Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit mempunyai misi
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Tugas
Rumah Sakit Umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna
dengan pemulihan yang dilaksanakan mengutamakan penyembuhan secara serasi dan terpadu
dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan (WHO, 2013).
Mutu pelayanan Rumah Sakit adalah derajat kesempurnaan Rumah Sakit untuk
memenuhi permintaan konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar
profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di
Rumah Sakit dengan wajar, efisien dan efektif, serta diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan
kemampuan dan masyarakat konsumen. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukan cara
pengelolaan yang baik dari berbagai unsur pelayanan yang ada di dalam rumah sakit tersebut
dengan kata lain dibutuhkan suatu managemen yang baik dengan berorientasi kepada mutu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dalam hal ini, managemen yang baik perlu juga
diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan
keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan
asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan
tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan
belajar banyak tentang konsep pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah nyata dalam
pelaksanaanya. Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan membutuhkan ketelitian
sebab mengemban misi mengatur sumber daya manusia yang tersebar jumlahnya di Rumah
Sakit. Dalam kegiatan teknis pelayanan keperawatan diperlukan supervise para tenaga

1
2

keperawatan yang lebih senior, lebih lanjut dan trampil, terhadap tenaga keperawatan
junior, dengan didukung oleh kode etik profesi keperawatan secara konsekuen. Faktor-faktor
ini perlu diperhatikan dan diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan perawatan agar pasien dan
keluarganya serta masyarakat memperoleh pelayanan yang aman, cepat dan tepat, nyaman
ekonomis, estetis dan etis. Karenanya untuk dapat memberikan pelayanan yang demikian
mutunya, diperlukan penerapan manajemen perawatan secara professional dan baik dan
terarah (Depkes, 2009).
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan saling
bergantung saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena inovasi dalam
pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi. Keadaan ini
akan bisa dicapai apabila perawat Indonesia menguasai pengeloaan keperawatan secara
professional saat ini dan yang akan datang (Nursalam, 2013).

Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2009) merupakan suatu pelayanan


keperawatan professional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi
manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat
fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis,
hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa
depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta
perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode
perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling
menopang. Sebagaimana proses keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri dari
pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada
seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan
proses keperawatan.
3

Berdasarkan uraian di atas pelayanan perawatan sebagai inti pelayanan kesehatan


merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan yang kontribusi
perawatannya dapat membentuk praktek keperawatan. Perkembangan praktek keperawatan
ditentukan oleh teknik manajemen dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan. Manajemen
keperawatan merupakan komunikasi efektif yang menjamin semua tingkat pekerjaan,
mengetahui misi atau tujuan, filosofi dan sasaran khusus dari institusi dan devisi keperawatan.
Manajemen keperawatan sebagai suatu pelayanan professional dimana tim keperawatan
dikelola dengan pendekatan fungsi-fungsi manajemen mulai planning, organizing,
actuatingdan controlling.
Sistem pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di Ruang Rawat Inap
Rama RSU Mitra Paramedika Sleman Yogyakarta berdasarkan metode primer modifikasi
dimana metode ini merupakan modifikasi dari metode primer, yaitu sekelompok pasien
dirawat oleh sekelompok perawat selama dirawat di RS yang terdiri dari perawat primer (PP)
dan perawat asosiet (PA).
Sebagai wujud pengembangan dalam meningkatkan kemampuan serta keterampilan
manajerial mahasiswa, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Wira Husada Yogyakarta
melakukan pembelajaran manajerial di RSU Mitra Paramedika Sleman Yogyakarta. Salah
satu alasan pemilihan RSU Mitra Paramedika Sleman Yogyakarta sebagai lahan praktik untuk
stase manajemen keperawatan adalah dikarenakan Rama RSU Mitra Paramedika Sleman
Yogyakarta merupakan rumah sakit tipe D. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan proses
pembelajaran manajerial di ruangan dan dapat melakukan pembelajaran kasus di ruangan
tersebut.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap
Rama RSU Mitra Paramedika Sleman Yogyakarta berlangsung selama 4 minggu dari tanggal
24 Mei – 19 Juni 2021.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
4

Setelah melakukan Program Ners selama 4 minggu di Ruang Rawat Inap Rama RSU
Mitra Paramedika Sleman Yogyakarta mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan
konsep dan ketrampilan manajemen serta gaya atau model kepemimpinan keperawatan.

2. Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan praktik manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa
mampu :
a. Mengkaji lingkungan, untuk menemukan data-data baik primer maupun sekunder
mengenai Ruang Rawat Inap Rama RSU Mitra Paramedika Sleman Yogyakarta .
b. Menganalisa lingkungan, menemukan masalah dan memahami masalah-masalah
yang ada di Ruang Rawat Inap Rama yang berhubungan dengan proses atau
organisasi asuhan keperawatan.
c. Mengidentifikasi, menganalisis serta menetapkan masalah dan prioritas masalah.
d. Merencanakan alternatif pemecahan masalah serta menyusun rencana kegiatan atau
POA (Planning of Action) berdasarkan prioritas masalah.
e. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai.
f. Mengorganisasi kegiatan berdasarkan perencanaan yang ditetapkan.
g. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah disusun.

D. Cara Pengumpulan Data


Dalam melakukan pengumpulan data di Ruang Rawat Inap Rama RSU Mitra Paramedika
Sleman Yogyakarta dalam rangka identifikasi masalah dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan, inventaris
ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatan kepada pasien secara langsung.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruang, perawat primer, perawat pelaksana,
pasien, dan keluarga untuk mengumpulkan data tentang proses pelayanan pasien dan
kegiatan yang dilakukan oleh perawat.
5

3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien, ketenagaan,
dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap tindakan dan
inventaris ruangan dengan melihat status pasien dan lapoan administrasi.
4. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui observasi
maupun wawancara mendalam kepada KARU, PN, AN, pasien maupun keluarga pasien.
E. Kategori Penilaian
Setelah masing-masing data didapatkan kemudian akan diberi penilaian dengan
menggunakan presentase lalu ditafsirkan dengan kalimat-kalimat kualitatif yaitu: (76 – 100
%) kriteria baik, (56 – 75%) kriteria cukup, (<55%) kriteria kurang (Arikunto, 2006).
F. Peserta Praktek
Mahasiswa tahap program profesi Ners Stikes Wira Husada Yogyakarta stase manajemen
keperawatan tahun 2021, kelompok yang terdiri dari:
1. Adriana B. Lori, S.Kep
2. Alexsandra Don Bosco, S.Kep
3. Febri Tri Saputra, S.Kep
4. Heribertus Erik, S.Kep
5. Kaidi, S.Kep
6. Maria Septiani S. Lengari, S.Kep
7. Maria Yasinta Dewi, S.Kep
8. Syahrul Gunawan, S.Kep
9. Yessyca Jamlean, S.Kep
10. Yulita Dawa, S.Kep
6

Anda mungkin juga menyukai