Marpuah, AMK
1
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
TANGERANG
Nomor : 445/112/RSUD/2016
Tanggal : 30 Maret 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Keperawatan sebagai bagian dari integral dari pelayanan kesehatan
mempunyai kontribusi yang besar dalam mencapai tujuan pembangunan bidang
kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga profesional
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi
dan kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun bekerja sama dengan
anggota tim kesehatan lain.
Pelayanan keperawatan bermutu merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh
perawat. Pelayanan bermutu memerlukan tenaga profesional yang didukung oleh
faktor internal antara lain motivasi untuk mengembangkan karir profesional dan
tujuan pribadinya maupun faktor eksternal, antara lain kebijakan
organisasi,kepemimpinan,struktur organisasi, sisitem penugasan dan sistem
pembinaan. Dewasa ini proporsi tenaga perawat di sarana kesehatan merupakan
proporsi terbesar dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya, yaitu 40%.
Tenaga tersebut 65% bekerja dirumah sakit, 28% di puskesmas, dan selebihnya 7
% disarana kesehatan lain. Pada dasarnya peran utama perawat adalah sebagai
perawat pelaksana. Perawat pendidik.perawat manajer. Dan perawat peneilit
(Riset).
Pada saat ini sistem pembangunan jenjang karir didalam kontek sistem
penghargaan bagi perawat sudah dikembangkan untuk pegawai negeri sipil (PNS)
melalui jabatan fungsional perawat yang ditetapkan bedasarkan SK Menpen
No.94/KEP.PAN/11/2011 tentang jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya,
walaupun belum sepenuhnya bebasis kompetensi. Disamping itu beberapa rumah
2
sakit swasta/khusus sudah mengembangkan jenjang karir sesuaid dengan
kebutuhannya masing-masing meskipun belum mengarah pada pengembangan
jenjang karir profesional (Profesional carier Leader). Hal ini disebabkan belum
adanya acuan nasiona tentang pengembangan karir profesional bagi perawat.
Pengembangan jenjang karir profesioanal yang sudah dikembangkan oleh
berbagai sarana kesehatan masih kurang memperhatikan tuntutan fan kebutuhan
profesi,serta belum dikaitkan dengan kompensasi atau sistem penghargaan.
Dengan adanya sistem jenjang karir profesional perawat yang diterapkan di setiap
sarana kesehatan, diharapkan kinerja perawat semakin meningkat,sehingga mutu
pelayanan kesehatan juga meningkat. Dampak lain dari adannya jenjang karir
profesional adalah mengarahkan perawat untuk menekuni bidan keahliannya
ditempat kerjanya dan meningkatkan profesionalismenya.
Pengembangan jejang karir pada saat ini lebih menekannkan pada posisi
jabatan baik struktural maupun fungsional ( Job Career) sedangkan jenjang karir
profesional ( Profesional Career) berfokus pada pengembangan jenjang karir
profesional yang sifatnya individu. Oleh sebab itu perlu dikembangkan jejang karir
profesional bagi perawat dan disusun pedomannya.
Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya
mengembangkan jenjang karir dalam konteks sistem penghargaan bagi perawat.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-
pokok kepegawaian
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan
6. Keputusan presiden No. 5 Tahun 2004 tentang tunjangan tenaga kesehatan
7. Kepmenpan No.94/Kep/Mann/II/2001 tentang jabatan fungsional perawatan dan
angka kreditnya.
8. Kepmenkes RI No.1239/Menkes/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat
3
9. Kepmenkes RI No 1575/Menkes/Per/SK/XI/2005 tentang organisasi dan tata
kerja depertemen kesehatan
10. Keputusan bersama Menkes dan kepala BKN No.733/Menkes/SKB/VI/2002
tentang petunjukan pelaksanaan jabatan fungsional perawat.
