Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manajemen pelayanan kesehatan termasuk bidang pelayanan keperawatan di Indonesia
perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal
ini di kaitkan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi di Indonesia.
Pelayanan keperawatan di masa mendatang harus mengutamakan kebutuhan konsumen
atau pasien (consumen minded). Hal ini di dasarkan pada kecenderungan perubahan saat ini
dan persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, perawat harus dapat mendefinisikan,
mengimplementasikan, dan mengukur perbedaan bahwa praktik keperawatan harus dapat
dijadikan sebagai indikator agar kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
professional di masa depan terpenuhi. Sementara kualitas layanan keperawatan pada masa
mendatang belum jelas, peran perawat harus dapat menunjukkan dampak yang positif
terhadap sistem pelayanan kesehatan (Nursalam, 2015).
Penerapan konsep manajemen menuntut para pelaku yang terlibat dalam manajemen
keperawatan untuk selalu melaksanakan fungsi-f'mgsi manajemen berdasarkan filosofi, misi,
tujuan dan sesuai dengan kondisi pelayanan kesehatan yang ada sehingga bentuk
pelayananan keperawatan yang diberikanakan sejajar dengan tingkat kemajuan pelayanan
kesehatan yang terjadi.
Untuk mengantisipasi perkembangan dan perubahan tersebut, manajemen Keperawatan
merupakan sebuah solusi yang bermanfaat melalui perencanaan yang tepat,
pengorganisasian yang baik, pengarahan yang lebih terarah, dan pengawasan yang intensif.
Pelayanan keperawatan yang berada dalam kerangka pelayanan kesehatan ini dilakukan
oleh perawat bersamasama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam rangka mencapai tujuan
dan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis dini, penyembuhan dan
kesembuhan dari penyakit / kecelakaan dan rehabilitasi.Yang intinya adalah untuk mencapai

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 1
kesehatan bagi setiap manusia.ltulah pelayanan keperawatan yang tentunya dilaksanakan
oleh perawat itu sendiri.
Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses, peran dan fungsi dari
manajemen pelayanan keperawatan, karena manajemen keperawatan adalah suatu tugas
khusus yang harus dilaksanakan oleh manager atau pengelola keperawatan yag meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta mengawasi sumber-sumber yang ada, baik
sumberdaya maupun sumber dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif dan efisien baik kepada klien, keluarga dan masyarakat. (Olivia, 2020)
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi
salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Hal ini
terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling
depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan yang dialami pasien
dan keluarganya (Nursalam, 2015).
Manajemen keperawatan adalah suatu kegiatan pelayanan keperawatan yang dilakukan
oleh manajer keperawatan melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
evaluasi serta pengendalian sumber daya yang ada agar mampu mencapai tujuan pelayanan
yang bermutu baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Rahmadhani D.Y dan Miko
E.P, 2018).
Peranan dan fungsi manajemen dalam keperawatan dibagi lima tahap yaitu planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing (personalia), actuating (pengarahan)
dan controling (pengawasan) yang merupakan satu siklus yang saling berkaitan (Sagala R,
2018)
Menurut Muizu dan sule (2017) menyatakan manajemen di bagi dalam 3 tingkatan
yaitu : Manajemen Puncak (Top Management), Manajer bertanggung jawab atas pengaruh
yang ditimbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal:
direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manager tingkat puncak
adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan merumuskan konsep untuk
dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya. Manajemen Menengah (middle
Management), manajemen menengah harus memiliki keahlian untuk personal atau
manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, berkerja sama dan memotivasi orang lain.

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 2
Manajer bertanggung jawab melaksanakan dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal :
manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk. Management bawah / lini (Low
Management), manajer bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah
ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini juga memiliki keahlian
yaitu keahlian teknis, artinya keahlian yang mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan
keahlian dalam bidang kusus, misal: supervisor/ pengawas produksi, mandor.
Menurut Saputra dkk (2019). Peranan manajer ruangan (kepala ruangan) sangat penting
dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2015). Peran
interpersonal kepala ruangan yaitu dukungan dan motivasi dari kepala ruangan merupakan
bagian dari persuasif sosial yang memengaruhi self-efficacy perawat sehingga upaya
pencegahan jatuh dapat dilakukan secara maksimal. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan
keyakinan diri oleh adanya peningkatan motivasi dalam diri individu.
Dari hasil jurnal "Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial
Kepala Ruangan terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuahan Keperawatan ” menunjukkan
bahwa hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang
menunjukan adanya pengaruh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala
ruangan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. ( Alidon, 2019)
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes, 2016). Suatu rumah sakit memerlukan
pengorganisasian untuk melancarkan jalan sukses. Organisasi rumah sakit memiliki
pemimpin dan staf yang bergerak dibidangnya agar organisasi di rumah sakit mampu
menjalankan yang optimal.
Rumah sakit jiwa Marzoeki Mahdi, Bogor adalah salah satu rumah sakit tipe A dan
merupakan pelayanan kesehatan rujukan tertinggi alias pusat. .Oleh karena itu Rumah sakit
jiwa Marzoeki Mahdi Bogor memberikan pelayanan yang lebih lengkap dari yang umum
sampai spesialis.
Berdasarkan observasi kelompok di Rumah Sakit Jiwa Daerah Marzoeki Mahdi Bogor
pada tanggal 24 mei-27 mei, didapatkan data bahwa perawat di Ruang Sadewa belum

