A DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN UTAMA RESIKO INFEKSI DENGAN DIAGNOSA
MEDIS SUSPEK DIABETES MELLITUS
Di Susun Oleh :
A32020158
2020/2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Akademik
( DADI SANTOSO,M.Kep )
ii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian.....................................................................................................1
2. Etiologi.........................................................................................................1
3. Batasan Karakteristik.................................................................................. 2
4. Faktor Yang Berhubungan ..........................................................................3
5. Fokus Pengkajian........................................................................................ 4
6. Patofisologi dan Pathway Keperawatan...................................................... 7
7. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul.................................................. 9
8. Intervensi Keperawatan................................................................................9
1. Data Subyektif........................................................................................... 14
2. Data Obyektif............................................................................................ 18
1. Pengkajian................................................................................................. 29
2. Perumusan Masalah....................................................................................29
3. Diagnosa.................................................................................................... 29
4. Perencanaan............................................................................................... 30
5. Evaluasi..................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
iii
4
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Resiko Infeksi merupakan berisiko mengalami peningkatan terserang
organisme patogenik (SDKI 2018).
2. Etiologi
Diabetesm tipe II disebabkan karena kurangnya produksi dan ketersediaan insulin di
dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin yang sebenarnya jumlah cukup.
Kekurangan insulin disebabkan oleh terjadinya kerusakan sebagian ecil atau sebagian
besar sel beta pancreas dalam elenjar pancreas yang berfungsi menghasilkan insulin.
Gangguan sekresi insulin ini terjadi karena sel beta pancreas tidak mampu untuk
mensekresikan insulin dengan kebutuhan (Smeltzer & Bare, 2001). Faktor genetic
terdapat factor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya DM
tipe II. Faktor-faktor tersebut adalah factor usia, obesitas, pola makan, dan merokok
(Smeltzer & Bare, 2002)
3. Batasan Karakteristik
Menurut Riyadi S dan Sukarmin (2011) batasan karakteristik dijumpai pada pasien
Diabetes Mellitus yaitu :
1. Poliura (Peningkatan pengeluaran urin)
2. Polidipsi (peningkatan rasa haus) akibat volume urin yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehdirasi esktrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti
dehidrasi ekstrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradient
konsentrasi ke plasma yang hipertronik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel
merangsang pengeluaran ADH dan menimbulkan haus.
3. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien diabetes
lama, katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan sebagian sel untul
menggunakan glukosa sebagai energy.
4. Polifagia (Peningkatan rasa lapar)
5
5. Fokus Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang akurat akan membantu dalam menentukan status
kesehetan dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi, kekuatan dan
kebutuhan klien yang dapat diperoleh melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang.
6
b. Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor registrasi, tanggal
masuk RS dan diagnose medis.
c. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada ekstrimitas bawah, rasa raba yang menurun,
adanya luka yang tidak sembuh-sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka
d. Riwayat kesehatan sekarang
Mengenai kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka, serta upaya yang
telah dilakukan oleh klien untuk mengatasinya
e. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya penyakit DM atau penyakit yang ada kaitannya dengan defisiensi
insulin misalnya penyakit pancreas, jantung, obesitas, tindakan medis dan obat-
obatan yang pernah di dapat.
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Terdapat salah satu keluarga yang menderita DM atau penyakit keturunan yang
dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misalnya hipertensi.
g. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap
penyakit klien.
h. Pemeriksaan Head to toe
1. Keadaan Umum
Pemeriksaan tanda-tanda vital, tingkat kesadaran dan antropomertri TTV :
TD, N, RR, S. Tingkat kesadaran : Composmentis, apatis, somnolen,
delirium, spoor/semicoma, coma. Antropoometri : TB/PB, BB
2. Kepala dan Leher
Pengkajian daerah kepala, distribusi rambut, keadaan umum
3. Hidung
4. Telinga
6. Dada
: bunyi jantung).
