Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

LAPORAN AKHIR MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG MELON RSUD CENGKARENG
BEKASI 2021

Oleh : Kelompok Ruang Melon

1. Dwi Indri Fitriyani 201560311039


2. Dwi Novebrilian N 201560311040
3. Estia Putri 201560311043
4. Fera Julia 201560311044
5. Firda Lathifah K 201560311046
6. Haris Jazuli 201560311048
7. Juli Yanti Situmorang 201560311051
8. Kartika Rahma Fadhila 201560311053
9. Kiki Bachtiatus Soleha 201560311054
10. Laela Mustika Sari 201560311056

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES MEDISTRA INDONESIA
BEKASI
2021

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan

organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusiaserta sumber daya organisasi

lainnya (Simanora, 2012). Manajemen keperawatan adalah suatu poses bekerja melalu

anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional

(Nursalam, 2007).

Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu

pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan

menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian,

motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan

memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual

yang mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna

bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu

mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena

berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta

perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap

perubahan yang terjadi.

Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat penting

dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit

sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah

penyelenggara pelayanan asuhan keperawatan senantiasa memberikan pelayanan yang

2
memuaskan kepada klien maupun keluarganya. Oleh karena itu, diperlukan cara

pengelolaan pelayanan keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen.

Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng menjadi rumah sakit pilihan

masyarakat, berkomitmen untuk mengembangkan layanan prima yang mampu

bersaing dan menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehan berkualitas.

Mengembangkan sumber daya manusia unggul yang berorientasi pada layanan,

mengembangkan sarana dan prasana berbasis teknologi yang terintegrasi.

Mewujudkan suasana kerja yang harmonis, kondusif dan produktif. Mewujudkan

kepercayaan dan kemitraan dengan seluruh pihak terkait.

Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk

memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan

mampu memuaskan kebutuhan klien. Dalam rangka meningkatkan keterampilan

manajerial peserta didik keperawatan selain mendapatkan materi kepemimpinan dan

manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung di lapangan.Mahasiswa

Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes Medistra

Indonesiamelakukan praktek Stase Manajemen Keperawatan di Ruang Melon RSUD

Cengkarengdengan arahan pembimbing klinik dan pembimbing akademik.

B. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di Ruang Melon RSUD

Cengkareng, mahasiswa mampu memahami manajemen keperawatan baik

pengelolaan saran maupun kegiatan asuhan keperawatan.

3
C. Tujuan Khusus

1. Memperlajari profil RSUD Cengkareng.

2. Menganalisa situasi manajemen dari Ruang Melon RSUD Cengkareng.

3. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang terkait

dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisa situasi nyata di Ruang

Melon RSUD Cengkareng.

4. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan bersama

pihak Ruang Melon RSUD Cengkareng.

5. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemunuhan kebutuhan dan penyelesaian

masalah yang telah ditetapkan.

6. Mengusulkan alternative pemenuhuan keutuhan dan penyelesaian masalah yang

bersifaat teknik operasional bagi Ruang Melon RSUD Cengkareng.

7. Melaksanakan alternative pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang

disepakati bersama unit terkait di Ruang Melon RSUD Cengkareng.

8. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses pada

manajemen keperawatan.

9. Merencanakan tindakan lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya

mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit terkait

di Ruang Melon RSUD Cengkareng.

4
D. Manfaat

1. Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng

Sebagai bahan informasi tambahan dan masukan dalam rangka untuk

meningktakan mutu pelayanan keperawatan dalam pelayanan RS dan kualitas

manajemen di setiap ruangan.

2. STIKes Medistra Indonesia

Sebagai bahan informasi tambahan dan masukan dalam rangka untuk

meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata kuliah manajemen keperawatan

3. Mahasiswa

Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa praktik profesi Ners Stase manajemen

untuk meningkatkan pengetahuan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara

komperhensif.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Manajemen Keperawatan

1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil tujuan yang tidak

dapat dicapai oleh hanya satu orang saja . Manajemen adalah sebuah proses yang

dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya

manusiaserta sumber daya organisasi lainnya (Simanora, 2012)

Manajemen kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN, 2009) yaitu subsistem manajemen kesehatan dan informasi kesehatan

cara penyelenggaraan yang menghimpun berbagai upaya kebijakan kesehatan,

administrasi kesehatan, pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data dan informasi

kesehatan.