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 3
melakukan Kegiatan Operan, Pre Conference, Post Confrence serta Supervisi Ruangan
secara optimal.
Sehingga kelompok menganalisa, menentukkan masalah, dan mendiskusikan bersama
perawat ruangan untuk meningkatkan manajemen tersebut akan melakukan pertemuan
lokakarya mini I (LOKMIN I) mengenai pengumpulan data dan penyebaran kuesioner
serta diskusi tentang manajemen keperawatan di Ruang Sadewa RSJ Marzoeki Mahdi
Bogor.

1.2. Waktu Pelaksanaan


Praktek statase manajemen pada kelompok Prof. Achir Yani dilakukan selama 3
minggu dimulai dari tanggal 24 Mei 2021 hingga 12 Juni 2021.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran metode manajemen keperawatan dengan pendekatan
5M & 4 pilar MPKP.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mampu membuat analisa data
b. Mampu membuat analisis SWOT
c. Mampu membuat plan of action.

1.4. Manfaat
Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan diharapkan akan
memberikan manfaat kepada :
1.4.1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip manajemen
keperawatan di lapangan
b. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal analisa pelaksanaan
manajemen keperawatan
1.4.2. Bagi Rumah Sakit
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA
RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 4
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai bahan masukan
bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu manajerial pelayanan Rumah
Sakit.

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 5
BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA

2.1 Kajian situasi RS Jiwa Marzoeki Mahdi

2.1.1 Deskripsi

Rumah sakit jiwa Marzoeki Mahdi adalah sebuah rumah sakit jiwa Tipe A
yang berada di jalan sumeru No. 114 Bogor. Dengan luas lahan 578.765 m2 dan
luas bangunan 26.862 m2, memiliki kapasitas tempat tidur 640 tempat tidur (TT)
distribusi tempat tidur berdasarkan pelayanan terdiri dari rawat inap psikiatri 483
TT, rawat inap pemulihan ketergantungan NAPZA 97 TT dan rawat inap umum
138 TT, sementara berdasarkan kelas terdiri dari kelas VIP dan Utama 45 TT
(6,27 %), kelas I 57 TT (7,10 %), kelas II 57 TT ( 7,94 %), kelas III 373 TT
( 51,95 %) dan kelas khusus 194 TT (26,94 %).

2.1.2 Visi

Menjadi Rumah Sakit Jiwa rujukan nasional dengan unggulan layanan


rehabilitasi psikososial pada tahun 2019

2.1.3 Misi

a. Mewujudkan layanan kesehatan jiwa dengan unggulan rehabilitasi psikolosial

b. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan riset unggulan


dalam bidang kesehatan jiwa

c. Meningkatkan peran strategis dalam program kesehatan jiwa nasional

d. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan stakeholder

2.1.4 Moto (SEHAT)

Sigap Empati Harmoni Antusias Tertib

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 6
2.2 Kajian situasi Ruangan Sadewa Rs Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor

2.2.1. MAN
A. Struktur Organisasi
SUSUNAN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG SADEWA

KEPALA RUANGAN

Ns. Siti Nuraeni R. , S.kep

KATIM I KATIM II

Yuyun Sulasiah. Amd.Kep Ratna Ayu Amd.Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

1. Edi Waluyo, Amd.Kep 1. Ratna Ayu,Amd.Kep

2. Asep Sofyan, Amd.Kep 2. Alif Saefudin, Amd.Kep

3. Pendi Hindarsyah, Amd.Kep 3. Timbul Parasian, S.Amd.Kep

4. Anita Elyana,Amd.Kep 4. Anggun Arsnawati,Amd.Kep

5. Nurbaeti, Amd.Kep 5. Nise Anisa Amd.Kep

Gambar 2.2
Susunan Organisasi Perawat Di Ruang Sadewa
Dari data yang di dapat struktur organisasi keperawatan di Ruang Sadewa tidak
ada masalah kepala ruang sebagai penanggung jawab perawat dengan jenjang
Pendidikan yang tertinggi sedangkan anggotanya baik KARU, KATIM dan PP sudah
disesuaikan menurut tingkat Pendidikan yang sudah di tempuh oleh perawat.