7. Abdomen
8. Integumen
keluhan/gangguan lain
i. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi GDS > 200 mg/dl. Gula darah puasa >
126 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
2. Urine
3. Kultur pus
3. Analisa Data
dibedakan data subjektif dan data objektif dan berpedoman pada teori
6. PATHWAY
Produksi pigmen
Paparan sinar UVB (panjang gelombang 280-320 nm)
melanin sedikit
Barier perlindungan
Menembus lapisan ozon hingga stratum korneum manusia kulit tipis Regenerasi
kolagen
Risiko Infeksi
7. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis( neoplasma )
b. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
8. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut dengan agen pencedera fisiologis ( neoplasma )
Tujuan ( SLKI ) adalah Tingkat Nyeri Menurun dengan kriteria hasil :
1) Kemampuan menuntaskan aktifitas meningkat
2) Keluhan nyeri menurun
3) Meringis menurun
4) Sikap protektif menurun
5) Gelisah menurun
6) Kesulitan tidur menurun
7) Manarik diri menurun
8) Berfokus pada diri sendiri menurun
9) Diaphoresis menurun
10) Perasaan depresin (tertekan) menurun
11) Perasaan takut mengalami cedera menurun
12) Anoreksia menurun
13) Ketegangan otot menurun
14) Muntah menurun
15) Mual menurun
16) Frekuensi nadi mambaik
17) Pola napas membaik
18) Tekanan darah membaik
19) Proses berikir membaik
20) Focus membaik
21) Perilaku membaik
22) Nafsu makan membaik
23) Pola tidur membaik
4
1) Manajemen nyeri
Observasi
• Identifikasi lokasi, karakteristik , durasi , frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
• Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi respon nyeri non ferbal
• Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan
nyeri
• Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
• Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
• Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
• Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
• Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Intervensi ( SIKI )
1) Pencegahan Infeksi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 50 ahun
Agama : Islam
Pendidikan :SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Lawen 3/1 Pandanarum
Diagnosa Medis : Susp. Kanker Epidermoid
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit di daerah luka operasi
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien masuk RS tgl 19 April 2021 dengan terdapat luka di dahi
sebelah kanan , dan terasa gatal
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mempunyai riwayat tekanan darah tinggi.
3) Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dari keluarga
14
15
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak mengeluhkan sesuatu saat sebelum sakit,
pasien dapat beraktivitas bebas .
- Saat sakit
Pasien mengeluhkan adanya nyeri dan gatal pada dahi kanan P :
Adanya luka post op di dahi kanan, Q : Seperti ditekan, R : di dahi
sebelah kanan, S : 8, T : terus menerus.
2) Pola Nutrisi
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum masuk Rumah Sakit porsi makan habis
kurang dari 1 porsi.
- Saat sakit
Ketika pasien di rawat di Rumah sakit Ny. K nafsu makan tidak
baik dan makan tidak habis.
3) Pola Eliminasi
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa pola eliminasi BAB setiap pagi dan 1x1
hari dengan konsistensi lembek berwarna coklat kekuning-
kuningan tidakdirasakan nyeri. Pada saat sebelum sakit pola BAK
Ny. K 3x dalam 1 hari dengan warna kuning jernih tidak disertai
nyeri.
- Saat sakit
Saat di rawat di Rumah Sakit pasien belum BAB, BAK hanya 2x
dalam 1 hari warna kuning jernih tidak disertai nyeri dan tidak
terpasang selang kateter.
4) Pola Aktivitas
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan kegiatan sehari-hari yaitu ibu rumah tangga .
saat ini Ny. K harus di rawat di Rumah sakitkarena penyakitanya.
