BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan apa yang diharapkan, maka salah
satu aspek yang diperhatikan adalah faktor manusia. Tanpa adanya kerjasama sulit
bagi organisasi untuk mencapai sukses dan adapun kiranya untuk mencapai tujuan
tersebut organisasi atau perusahaan seharusnya turut membantu menciptakan
prestasi kerja karyawan.
Prestasi kerja adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari
tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja. Perusahaan atau
organisasi dapat menjadikan penilaian prestasi kerja sebagai acuan atau standar di
dalam membuat keputusan yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan karyawan,
memotivasi, meningkatkan keterampilan kerja, dan termasuk untuk promosi pada
jenjang karir yang lebih tinggi, pemberhentian dan penghargaan atau penggajian.
Koordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, meyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga
terdapat kerjasama yang terarah dalam mencapai tujuan organisasi. Usaha yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan memberi
arahan, mengadakan pertemuan dan memberi penjelasan, bimbingan atau nasihat.
Manajemen keperawatan mempelajari bagaimana mengelola sekelompok
perawat dengan menggunakan fungsi manajemen sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan kepada klien. Fokusnya adalah membahas tentang teori-teori
manajemen dan kepemimipinan untuk memberikan pelayanan keperawatan
profesional. Penekanannya meliputi penggunaan keterampilan manajemen dan
kepemimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh melalui manajemen
pelayanan keperawatan dan berupaya memprakarsai perubahan yang efektif dalam
sistem asuhan keperawatan. Konsep dasar manajemen yang relevan dan spesifik
diaplikasikan pada pelayanan keperawatan, current issues yang berkaitan, serta
sesuai dengan perkembangan keperawatan dan pola pelayanan
keperawatan/kesehatan. Pemahaman akan berbagai konsep manajemen
keperawatan tersebut menjadi dasar untuk melakukan kajian dan telaah situasi
pada berbagai area pelayanan keperawatan.
3
a. Perencanaan (Planning)
1) Mampu melaksanakan analisa kebutuhan tenaga keperawatan
2) Mampu melaksanakan analisa kebutuhan sarana dan prasarana
keperawatan dalam ruang rawat inap
b. Pengorganisasian (Organizing)
Mampu menerapkan system penugasan yang dibutuhkan sesuai dengan
kondisi ruangan dengan focus pada metode penugasan tim atau
modifikasi tim primer
c. Penggerakan (Actuiting)
Mampu menerapkan komunikasi efektif dalam menejemen pelayanan di
ruang rawat inap diantaranya, operan, pre dan post conference,
discharge planning dan dokumentasi keperawatan.
d. Pengendalian (Controlling)
1) Mampu melaksanakan supervise pada kegiatan yang diruangan
2) Mampu meningkatkan kualitas pelayanan ataupun asuhan
keperawatan
3) Mampu melaksanakan ronde keperawatan di ruang rawat inap.
e. Evaluasi (Evaluation)
1) Mampu melaksanakan evaluasi pada penerapan standar asuhan
keperawatan
2) Mampu melaksanakan evaluasi kepuasan pasien dan perawat.
f. Mampu melaksanakan pengorganisasian kelompok untuk mengadakan
seminar dengan topik seminar yang berkaitan dengan menejemen
pengelolaan ruangan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
7
8
2.1.4 Falsafah
Bekerja sama dengan prinsip Kerja Tim untuk mencapai visi dan misi
2.1.5 Nilai
Nilai/budaya kerja RSUD Kota Tangerang yaitu dalam memberikan
pelayanan utamakan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun
2.1.6 Tujuan
Tujuan RSUD Kota Tangerang adalah:
a. Tersedianya bangunan yang kokoh, bersih, menarik, nyaman, sesuai
dengan harapan masyarakat, peralatan yang lengkap dan mengikuti
perkembagan teknologi.
b. Tersedianya SDM yang mempunyai skill, knowledge, dan attitude
yang sesuai dengan norma-norma di masyarakat.
c. Tersedianya sistem dan sub-sistem yang efektif dan efisien.
d. Terwujudnya dukungan RS terhadap RPJMD Kota Tangerang.
