Anda di halaman 1dari 16

FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

Mata Kuliah

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

Hendra Nijaya
204201446086

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu


lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin
(H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009). Manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2013).
Fungsi manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen secara
umum yaitu pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan
(Suarli dan Bahtiar, 2009).

Kholid (2013), menyatakan fungsi manajemen keperawatan,


memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan yang holistik
sehingga seluruh kebutuhan klien dirumah sakit terpenuhi.

Dalam manajemen keperawatan, ada beberapa tingkatan manajemen


antara lain adalah; top manager, middle manager, dan nursing low manager.
Kepala ruangan merupakan bagian dari nursing low manager yang
mempunyai peranan penting dalam pelayanan di suatu bangsal atau ruangan.
Kepala ruangan keperawatan yang merupakan bagian dari manajemen
keperawatan berpihak kepada fungsi manajemen keperawatan yaitu POAC
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling) dalam rangka untuk
memajukan staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional (Nursalam, 2013).

Sebagai seorang pemimpin, kepala ruang harus mampu dalam


mengutarakan ide atau gagasan, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini
penting bagi pemimpin untuk dapat mendorong maju bawahan, memberikan
ataupun menerima bagi kemajuan organisasi dan kepentingan bersama
Seorang pemimpin harus memberikan petunjuk-petunjuk, mengoreksi
kesalahan-kesalahan yang terjadi, mengajukan gagasan dan menerima saran-
saran. Kepala ruang harus memiliki kemampuan bekerja sama dengan orang-
orang dengan berbagai ragam sifat-sifatnya, sehingga mereka benar-benar
dengan penuh kemauan dan kesetiaan di bawah kepemimpinannya. Sebagai
seorang pemimpin, kepala ruang harus pandai mengadakan pendekatan
terhadap orang-orang dan menghargai pendapat-pendapat atau pandangan-
pandangan orang lain. Sedangkan kemampuan teknis diperlukan karena
dengan memiliki kemampuan ini seorang pemimpin akan lebih mudah
mengadakan koreksi bila terjadi kesalahan pelaksanaan tugas dari
bawahannya.

Aspek manajerial keperawatan dalam menjaga keselamatan diri para


perawat pelaksana Mayanti, 2016 mengatakan bahwa Budaya organisasi,
komunikasi, pengendalian, hubungan tim, dan pelatihan merupakan variabel
yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku perawat dalam
menjaga keselamatan diri. Umur, lama kerja, pendidikan, jenis kelamin, beban
kerja, kepemimpinan, dan budaya organisasi merupakan variabel yang tidak
mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku perawat dalam menjaga
keselamatan diri. Maka penting bagi seorang manajer memberikan arahan dan
merencanakan pelatihan dalam mengembangkan ilmu pada perawat pelaksana
dimana seiring perkembangan zaman dan teknologi yang canggih untuk
meningkatkan dalam menjaga keselamatan diri di ruangan Rumah Sakit

Peran dan fungsi manajemen keperawatan dalam manajemen konflik


menurut Mito Julianto di Indonesia masih banyak tantangan terutama terletak
pada masalah hukum dan peraturan mengenai keperawatan salah satunya
adalah belum ada kejelasan mengenai hirarki kompetensi perawatan yang
berlaku secara umum, sehingga standar kompetensi tersebut seringkali harus
ditetapkan oleh masing-masing lembaga pelayanan kesehatan secara terbatas
dan berbeda-beda antara institusi kesehatan yang satu dengan yang lain.
Contoh kasus yang paling jelas adalah belum adanya peraturan yang baku
tentang batas kewenangan perawat lulusan D3 dan S1.