Manajemen keperawatan adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan (kelly&Heldenthal, 2004).

Manajemen keperawatan adalah suatu poses bekerja melalu anggota staf keperawatan

untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2007).

Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanaakn oleh

pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta

mengawasi sumber-sumber yang ada baik SDM, alat maupun dana sehingga dapat

memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan

masyarakat. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan

6
sebagai suatu metode pelaksanaan asuha keperawatan secara profesional, sehingga

diharapkan keduanya saling mendukung (Nursalam, 2013).

2. Lingkup Manajemen Keperawatan

Menurut Korn (1987) , yang termasuk lingkup manajemen keperawatan yaitu;

a. Manajemen Operasional

Pada manajemen operasional, pelayanan keperawatan yang terdiri dari tiga

tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak, manajemen menengah dan manjemen

bawah. Faktor-faktor yang perlu dimliki oleh manajer adalah agar dapat berhasil

dalam penatalaksanaan kegiatannya:

1) Kemampuan menerapkan pengetahuan

2) Keterampilan kepemimpinan

3) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

b. Manajemen Asuhan Keperawatan

Lingkup manajemen asuhan keperawatan dalam manajemen keperawatan adalah

terlaksananya asuhan keperawatan yangberkualitas kepada klien. Keberhasilan

asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh sumber daya tenaga keperawatan dan

sumber daya lainnya. Tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dalam

menyediakan perawat pasien yang berkualitas adalah perawat pelaksana. Sebagai

kunci keterampilan dalam keperawatan pasien adalah komunikasi, koordinasi,

konsultasi, pengawasan dan pendelegasian.

3. Prinsip-prinsip Manajemen Keperawatan

Seorang manajer keperawatan melaksanakan manajemen keperawatan untuk

memberikan perawatan kepada pasien. Swanburg (2000) menyatakan bahwa prinsip-

prinsip manajemen keperawatan sebagai berikut:

7
a. Manajemen keperawatan adalah perencanaan

b. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif

c. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan

d. Pemenuhuan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer perawat

e. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian

f. Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi, atau tingkat sosial

disiplin, dan bidang studi

g. Manajemen keperawatan bagian akitif dari divisi keperawatan, dari lembaga, dan

lembaga dimana organisasi itu berfungsi

h. Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan

i. Manajemen keperawatan mengarahkan dan memimpin

j. Manajemen keperawatan memotivasi

k. Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif

l. Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.

4. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat

di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.  fungsi manajemen 4 bagian yaitu:

a. Perencanaan (planning) 

Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber

yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara

keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi

berbagai rencana alternative sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat

apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan

perusahaan.

8
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen

karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Perencanaan

merupakan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan

dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan (Siagian, 1990).

1) Tujuan perencanaan:

a) Memberi arah organisasi.

b) Menentukan tujuan yang realistik.

c) Menjamin tercapainya tujuan.

d) Meningkatkan efesiensi.

e) Membuang program yang tidak bermanfaat.

f) Menghindari duplikasi upaya atau program.

g) Mengkonsentrasikan pelayanan yang bersifat urgent.

h) Meningkatkan aktifitas koordinasi dan komunikasi.

i) Memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan kerja.

2) Prinsip perencanaan:

a) Jelas tujuan.

b) Jelas hasil yang akan dicapai.

c) Sederhana.

d) Berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku.

e) Prioritas.

f) Perlibatan aktif.

g) Efektif dan efesien.

h) Fleksibel.

i) Berkesinambungan.

9
j) Kejelasan metode evaluasi.

