawab
kepala ruangan sering melatih perawat untuk bekerja sama dalam pemberian askep,
dan 5%(1) responden yang menjawab kepala ruangan kadang – kadang kepala
ruangan melatih perawat untuk bekerja sama dalam pemberian askep.
Diagram 3.9
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan Memimpin,
mendukung, menginstruksikan PP untuk melaksanakan tindakan
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri
Lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.9 diatas didapatkan dari 100% (19) responden yang
menjawab selalu kepala ruangan memimpin, mendukung dan menginstruksikan
perawat pelaksana untuk melaksanakan tindakan sebanyak 69% (13) responden,
26%(5) responden menjawab sering kepala ruangan memimpin, mendukung dan
menginstruksikan perawat pelaksana untuk melaksanakan tindakan dan 5% (1)
responden yang menjawab kadang – kadang 26% kepala ruangan memimpin,
mendukung dan menginstruksikan perawat pelaksana untuk melaksanakan tindakan .
Diagram 3.10
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan memberikaan
asuhan keperawatan secara komprehensif dalam penerapan metode
modular di Ruangan Ambun Suri Lantai 1 RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.10 diatas didapatkan dari 100% (19) responden yang
menjawab selalu kepala ruangan memberikaan asuhan keperawatan secara
komprehensif sebanyak 63 % (12 responden, 26%(5) responden menjawab sering
kepala ruangan memberikaan asuhan keperawatan secara komprehensif dan 11 % (2)
responden yang menjawab kadang – kadang Kepala ruangan memberikaan asuhan
keperawatan secara komprehensif
Diagram 3.11
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan memberikaan
bimbingan dan instruksi kepada perawat sejawat kerjanya dalam
penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri
Lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.11 diatas didapatkan dari 100% (19) responden yang
menjawab selalu kepala ruangan memberikaan bimbingan dan instruksi kepada
perawat sejawat kerjanya sebanyak 42 % (8 responden, 53%(10) responden
menjawab sering kepala ruangan memberikaan bimbingan dan instruksi kepada
perawat sejawat kerjanya dan 55%(1) responden menjawab kadang – kadang kepala
ruangan memberikaan bimbingan dan instruksi kepada perawat sejawat kerjanya.
Diagram 3.12
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan memberikaan
asuhan keperawatan sesuai tingkat ketergantungan pasien dalam
penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri
Lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.12 diatas didapatkan dari 100% (19) responden yang
menjawab selalu kepala ruangan memberikaan asuhan keperawatan sesuai tingkat
ketergantungan pasien sebanyak 69 % (13) responden, 26% (5) responden menjawab
sering kepala ruangan memberikaan asuhan keperawatan sesuai tingkat
ketergantungan pasien dan 5% (1) responden menjawab kadang – kadang kepala
ruangan memberikaan asuhan keperawatan sesuai tingkat ketergantungan pasien.
Diagram 3.13
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan berperan sebagai
fasilitator dalam memberikan asuhan keperawatan dalam penerapan
metode modular di Ruangan Ambun Suri Lantai 1 RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.13 diatas didapatkan dari 100% (19) responden yang
menjawab selalu Kepala ruangan berperan sebagai fasilitator dalam memberikan
asuhan keperawatan sebanyak 53 % (10) responden, 37% (7) responden menjawab
sering kepala ruangan berperan sebagai fasilitator dalam memberikan asuhan
keperawatan, dan 10 % (2) responden menjawab kadang – kadang kepala ruangan
berperan sebagai fasilitator dalam memberikan asuhan keperawatan.
diagram 3.14
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan membuat jadwal
dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam memberikan
asuhan keperawatan dalam penerapan metode modular di Ruangan
Ambun Suri Lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.14 diatas didapatkan dari 100% (19) responden yang
menjawab selalu Kepala ruangan membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan
kecocokan anggota dalam memberikan asuhan keperawatan sebanyak 47% (9)
responden, 37%(7) responden menjawab sering kepala ruangan membuat jadwal
dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam memberikan asuhan, dan
16 % (3) responden menjawab kadang – kadang Kepala ruangan membuat jadwal
dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam memberikan asuhan
keperawatan
Diagram 3.15
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan mendelegasikan tugasnya
ketika tidak masuk dinas kepada perawat professional yang dipercaya
dalam penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri Lantai
1 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan diagram 3.15 diatas didapatkan dari 100% (19) responden yang
menjawab selalu Kepala ruangan mendelegasikan tugasnya ketika tidak masuk dinas
kepada perawat professional yang dipercaya sebanyak 58 %(11) responden, 37% (7)
responden menjawab sering kepala ruangan mendelegasikan tugasnya ketika tidak
masuk dinas kepada perawat professional yang dipercaya. Dan 5% (1) responden
menjawab kadang – kadang kepala ruangan mendelegasikan tugasnya ketika tidak
masuk dinas kepada perawat professional yang dipercaya.