Pada fungsi manajemen pengarahan kepala ruangan dengan kinerja


perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD
Bima yang di analisis oleh Zulkarnain, 2017 mendapatkan bahwa pelaksanaan
fungsi pengarahan kepala ruangan di harapkan memiliki dampak bagi staf
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan mendapatkan hasil
hubungan antara fungsi supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat
pelaksana diperoleh bahwa ada sebanyak (78,0%) perawat pelaksana yang
mempersepsikan fungsi supervisi kepala ruangan baik merasa kinerjanya baik,
sedangkan diantara perawat yang merasa kurang baik dengan kinerjanya
sebanyak (52,8%) mempersepsikan fungsi supervisi kepala ruangan kurang
baik.

Pentingnya perencanaan dalam manajemen keperawatan di rumah


sakit menurut Ronita, 2017 dapat profesionalisme perawat dapat diwujudkan
dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas dan professional tersebut adalah
pengembangan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yang
memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi
lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat
memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga
keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang dengam sumber
daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Adventy, 2018 dikarenakan


fungsi manajemen adalah berbagai tugas atau kegiatan manajemen yang
mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen adalah elemen-elemen
dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang
dijadikan acuan oleh manejer dalam melaksanakan kegiatan untuk mecapai
tujuan. Dimana fungsi manajemen meliputi fungsi perencanaan,
pengorganisasian, fungsi directing, fungsi controlling. Dan kemudian dalam
penelitian beliau yang berjudul hubungan fungsi manajemen kepala ruang
dengan penerapan patient safety di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan
menjelaskan bahwa fungsi manajemen kepala ruang dan Patient Safet di ruang
rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan mayoritas baik

Hubungan fungsi manajemen kepala ruangan dengan kepatuhan


perawat pelaksana dalam penerapan patient safety di rumah sakit umum
Imelda pekerja Indonesia medan yang dilakukan oleh Edisyah, 2019
mendapatkan bahwa pelaksanaan seminar dan pelatihan patient safety yang
dijadwalkan oleh kepala ruangan harus lebih ditingkatkan lagi motivasinya
karena dimana manajemen keperawatan terdapat fungsi manajemen yaitu
actuating untuk memotivasi setiap anggota kelompok untuk meningkatkan
tugas kinerjanya.

Pada pendelegasian kepada ketua tim di unit rawat jalan RS Militer


Jakarta perawat manajer sering kali diharapkan mampu untuk mengorganisasi
dan memsupervisi kerja dari tenaga kesehatan lain di wilayahnya, kunci
krusial dari hal ini adalah kemampuan manajer untuk mendelegasikan tugas
secara rutin dan efektif. Pendelegasian tugas yang efektif menempatkan
perawat untuk bertindak asertif, bersifat memimpin, serta mampu beradaptasi
dengan perubahan ditemukan kesimpulan oleh Aris Teguh, 2019 bahwa
manajemen keperawatan dapat memberikan kompetensi tambahan melalui
pelatihan pendelegasian yang dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam
pendelegasian kepada ketua tim dan perawat pelaksana, setelahnya dapat
disusun SOP terkait monev pelaksanaan proses pendelegasian dan
dokumentasinya dalam buku delegasi oleh tim khusus yang dibentuk oleh
manajer keperawatan untuk menunjang keberlanjutan proses pendelegasian
yang efektif.

Program pengendalian mutu merupakan salah satu fungsi utama


kepala ruangan. Rumah sakit telah memiliki program pengendalian mutu yang
dipersyaratkan standar akrediratas rumah sakit, namun kepatuhannya
penerapannya masih perlu dipertahankan. Rumah sakit dipersyaratkan untuk
dapat mempertahankan kepatuhan dan kesinambungan pengendalian mutu
guna mengevaluasi proses kerja secara berkelanjutan. Maka dari itu Nurdiana,
2017 menganalisis penerapan fungsi manajemen kepala ruangan dalam
pengendalian mutu keperawatan dan didapatkan hasil bahwa penerapan
pengendalian mutu keperawatan oleh kepala ruangan belum optimal dalam hal
tindak lanjut dari hasil capaian mutu. Selain itu pelibatan kepala ruangan
dalam penetapan indicator mutu keperawatan. Kurangnya pelibatan kepala
ruangan tersebut berdampak pada belum difahaminya definisi dari masing-
masing indicator mutu yang dipantau, diperlukan sosialisasi, workshop dan
simulasi tentang langkah dalam penerapan pengendalian mutu keperawatan
yang dilihat cukup efektif meningkatkan pengetahuan kepala ruangan dan
akan membuka wawasan lebih luas tentang pemantauan mutu yang
dipersyaratkan akreditasi rumah sakit.