3) Perencanaan meliputi kegiatan:

a) Pengumpulan data : Data tentang pasien, pegawai/staf, kepemimpinan,

peralatan, dan pelayanan keperawatan.

b) Analisa lingkungan : Dengan menggunakan analisa SWOT (Strength,

Weaknes, Opportunities, Threath).

c) Pengorganisasian data : Memilih data yang mendukung dan menghambat.

d) Pembuatan rencana : Menentukan objektif/ sarana yang ingin dicapai, uraian

kegiatan, prosedur, target waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya,

peralatan, metoda.

b. Pengorganisasian (organizing) 

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar

menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah

manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan

untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat

dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang

harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang

bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus

diambil.

Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat,

tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta

suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

10
1) Prinsip pengorganisasian:

a) Rantai komando (Chain of Command).

b) Rantai Kesatuan Komando (Unity of Command).

c) Rentang Kontrol (Spain of Control).

d) Spesialisasi.

e) Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi:

f) Pola strutur berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan secara

efektif.

g) Penerapan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi.

h) Strutur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama pola

hubungan antara kegiatan yang tepat dan pembinaan cara komunikasi yang

efektif antara perawat.

i) Aktifitas pengorganisasian:

j) Mengembangkan uraian tugas

k) Mengembangkan prosedur.

l) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas.

2) Strutur organisasi:

a) Birokrasi (Hierarchial Structure/line structute).

b) Adhocracy.

c) Matrik (free Form Structure)

3) Kegunaan pengorganisasian:

a) Penjabaran secara rinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan.

b) Pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan atau

kelompok.

11
c) Mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk

hubungan dan organisasi.

c. Pengarahan (directing) 

Pengarahanadalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota

kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial

dan usaha.

Pengarah merupakan suatu upaya menggerakkan kegiatan staf untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan. Douglas (1984) mendefinisikan pengarah sebagai suatu

penyampaian pesan dan instruksi yang menyebabkan staf mengerti apa yang

diharapkan sehingga dapat membantu tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

Pengarahan mengandung unsur penting, yaitu:

1) Manajemen waktu yang terdiri dari kegiatan organisasi personal,

pengorganisasian pekerjaan dan pendelegasian.

2) Komunikasi yang baik yang digunakan adalah komunikasi yang jelas

3) Manajemen konflik yaitu kemampuan dalam mengatasi konflik baik dengan

atasan maupun teman sejawat

d. Pengendalian (controling)

Pengendalian adalah proses pengecekan dan penelusuran penyimpangan-

penyimpangan dari arah yang direncanakan yang merupakan aktifitas

berkesinambungan dan di buat berdasarkan evaluasi pada waktu kegiatan sedang

berjalan.

12
Prinsip Controlling:

1) Principle of Unifomity : Dibentuk dari awal sampai akhir

2) Principle of Comparison : Membandingkan yang direncanakan dengan yang

dicapai

3) Principle of Exception : tidak sesempurna dari perencanaan, tetapi ada umpan

balik untuk perbaikan

Controlling dilakukan melalui kegiatan:

1) Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan

2) Preconperence, overan, post conperence

3) Ronde keperawatan

4) Mengevaluasi produktifitas berdasarkan gant chat yang telah dibuat

5) Program evaluasi dan peer review

Tipe Controlling:

1) Input control

2) Proses control

3) Output control

Controlling dilakukan pada

1) Pasien

a) Kebutuhan fisik pertama mental dan sosial

b) Perawatan, pemeriksaan dan pengobatan

c) Lingkungan

2) Ketenagaan

a) Penampilan dan sikap

b) Pelayanan asuhan keperawatan dan sistem kerja

c) Prestasi kerja

13
3) Alat-alat dan obat-obatan

a) Penggunaan

b) Pencatatan dan pelaporannya

c) Inventaris

B. Profil Rumah Sakit

1. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng

RSUD Cengkareng berdiri diatas lahan seluas 25.316 M2dengan luas

bangunan 31.600 M2. Pada tahun 1999, kepala dinas kesehatan DKI Jakarta

bersama wali kota jakarta barat mengusulkan pembangunan sarana kesehatan

berupa rumah sakit dengan memanfaatkan tanah fasos/fahum milik perum

perumnas. Usulan tersebut kemudian disetujui oleh gubernur DKI Jakarta.

