Anda di halaman 1dari 3

PERDARAHAN INTRA-ABDOMEN

C. ETIOLOGI
Menurut (Hudak & Gallo, 2001)
kecelakaan atau trauma yang terjadi
pada abdomen, umumnya banyak
diakibatkan oleh trauma tumpul.
Trauma pada abdomen disebabkan oleh
A. DEFINISI
Disusun Oleh : 2 kekuatan yang merusak, yaitu :
Trauma adalah cedera fisik dan psikis,
Nama Anggota Kelompok 10 - Paksaan /benda tumpul
kekerasan yang mengakibatkan cedera
Dimas Aji Kuncoro (1811020005) - Trauma tembus
(sjamsuhidayat, 2010).
Dewi Siska (1811020008) D. KLASIFIKASI
B. ANATOMI FISIOLOGI
Rossdiana Pramudita (1811020030) Trauma pada abdomen dapat di bagi
Anatomi dalam dari abdomen meliputi
Laila Musalimah (1811020031) menjadi dua jenis, yaitu :
3 regio:
Laeli Izah Rofi’ah M (1811020038)  Trauma penetrasi
 Rongga Peritoneal
Ulfah Nur Wulandari (1811020064)  Luka tembak
Rongga Peritoneal dibagi menjadi
Kelas : 6A  Luka tusuk
2 bagian, yaitu:
FAKULTAS ILMU KESEHATAN  Trauma non-penetrasi
o Rongga Peritoneal Atas
PRODI KEPERAWATAN S1  Kompres
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH o Rongga Peritoneal Bawah
 Hancur akibat kecelakaan
PURWOKERTO  Rongga Pelvis
 Sabuk pengaman
2021  Rongga Retroperitoneal
 Cedera akselerasi
E. PATOFISIOLOGI kerusakan integritas rongga saluran jumlah pasien total dengan trauma
pencernaan. abdomen, gambaran spesifik prognosis
Patofisiologi yang terjadi berhubungan
F. KOMPLIKASI untuk pasien trauma intra abdomen
dengan terjadinya trauma abdomen
Gejala dan tanda yang sering muncul sulit. Angka kematian untuk pasien
adalah :
pada komplikasi dengan peritonitis rawat inap berkisar antara 5-10%
a. Terjadi perpindahan cairan antara lain : (Udeani & Steinberg, 2011).
berhubungan dengan kerusakan  Nyeri perut seperti ditusuk H. PENATALAKSANAAN
pada jaringan,kehilangan darah dan  Perut yang tegang (distended)  Mulai prosedur resusitasi ABC
shock.  Demam (>380C) (memperbaiki jalan napas,
b. Perubahan metabolic dimediasi  Produksi urin berkurang pernapasan dan sirkulasi).
oleh CNS dan system  Pertahankan pasien pada brankard;
 Mual dan muntah
makroendokrin,mikroendokrin. gerakan dapat menyebabkan
 Haus
c. Terjadi masalah koagulasi atau fragmentasi bekuan pada pembuluh
 Cairan di dalam rongga abdomen
pembekuan dihubungkan dengan darah besar dan menimbulkan
 Tidak bisa buang air besar atau
perdarahan massif dan transfuse hemoragi massif.
kentut
multiple.  Pastikan kepatenan dan kestabilan
 Tanda-tanda syok.
d. Inflamasi, infeksi dan pembentukan pernapasan.
G. PROGNOSIS
formasi disebabkan oleh sekresi  Gunting pakaian penderita dari
Prognosis untuk pasien dengan trauma
saluran pencernaan dan bakteri ke luka.
abdomen bervariasi. Tanpa data
peritoneum  Hitung jumlah luka dan tentukan
statistic yang menggambarkan jumlah
e. Perubahan nutrisi dan elektrolit lokasi luka masuk dan keluar.
kematian di luar rumah sakit, dan
yang terjadi karena akibat
 Kontrol perdarahan dan  Pasang kateter urin untuk  Berikan profilaksis tetanus sesuai
pertahankan volume darah sampai mendapatkan kepastian adanya ketentuan.
pembedahan dilakukan. hematuria dan pantau jumlah urine  Berikan antibiotik spektrum luas
 Berikan kompresi pada luka dengan perjam. untuk mencegah infeksi. Trauma
perdarahan eksternal dan lakukan  Tutupkan visera abdomen yang dapat menyebabkan infeksi akibat
bendungan pada luka dada. keluar dengan balutan steril, karena kerusakan barier mekanis,
 Pasang kateter IV berdiameter balutan dibasahi dengan salin untuk bakteri eksogen dari lingkungan
besar untuk penggantian cairan mencegah kekeringan visera pada waktu cedera dan manuver
secara cepat dan memperbaiki  Fleksikan lutut pasien; posisi ini diagnostik dan terapeutik (infeksi
dinamika sirkulasi. mencegah protusi yang lanjut. nosokomial).
 Perhatikan kejadian syok setelah  Tunda pemberian cairan oral untuk  Siapkan pasien untuk pembedahan
respon awal terhadap terapi mencegah meningkatnya peristaltik jika terdapat bukti adanya syok,
transfusi; ini sering merupakan dan muntah. kehilangan darah, adanya udara
tanda adanya perdarahan internal.  Siapkan pasien untuk parasentesis bebas dibawah diafragma,
 Aspirasi lambung dengan atau lavase peritonium ketika eviserasi, atau hematuria.
memasang selang nasogastrik. terdapat ketidakpastian mengenai
Prosedur ini membantu mendeteksi perdarahan intraperitonium.
luka lambung, mengurangi  Siapkan pasien untuk sinografi
kontaminasi terhadap rongga untuk menentukan apakah terdapat
peritonium, dan mencegah penetrasi peritonium pada kasus
komplikasi paru karena aspirasi. luka tusuk.

Anda mungkin juga menyukai