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 7
B. Sumber daya manusia
Total tenaga perawat : Pagi 4 Orang, Sore 2 Orang, Malam 2 Orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari rata-rata = 11 Orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang
Sadewa adalah:
8 Perawat Pelaksana + 1 kepala ruang + 2 Ketua Tim= 11 orang.
Ruang Sadewa mempunyai 11 tenaga perawat termasuk kepala ruangan,
PA dimana tenaga tersebut melakukan asuhan keperawatan pada pasien
Perawat sadewa dibagi menjadi 3 shif jaga yaitu
a. Shif pagi : 2 Orang
b. Shift sore : 2 Orang
c. Shift Malam : 2 Orang
C. Rasio Perbandingan Jumlah Perawat
Perhitungan kebutuhan perawat diruangan Sadewa memilik i kapasitas 20
bed. Dengan rasio 1 orang perawat bertanggung jawab atas 2 pasien dengan
rata-rata shift 8 jam seperti table dibawah ini :

Ruangan Kapasitas bed Rasio perawat : Rata-rata


pasien jaga/shif

Sadewa 20 1:2 8

Analisa Masalah:
pada unsur MAN di ruangan sadewa sudah sesuai dengan penerapan
metode MPKP dan tidak ada masalah.

2.2.2 MATERIAL
Material merupakan sarana dan prasarana penunjang organisasi yang meliputi :

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 8
a) Denah lokasi
Ruangan Sadewa adalah ruangan khusus laki-laki yang terdiri dari 10 ruang
perawatan untuk pasien dengan fasilitas tempat tidur dan masing-masing kamar mandi
serta Wc, di setiap Ruangan sadewa mempunyai dua teras samping kiri kanan. Ruang
sadewa memiliki satu ruangan yang terdiri dari KARU,KATIM, dan perawat
pelaksana serta satu ruang nurse station. Ruang sadewa merupakan ruang pasien
gangguan jiwa sebagai ruangan pasien laki-laki untuk berbagai macam gangguan jiwa
dengan kapasitas pasien 18 orang.

b) Inventaris alat
1) 20 tempat tidur
2) 12 Lemari Baju
3) 1 TV
4) 1 Timbangan BB
5) 2 Kipas Angin
6) 3 Tempat Sampah
7) 2 White Board
(Gambar depan Kamar dari RSJ MM)
8) 18 Bantal
c)Rencana Pengadaan Alat
Ada, rencana pengadaan alat baru diajukan tiap tahun. Rencana pengadaan alat
tersebut sudah dimasukkan dalam anggaran tahunan sebelumnya. Program
pengadaan alat sudah masuk dalam program tahunan

d) Alur pasien masuk dan keluar


ALUR PASIEN MASUK KELUAR RUANG SADEWA

PASIEN DARI BERBAGAI PASIEN DARI POLI KLINIK


PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANGAN DI RUANG SADEWA
(KRESNA,DEWI
RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 9
AMBA,DLL)
RUANG SADEWA

Pasien masuk keruang sadewa biasanya berasal dari ruangan lain karena
ruangan sadewa merupakan ruangan stabililsasi. Pasien di ruangan sadewa bisa
langsung pulang jika mendapat izin dokter
Analisa Masalah:
Pada unsur Material di ruangan sadewa sudah sesuai dengan penerapan
metode MPKP dan Tidak ada masalah.

2.2.3METHOD
Metode merupakan tata cara kerja yang mempelancar jalannya pekerjaan
manajemen yang meliputi :
a)Penerapan MPKP (Tim)
Metode yang digunakan di ruangan Sadewa RSJ MM adalah
metode MPKP. Model praktik keperawatan Profesional (MPKP) Adalah
suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai) yang memfasilitasi perawat
professional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Pada Ruangan Sadewa RSJ
MM terdiri dari Kepala Ruangan, Ketua TIM, Perawat Pelaksana. Dalam
satu shift perawat dibagi menjadi dua tim yang secara bergantian
melakukan asuhan keperawatan pada seluruh pasien jiwa yang dirawat di
ruang Sadewa Rumah sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Di Ruangan Sadewa
terdapat beberapa prosedur tetap diantarnya prosedur penanganan pasien
gaduh gelisah dengan menggunakan skala RUFA,PANS-EC.
b)Tanggung jawab dan pembagian tugas
1. Kepala Ruangan