Pada tahun 2000 mulai dilaksanakan tahap awal perancaaan fisik

meliputi studi kelayakan, studi analisis dampak lingkungan kemudian

dihasilkan master plan dan Desain Engineering. Pembangunan pun berjalan

dengan dua tahap sesuai arahan Pemda DKI dengan persetujuan DPRD

Provinsi DKI Jakarta.

Pembangunan tahap 1 dilakukan dengan jangka waktu 187 hari

kalender pada tahun 2000. Ditahun berikutkan berlanjut tahap 2 dengan

hitungan 243 hari kalender. Proyek RSUD Cengkareng melaksanakan evaluasi

dan review atau value Engineering atas nilai pelaksanaan pekerjaan pada tahap

1 dan 2, upaya ini dianggap berhasil karena memperoleh penghematan dalam

pembangunan. Konsep perencenaan sebagai metamorfosis dari gubahan

pesawat terbang karena letaknya dekat dengan Bandara Soekarno Hatta.

Lobby RS didesain dengan ornamen-ornamen khas betawi dengan

lantai yang terukir indah, raling tanggan ayng terukir dengan counter yang

14
penuh kekhasan betawi dan rungan serba guna yang menjadikan suasana

nyaman, higienis, bersih, sejuk, indah dan elegan yang menjadi konsep dasar

perencanaan RS ini. Tanggan 28 oktober 2003, peembukaan pelayanan rawat

jalan, dan UGD (soft opening), bersamaan dengan pembukaan pelayanan

penunjang laboratorium, radiologi, apotek/farmasi, CSSD, ambulance.

Diawali dengan pemberian pengobatan gratis pada penduduk sekitar RS

Cengkareng selama 3 hari, yaitu 28,29,30 Oktober. Pada saar bersamaan,

pembangunan RS masih berlangsung.

Seperti halnya pepatah lama mengatakan “tak ada gading yang tak

retak” maka tidak dapat dipungkiri memang masih ada beberapa permasalahan

yang timbul, untuk itu hal ini akan menjadikan suatu proses pembelajaran

kedepan sehinggan RSUD Cengkareng dapat melayani dengan lebih baik lagi

kepada masyarakat. RSUD Cengkareng akan tetap berkomitmen untuk

memberikan pelayanan yang terbiak, sehingga apa yang menjadi motto dan

cita-cita bagi pelayanan rumah sakit ini yaitu “upaya terbaik kami untuk

kesehatan anda” akan benar-benar terwujud dan dapat dirasakan oleh

masyarakat luas.

2. VISI Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng

Visi RSUD Cengkareng adalah “Menjadi rumah sakit terbaik pilihan

masyarakat”

3. MISI Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng

Pada prinsip lebih bersifat tujuan jangka panjang dari suatu organisasi

dan berfungsi memberikan tuntutan yang teguh dalam pengambilan keputusan

menajemen. Dengan dasar pemikiran tersebut maka RSUD merumuskan misi

yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut:

15
a. Mengembangkan sumber daya manusia unggul yang berorientasi pada

layanan

b. Mengembangkan layanan prima yang mampu bersaing dan

menyelenggarakan pendidikan teaga kesehatan berkualitas

c. Mengembangakan sarana dan prasarana berbasis teknologi yang terintegrasi

d. Mewujudkan suasana kerja yag harmonis, konduisif dan produktif

e. Mewujudkan kepercayaan dan kemitraan dengan seluruh pihak terkait.

4. Ruang Melon

1. Profil Ruang Melon

Ruang melon adalah ruangan rawat inap anak. Terletak di gedung

lama lantai 3 RSUD Cengkareng. Indikator pelayanan Rumah sakit BOR

diruang melon dimasa pandemi COVID-19 dibulan Oktober 2020 56%,

bulan November 2020 55%, bulan Desember 2020 48%, kapasitas tempat

tidur diruang melon 20 bed. Ruangan ini memiliki tenaga kesehatan

berjumlah 36 semenjak pandemi COVID-19 banyak terjadi roling pada

tenaga kesehatan sehingga diruang melon hanya terdapat 10 tenaga

kesehatan, terdapat juga Dokter anak 3, Dokter bedah 1, Dokter saraf 3,

dokter bedah umum 2, dokter THT 2, administrasi 3 dan prakarya 2.