e. Terwujudnya pelayanan yang profesional dalam hal produk
pelayanan, fasilitas pelayanan dan cara memperlakukan pelanggan.
f. Terselenggaranya pelayanan kesehatan perorangan yang mendukung
pembangunan kesehatan daerah.
g. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota
Tangerang
2.1.7 Motto
Motto kerja melayani dengan CINTA
(Cepat, Inovatif, Nyaman, Tepat dan Akurat)
11
- TV
- Dispenser
- Kipas angin dan AC
- Troly emergency
- Lemari penyimpanan B3
- Lemari linen
- Oksigen transportable
- Kulkas obat
- Rak berkas
- Set Ganti perban
- EKG Set
- Troly obat pasien
- Tempat sampah medis, non-medis dan safety box
c. Jenis Penyakit :
1) TB Paru
2) Stroke Hemoragic
3) Bronchopeumonia
4) Meningitis
5) ADHF
6) DM
7) Hipertensi
d. Jumlah perawat diruangan terdiri dari :
1) 1 kepala ruangan
2) 4 ketua tim
3) 9 perawat pelaksana
4) 1 Asper
13
Gambar 2.1.6
Struktur Organisasi Ruang Mahoni
Kepala ruangan
Asper
Keterangan :
: Kepala Ruangan
: Ketua Tim 1
: Ketua Tim 2
: Ketua Tim 3
: Ketua Tim 4
: Perawat Pelaksana Tim 1
: Perawat Pelaksana Tim 2
: Perawat Pelaksana Tim 3
: Perawat Pelaksana Tim 4
: Asper
14
Tabel 2.1
Jumlah Tempat Tidur (TT) Di Ruangan Mahoni
NO KELAS RUANGAN KETERANGAN
1 Isolasi 1 perempuan / laki - laki
2 Kamar 506 5 TT Perempuan Paru
3 Kamar 507 5 TT Laki-laki Paru
4 Kamar 508 5 TT Laki-laki Jantung Syaraf,
THT, Kulit
5 Kamar 509 5 TT Perempuan Jantung Syaraf,
THT, Kulit
6 Kamar 510 1 Laki-laki/Perempuan
Jantung Syaraf, THT, Kulit
7 R. Tindakan 1
8 Nurse station 1
9 R. Kepala ruangan 1
dan Ruang perawat
10 Pantri 1
11 R. alat dan BHP 1
12 R. Spoelhook 1
JUMLAH 12 26 TT
Tabel 2.2
Latar Belakang Pendidikan Perawat Diruangan Mahoni
NO Ketenagaan Pendidikan Jumlah Ket
1 Kepala Ruangan S1 Ners 1 orang
2 Ketua Tim D3 Kep 4 orang
3 Pelaksana S1 Ners 3 orang
D3 Kep 6 orang
4 Asper 1 org
15
Gambar 2.3
Denah Ruangan Kemuning Atas
pantry I
R. S
P O
L
506 507
Tindakan
R prwt& A
karu S
I Ns i
N Jalur evakuasi
T R Cuci
alat
Gudang
U 510 509 508
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian di Ruang Mahoni RSU Kota Tangerang
menggunakan metode tim, dimana terdapat 2 tim dengan kepala
ruangan, wakil kepala ruangan, ketua tim dan anggota di dalamnya.
Ketua timber tanggungjawab terhadap SDM (Sumber Daya Manusia).
Ketua tim bertugas mengatur dan menentukan tugas-tugas yang akan
dilakuka perawat pelaksana. Ruang Mahoni terdiri 4 ruang perawatan.
1) Penggerak (actuating)
Kepala Ruang Mahoni bersifat terbuka kepada semua perawat
diruangan contohnya dalam operan shift kepala ruangan selalu ikut
operan ke setiap ruangan, sehingga semua perawat diruang Mahoni
terjalin keakraban satu sama lain dan kerjasama yang baik.