11. Kep Menkes No.1280/Menkes/SK/X/2002 tentang petunjuk teknis jabatan
fungsional
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas perawat klinik terhadap publik /
masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Adanya kebersamaan dan persepsi berbagai pihak tentang pengembangan
sistem jenjang karir profesional perawat klinik
b. Adanya sistem jenjang karir profesional perawat dalam konteks sistem
penghargaan bagi perawat di sarana kesehatan.
c. Sebagai pedoman dalam mengembangkan pola karir profesional perawat
dalam konteks sistem penghargaan bagi perawat di sarana kesehatan
D. Ruang Lingkup
Pengembangan jenjang karir profesional perawat mencakup empat peran
utama perawat profesional yaitu Perawat Klinis (PK), Perawat Manager (PM),
Perawat Pendidik (PP), dan perawat peneliti/riset (PR). Pembahasan dalam
pedoman ini difokuskan hanya untuk jenjang karir profesional perawat klinik.
Perawat klinik adalah perawat yang memberikan asuhan keperawatan langsung
kepada pasien baik individu,keluarga,kelompok maupun masyarakat. Sedangkan
yang dimaksud dengan perawat profesional adalah perawat dengan latar belakang
pendidikan tinggi, minimal D III Keperawatan (profesional pemula)
E. Sasaran
Pedoman pengembangan jenjang karir profesional bagi perawat dalam
konteks sistem penghargaan ditunjukan kepada Perawat dan Bidan RSUD Kota
Tangerang.
4
BAB II
PENGEMBANGAN SISTEM JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT
5
B. Prinsip Pengembangan
1. Kualifikasi
Kualifikasi perawat, dimulai dari lulusan D III Keperawatan, diperhatikan juga
pengalaman kerja, lamanya pengabdian terhadap profesi,uji kompetensi dan
sertifikasi.
2. Penjenjangan
Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan
asuhan keperawatan yang akontabel dan etis sesuai dengan batas kewenangan
praktik dan kompleksitas masalah pasien/klien.
3. Penerapan Asuhan Keperawatan
Fungsi utama perawat klinik adalah memberikan asuhan keperawatan langsung
sesui standar praktik dan kode etik perawat.
4. Kesempatan yang sama
Setiap perawat klinik mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan
karir sampai jenjang karir profesional tertinggi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
5. Standar Profesi
Dalam memberikan asuhan keperawatan mengacu pada standar praktik
keperawatan dan kode etik keperawatan.
6. Komitmen Pimpinan
Pimpinan sarana kesehatan harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
pengembangan karir perawat,sehingga dapat dijamin kepuasan pasien/klien
serta kepuasan perawat dalam pelayanan keperawatan.
6
3. Perawat Pendidik (PP)
Yaitu perawat yang memberikan pendidikan kepada peserta didik di institusi
pendidikan keperawatan
4. Perawat Peneliti /riset (PR)
Yaitu perawat yang bekerja dibidang penelitian keperawatan/kesehatan.
Keempat jalur jenjang karir profesional perawat digambarkan dalam gambar 1
Gambar 1: Bidang jenjang karir Perawat dan pengembangan karir perawat Klinik
7
BAB III
KOMPONEN PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PROFESIONAL
PERAWAT KLINIK
8
3. Tanggung Jawab Instusi Pendidikan
a. Mempersiapkan peserta didik agar mempunyai kompetensi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam kurikulum pendidikan
b. Melakukan survei ke pengguna lulusan untuk mengetahui kesesuaian
kompetensi lulusan dengan kebutuhan masyarakat.
c. Menanamkna tanggung jawab tentang perencanaan karir individu.
d. Mengkorrdinasikan antara institusi pendidikan dengan pelayanan
e. Menanamkan”life Long learning” serta pendidikan menyiapkan peserta didik
untuk menghargai/ apresiasi profesi.
9
B. Mekanisme Pengembangan Karir Profesional Perawat Klinik
Individu Penerapan
Perawat promosi
Institusi Karir
Tim kredensial Uji
Yankes
informasi (lembaga sertifikasi) kompetensi
independen
Organisasi lulus
profesi Mene tapkan Tidak lulus
Institusi sertifikat
pendidikan
Pola Remedial
upaya
Pemerintah karir perbaikan
Mengesahkan
pola karir
Uji ulang 3
kali
Promosi sesuai
jenjang karir
Tidak lulus
T. Pk Tetap
10
e. Memiliki Surat Ijin Perawat (SIP), Surat Ijin Kerja (SIK) dan / atau Surat Ijin
Praktek Perorangan (SIPP) terbar
C. Sertifikasi
Dalam pengembangan system jenjang karir perawat, sertifikasi merupakan
suatuproses yang harus ditempuh oleh perawat klinik pada setiap jenjang. Program
sertifikasi dilaksanakan oleh organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI).Uji kompetensi dilaksanakan oleh lembaga independen Konsil
Keperawatan Indonesia yang berkedudukan di Ibukota Negara. Dalam masa
transisis, sebelum terbentuknya Konsil Keperawatan Indonesia, uji kompetensi
dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS) Keperawatan di Pusat dan
perwakilan LSP Keperawatan di daerah yang terdiri dari unsure Persatuan Perawat
Nasional Indonesia dan Stakeholder terkait.