Ruangan pendukung di ruangan ini terdiri dari:

1) Ruang Penyimpan obat dan alat kesehatan

2) Ruang kerja

3) Pantry

4) Kamar Mandi petugas

Ruangan ini dikelola oleh seorang kepala ruangan dengan latar

belakang pendidikan S1 Ners Keperawatan. Kegiatan pre conference dan

16
post conference dalam pelaksanakan tugas dan tanggung jawab sudah

dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada, perawat menuliskan operan

dinas di buku operan masing-masing perawat dan melakukan operan dines

keliling dengan mengobservasi pasien dikamar.

BAB III

HASIL PENGKAJIAN

17
MANAJEMEN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT

A. HASIL PENGKAJIAN
1. 5M
a. Man
Man/women merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh

organisasi.Man dalam ruangan Melon RSUD CENGKARENG, ditinjau dari

kuantitas sumber daya manusia berjumlah pegawai sebanyak 61 orang, diantaranya

tenaga kesehatan berjumlah 46orang, diantaranya Dokter anak 3, Dokter bedah 1,

Dokter syaraf 3, Dokter bedah umum 2, Dokter THT 2 Perawat 46 dengan

kualisifikasi Ners 2 orang, S1 Keperawatan 5 orang kemudian D3 Keperawatan

berjumlah 39 orang, administrasi 2 orang dan prakarya 2 orang. Berdasarkan tingkat

ketergantungan pasien dengan perawatan partial.

Kuantitas dan kualitas SDM di Ruang Melon sudah memadai dan jumlah

kebutuhan tenaga perawat sudah sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien dan

perhitungan kebutuhan perawat berdasarkan kriteria pasien menurut Depkes.

b. Materi and Machine

Lingkungan kerja untuk pencapaian proses manajerial keperawatan di Ruang

Melon secara keseluruhan mempunyai ruang perawatan lengkap dengan tempat tidur

yaitu 5 kamar yaitu kamar 1 berjumlah 4 bed, kamar 2 berjumlah 4 bed, kamar 3

berjumlah 4 bed, kamar 4 berjumlah 4 bed, kamar 5 berjumlah 4 bed, Setiap kamar

di melon terdapat kamar mandi pasien, ruang tindakan, nurse berada di tengah

ruangan, ruang tunggu, kamar mandi, ruang perawatan, ruang ganti, kamar mandi

perawatan, meja administrasi, ruang pentry, ruang farmasi, ruang diskusi, dan ruang

slop zink. Kondisi setiap ruangan yang diruang melon bersih dan cukup ventilasi

sehingga memudahkan cahaya matahari untuk masuk.

18
Kuantitas sarana dan prasarana diruang sakura sudah cukup memadai namun

ada beberapa sarana dan prasarana yang belum dilengkapi seperti papan penanda

pasien sedang di puasakan yang belum tersedia di Ruang Melon.Kualitas sarana dan

prasarana yang ada diruang sakura sudah cukup baik namun masih perlu dilakukan

pemeriksaan secara rutin.

c. Method

Berdasarkan fungsi- fungsi management keperawatan diruang melon RSUD

Cengkareng yaitu mengenai metode atau proses perawatan profesional atau MPKP

sudah sesuai dengan proses asuhan keperawatan. Pemilihan model asuhan

keperawatan profesional diruang melon adalah menggunakan metode tim

keperawatan yang terdiri dari kepala ruang, ketua tim, dan perawat pelaksana

dimana perawat sudah bekerja dengan tugas dan perannya masing-masing.

d. Money

Sistem gaji yang diberikan di rumah sakit ini diataur oleh BLUD (badan

layanan umum daerah) dan ditangani oleh pengurus RSUD

Cengkareng.Remunerisasi dirumah sakit ini diberikan dalam waktu 1 kali dalam 1

bulan kepada seluruh staf dan karyawan rumah sakit.Sumber pendapatan ruangan di

dapatkan dari BLUD (badan layanan umum daerah) dan ditangani oleh pengurus

RSUDCengkareng, ada juga pendapatan yang diterima dari pasien dengan rawat

inap menggunakan jaminan umum.

e. Market

Sasaran layanan kesehatan dan asuhan keperawatan rawat inap ruang sakura

RSUD Cengkareng adalah pasien yang berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya

maupun rujukan dari instalasi rumah sakit lainnya.

