Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PELAKSANAAN MANAJEME KEPERAWATAN

ROLE PLAY : KEPALA RUANG

Disusun Oleh

DIMAS AJI KUNCORO

2211040146

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral

yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu,

pelayanan keperawatan merupakan faktor penentu baik buruknya mutu dan citra dari rumah

sakit, oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan

hingga tercapai hasil yang optimal. Dengan memperhatikan hal tersebut, proses manajemen yang

baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan

keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan

asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga

keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi,

budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.

Manajemen keperawatan saat ini perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam

pengembangan keperawatan ke depan. Pengembangan keperawatan sangat berkaitan dengan

tuntutan profesi maupun tuntutan global tentang kualitas pelayanan keperawatan, sehingga

diperlukan pengelolaan secara profesional, khususnya kemampuan profesional manajerial

perawat dalam melaksanakan peran perawat sebagai manajer. Sekarang ini, sebagaimana kita

ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan khususnya sistem pelayanan keperawatan mengalami

perubahan sangat pesat. Perubahan tersebut selain karena semakin meningkatnya ilmu

pengetahuan dan teknologi keperawatan, juga sebagai dampak dari situasi politik dan sistem

sosial, ekonomi yangs ering mengalmai perubahan. Aspek perubahan tersebut berimplikasi
terhadap perubahan sistem pelayanan keperawatan sekaligus menjadi tantangan bagi tenaga

perawat profesional (Nursalam, 2002).

Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasi dalam tatanan pelayanan nyata, baik di rumah

sakit maupun di masyarakat, sehingga perawat perlu memahami konsep pengelolaan pelayanan

keperawatan, terutama tentang penerapan peran perawat manajer. Konsep yang harus dikuasai

adalah konsep perubahan, konsep manajemen keperawatan, penyusunan perencanaan (rencana

strategi) dan langkah-langkah penyelesaian masalah.

Manajemen keperawatan adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang

lain. Menurut P. Siagian manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu

dilakukan dalam rangka pencapian tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada tingkat

administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa menejemen adalah suatu seni dan ilmu

perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk

mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Mengimplementasikan ketrampilan manajerial

yang harus dimiliki kepala ruangan sebagai manajer antara lain adalah supervisi pelayanan

keperawatan dan melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan sesuai dengan tanggung jawab

dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap

(Depkes,1999).

Era globalisasi dan kemajuan ilmu serta teknologi mengakibatkan masyarakat dengan mudah

mengakses sumber informasi. Informasi yang banyak diterima oleh masyarakat membuat mereka

semakin kritis dalam menggunakan jasa pelayanan. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan

yang berkualitas merupakan masukan bagi pemberi pelayanan yang harus direspon bila ingin

tetap bertahan. Bersamaan dengan hal tersebut di atas, kebijakan pasar bebas menciptakan iklim

kompetisi terhadap pelayanan kesehatan yang diadakan Rumah sakit baru dengan berorientasi
pada kepuasan klien yang menjadi tujuan penggunaan jasa pelayanan Rumah sakit (Depkes,

2000).

Rumah sakit merupakan subsistem pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi penyediaan

pelayanan kesehatan yang paripurna sekaligus sebagai pusat latihan bagi tenaga kesehatan dan

pusat penelitian. Rumah sakit sebagai organisasi sistem terbuka pada hakekatnya akan terkena

imbasan dari perubahan supra sistem yang lebih besar. Imbasan tersebut berdampak pada

keinginan Rumah sakit untuk memenangkan persaingan melalui pelayanan kesehatan yang

berkualitas dan berorientasi pada kepuasan klien. Pelayanan yang berkualitas merupakan

jaminan rasa aman dan nyaman bagi klien. Kualitas pelayanan kesehatan yang dihasilkan oleh

Rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kinerja pemberi pelayanan kesehatan. Kinerja pemberi

pelayanan kesehatan khususnya perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh supervisi yang

dilakukan oleh kepala ruangan (Schmele, 1996). Menurut Ilyas (1996), bahwa supervisi yang

baik 2 dan terencana dapat meningkatkan kinerja personel.