2) Pengendalian/ pengawasan (controlling)
a) Jangka Pendek
Kepala ruang Mahoni selalu mengawasi perawat pelaksana
agar mengetahui sejauh mana pekerjaan yang sudah dilakukan
dan masalah-masalah apa saja yang ada. Contohnya kepala
ruang perawatan selalu bertanya kepada perawat pelaksana ada
masalah atau tidak dalam tugas yang diberikannya. Selain itu
Kepala Ruangan mengadakan supervisi baik secara langsung
atau tidak langsung kepada perawat pelaksana. Setiap perawat
diruang Mahoni selalu melakukan pendokumentasian tindakan
yang telah dilakukan.Misalnya setiap pemberian obat dan
tindakan keperawatan kepada pasien, perawat pelaksana selalu
melakukan pendokumentasian dididalam buku rekam medik
pasien.
b) Jangka Panjang
Kepala ruangan selalu mengadakan pengontrolan evaluasi
tenaga kerja atau barang.
17
3) Penilaian (evaluasi)
Diruang Mahoni evaluasi dilakukan oleh kepala ruangan pada saat
post conference,dimana kepala ruangan bertanya kepada perawat
pelaksana tentang sejauh mana pekerjaan atau tindakan keperawatan
yang sudah dilakukan dan tindakan - tindakan yang belum dilakukan
serta masalah-masalah apasaja yang ada.
69.48
65.38 67.00 68.85
70.00 64.39 65.13
60.58
57.44 57.82
60.00 53.97
51.12
50.00 43.97
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sept Okt Nop Des
b. ALOS: Average Length Of Stay adalah rata-rata lama pasien dirawat dalam
satu periode. Rumus perhitungannya sebagai berikut :
ALOS RSUDKT
4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sept Okt Nop Des
c. TOI :Turn Over Interval yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur ditempati
dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Rumus perhitungannya sebagai
berikut :
(Jumlah Tempat Tidur x Periode) – Hari Perawatan
TOI RSUDKT
3.9
3.55
2.77 2.67
2.61
2.41
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sept Okt Nop Des
Dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus TOI (Turn Over Interval)
diperoleh hasil bahwa rata-rata hari dimana tempat tidur ditempati dari telah
diisi ke saat terisi berikutnya tertinggi yaitu pada bulan Juni 2018 sebesar
(3.9) sedangkan yang terendah pada bulan Oktober 2018 sebesar (1.52), TOI
ideal =1-3 hari.
d. BTO : Bed Turn Over yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu
periode atau berapa kali tempat tidur yang dipakai dalam satu satuan waktu
(periode). Rumus perhitungannya sebagai berikut :
BTO RSUDKT
6.73 6.73
5.96 6.19
5.73 5.77
5.35
4.85
4.58 4.77
4.27 4.31
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sept Okt Nop Des
Dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus BTO (Bed Turn Over) diperoleh
hasil bahwa frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu periode atau berapa kali
tempat tidur yang dipakai dalam satu satuan waktu (periode) tertinggi yaitu pada
bulan September dan Oktober sebesar (6.73) sedangkan yang terendah pada bulan
Mei sebesar (4.27), BTO ideal = >30 kali
b) Diagnosis Keperawatan
Dalam menegakkan diagnosis keperawatan sudah berdasarkan masalah
yang telah dirumuskan, mencerminkan PE/PES dan diagnose
keperawatan actual dan potensial
c) Perencanaan
Perawat mengatakan bahwa rencana tindakan keperawatan
menggunakan system ceklis diisi berdasarkan diagnosis keperawatan,
disusun menurut urutan prioritas, masalah, rumusan tujuan mengandung
komponen pasien/subjek, perubahan, perilaku, kondisi pasien/subyek,
perubahan, perilaku, kondisi pasien atau kriteria waktu, mengacu pada
tujuan dan rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/kelurga
serta tim kesehatan lainnya seperti dokter dan ahli gizi.
d) Implementasi
Perawat melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana yang
telah dibuat di dokumentasikan di lembar catatan tindakan keperawatan
berupa system ceklist dan pendokumentasian dilakukan setelah
melakukan implementasi.
e) Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh perawat terhadap tindakan yang telah
dilakukan berdasarkan pada tujuan/kriteria pasien yang kana dicapai dan
pendokumentasian dilakukan.