diagram 3.16
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan membimbing dan melatih
anggota dalam memberikan asuhan keperawatan dalam penerapan
metode modular di Ruangan Ambun Suri Lantai 1 RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Berdasarkan hasil diagram 3.16 diatas didapatkan dari 100% (19) responden yang
menjawab selalu Kepala ruangan membimbing dan melatih anggota dalam
memberikan asuhan keperawatan sebanyak 53(10) responden, 42%(8) responden
menjawab sering kepala ruangan membimbing dan melatih anggota dalam
memberikan asuhan keperawatan. Dan 5%(1) responden kadang – kadang Kepala
ruangan membimbing dan melatih anggota dalam memberikan asuhan keperawatan.
Tabel 3.6
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan membagi 2 -3
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap 8 – 12 klien
dalam penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri Lantai
1 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.7
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan memfalitasi
pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan pasien dalam penerapan
metode modular di Ruangan Ambun Suri Lantai 1 RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.8
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan memberikan
motivasi kepada staf perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
dalam penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri Lantai
1 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.9
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan memberikaan
bimbingan dan instruksi kepada perawat sejawat kerjanya dalam
penerapan metode modular di Ruangan Ambun Suri
Lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.10
Distribusi frekuensi pertanyaan mengenai Kepala ruangan berperan sebagai
fasilitator dalam memberikan asuhan keperawatan dalam penerapan
metode modular di Ruangan Ambun Suri Lantai 1 RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
b. Kepala ruangan
1) Kuesioner metode modular
Tabel 3.11
Distribusi frekuensi evaluasi penerapan metode modular diruangan Ambun
Suri Lantai I RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Pertanyaan Selalu Sering Kadang - Tidak Total
kadang pernah
1 √ 1
2 √ 1
3 √ 1
4 √ 1
5 √ 1
6 √ 1
7 √ 1
8 √ 1
9 √ 1
10 √ 1
11 √ 1
12 √ 1
Total 6 5 0 1 12
Persentase 50% 41,66% 0 8,3% 100%
Analisa tabel:
Berdasarkan hasil analisa table 3.11 diatas didapatkan dari 100% (12) pertanyaan
kepada kepala ruangan tentang evaluasi penerapan metode modular yang menjawab
selalu sebanyak 6 (50%), 5(41,66%) menjawab sering, 1(8,3%) menjawab tidak
pernah.
2) Wawancara metode modular
Tabel 3.12
Distribusi frekuensi evaluasi kepala ruangan dalam menerapkan metode modular diruangan Ambun Suri Lantai I RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.15
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan memberikan bimbingan
tentang pelaksanaan asuhan asuhan keperawatan sesuai dengan
prosedur diruangan Ambun Suri Lantai I RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.16
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan memberikan arahan untuk
bekerjasama dalam pemberian asuhan keperawatan Ambun Suri
Lantai I RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Kepala ruangan Selalu Sering Kadang – Tidak Total
memberikan arahan kadang pernah
untuk bekerjasama 11 5 3 0 19
dalam pemberian
asuhan keperawatan
Total 11 5 3 0 19
Persentase 58% 26% 16% 0 100%
Analisa tabel:
Berdasarkan hasil analisa table 3.16 diatas didapatkan dari 100% (19) responden
tentang kepala ruangan memberikan arahan untuk bekerjasama dalam pemberian
asuhan keperawatan yaitu 11(58%) responden yang menjawab selalu, 5(26%)
responden menjawab sering, 3(16%) responden menjawab kadang-kadang.