Dalam sebuah proses supervisi dari kepala ruangan terhadap perawat pelaksana akan terjadi

bimbingan, pengarahan, perbaikan dan umpan balik, sehingga melalui supervisi dapat

meningkatkan kinerja perawat.

Kepuasan kerja perawat pelaksana terhadap supervisi kepala ruangan dapat meningkatkan

motivasi untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik sehingga tercapai kualitas pelayanan

keperawatan (Hasibuan, 1996). Bitel (1995), mengemukakan bahwa kualitas supervisi dapat

dipengaruhi oleh kompetensi kepala ruangan dalam melakukan supervisi. Berdasarkan uraian di

atas maka kompetensi supervisi kepala ruangan mempunyai peran strategis dalam menghasilkan

kualitas pelayanan kesehatan.


B. TUJUAN MENJADI KEPALA RUANG KEPERAWATAN

Mengimplementasikan tugas Kepala Ruang sebagai perencana, pengorganisasian,

penggerakan atau penggarahan, dan pengawasan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ASPEK MANAJEMEN KEPALA RUANG

1. Pengertian

Kepala ruangan adalah seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung

jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat. Kepala ruang

adalah seorang tenaga keperawatan professional yang diberikan tanggung jawab serta

kewenangan dalam mengelola/mengatur kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat

(Depkes, 2000).

2. Persyaratan Kepala Ruang

Berdasarkan Depkes (2000), syarat menjadi kepala ruang yaitu: pendidikan minimal Ahli

Madya Keperawatan/Kebidanan, pernah mengikuti kursus/pelatihan manajemen

pelayanan keperawatan ruang atau bangsal, memiliki pengalaman kerja sebagai perawat

pelaksana 3-5 tahun, serta sehat jasmani dan rohani.Persyaratan sebagai kepala ruang

memberikan gambaran kepada kita bahwa jabatan kepala ruang diberikan bukan

berdasarkan kesenioran tetapi lebih pada kemampuan seseorang dalam mencapai tujuan

melalui orang lain.

3. Tanggung Jawab Kepala Ruang

1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.

2) Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan keperawatan.

3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan.

4) Kelancaran kegiatan  orientasi perawat baru.

5) Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan.


6) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan keperawatan.

7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.

8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan siswa/mahasiswa institusi

pendidikan keperawatan.

4. Wewenang Kepala Ruang

Dalam menjalankan tugasnya, kepala ruang mempunyai wewenang sebagai berikut:

meminta informasi dan pengarahan kepada atsan, member petunjuk dan bimbingan

pelaksanaan tugas staf keperawatan, mengawasi, mengendalikan dan menilai

pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang

rawat, menanda tangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang kepala

ruang, menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/kasi/kepala rumah sakit untuk

kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan (Depkes, 2000).

5. Uraian Tugas Kepala Ruang

1) Tugas Pokok

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang

berada di wilayah tanggung jawabnya.

2) Uraian Tugas Umum

a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :

 Menunjuk perawat primer dan perawat asosiet serta tugasnya masing-masing.

 Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat primer.

 Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan

tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat primer.


 Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.

 Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis

yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang

tindakan yang akan dilakukan terhadap klien.

 Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan :

1. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.

2. Membimbing penerapan proses keperawatan.

3. Menilai asuhan keperawatan.

4. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.

5. Memberikan informasi kepada pasien/keluarga yang baru masuk.

 Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

 Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.

 Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

b. Melaksanakan fungsi pengorganisasian, meliputi :

 Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

 Merumuskan tujuan metode penugasan.

 Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara jelas.

 Membuat rencana kendali, kepala ruangan membawahi 2 perawat primer dan

perawat primer membawahi 2 perawat asosiet.

 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas,

mengatur tenaga yang ada setiap hari.

 Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

 Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.


 Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat kepada perawat

primer.

 Mengembangkan kemampuan anggota.

 Menyelenggarakan konferensi.

c. Melaksanakan fungsi pengarahan, meliputi :

 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.

 Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik.

 Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

 Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan

asuhan keperawatan klien.

 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugasnya.

 Meningkatkan kolaborasi.

d. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi :

 Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat

primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.

 Melalui supervisi :

1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui

laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-

kelemahan yang ada saat ini.