19
2. Fungsi-Fuingsi Manajemen Keperawatan a.Fungsi Perencanaan

Pengkajian dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner yang


meliputi :
1) Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan :
Ruang melon menggunakan visi misi rumah sakit, berdasarkan hasil pengkajian
yang dilakukan dengan wawancara bersama kepala ruangan mengatakan bahwa
:melon memiliki standar ruangan yaitu :
 Setelah pasien dirawat di upayakan tidak kembali sampai 1 minggu
kedepan
 Risiko jatuh 0%
 Perawat tertusuk 0%
 Tidak ada phlebitis
 Tidak terjadi infeksi post op

2) Perencanaan Strategis

Ruang melon memiliki perencanaan strategi harian, mingguan, bulanan


yang didapatkan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan
yang mengatakan “ya, disini ada rencana operasional harian, bulanan,
tahunan”.

3) Kebijakan dan Prosedur

Ruang melon memiliki kebijakan, prosedur terkait asuhan keperawatan


sesuai dengan hasil wawancara melalui kepala ruangan “Asuhan keperawatan
harus sesuai dengan SPO dan SAK yang ditetapkan dengan rumah sakit”.

SPO (Standar Prosedur Operasional) Merupakan suatu pedoman untuk


melaksanakan tugas pekerjaan fungsi dan alat penilaian kinerja istansi
berdasarkan indicator-indikator teknis, administrative dan prosedur (Tripjo
Admoko, 2011).

SAK (Standar Asuhan Keperawatan) Standar Asuhan Keperawatan adalah


uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur,
proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan

20
kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan
terhadap pasien/klien.

Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan pada dasarnya mengukur


kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen organisasi. Dalam
pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang
lazim sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan
standar bagaimana proses pengembangan tersebut. Standar asuhan berfokus
pada hasil pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat
professional untuk memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga
harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat
bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan

b. Fungsi Pengorganisasian
Pengkajian dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner
yang meliputi :
1) Struktur Organisasi
BUAT BAGAN
2) Uraian Tugas
BUAT TABEL
Ruang melon memiliki uraian tugas, berdasarkan hasil
pengkajian yang dilakukan dengan wawancara bersama kepala
ruangan mengatakan bahwa “setiap unit kerja memiliki uraian tugas
sesuai dengan perannya masing-masing dalam menjalankan
tugasnya”.
3) Pelayanan Keperawatan
4) Pendidikan Kesehatan

Ruang melon memiliki program discharge planning yaitu


memberikan informasi kesehatan tentang rencana hasil observasi,
persiapan pasien pulang, jadwal kontrol dan cara perawatan klien
dirumah, berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dengan
wawancara bersama kepala ruangan mengatakan bahwa “klien
selalu diberikan pendidikan kesehatan sebelum pulang dengan
memberitahukan waktu kontrol dan cara perawatan dirumah”.

21
5) Pengorganisasian Perawatan Pasien
Ruang melon menggunakan metode tim yang terdiri dari 3 tim
yaitu : tim 1 ada 16 perawat, tim 2 ada 15 perawat dan tim 3 ada 15
perawat. Adanya pengurangan perawat saat terjadi pandemi covid-
19, sehingga saat ini hanya ada 10 perawat diruang melon.
6) Klasifikasi Pasien
Di ruang melon terdiri dari 2 klasifikasi yaitu infeksi dan non
infeksi. Rata-rata di ruang melon memiliki jenis perawatan partial.
7) Pendokumentasian Proses Keperawatan
a. Pendokumentasian Pengkajian