Tabel 3.17
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan memberi contoh yang mudah
dimengerti oleh perawat tentang cara mendokumentasikan proses
keperawatan diruangan Ambun Suri Lantai I RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.18
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan memberikan motivasi kepada
anda untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan diruangan
Ambun Suri Lantai I RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.18
Distribusi frekuensi pertanyaan Waktu kepala ruangan memberikan arahan,
apakah sudah sesuai dengan tujuan pelatihan bersifat perbaikan
diruangan Ambun Suri Lantai I RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.19
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan mengarahkan untuk melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan standar diruangan
Ambun Suri Lantai I RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Kepala ruangan Selalu Sering Kadang – Tidak Total
mengarahkan untuk kadang pernah
melakukan asuhan 11 7 1 0 19
keperawatan sesuai
dengan standar
Total 11 7 1 0 19
Persentase 58% 37% 5% 0 100%
Analisa tabel:
Berdasarkan hasil analisa table 3.19 diatas didapatkan dari 100% (19) responden
tentang kepala ruangan mengarahkan untuk melakukan asuhan keperawatan sesuai
dengan standar yang menjawab selalu 11(58%) responden, 7(37%) responden
menjawab sering, 1(5%) responden menjawab kadang-kadang.
Tabel 3.20
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan memberikan arahan saat
supervise sesuai dengan kebijakan rumah sakit terhadap area tugas
perawat diruangan Ambun Suri Lantai I RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.21
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan dalam memberikan arahan
bersifat membangun untuk perawat diruangan Ambun Suri Lantai I
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Kepala ruangan Selalu Sering Kadang – Tidak Total
dalam memberikan kadang pernah
arahan bersifat 10 9 0 0 19
membangun untuk
perawat
Total 10 9 0 0 19
Persentase 53% 47% 0 0 100%
Analisa tabel:
Berdasarkan hasil analisa table 3.21 diatas didapatkan dari 100% (19) responden
tentang kepala ruangan dalam memberikan arahan bersifat membangun untuk
perawat 10(53%) responden menjawab selalu, 9(47%) responden menjawab sering.
Tabel 3.22
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan memberikan saran dalam
melaksanakan asuhan keperawatan kepada perawat diruangan
Ambun Suri Lantai I RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2018
Tabel 3.23
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan memberikan penilaian yang
objektif atas hasil kerja perawat dalam mendokumentasikan proses
keperawatan diruangan Ambun Suri Lantai I RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Kepala ruangan Selalu Sering Kadang – Tidak Total
memberikan kadang pernah
penilaian yang 13 5 1 0 19
objektif atas hasil
kerja perawat dalam
mendokumentasikan
proses keperawatan
Total 13 5 1 0 19
Persentase 69% 26% 5% 0 100%
Analisa tabel:
Berdasarkan hasil analisa table 3.23 diatas didapatkan dari 100% (19) responden
tentang kepala ruangan memberikan penilaian yang objektif atas hasil kerja perawat
dalam mendokumentasikan proses keperawatan 13(69%) responden menjawab selalu,
5(26%) responden menjawab sering, 1(5%) responden menjawab kadang-kadang.
Tabel 3.24
Distribusi frekuensi pertanyaan Kepala ruangan terlibat aktif dalam kegiatan
asuhan keperawatan diruangan Ambun Suri Lantai I RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tashun 2018
b. Kepala ruangan
1) Kuesioner
Tabel 3.25
Distribusi frekuensi kepala ruangan dalam penerapan supervisi keperawatan diruangan Ambun Suri Lantai I RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018
Analisa tabel:
Berdasarkan hasil analisa table 3.25 diatas didapatkan dari 100% (12) pertanyaan
tentang kepala ruangan dalam penerapan supervisi keperawatan 5 (41,66%)
pertanyaan dijawab selalu, 7(58,333%) pertanyaan dijawab sering.