f) Timbang Terima
Berdasarkan hasil pengamatan selama 2 minggu didapatkan bahwa
pelaksanaan serah terima jaga atau operan di ruang Mahoni sudah
dilakukan sesuai dengan SPO
g) Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawata yang
bertugas di ruang Mahoni, ronde keperawatan belum dilakukan
dikarenakan belum maksimalnya pembahasan kasus yang terjadwal
secara rutin dan kontinyu
25
h) Pasien Safety
Berdasarkan hasil pengamatan selama 2 minggu tentang pelaksanaan
Universal Precaution didapatkan pelaksanaan cuci tangan sudah
dilakukan oleh perawat pada momen setelah melakukan tindakan
keperawatan, tetapi untuk momen sebelum kepasien ada 10 perawat
yang masih belum melakukan.
i) Disharge Planning
Menurut Nursalam (2011) Discharge planning adalah suatu proses
dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti
dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan
maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien
merasa siap untuk kembali lingkungannya. Pada system penugasan
penugasan metode tim pada saat pasien masuk. Dari hasil pengamatan
data discharge planning sudah dilakukan dan diisi pada lembar discharge
planning pada pasien.
institusi rumah sakit terhadap karyawan rumah sakit dirasa kurang, jumlah
gaji yang diberikan dirasa kurang karena Risiko pekerjaan.
11) Ruang Mahoni memiliki pembagian ruangan yang jelas untuk pasien
infeksi dan non infeksi
12) Ruang Mahoni selalu mengganti laken 1 hari sekali.
13) Ruang Mahoni merupakan bangsal kelas 3 non kelas menggunakan BPJS
14) Tersedia tempat sampah yang berbeda sampah
15) Pergantian alat yang rusak bisa langsung dilaporkan oleh instalsi terkait
b. Weakness (kelemahan)
Kelemahan ruang perawatan Mahoni adalah :
1) Perawat lulusan S1 Ners masih sedikit hanya 4 perawat (termasuk 1 orang
KARU) dan lulusan D3 perawat 10 perawat
2) Untuk menerapkan sistem MPKP belum dilaksanakan karena tenaga masih
kurang, dan model penugasan yang dilakukan yaitu model asuhan fungsional
3) Karu merangkap jadi CI ruangan untuk mentoring perawat baru dan
mahasiswa
4) Pencatatan dokumentasi belum dengan sistem komputerisasi dan digital,
semua dilakukan secara manual
5) Supervisi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan belum dilakukan
optimal
6) Tidak adanya aseptik dispensing, obat masih disiapkan di ruangan oleh
perawat bukan dari farmasi dengan sistem single dose.
7) Diruang Mahoni pada setiap plabot pasien yang terpasang infus tidak
terpasang etiket / identitas pasien ( nama, tgl mulai star – selesai, kolf ke
berapa dan jumlah tetesan)
8) Diruang Mahoni belum menyediakan media informasi untuk edukasi seperti
bahaya pasien jatuh dari tempat tidur
9) Belum adanya poster dan leaflet untuk terapi latihan pada pasien stroke saat
di Rumah sakit dan setelah pulang ke rumah untuk diedukasi kepada pasien
dan anggota keluarga
10) House keeping atau CS yang belum maksimal dalam membantu pekerjaan
perawat saat pasien pulang tidak langsung merapihkan ruangan.
29
c. Opportunity (peluang/kesempatan)
Kesempatan adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh ruang
Mahoni, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar peranannya dalam mencapai
tujuan ruang Mahoni sesuai visi misi RSU Kota Tangerang yaitu :
1) Kesempatan yang ada diruang Mahoni adalah diruang Mahoni mempunyai
SDM yang ramah kepada pasien.