- Saat sakit
16
- Saat sakit
Pasien dibantu saat berpakaian
9) Pola Spiritual
- Sebelum sakit
Pasien melaksanakan sholat 5 waktu
- Saat sakit
Pasien melaksanakan sholat dengan tiduran
10) Pola komunikasi
- Sebelum sakit
Pasien bisa berkomunikasi dengan baik
- Saat sakit
Pasien berbicara dengan lemah dan menahan nyeri
11) Pola rekreasi
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sering melakukan jalan-jalan keluar rumah dan
menonton televisi
- Saat sakit
Pasien hanya terbaring di tempat tidur
12) Pola bekerja
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan mengatakan berkerja dikebun sendiri merawat
tanaman salaknya
- Saat sakit
Pasien hanya tiduran saja
13) Pola belajar
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan belum mengetahui cara penanganan penyakit
yang dirasakannya
- Saat dikaji
Pasien hanya tahu yang diakaminya tetapi tidak tahu cara
merawatnya
18
1. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum (KU) :Baik
2) Kesadaran : compos mentis
3) TD : 154/99mmHg
4) N : 79 x/mnt
5) S : 36,2 0C
6) RR : 20x/mnt
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : mesochepal, bersih, tidak ada lesi
2) Muka :warna kulit wajah pucat, struktur wajah simetris, dapat
mengerutkan dahi, tidak ada luka, tidak ada pembengkakan
3) Mata :Konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik, tidak ada
pembengkakan, adanya reflek cahaya pada pupil dan bentuk isokor
kanan dan kiri, iris kanan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan
4) Hidung :Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasal
ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada secret
5) Mulut :Keadaan mukosa bibir kering dan pucat
6) Telinga :Bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri, lubang
telinga bersih, tidak ada serumen berlebih, pendengaran berfungsi
dengan baik
7) Leher :Kelenjar getah bening teraba, tiroid teraba
8) Dada :
a) Jantung :
19
5 5
5 5
11) Kulit
Kulit kemerahan, turgor kulit kurang
12) Genetalia
Jenis kelamin perempuan, tidak terpasang DC
Terapi
c. Analisa Data
DO
P : adanya luka Tindakan operasi
post op di dahi
kanan
Q : Seperti dtekan
Luka pasca
R : dahi bagian
kanan pembedahan
S:8
Muncul respon
T : terus menerus
TD: 154/99mmHg nyeri
Nyeri akut
2. DS : Efek prosedur Resiko
Pasien mengatakan invasif Efek prosedur Infeksi
luka operas di invasif
dahi seblah meninggalkan
kanan. luka pasca
DO:
Terdapat perban di dahi pembedahan
sebelah kanan
terpajan debu
dan
21
mikroorganisme
sel antibody
bekerja
melaawan
mikroorganisme
Terjadi
peningkatan
jumlah leukosit
Resiko infeksi
d. INTERVENSI
Kolaborasi
1) Kebersihan Terapeutik
tangan
Batasi jumlah
meningkat
pengunjung
2) Kebersihan
Berikan perawatan
badan
kulit pada area post op
meningkat
Cuci tangan sebelum
3) Nafsu makan
dan sesudah kontak
meningkat
dengan pasien dan
4) Nyeri
lingkungan pasien
menurun
5) Kemerahan Edukasi
23
Kolaborasi
Kolaborasi pemerian
antibiotik
untuk mencegah
infeksi
e. Implementasi
TD :
154/99
mmHg
N:
79x/m
R:
20x/m
S: 36,2
Pasien
mengat
akan
punya
riwayat
hiperte
nsi
20/4/202 2 14.50 1. Belum adanya
1 tanda – tanda
tanda – tanda infeksi
infeksi
15.00
2.
Pasien
anjuran mengatakan jika
mau tidur lampu
kepada pasien akan di matikan
dan jika ada yang
15.10 dan keluarga menjenguk agar
bergantian
agar mebatasi
25
jumlah
pengunjung
dan mengatur
Pasien
pencahayaan mengatakan sudah
15.30 tau cara mencuci
3. tangan yang benar
dan akan selalu
cara mencuci menjaga
kebersihan luka
15.35 tangan yang operasi
benar, dan
agar jangan
menyentuh Pasien mau
melaksanakan
bagian luka anjuran petugas
operasi
4.
agar makan Pasien
mengatakan akan
makanan yang melaksanakan
anjuran petugas
disediakan
agar nutrisi
tercukupi
5.
minum air
purih 8 gelas
perhari agar
terhindar dari
dehidrasi
26
f.EVALUASI
N Tanggal/Jam Paraf
Evaluasi ( SOAP )
O
27
Skala nyeri : 6
P : Lanjutkan Intervensi
timbul
O : S : 36,5
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
infeksi
2. Menganjurkan agar makan
makanan yang disediakan agar nutrisi
tercukupi
3. Menganjurkan minum air
purih 8 gelas perhari agar terhindar dari
dehidrasi
BAB III
PEMBAHASAN
Penulis akan fokus membahas satu masalah keperawatan yaitu nyeri akut Ny.
K dengan susp kanker epidermoid di ruang Kenanga Banjarnegara mulai dari tahap
pengkajian, penegakan diagnosis, implementasi, dan evaluasi serta akan dibahas juga
kesenjangan antara kasus yang dikelola di ruang Kenanga dengan konsepteori.