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 10
menetapkan standar kinerja yang diharapkan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan
mengorganisir pembagian tim dan pasien
memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan
kepemimpinan
menjadi naras sumber bagi ketua tim
mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang
metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan
memberikan pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada
diruangannya
melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada
diruangannya
memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim Kesehatan
lainnya
melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan
diruangannya, kemudian menindaklanjuti
memotivasi staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset
keperawatan

2. Ketua TIM
Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya
yang didelegasikan oleh kepala ruangan
Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
asuhan keperawatan Bersama-sama anggota tim nya
Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan Tindakan medik
Membuat penugasan pada setiap anggota tim dan memberikan
bimbingan melalui conference
Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang
diharapkan serta mendokumentasikannya

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 11
Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan
askep
Melakukan kolaborasi dengan tim Kesehatan lainnya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan

3. Perawat Pelaksana
Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari
dan kepada AN yang ada dalam satu grup
Melakukan konfirmasi supervise tentang kondisi pasien
segera setelah operan setiap pasien
Mengikuti pre conference yang di lakukan PN setiap awal
tugas jaga
Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada buku rekam medis
pasien
Membimbing dan melakukan Pendidikan Kesehatan yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan kepada pasien
tanggung jawabnya

b. Operan
Pada Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor dirungan Sadewa operan
dilakukan 3 X perhari yaitu pada pagi (08.00 WIB), Siang (14.00 WIB), Malam
(20.00 WIB), Operan dilaksanakan tepat waktu dan dihadiri semua perawat yang
bertugas pada shift tersebut. Dalam pelaksanaannya pelayanan di ruangan Sadewa
jarang dilakukan pre-conference dan post-conference. Operan terkadang

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 12
dilakukan melalui buku laporan, buku laporan berisi tentang keadaan pasien
selama satu shift.
c. Supervisi Keperawatan
Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor melaksanakan pengendalian mutu
dengan cara menjalankan supervisi dari semua level manajemen. Supervisi
tersebut antara lain, supervisi head nurse terhadap disiplin serta protokol
Kesehatan dan keselamatan kerja. Supervisi clinical care manajer dalam kinerja
klinis staf (nurse care planning, patient safety, kepuasan pasien, kenyamanan
pasien). Selain itu, dilakukan juga penilaian secara berkala terhadap kinerja klinis
pada staf yang ada. Namun Tindakan supervisi yang dilakukan oleh kepala
ruangan Sadewa Tidak Terjadwal

2.2.4MONEY
Sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor
berasal dari APBD dan pendapatan Fungsional diperoleh dari pelayanan Rumah
Sakit Marzoeki Mahdi Bogor dengan hasil dari kerja sama badan pelayanan
jaminan Kesehatan/BPJS

2.2.5 MUTU

1. BOR (Bed Occupancy Ratio=Angka penggunaan tempat tidur)

Menurut Depkes RI (2015), BOR adalah presentase pemakaian tempat


tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai
parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus:

(jumlah hari perawatan di rumah sakit) x 100%

(jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode)

Perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR) Ruang Sadewa Oktober-


Desember :
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA
RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 13
NO Bulanan/Tahun 2017 BOR (%)

1. Oktober 73,7%

2. November 75,8%

3. Desember 83,9%

Rata-Rata BOR/Oktober-Desember 77.89%

Berdasarkan table diatas didapatkan rata-rata penggunaan tempat tidur di


ruangan sadewa dari bulan Oktober-Desember 2017 adalah 77,8%.
Idealnya 60-85%. Jadi penggunaan tempat tidur di ruang sadewa sudah
memenuhi nilai idealnya.

2. ALOS (Average Length Of Stay=Rata-rata lamanya pasien dirawat)

ALOS menurut Depkes RI (2015) adalah rata-rata lama rawat seorang


pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi,
juga dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum
nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2015)

Rumus:

(jumlah lama dirawat)

((jumlah pasien keluar (hidup+mati))

Perhitungan Average Length Of Stay (ALOS) ruangan sadewa bulan


Oktober-Desember 2017

No Bulan/Tahun 2017 ALOS (Bulan)

1 Oktober 5,2 %

2 November 4,9 %

3 Desember 4,1 %

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 14
Rata-rata ALOS 4,7 %

3. TOI (Turn Over Interval=Tenggang Perputaran)

TOI menurut depkes RI (2015) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efesiensi penggunaan tempat tidur. Ideal
nya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1 smpai 3 hari