Di ruang melon melakukan pengkajian dan pendokumentasian


pada tindakan keperawatan, Berdasarkan hasil wawancara melalui
kepala ruangan mengatakan “saat klien masuk ruangan rawat inap
melon perawat melakukan pengkajian dan pendokumentasian
terkait diberikannya tindakan keperawatan”.

b. Pendokumentasian Diagnosa Keperawatan

Perawat di ruangan melon menentukan diagnosa dan


pendokumentasian sesuai dengan kondisi klien.Berdasarkan hasil
wawancara melalu kepala ruangan mengatakan bahwa “diagnosa
keperawatan ditentukan setelah melakukan pengkajian pada klien
dan di dokumentasikan hasil diagnosa yang didapatkan”.

c. Pendokumentasian Perencanaan Keperawatan


Perawat ruang melon melakukan rencana keperawatan sesuai
dengan SOP dan SAK, Berdasarkan hasil wawancara melalu kepala
ruangan mengatakan bahwa “rencana keperawatan sudah tersedia
sesuai dengan SOP dan SAK yang berlaku.
d. Pendokumentasian
Pendokumentasian adalah suatu catatan yang memuat seluruh
data yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, dan penilaian

22
keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan dapat di
pertanggung jawabkan.
e. Pelaksanaan/Implementasi Keperawatan
Perawat di ruang melon melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan SOP dan SAK, Berdasarkan hasil wawancara
melalui kepala ruangan mengatakan bahwa tindakan keperawatan
dilakukan sesuai dengan SOP dan SAK di Rumah Sakit”.
f. Pendokumentasian Evaluasi

Perawat di ruang melon melakukan evaluasi keperawatan dan


dokementasi.Berdasarkan hasil wawancara melalui kepala
ruangan mengatakan bahwa evaluasi dilakukan setelah
dilakukannya tindakan keperawatan”.

B. Fungsi Ketenagaan

Pengkajian dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner yang


meliputi :

1) Mutasi dan Rotasi

2) Sistem Perhitungan Tenaga Keperawatan

3) Jadwal/Shift dinas
a) Penanggung jawab Shift
b) Pendistribusian tenaga setiap shift
c) Keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan jadual
4) Ketenagaan
a) Rencana Kebutuhan Tenaga
b) Penerimaan Pegawai Baru (Rekruitment)
c) Sistem Seleksi
d) Penempatan
e) Orientasi Ruangan
BUAT DENAH RUANGAN MELON
f) Pengembangan Staff : Pendidikan dan Pelatihan
g) Jenjang Karier

23
TABEL BERDASARKAN PPNI

C. Fungsi Pengarahan

Pengkajian dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner yang


meliputi :
1) Komunikasi dan Koordinasi

a) Arah komunikasi

b) Jadwal pertemuan/rapat

c) Faktor penghambat komunikasi

2) Motivasi

a) Cara memotivasi individu atau kelompok

Dapat dilihat dari hasil penilaian kerja perbulan yaitu penilaian pencapaian
kerja , jika hasil dari penilaian pencapaian kerja tidak maksimal maka akan
dilakukan meditasi bersama kepala rungan.

b) Sistem reward dan punishment

Sistem rewarddidapatkan dari skor total penilaian capaian kerja dikalian


dengan rupiah yang dapat dilihat dari abs

3) Supervisi

a) Mekanisme supervisi terhadap staf

b) Mekanisme supervisi terhadap Asuhan Keperawatan

c) Faktor Penghambat Supervisi

4) Pendelegasian

a) Mekanisme Pendelegasian

b) Uraian Tugas Pendelegasian

5) Mekanisme Penyelesaian Masalah : Manajemen Konflik

24
D. Fungsi Evaluasi/Pengendalian

Pengkajian dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner yang meliputi :


1) Reward dan punishment

2) Penampilan Kinerja/ Kinerja Perawat

a) Penilaian penampilan kinerja

b) Alat penilaian kinerja

c) Hasil Penilaian Kinerja

3) Pengendalian Mutu

a) Kegiatan pengendalian mutu

b) Indikator pengendalian mutu

c) Keberhasilan pengendalian mutu

4) Pengembangan Standar

a) Standar Askep

b) Standar Kinerja

B. Analisa Data

No Data : Wawancara, Kuesioner, Observasi Masalah

.
1. Wawancara : berdasarkan hasil pengkajian yang Belum optimalnya papan

dilakukan dengan wawancara bersama kepala ruangan visi dan misi ruangan

mengatakan bahwa “Melon menggunakan visi misi rumah Melon

sakit dan memiliki standar ruangan ”.