2) Adanya kesempatan perawat ruangan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
3) Adanya kerjasama yang baik antar bidang di RSUD Kota Tangerang dalam
peningkatan pelayanan
4) Adanya sistem remunerase jasa berdasarkan kinerja dan jabatan
5) Di Ruang Mahoni Jadwal dr visite sesuai jam kerja yaitu jam 07-14 Wib
d. Threat (hambatan)
Hambatan disini adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi ruang
Mahoni, apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai tujuan
ruang Mahoni. Kendala yang dihadapi ruang Mahoni adalah
2) Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih
professional
3) Makin tingginya kesadaran msyarakat akan pentingnya kesehatan
4) Beban kerja yang tinggi dikarenakan pasien yang dirawat dengan DNR dan
inform consent yang mememrlukan perawatan di ruang intensif.
5) Adanya Rumah sakit lain disekitar Kota Tangerang dengan fasilitas lengkap
seperti tipe A dan B.
30
BAB III
ANALISA MASALAH
30
31
3.4 Fishbone
METODE MAN
MATERIAL
36
3.5 Fishbone
METODE MAN
PROBLEM
Di ruang Mahoni kesediaan masker bedah Anggaran dari BLUD RSUD Kota
untuk pasien terbatas Tangerang dan BPJS
MATERIAL
37
No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Strategi Alat Waktu Tempat Penanggung
Pelaksanaan jawab
efektif latihan ROM edukasi kepasien
berhubungan kepada pasien tentang latihan ROM
dengan Kurang dan keluarga. Diskusi untuk
pengetahuan Pasien sadar pengadaan Leaflet
perawat tentang akan pentingnya ROM
edukasi ROM, latihan ROM 2
sarana dan rutin ketika
prasarana yang pulang
kurang
3. Risiko terapi Terukurnya 1. Melakukan koordinasi Perawat . Diskusi Stiker Rabu Ruang Ike, Arif
pemberian cairan balance cairan dengan kepala ruangan infus 15 Mei Mahoni
infus kurang yang efektif tentang etiket infus, 2019
efektif dalam 2. Diskusi untuk
berhubungan pemenuhan pengadaan etiket infus
dengan kebutuhan cairan untuk pasien
Kepedulian
petugas tentang
pentingnya etiket
infus masih
kurang, sarana
dan prasarana
kurang
39
No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Strategi Alat Waktu Tempat Penanggung
Pelaksanaan jawab
4 Risiko terjadi Melaksanakan 3. Review SPO tentang Perawat . Praktek Instrumen Kamis Ruang Marpuah,
kontaminasi tindakan sesuai aseptic dispensing pencampu 16 Mei Mahoni amel, ike,
terhadap obat dengan SPO ran obat 2019 ikha, arif
yang diberikan
kepada pasien
sehingga kualitas
obat tidak sesuai
yang diharapakan
berhubungan
dengan Kurang
pengetahuan
petugas tentang
tehnik aseptic
dispensing dan
Petugas tidak
memakai APD
yang sesuai
40
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Masalah Alur Implementasi Tujuan Pelaksanaan Sasaran Waktu Tempat Hasil Evaluasi
1 Risiko terjadi
infeksi nosokomial
(TB) kepada
petugas, pasien dan
pengunjung
Pelaksanaan :
Melaksanakan
sosialisasi tentang - Membacakan SPO Memudahkan Mahasiswa Seluruh Senin Nurse 1. Sudah dilaksanakan
menutup mulut saat tentang etika batuk dalam memberikan Pemateri : perawat 13 Mei Stasion sesuai perencanaan
batuk, memberikan - Mendiskusikan saran dan konsep Amel Mahoni 2019 Ruang yang dibuat
dan mekaiakan tentang leaflet yang dalam prosedur MC : Mia Mahoni 2. Sudah memberikan
masker pada pasien akan dibagikan kepada pemberian terapi Notulen: ilustrasi pelaksanaan
yang batuk pasien tersebut Arif tindakan
terutama pada - Mendiskusikan kepada 3. Sudah memberikan
pasien TB perawat tentang contoh dalam
pemberian masker memberikan masker
pada pasien batuk kepada pasien yang
batuk.