3. Timbang terima
a) Observasi
Tabel 3.25
Distribusi frekuensi timbang terima diruangan Ambun Suri Lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Tabel 3.28
Distribusi Frekuensi Kepala Ruangan dalam menerapkan aspek – aspek
manajemen (perencanaan ) Sumber Daya Manusia Diruangan Ambun Suri
Lantai 1 RSUD Dr. Ahmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018
Diagram 3.17
Distribusi Frekuensi Kepala Ruangan dalam menerapkan aspek – aspek
manajemen (perencanaan ) Sumber Daya Manusia Di Ambun Suri
Lantai 1 RSUD Dr. Ahmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018
Tabel 3.29
Tabel 3.30
Distribusi Frekuensi kepala ruangan dalam menerapkan aspek – aspek
manajemen (perencanaan ) klien Diruangan Ambun Suri Lantai 1 RSUD
Dr. Ahmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018
b. Pengorganisasian
Tabel 3.31
Distribusi Frekuensi kepala ruangan dalam menerapkan aspek – aspek
manajemen (pengorganisasian) Didalam ruangan Ambun Suri
Lantai 1 RSUD Dr. Ahmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2018
Analisa tabel:
Berdasarkan analisa tabel diatas didapatkan bahwa lebih dari separoh 60% kepala
ruangan menjalankan pengorganisasian didalam ruangan dalam menjalankan
tugasnya, dan 40% kurang dari separoh : 20% tidak melakukan penugasan
dengan dengan tim dan 20% tidak dilaksanakan rentang kendali didalam ruangan
Diagram 3.18
Distribusi Frekuensi kepala ruangan dalam menerapkan aspek – aspek
manajemen (pengorganisasian) Didalam ruangan Ambun Suri
Lantai 1 RSUD Dr. Ahmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2018
c. Pengarahan
Tabel 3.32
Tabel 3.34
d. Pengawasan
Tabel 3.35
Diagram 3.19
ANALISA SWOT
Kekuatan Kelemahan Kesempatan Ancaman
(Strenght ) ( Weekneess ) ( Opportunity ) ( Trechment )
Berdasarkan hasil kuesioner perawat 5% kepala ruangan kadang – Adanya mahasiswa tidak terlaksana
pelaksana menyatakan 74% kepala kadang memberikan pengarahan praktek manajemen fungsi manajemen
ruangan memberikan pengarahan kepada anggotanya dalam yang akan membantu dalam pelaksanaan
kepada anggotanya dalam memberikan memberikan asuhan keperawatan menerapkan metode asuhan keperawatan
asuhan keperawatan modular dalam
Berdasarkan hasil kuesioner perawat 10 % perawat mengatakan tidak memberikan asuhan
pelaksana menyatakan 74% kepala pernah kepala ruangan membagi 2 Diruangan Ambun
ruangan selalu membagi 2 – 3 perawat – 3 perawat untuk memberikan Suri Lantai I
untuk memberikan asuhan keperawatan asuhan keperawatan terhadap 8 –
terhadap 8 – 12 pasien 12 pasien
Berdasarkan hasil kuesioner perawat 5 % mengatakan kadang – kadang
pelaksana menyatakan 69 % kepala kepala ruangan memberikan
ruangan selalu memberikan motivasi motivasi kepada staf perawat
kepada staf perawat dalam memberikan dalam memberikan asuhan
asuhan keperawatan keperawatan
Berdasarkan hasil kuesioner perawat 26 % perawat mengatakan kepala
Berdasarkan hasil kuesioner perawat 16% perawat menyatakan kadang – Adanya mahasiswa Tingginya harapan
pelaksana menyatakan 63% kepala kadang memberikan arahan untuk praktek manajemen pasien dan keluarga
ruangan memberi contoh yang mudah bekerja sama dalam pemberian yang akan membantu kepada perawat untuk
dimergerti oleh perawat tentang cara asuhan keperawatan melaksanakan memberikan
mendokumentasikan proses 5% perawat menyatakan kadang – supervise pelayanan yang
keperawatan kadang memberikan saran dalam keperawatan maksimal terhadap
Berdasarkan hasil kuisoner 41,66% memberikan asuhan keperawatan Diruangan Ambun kebutuhan pasien
kepala ruangan menyatakan sudah Suri Lantai I
menerapkan supervisi keperwatan di
ruangan
Berdasarkan hasil obervasi didapatkan Dari hasil obervasi didapatkan Adanya mahasiswa Tingginya tuntutan
66,7% Diruangan Ambun Suri Lantai I 33,3% tidak melakukan pre dan praktek manajemen masyarakat akan
sudah melakukan pre dan post post conference yang akan membantu pelayanan rumah sakit
conference melaksanakan pre dan yang prima
post conference
Diruangan Ambun
Suri Lantai I
ANALISA DATA
No Data Masalah
1. Kuesioner :
1. Pada hasil kuesioner yang disebarkan pada Belum optimalnya
19 orang perawat metode modular
2.