Rumus:

((jumlah tempat tidur x periode)- Hari perawatan))

((jumlah pasien keluar (hidup+mati))

Perhitungan Trun Over Interval (TOI) Ruang Sadewa bulan Oktober-Desember


2017

No Bulan/Tahun 2017 TOI (Bulan)

1 Oktober 5,6

2 November 6

3 Desember 5,9

Rata-rata TOI 5,8

Analisa Masalah:
Pada unsur Mutu di ruangan sadewa sudah sesuai dengan penerapan metode
MPKP dan Tidak ada masalah

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 15
BAB III

ANALISA DATA DAN PERENCANAAN

3.1. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH

Metode MPKP

1. Management Approach Pendekatan Management Approach yang belum


optimal
Management Approach
Meliputi :
A. Pengarahan A. Pengarahan
1) Pre Conference 1) Kegiatan Pre conference belum
Dalam pelaksanaan pelayanan di terlaksana secara efektif
ruangan Sadewa jarang dilakukan 2) Kegiatan Post Coference belum
dilakukan Pre-Conference terlaksana secara efektif
2) Post Conference 3) kegiatan supervisi masih belum
Dalam pelaksanaan pelayanan di optimal
ruangan Sadewa jarang dilakukan
dilakukan Post Conference
3) Supervisi
Tindakan Supervisi yang dilakukan
oleh kepala ruangan di ruangan
Sadewa tidak terjadwal.

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 16
3.2. PRIORITAS MASALAH BERDASARKAN ANALISA SWOT

NO MASALAH S W O T
MANAGEMENT KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN

1. Pendekatan Management A. Telah diberlakukan A. Dalam pelaksanaan A. Pre Conference selalu Adanya
Approach yang belum model praktek pelayanan di ruangan diikuti oleh KARU, ketidakefektifan
optimal meliputi : keperawatan profesional Sadewa jarang KATIM dan Perawat penugasan untuk
A. Pengarahan yang mana telah dibentuk dilakukan dilakukan Pelaksana pelaksanaan
1) Kegiatan Pre struktur organisasi Pre-Conference B. Post Conference selalu Asuhan
conference belum ruangan, B. Dalam pelaksanaan diikuti oleh KARU, Keperawatan
terlaksana secara B. Penugasan dalam pelayanan di ruangan KATIM dan Perawat
efektif pembagian pekerjaan Sadewa jarang Pelaksana
2) Kegiatan Post yang spesifik, dan dilakukan dilakukan C. Supervisi di ruangan ruangan
Coference belum menentukan siapa yang Post Conference sadewa sudah dilakukan

terlaksana secara memiliki hak dan C. Tindakan Supervisi dilakukan dimana kepala

efektif tanggung jawab untuk yang dilakukan oleh ruangan biasanya mengawasi
tindakan perawat pada
mengerjakan beberapa kepala ruangan di
pasien
3) kegiatan Supervisi tugas dapat dilakukan ruangan ini tidak

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 17
masih belum dikarenakan inisiatif dari terjadwal.
optimal perawat.
C. Supervisi di ruangan
Sadewa sudah dilakukan
dilakukan dimana kepala
ruangan biasanya
mengawasi tindakan
perawat pada pasien

3.3. POA (PLANING OF ACTION)

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 18
NO MASALAH RENCANA KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT PENANGGUNG
MANAGEMENT JAWAB

1. Management 1. Rapat Dengan seluruh A. Perawatan Karu, katim, 03 Juni STIKES Uray Frasigit
Approach perawat ruangan terkait yang aman dan perawat 2021 Baiturrahi Sepbhania,
A. Pengarahan Management Approach dan nyaman pelaksana 08.00 m Jambi Kadarisna,
1) Pre Pengarahan : pada pasien WIB Nofelia Cyntia
Conference 1) Melakukan RolePlay psikiatri di Rizki, Ria
2) Post Pre Conference rawat inap Amelia, Sri
Conference Sesuai SOP Modul B. Meningkatkan Hartati, Aulia
3) Supervisi MPKP kualitas Sandra, Yolanda
2) Melakukan RolePlay perawatan Rahmi Pida
Post Conference pasien di
Sesuai SOP Modul rawat inap
MPKP psikiatri, LOS
3) Melakukan RolePlay menurun dan
Supervisi Sesuai SOP terjadi
Modul MPKP penurunan
angka gaduh
gelisah

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 19
C. Mengurangi
konflik antara
staf dan
pasien

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG SADEWA


RUMAH SAKIT JIWA MARZUKI MAHDI 20

Anda mungkin juga menyukai