40
41
No Masalah Alur Implementasi Tujuan Pelaksanaan Sasaran Waktu Tempat Hasil Evaluasi
2 Manajemen
kesehatan pasien
stroke dalam
latihan ROM oleh
pasien dan keluarga
tidak efektif
Pelaksanaan :
Memberikan etiket - Mendiskusikan Memudahkan Mahasiswa Perawat Rabu Nurse - Memberikan
botol infus kepada tentang pengisian dalam Pemateri : Mahoni 15 Mei Stasion demonstrasi tentang
ruangan dan etiket pada botol infus memberikan saran Ike 2019 Ruang penulisan pada etiket di
42
No Masalah Alur Implementasi Tujuan Pelaksanaan Sasaran Waktu Tempat Hasil Evaluasi
mendemonstrasikan - Praktek tentang dan konsep dalam MC : Arif Mahoni botol infus
cara penulisannya penulisan etiket pada prosedur Notulen:
botol infus pemberian terapi Amel.
tersebut
4 Risiko terjadi
kontaminasi
terhadap obat yang
diberikan kepada
pasien sehingga
kualitas obat tidak
sesuai yang
diharapakan
Pelaksanaan
- Membacakan - Mendiskusikan Memudahkan Pelaksana Perawat Kamis Nurse - Memberikan
SPO tentang tentang pemakaian dalam Mahasiswa Mahoni 16 Mei Stasion demonstrasi tentang
pencampuran obat APD saat melakukan memberikan saran . 2019 Ruang penggunaan APD saat
- Memberikan pencampuran obat dan konsep dalam Mahoni pencampuran obat
review tentang - Memberikan Review prosedur
penggunaan APD SPO pencampuran pemberian terapi
pada saat obat tersebut
pencampuran obat
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Manajemen keperawatan mempelajari bagaimana mengelola
sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi manajemen sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Fokusnya adalah membahas
tentang teori-teori manajemen dan kepemimipinan untuk memberikan
pelayanan keperawatan profesional. Penekanannya meliputi penggunaan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan pada asuhan klien secara
menyeluruh melalui manajemen pelayanan keperawatan dan berupaya
memprakarsai perubahan yang efektif dalam sistem asuhan keperawatan.
Manajemen menjadi semakin penting seiring dengan perkembangan
zaman, begitu juga organisasi tanpa manajemen akan menjadi sulit.
Organisasi diselenggarakan karena adanya kepentingan atau tujuan yang
hendak dicapai. Setiap organisasi mempunyai keterbatasan akan sumber daya
manusia, uang dan fisik untuk mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan
mencapai tujuan tergantung pada pemilihan tujuan yang akan dicapai dengan
cara menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka salah satu aspek yang diperhatikan adalah
faktor manusia.
Kegiatan praktek profesi manajemen keperawatan di RSUD Kota
Tangerang dilaksanakan selama 2 minggu dari tanggal 6-17 Mei 2019.
Kesimpulan yang didapat kelompok dari pengkajian sampai evaluasi dengan
teknik untuk membuat skala prioritas masalah menggunakan aspek
Magnitude (Mg) yaitu kecendrungan besar seringnya kejadian masalah,
Severy (Sv) yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan, Manageability (Mn)
yaitu bisa dipecahkan, Nursing concern (Nr) yaitu berfokus pada
keperawatan dan Affordability (Afd) yaitu ketersediaan sumber manusia dan
didapatkan prioritas masalah Risiko terjadi infeksi nosokomial (TB) kepada
petugas, pasien dan pengunjung, Risiko manajemen kesehatan pasien stroke
dalam latihan ROM oleh pasien dan keluarga tidak efektif, Risiko terapi
43
44
5.2 Saran
1. Menerapkan atau mengaplikasikan manajemen keperawatan dengan
efektif dalam setiap melakukan proses keperawatan, sehingga dalam
memberikan pelayanan bisa dilakukan secara optimal.
2. Manajemen keperawatan dikatakan baik apabila dalam satu tim bisa
berpartisipasi secara aktif
3. Untuk mengoptimalkan pelayanan di ruang Mahoni diharapkan Rumah
Sakit dapat memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
ruangan
4. Adnya supervisi keperawatan dalam peningkatan pelayanan
45
DAFTAR PUSTAKA