Pada pengalaman kepala ruangan dalam mengimplementasikan fungsi


manajemen di ruang rawat inap RSUD Ampana Kabupaten Tojo UNA-UNA
Sulawesi Tengah Wihelmus,2018 menyimpulkan bahwa masih banyak kepala
ruangan yang belum melaksanakan fungsi manajemen keperawatan
dikarenakan kurangnya pengetahuan, hal itu mengakibatkan kurangnya
antusiasme dalam menerima perubahan. Maka dari itu masih harus melakukan
penambahan wawasan kepada semua staf.

Pada masa pandemi Covid-19 implikasi manajemen keperawatan


dalam penanganan virus disease 19 menjadi penting karena perawat
mendapatkan tantangan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
professional dengan resiko tertular yang tinggi, keterlibatan manajemen
keperawatan sangat diperlukan agar pelayanan keperawatan tetap bisa
berlangsung dengan tetap menjaga perawat terhindar dari penularan covid-19
dalam penelitian yang dilakukan oleh Junia, 2020 menyimpulkan bahwa
keterlibatan manajemen keperawatan dibutuhkan untuk pelatihan bagi perawat
untuk menangani pasien covid-19, pengelolaan tenaga dan sarana
keperawatan juga masih perlu diperhatikan serta yang tidak kalah pentingnya
yaitu aspek psikologi perawat dalam menangani pasien covid-19.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen
Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur
beberapa hal secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan agar
hal-hal yang diatur berjalan dengan seimbang, lancar dan mencapai tujuan
yang diharapkan. Manajemen melibatkan orang-orang sebagai upaya untuk
bekerja dan mengelola suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dan mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
“to manage” adalah kata kerja yang sering digunakan mengandung arti
“control” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi mengelola,
menangani atau mengendalikan. Manajemen menggunakan manusia maupun
sumber daya lainnya untuk mencapai sebuah tujuan melalui proses yang
meliputi; planning, organizing actuating and controlling
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan. Manajemen
keperawatan dapat di definisikan sebagai suatu proses dari perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan.
Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian.
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi
keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomi pada pasien.
B. Konsep Dasar Manajemen

1) Manajemen sebagai ilmu


Suatu ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk
memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk
mencapai tujuan.
2) Manajemen sebagai seni
Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan
usaha yang minimal.
3) Manajemen sebagai profesi
Manajeman sebagai profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan keterampilan
sebagai pemimpin atau manajer pada suatu organisasi/suatu perusahaan
tertentu.
4) Manajemen sebagai proses
Manajemen adalah proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, dimana dalam masing-masing bidang
tersebut digunakan ilmu pengetahuan dan keahlian serta diikuti secara
berurutan dan tujuan yang telah ditetapkan.

C. Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi pokok manajemen ada empat proses, yaitu :