D. Remunerasi
Agar jenjang karir dapat dilaksanakan secara optimal harus didukung oleh
system remunerasi. setiap kenaikan dari satu jenjang karir ke jenjang yang lebih
tinggi perlu diikuti dengan pemberian remunerasi sesuai dengan kinerja pada
setiap jenjang.Imbalan yang terkait dengan jenjang karir ini perlu direncanakan
secara mantap dan terakreditasi dalam system pelayanan kesehatan secara
menyeluruh khususnya dalam sub system penghargaan. Sistem penghargaan atau
pemberian imbalan ini dalam perencanaan dan dasar penyusunan besarnya
nominasi / imbalan jasa perawat dapat mengacu pada komponen-komponen yang
ada pada pola tariff pelayanan kesehatan. pelaksanaannya perlu memperhatikan
kemampuan institusi, kemampuan daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
setempat.
11
5. Evaluasi Manajemen Riset
Selanjutnya evaluasi pengembangan system jenjang karir professional perawat
klinik akan dilakukan oleh lembaga yang terakreditasi atau ditetapkan berdasarkan
kebijakan.
12
BAB IV
MASA PERALIHAN
13
BAB V
KOMPETENSI PERAWAT KLINIK SESUAI AREA KEKHUSUSAN
Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang
mencakup:
A. Praktik professional, etis, legal dan peka budaya.
Adalah kemampuan perawat untuk melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
standar profesi keperawatan, berdasarkan kode etik keperawatan, mentaati
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan budaya dan
adat istiadat klien / pasien.
C. Pengembangan profesional
Adalah kemampuan perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
diri serta keilmuan keperawatan.
Pengelompokan perawat klinik dibagi dalam lima kategori yaitu Perawat Klinik
I (PK 1); Perawat Klinik II (PK II); Perawat Klinik III (PK III), Perawat Klinik IV (PK
IV); Perawat Klinik V (PK V). Secara umum PK I sampai dengan PK II disetarakan
dengan kompetensi perawat generalis (umum). Perbedaan dari PK I dan PK II
didasarkan pada tingkat kedalaman dari ketiga ranah kompetensi, sedangkan PK III
memiliki kemampuan keterampilan khusus (sertifikasi); Kompetensi PK IV setara
dengan perawat spesialis I (Sp 1) dan PK V setara dengan perawat spesialis (Sp2)
Kompetensi yang dicantumkan dalam setiap PK merupakan kompetensi
mandiri dimana perawat tersebut mempunyai kewenangan untuk melakukan
tindakan. Pada situasi tertentu perawat dapat melakukan tindakan yang bukan
merupakan kompetensi dan kewenangan dengan bimbingan penuh atau terbatas
oleh perawat yang mempunyai kompetensi lebih tinggi dan memiliki kewenangan
untuk tindakan tersebut.
Kompetensi perawat klinik dalam pedoman ini merupakan kompetensi pokok
untuk setiap tingkat perawat klinik. guna mengukur tingkat kompetensi seseorang.
Kompetensi tersebut masih perlu dijabarkan kedalam sub kompetensi dan kriteria
unjuk kerja (KUK) sehingga dapat ditetapkan standar prosedur pelaksanaannya.
14
Pembagian area kompetensi perawat klinis didasarkan pada kekhususan pelayanan
keperawatan yaitu perawatan medical bedah, perawatan maternitas, perawatan
anak, perawatan jiwa, perawatan komunitas dan perawatan gawat darurat.
15
BAB VI
PENUTUP
DITETAPKAN DI : TANGERANG
PADA TANGGAL : 30 Maret 2016
DIREKTUR
dr. FERIYANSYAH
PEMBINA TK. I
197912202007011010
16