5 %kepala ruangan kadang – kadang keperawatan diruangan
memberikan pengarahan kepada anggotanya Ambun Suri Lantai I
dalam memberikan asuhan keperawatan
10 % perawat mengatakan tidak pernah
kepala ruangan membagi 2 – 3 perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan
terhadap 8 – 12 pasien
5 % kadang – kadang kepala ruangan
memfasilitasi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan
26 % kepala ruangan kadang – kadang
memimpin, mendukung dan meinstrruksikan
perawat pelaksana untuk melaksanakan
tindakan
11 % kepala ruangan kadang – kadang
memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif
10% kepala ruangan kadang – kadang
berperan sebagai fasilitator dalam
memberikan asuhan keperawatan
16 % kepala ruangan kadang – kadang
membuat jadwal dinas dengan
memepertimbangkan kecocokkan anggota
dalam memberikan asuhan keperawatan
Wawancara :
Pada hasil wawancara yang dilakukan kepada
perawat dari tanggal 27 - 29 maret 2018
mengatakan :
Kepala ruangan tidak pernah tidak pernah
kepala ruangan membagi 2 – 3 perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan
terhadap 8 – 12 pasien
kepala ruangan tidak memfasilitasi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan
observasi :
Pada hasil observasi yang dilakukan kepada
perawat dari tanggal 27 - 29 maret 2018
mengatakan :
20 % kepala ruangan tidak menerapkan
metode modular didalam ruangan Ambun
Suri Lantai I
2. Observasi :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Belum optimalnya
kelompok tanggal 27 maret – 29 maret timbang terima dalam
didapatkan data bahwa : memberikan asuhan
Berdasarkan hasil analisa tabel didapatkan keperawatan diruangan
dari hasil observasi dari 100% responden ambun suri lantai 1
didapatkan bahwa 14,81 % tidak melakukan Rsam Bukittinggi
timbang terima dengan sebagian kecil yaitu
sebanyak 3,70% didalam ruangan tidak
mengadakan timbang terima atau overan
tepat pada saat pergantian shift, dan
didapatkan sebagian kecil yaitu 11,11 %
tidak bersalaman setelah selesai timbang
terima,
3. Observasi :
Pre conference
Berdasarkan hasil observasi oleh kelompok pada Belum optimalnya
tanggal 27 maret – 29 maret 2018 ditemukan pelaksanaan pre dan post
data bahwa : conference di ruangan
13,3% kepala ruangan tidak menanyakan ambun suri lantai 1 rsam
rencana harian perawat masing – masing bukittinggi
perawat
6,7 % kepala ruangan tidak mengucapkan
selamat bekerja
Post conference
6,7 % kepala ruangan tidak menanyakan
hasil asuhan keperawatan masing – masing
klien
4. Kuesioner
Berdasarkan hasil kuesioner yang Belum optimalnya
disebarkan kepada 29 pasien didapatkan : pelayanan kesehatan di
4 % pasien memilih kadang – kadang ambun suri lantai 1
dengan Perawat mampu menangani masalah RSAM bukittinggi
perawatan pasien dengan tepat dan
professional
4% pasien kurang puas dengan Perawat
mampu menangani masalah perawatan
pasien dengan tepat dan professional.
6 % perawat kadang – kadang
melaksanakan perawatan dan pengobatan
tepat waktu,
4% pasien kurang puas dengan Perawat
melaksanakan perawatan dan pengobatan
tepat waktu.
didalam ruangan
Observasi
Sebagian kecil pasien mengeluh dengan
mutu pelayanan didalam ruangan
No. Masalah A B C D E F G H I J K L M N
Keterangan :
A = Resiko terjadi I = Dana
B = Resiko parah J = Fasilitas kesehatan
C = Potensial untuk pelatihan K = Sumber daya
D = Minat perawat L = Sesuai dengan peran
E = Mungkin diatasi perawat
F = Sesuai program M = Skor Total
G = Tempat N = Urutan Prioritas
H = Waktu
Keterangan bobot :
1 = sangat rendah
2 = rendah
3 = cukup
4 = tinggi
5 = sangat tinggi