1. Planning/Perencanaan
(Swanburg R., 2000 dalam Kholid, 2013), planning memutuskan
seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa
yang melakukannya. Merupakan kegiatan untuk mengetahui penyebab
dan tujuan dalam melakukan tindakan-tindakan selanjutnya. Salah satu
fungsi yang digunakan untuk merencanakan segala sesuatu dengan
sebaik mungkin dalam upaya untuk mencapai tujuannya.
2. Organizing/Pengorganisasian
Pengorganisasian suatu langkah untuk menetapkan, mengelompokkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan
wewenang-wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam
rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat
untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Actuating/Pengarahan
Fungsi dari manajemen yang ketiga adalah pengarahan, pengarahan ini
sangat penting dilakukan agar segala sesuatu yang sudah direncanakan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
Asmuji (2014), menyatakan pengarahan merupakan hubungan
manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta
efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena di
samping menyangkut manusia juga, menyangkut berbagai tingkah
laku manusia yang berbeda-beda.
4. Controlling/Pengawasan
Dari serangkaian rencana atau pekerjaan yang sudah dilaksanakan,
maka hal ini sangat memerlukan yang namanya pengawasan. Manajer
akan secara aktif melakukan pengawasan terhadap sumber daya yang
telah diorganisasikan sebelumnya dan memastikan apa yang
dikerjakan itu sesuai dengan apa yang sudah direncanakan atau tidak.
Kholid (2013), menyatakan controlling merupakan proses
pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana
yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip
yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan
kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
D. Prinsip-Prinsip yang mendasari manajemen keperawatan

Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :


1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena
melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan
terencana.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif. Manajer keperawatan menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai
tingkat manajerial.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point
utama dari seluruh tujuan keperawatan.
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian
dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
yang meliputi proses pendelegasian, supervise, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
7. Manajer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat
memotivasi staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
8. Manajer keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian diantara
bawahan.
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih
tinggi ataupun upaya manajemen untuk meningkatkan pengetahuan
karyawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan
standar, membandingkan penampilan dengan standard dan
memperbaiki kekurangan.

Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer, administrator


dan bawahan seyogianya bekerja bersama-sama dalam merencanakan dan
pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

E. Lingkup Manajemen Keperawatan

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan


yang efektif seyogianya memahami hal ini dan mampu memfasilitasi
pekerjaan perawat pelaksana meliputi : menggunaan proses keperawatan
dalam setiap aktivitas asuhan keperawatannya, melaksanakan intervensi
keperawatan dan hasil-hasil keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat,
serta mampu mengendalikan lingkungan praktek keperawatan. Seluruh
pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan
melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan
para perawat pelaksana.

 Manajemen Layanan/Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang
terdiri dari tiga tingkatan dan setiap tingkatan dipimpin oleh seseorang yang
mempunyai kompetensi yang relevan. Tingkat manajerial tersebut yaitu :

1) First-line
Merupakan tingkatan yang paling rendah dari kategori manajemen.
Didalam tingkatan ini, seorang manajer diberikan tugas untuk
mengelola suatu pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja lainnya
diluar tingkatan manajerial.
2) Middle-line
Merupakan tingkatan yang berada ditengah-tengah dan bertugas untuk
mengelola pekerjaan dan first-line manajer dan akan mempertanggung
jawabkannya kepada seorang top manajer.
3) Top Manajer
Merupakan tingkatan yang paling tinggi didalam suatu organisasi yang
memiliki tanggung jawab didalam pengambilan keputusan terhadap
organisasi yang ia jalankan serta bertugas untuk menyusun rencana
dan tujuan yang akan dicapai oleh suatu perusahaan.

Agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu
dimiliki oleh orang-orang yang memimpin dalam tiap level manajerial
tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah : kemampuan menerapkan
pengetahuan, ketrampilan kepemimpinan, kemampuan menjalankan peran
sebagai pemimpin, dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

 Manajemen Asuhan Keperawatan


Manajemen asuhan keperawatan adalah suatu proses keperawatan
yang menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti :
perencanaan, pengorganisasian, implementasi, pengendalian dan evaluasi.
Manajemen asuhan keperawatan ini menekankan pada penggunaan proses
keperawatan dan hal ini melekat pada diri seorang perawat. Setiap perawat
dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan pasien.
Proses keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang menekankan
pada proses pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat sesuai yang
dibutuhkan pasien. Proses keperawatan terdiri dari 5 tahapan yaitu :
pengkajian, penentuan diagnose keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi dan evaluasi.