2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan

memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan


sesudah proses keperawatan dilakukan (didokumentasikan), mendengar

laporan dari perwat primer.

e. Melaksanakan fungsi evaluasi, meliputi :

 Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana

keperawatan yang telah disususn bersama.

 Audit keperawatan.
BAB III

RENCANA KEGIATAN

A. Struktur Organisasi

Kepala Ruang

Dimas Aji Kuncoro, S.Kep

Ketua TIM II
Ketua TIM I
Dinda Dwi C, S.Kep
Silvia Putri Lestari, S.Kep

Perawat Pelaksana I Perawat Pelaksana II

Sinta Nuriyah DS, S.Kep Fiana Lestari, S.Kep


B. Rencana Kegiatan

Waktu Kegiatan
08.00 Mengikuti pre conference bersama kepala ruang , ketua tim, dan perawat pelaksana
lain, Kemudian dilanjutkan dengan doa Bersama dan keliling ke pasien
09.00 – - Mengecek kamar yang kosong
- Membagi pasien Tim I dan Tim II
11.30
- Membuat laporan harian
- Mengganti jadwal papan code red
- Memberikan pengarahan katim dan anggota
- Mengisi PPJA
- Manajemen lingkungan
11.30 – ishoma
13.00
13.00 – - mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi
14.00 - mempersiapkan dan merencanakan untuk selanjutnya sesuai tingkat
ketergantungan pasien
- mengobservasi post conference
14.30 Operan jaga
Nama : Dimas Aji Kuncoro

Peran : Kepala Ruang

1. Nama Pasien : Tn K

2. Umur : 66 Thn

3. Dx Medis : Anemia

4. Kamar : 1D

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Keletihan berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi (I.03111)

dengan Kondisi Fisiologis selama 2x24 jam diharapkan Tingkat Observasi:

(Anemia) Keletihan teratasi dengan kriteria hasil: -Monitor asupan dan keluarnya makanan dan

Indikator Awal Target cairan serta kebutuhan kalori

Lesu 3 5 Terapeutik:

Selera makan 3 5 -Rencanakan program pengobatan untuk

Pola Istirahat 3 5 perawatan di rumah (mis. medis, konseling)


Edukasi:

Keterangan: -Ajarkan pengaturan diet yang tepat

1.Menurun Kolaborasi:

2.Cukup menurun -Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat

3.Sedang badan, kebutuhan kalori dan pilihan makanan

4.Cukup meningkat

5.Meningkat

b.
BAB IV

LAPORAN PELAKSANAAN ASKEP PASIEN KELOLAAN

A. Implementasi dan Evaluasi

1. Nama pasien : Tn K

Umur : 66 thn

Dx Medis : Anemia

Kamar :1 D

Hari/tgl/jam Implementasi Catatan Perkembangan

Selasa, 28 -Melakukan timbang terima S: Pasien mengatakan muntah darah

Maret 2023 -Melakukan pre conference O: KU Cukup, Kesadaran CM,

08.00 -Merencanakan program pengobatan dirumah TTV:

seperti konseling TD: 197/54 mmHg, N: 94x/menit, S: 36,2°, SPO2: 93%

-Memonitor tanda tanda vital A: Masalah belum teratasi

-Melakukan post conference

-Operan
Indikator Awal Target Akhir

Lesu 3 5 4

Selera makan 3 5 4

Pola Istirahat 3 5 4

P: Lanjutkan intervesi

-Pemeriksaan USG

-Infus RL 20ptm, Injeksi Vitamin B12, Injeksi Nefrofer 20mg/ml


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pelaksanaan peran kepala Ruang pada hari Selasa, 21 Februari 2023 telah selesai

dilaksanakan Kegiatan pre conference dan operan jaga atau timbang terima berjalan dengan baik

Implementasi yang dilakukan kepada pasien kelolaan oleh perawat pelaksana berjalan dengan

baik. Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan.

B. Saran

Dari pelaksanaan peran sebagai kepala ruang, diharapkan kepala ruang melaksanakan

tugasnya dengan baik serta membantu dalam pembuatan asuhan keperawatan pada pasien

Anda mungkin juga menyukai