Kuesioner

Observasi

Dari hasil observasi selama praktik diruang melon belum

25
adanya visi misi baru yang ditempel didinding ruangan,
2. Wawancara Tidak terdapat fasilitas
ruangan untuk alat medis
hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan

yang mengatakan “ya, disini untuk alat-alatnya disatukan

dengan ruangan perawatan pasien diruang 03”

Kuesioner.

Observasi

Berdasarkan hasil observasi diruang melon hanya terdapat

fasilitas ruangan obat, sedangkan untuk alat-alatnya

disatukan dengan ruangan perawatan pasien.


3. Wawancara Minimnya jumlah
perawat S1 diruangan
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan karu
Melon
“ya, disini rata-rata perawatnya lulusan D3 keperawatan

ada 39 orang dan untuk yang lulusan S1 ada 5 orang

Kuesioner

Observasi

Dari hasil observasi saat diruang melon tetlihat di daftar

jadwal dinas rata-rata perawat nya lulusan D3

keperawatan ada 39 orang.


4. Wawancara Terbatasnya sumber daya
manusia / perawat
dari hasil wawancara melalui kepala ruangan mengatakan
diruangan melon
bahwa “Adanya pengurangan perawat saat terjadi pandemi
dikarenakan kondisi
covid-19, sehingga saat ini hanya ada 10 perawat diruang Covid-19,

melon”

Kuesioner

Observasi

Berdasarkan hasil observasi ruang melon per shift hanya

26
ada 2-3 perawat yang dinas .

B. ANALISA SWOT
Kekuatan :

- Karu selalu memotivasi kepada staf sehingga mampu meningkatkan


kinerja staff,
- Karu mensosialisasikan perencaan-perencanaan yang akan dibuat atau
ditetapkan dan diserap ruangan.
- Terdapat dokter spesialis: 3 dokter spesialis syaraf, 3 dokter spesialis
anak, 1 dokter bedah, 2 dokter umum dan 2 dokter THT di Ruang Melon
- Komunikasi dengan tim kesehatan lain berjalan dengan baik
- Ruangan sudah mempunyai SAK dan SOP
- Pemberian pelayanan asuhan keperawatan diruangan melon berjalan
dengan baik
- Ruangan Melon luas, nyaman, bersih dan rapih. Terdapat alat vilterisasi
udara.

Kelemahan :
- Belum optimalnya papan visi dan misi ruangan Melon
- Tidak terdapat fasilitas ruangan untuk alat medis
- Minimnya jumlah perawat S1 diruangan melon
- Terbatasnya sumber daya manusia / perawat diruangan melon
dikarenakan kondisi Covid-19,
Opportunity (Peluang):
- Lokasi yang mudah dicapi oleh masyarakat
- Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
- Adanya kerjasama yang baik antara institusi keperawatan pendidikan
dengan RSUD Cengkareng dalam kegiatan praktik klinik Mahasiswa
- Adanya pelatihan untuk meningkatan kompetensi atau keterampilan
perawat
- Menjadi RS Rujukan Covid-19
Ancaman :

27
- Adanya tuntutan kerja tinggi karena terbatasnya jumlah perawat (Rolling
ke ruangan lain),
- Jenjang karir ditentukan oleh tingkat pendidikan,
- Menjadi RSUD Rujukan Covid-19,
- Adanya rumah sakit lain di sekitar RSUD Cengkareng
- Adanya ketakutan masyarakat akan Covid 19 yang menyebabkan
masyarakat tidak mau mengunjungi RSUD cengkareng sehingga
memilih untuk pergi kepelayanan kesehatan lainnya.
- Semakin tingginya kesadaran masyarakat mengenai hukum

28

Anda mungkin juga menyukai