F. Tujuan Manajemen Keperawatan


1) Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan
2) Mencegah/mengatasi permasalahan manajerial
3) Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan
melibatkan seluruh komponen yang ada.
4) Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan
bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia,
mengurangi duplikasi tenaga dan upaya

Hasil akhir (outcome) yang diharapkan dari manajemen keperawatan adalah:


a. Terselenggaranya pelayanan
b. Asuhan keperawatan yang berkualitas.
c. Pengembangan staf
d. Budaya riset bidang keperawatan

G. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan


Supaya manajemen dapat berjalan sesuai dengan harapan dan
mencapai tujuan organisasi, maka pemahaman tentang prinsip-prinsip
manajemen sangatlah dibutuhkan. Prinsip manajemen yang harus diketahui,
yaitu : perencanaan, penggunaan waktu yang efektif, pengambilan keputusan,
pengelola/pemimpin, tujuan sosial, pengorganisasian dan perubahan. Berikut
dibawah ini akan dijelaskan maksud dari prinsip-prinsip manajemen tersebut.
1) Perencanaan (Planning).
Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen (the
first function of management). Semua fungsi manajemen tergantung
dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses berpikir atau
proses mental untuk membuat keputusan dan peramalan (forecasting).
Perencanaan harus berorientasi ke masa depan dan memastikan
kemungkinan hasil yang diharapkan (Swansburg & Swansburg, 1999).
Dalam perencanaan, salah satu hal penting yang menjadi pusat
perhatian adalah rencana pengaturan sumber daya manusia (SDM) dan
sumber daya yang lain yang relevan. Perencanaan yang baikakan
meningkatkan capaian tujuan dan pembiayaan yang efektif.
2) Penggunaan Waktu Efektif (Effective utilization of time).
Penggunaan waktu efektif berhubungan dengan pola pengaturan dan
pemanfaatan waktu yang tepat dan memungkinkan berjalannya roda
organisasi dan tercapaianya tujuan organisasi. Waktu pelayanan
dihitung, dan kegiatan perawat dikendalikan.
3) Pengambilan keputusan (Decision making).
Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan di antara
beberapa alternatif yang tersedia yang dilakukan oleh seorang pembuat
keputusan. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui
pelaksanaan/ implementasi dari pilihan keputusan yang diambil.
4) Pengelola/Pemimpin (Manager/leader).
Manajer yang bertugas mengatur manajemen memerlukan keahlian
dan tindakan nyata agar para anggota menjalankan tugas dan
wewenang dengan baik. Adanya manajer yang mampu memberikan
semangat, mengontrol dan mengajak mencapai tujuan merupakan
sumber daya yang sangat menentukan
5) Tujuan sosial (Social goal).
Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan ditetapkan
dalam bentuk visi, misi dan tujuan organisasi.
6) Pengorganisasian (Organizing).
Pengorganisasian adalah pengelompokan sejumlah aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Penugasan pada masing-masing
kelompok dilakukan berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit
lain baik secara horizontal maupun secara vertikal (Swansburg &
Swansburg, 1999).
7) Perubahan (Change)
adalah proses penggantian dari suatu hal dengan yang lainnya yang
berbeda dari sebelumnya (Douglas, 1988). Perubahan, di dalam
manajemen keperawatan perubahan dijadikan prinsip karena sifat
layanan yang dinamis mengikuti karakteristik pasien yang akan Anda
layani.

H. Fungsi Manajemen Keperawatan Di RSDC Wisma Atlet

Fungsi manajemen keperawatan di kepalai oleh anggota TNI/POLRI dalam


pelaksanaannya masih sangat kurang efesien karena kekurangan tenaga
perawat, dimana kita ketahui bahwa kepala ruangan mengatur jumlah
tenaganya sedangkan kepala ruangan mengatur 1 tower pershift yang terdiri
dari banyak lantai, masih banyak yang perlu di perbaiki dalam pengaturan
manajemen keperawatan di RSDC Wisma Atlet

Anda mungkin juga menyukai