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian tanggal 20 april 2021 di temukan data pada pasien
bernama Ny. K berusia 50 tahun. Pada saat pengkajian keluhan utama nyeri pada
luka operasi di dahi sebelah kanan. Pasien datang sendiri memeriksakan ke Poli
Bedah RS Hj.Anna Lasmanah. Keluhan pada waktu di kaji adalah nyeri terus
menerus dengan skala nyeri 8 dari rentang 1 – 10, pasien tampak lemas karena
baru melakukan operasi pembedahan kanker.
2. Perumusan Masalah
Fokus studi asuhan keperawatan yang penulis kelola adalah masalah
nyeri akut.
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cidera akut, penyakit, atau intervensi
bedah yang memiliki awitan yang cepat, dengan intensitasyang bervariasi
(ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat.
Pada pasien ditemukan data bahwa klien merasa nyeri di dahi sebelah
kanan dengan skala 8 dan terus menerus. Kemudian ditambah dengan data
objektif klien terlihat menahan nyeri dan lemas, tekanan darah : 154/99 mmHg,
nadi : 79x/menit, suhu : 36,20C, respirasi rate : 20 kali/menit. Masalah nyeri akut
ini disebabkan oleh luka post operasi pembedahan.
3. Diagnosa
a. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis ( neoplasma )
Masalah Keperawatan nyeri akut ialah pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan
1) Berdasarkan hasil pengkajian tentang nyeri akut didapatkan data
subjektif dari Ny.K mengeluhkan nyeri pada dahi sebelah kanan ,nyeri
29
30
kompres hangat dan relaksasi distraksi, klien melaporkan nyeri yang terkontrol,
dan tekanan darah dalam batas normal yaitu 120/70mmHg.
Selanjutnya intervensi keperawatan yang diberikan yaitu lakukan pengkajian
nyeri komprehensif PQRST, tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap
kualitas hidup klien, gali bersama klien faktor-faktor yang dapat menurunkan
atau memperberat nyeri, evaluasi bersama klien dan tim kesehatan lainnya
mengenai efektivitas tindakan pengontrolan nyeri yang pernah digunakan
sebelumnya, ajarkan penggunaan teknik non farmakologis seperti kompres
hangat dan relaksasi distraksi, dan monitor tanda-tanda vital klien.
Tindakan keperawatan pada pasien selama 2 hari. Selama 2 hari berturut-turut
pasien diajarkan teknik pengurangan nyeri akut secara non farmakologis yaitu
dengan nafas dalam. Sedangkan relaksasi nafas dalam dilakukan karena
pernafasan pada abdomen dengan frekuensi lambat serta perlahan, berirama, dan
nyaman dengan cara memejamkan mata saat menarik napas dapat membuat
tekanan darah menurun (Setyoadi dkk 2011 : 127). Terapi non farmakologis
tersebut dilakukan agar dapat mengurangi nyeri kepala sekaligus menurunkan
tekanan darah tinggi yang dialami pasien. Pasien sangat kooperatif ketika
diajarkan kedua teknik tersebut, ditandai dengan pasien dapat memperhatikan
dengan seksama apa yang telah diajarkan dan mengulanginya dengan baik dan
benar. Pasien juga telah menerapkan teknik tersebut ketika merasakan nyeri
kepala tanpa didampingi oleh perawat.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap hari secara sumatif. Evaluasi keefektifan atau
keberhasilan pengelolaan nyeri akut pada klien hipertensi dilihat dari hasil
pemeriksaan tekanan darah mengalami penurunan atau dalam batas normal;
persepsi ketidaknyamanan nyeri meliputi penyebab (P), kualitas (Q), lokasi (R),
skala (S), waktu (T) yang disampaikan secara verbal oleh klien mengalami
pengurangan atau bahkan tidak dirasakan lagi; serta ekspresi pasien menahan
nyeri menjadi berkurang ataupun hilang.
Berdasarkan perkembangan kondisi pasien selama dua hari didapatkan data
tekanan darah pasien pada hari kedua adalah 140/90 mmHg Oleh karena itu,
tujuan pertama yaitu hasil pemeriksaan tekanan darah mengalami penurunan
berhasil dicapai.
32
Asmarajaya, AAGN. 2008. Kanker Kulit. Denpasar: SMF Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana