Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Dosen Pembimbing
Hepta Nur Anugrahini,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
Dimastya Andy Setiawan
(P27820119064)

Tingkat 3 Reguler B

JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN SOETOMO SURABAYA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen Keperawatan dengan judul “Model
Praktik Keperawatan Profesional.”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 29 Januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...........................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3. Tujuan .......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian MPKP.......................................................................................5
2.2 Sejarah Model Praktik Keperawatan Profesional.......................................
2.3 Tujuan Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional..............
2.4 Komponen Model Praktik Keperawatan Profesional.................................
2.5 Nilai Profesional dalam MPKP..................................................................
2.6 Jenis Model Praktik Keperawatan Profesional...........................................
2.7 Tugas dan Tanggungjawab Kepala Ruangan, PP, dan PA.........................
2.8 Klasifikasi Pasien........................................................................................
2.9 Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan dalam MPKP.............
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 37
4.2 Saran...........................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................39

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk bersikap
profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional
tersebut adalah pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) yang
memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.

MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan
tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi
MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.

Banyak metode praktik keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun terakhir
ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer, praktik
bersama, dan manajemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai 2 upaya untuk
menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan
prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Kategori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan pasien, Usia, Diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami
pasien dan terapi yang dilakukan. Pelayanan yang profesional identik dengan pelayanan yang
bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan
penerapan standart asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok
keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga
keperawatan agar dapat dilaksanakan secara teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta
meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja. Model pemberian asuhan keperawatan ada
enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model primer, model
manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus pada pasien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian MPKP ?
2. Bagaimana Sejarah Model Praktik Keperawatan Profesional ?
3. Apa tujuan dari pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional ?
4. Aapa saja yang menjadi Komponen Model Praktik Keperawatan Profesional ?
4
5. Apa saja yang menjadi Nilai Profesional dalam MPKP ?
6. Apa saja Jenis Model Praktik Keperawatan Profesional ?
7. Bagaimana Tugas dan Tanggungjawab Kepala Ruangan, PP, dan PA ?
8. Bagaimana Klasifikasi Pasien ?
9. Bagaimana Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan dalam MPKP ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian MPKP ?


2. Untuk mengetahui Sejarah Model Praktik Keperawatan Profesional ?
3. Untuk mengetahui tujuan dari pengembangan Model Praktik Keperawatan
Profesional ?
4. Untuk mengetahui Komponen Model Praktik Keperawatan Profesional ?
5. Untuk menegtahui Nilai Profesional dalam MPKP ?
6. Untuk menegtahui Jenis Model Praktik Keperawatan Profesional ?
7. Untuk mengetahui Tugas dan Tanggungjawab Kepala Ruangan, PP, dan PA ?
8. Untuk mengetahui Klasifikasi Pasien ?
Untuk mengetahui Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan dalam MPKP ?

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian MPKP


Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan
(Ratna Sitorus & Yuli, 2006).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.
Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai
dengan derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien
menjadi hal penting, karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang
dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.

2.2 Sejarah Model Praktik Keperawatan Profesional


Pengembangan MPKP di berbagai negara lebih menekankan pada aspek proses
keperawatan. Hal tersebut terjadi karena struktur yang ada sudah memungkinkan
terciptanya pemberian asuhan keperawatan profesional. Analisis tentang struktur dan
proses pemberian asuhan keperawatan yang ada di rumah sakit-rumah sakit Indonesia,
sulit untuk menerapkan proses seperti yang dilakukan di luar negeri. Kondisi saat ini
dilihat dari struktur, mayoritas tenaga adalah lulusan SPK dan DIII Keperawatan, jumlah
tenaga tidak berdasarkan derajat ketergantungan pasien, kurang mampu melakukan
tindakan terapi keperawatan tetapi lebih pada tindakan kolaborasi, kurang mampu
mengintroduksi hal-hal baru dan cenderung bekerja secara rutin, kurang mampu
menunjukkan kemampuan kepemimpinan dan tidak ada otonomi dalam mengambil
keputusan untuk asuhan keperawatan klien. (Sitorus, 2006)

2.3 Tujuan Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional


Menurut Nursalam (2014), karakteristik ronde keperawatan sebagai berikut :
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.

6
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.

2.4 Komponen Model Praktik Keperawatan Profesional


Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah sakit, Hoffart &
Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima komponen yaitu nilai–nilai
professional yang merupakan inti MPKP, hubungan antar professional, metode pemberian
asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan
keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.
1. Nilai–nilai professional
Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan klien/keluarga, menjadi
partner dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan
dan evaluasi renpra. PP mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk mempertanggung
jawabkan asuhan yang diberikan termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini
berarti PP mempunyai tanggung jawab membina performa PA agar melakukan
tindakan berdasarkan nilai-nilai professional.
2. Hubungan antar professional
Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP yang paling mengetahui
perkembangan kondisi klien sejak awal masuk. Sehingga mampu memberi informasi
tentang kondisi klien kepada profesional lain khususnya dokter. Pemberian informasi
yang akurat akan membantu dalam penetapan rencana tindakan medik.
3. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah modifikasi
keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh PP, PP akan
mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi pada renpra
sesuai kebutuhan klien.
4. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi yang jelas
antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP. Dengan
demikian, PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan. Sebagai seorang manajer,

7
PP harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan sehingga PP
dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang efektif.
5. Sistem kompensasi dan panghargaan.
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan keperawatan
yang dilakukan sebagai asuhan yang profesional. Kompensasi dan penghargaan yang
diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan
penghargaan berdasarkan prosedur.

2.5 Nilai Profesional dalam MPKP


MPKP merupakan model praktek keperawatan profesional yang mewujudkan nilai-nilai
profesional. Nilai-nilai profesional yang diterapkan pada MPKP adalah:
1. Pendekatan Manajemen ( Managemen Approach)
2. Penghargaan karir (Compensatory rewads)
3. Hubungan Profesional (Profesional relationship)
4. Sistem pemberian asuhan pasien ( patient care delivery system )

2.6 Jenis Model Praktik Keperawatan Profesional


Menurut Nursalam (2014), ada beberapa model praktik keperawatan yaitu :

1. Praktik keperawatan rumah sakit.


Perawat profesional (Ners) mempunyai wewenang dan tanggung jawab
melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan sikap dan
kemampuannya. Untuk itu, perlu dikembangkan pengertian praktik keperawatan
rumah sakit dan lingkup cakupannya sebagai bentuk praktik keperawatan
profesional, seperti proses dan prosedur registrasi, dan legislasi keperawatan.
2. Praktik keperawatan rumah.
Bentuk praktik keperawatan rumah diletakkan pada pelaksanaan pelayanan/asuhan
keperawatan sebagai kelanjutan dari pelayanan rumah sakit. Kegiatan ini dilakukan
oleh perawat profesional rumah sakit, atau melalui pengikutsertaan perawat
profesional yang melakukan praktik keperawatan berkelompok.
3. Praktik keperawatan berkelompok.
Beberapa perawat profesional membuka praktik keperawatan selama 24 jam kepada
masyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan dengan pola yang diuraikan
dalam pendekatan dan pelaksanaan praktik keperawatan rumah sakit dan rumah.
Bentuk praktik keperawatan ini dapat mengatasi berbagai bentuk masalah
8
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat dan dipandang perlu di masa depan.
Lama rawat pasien di rumah sakit perlu dipersingkat karena biaya perawatan di
rumah sakit diperkirakan akan terus meningkat.
4. Praktik keperawatan individual.
Pola pendekatan dan pelaksanaan sama seperti yang diuraikan untuk praktik
keperawatan rumah sakit. Perawat profesional senior dan berpengalaman secara
sendiri/perorangan membuka praktik keperawatan dalam jam praktik tertentu untuk
memberi asuhan keperawatan, khususnya konsultasi dalam keperawatan bagi
masyarakat yang memerlukan. Bentuk praktik keperawatan ini sangat diperlukan
oleh kelompok/golongan masyarakat yang tinggal jauh terpencil dari fasilitas
pelayanan kesehatan, khususnya yang dikembangkan pemerintah.

2.7 Tugas dan Tanggungjawab Kepala Ruangan, PP, dan PA


Pelaksanaan MPKP dalam satu ruangan harus ditetapkan jenis tenaga
keperawatannya, beberapa jenis tenaga yang ada meliputi kepala ruang rawat, Clinical care
manager (CCM), perawat primer (PP), serta perawat asosiet (PA). Peran dan fungsi antara
PP dan PA harus jelas dan sesuai dengan tanggung jawabnya. Pada ruang rawat MPKP
pemula, kepala ruangan adalah perawat dengan kemampuan DIII keperawatan dengan
pengalaman, dan pada MPKP tingkat I adalah perawat dengan kemampuan S. Kep/Ners
dengan pengalaman(Marquis, 2010).

Tugas dan tanggung jawab setiap jenis tenaga adalah sebagai berikut :

1. Kepala Ruangan
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang adalah perawat dengan
kemampuan DIII keperawatan dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun
2. Clinical care manager (CCM)
Clinical care manager adalah seseorang dengan pendidikan S1 Keperawatan/Ners,
dengan pengalaman kerja lebih dari 3 tahun
3. Perawat Primer (PP)
Perawat primer pada MPKP pemula adalah seorang yang berpendidikan DIII, Tugas
perawat primer adalah memimpin dan bertanggung jawab pada pelaksanaan asuhan
dan pelayanan keperawatan serta pendokumentasian dan administrasi pada
sekelompok pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Berpartisipasi dalam visite
dokter, mengatasi permasalahan konflik pasien, penunggu dan petugas di areanya,

9
mengkoordinasikan proses pelayanan kepada kepala ruangan mengatur dan memantau
semua proses asuhan keperawatan di area kelolaan, dan memastikan kelengkapan
pendokumentasian dan administrasi dari klien masuk sampai pulang.
4. Perawat Asosiet (PA)
Pada MPKP pemula perawat Asosiet adalah yang berpendidikan DIII Keperawatan,
dan tidak menutup kemungkinan masih ada yang berpendidikan SPK Tugas PA adalah
bertanggung jawab dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang menjadi
tanggungjawabnya. Melaksanakan dokumentasi keperawatan, dan berkoordinasi
dengan perawat primer untuk pelaksanaan asuhan keperawatan. Pengaturan tanggung
jawab PP lebih ditekankan pada pelaksanaan terapi keperawatan karena bentuk
tindakannya lebih pada interaksi, adaptasi yang memerlukan konsep analisa yang
tinggi, tindakan yang tidak memerlukan analisis dapat dilakukan oleh PA.

2.8 Klasifikasi Pasien

Menurut Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) membagi


klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan menggunakan standar
sebagai berikut :
a. Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari
1) kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2) makanan dan minum dilakukan sendiri
3) ambulasi dengan pengawasan
4) observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
5) pengobatan minimal dengan status psikologi stabil
6) perawatan luka sederhana.
b. Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari
1) kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2) observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3) ambulasi dibantu
4) pengobatan dengan injeksi
5) klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat
6) klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.
c. Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari
1) semua kebutuhan klien dibantu
2) perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
10
3) observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam makan dan minum melalui selang lambung
4) pengobatan intravena “perdrip”
5) dilakukan suction
6) gelisah / disorientasi
7) perawatan luka kompleks.

2.9 Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan dalam MPKP


A. Beban Kerja tenaga keperawatan dalam MPKP
Standar beban kerja merupakan volume/kuantatitas beban kerja selama 1 tahun per kategori
SDM.

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing-masing kategori
SDM utamanya adalah sebagai berikut:

1. Kategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja RS sebagaimana hasil yang telah
ditetapkan pada langkah kedua.
2. Standar profesi, standar pelayanan yang berlaku di RS.
3. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori SDM untuk
melaksanakan.menyelesaikan berbagai pelayanan RS.
4. Data dan informasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja RS.
Beban kerja setiap kategori SDM di tiap unit kerja Rumah Sakit adalah meliputi:

1. Kegiatan pokok yang merupakan berbagai jenis kegiatan sesuai dengan standar
pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori SDM. Untuk menetapkan
beban kerja dari masing-masing SDM ini perlu disusun kegiatan pokok serta jenis
kegiatan pelayanan yang berkaitan langsung/ tidak langsung dengan pelayanan
kesehatan perorangan.
2. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan pokok. Untuk
menentukan rata-rata waktu ini sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki
kompetensi, kegiatan pelaksanaan standar pelayanan, standar operasional prosedur
(SOP) dan memiliki etos kerja tinggi.
3. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori yang disusun berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (waktu rata-rata) dan waktu kerja
tersedia yang dimiliki oleh masing-masing kategori.

11
B. Cara perhitungan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dan kategori tenaga
keperawatan

a. Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat
yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana
masing- masing kategori mempunyai nilai standar per shift nya

Contoh :
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal,
8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.

Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :

Minimal Partial total Jumlah


Pagi 0.17 x 3 = 0.51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang

Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 orang

Metode Sistem
1. Kelas I : 2
jam/hari Kelas II
:3
jam/hari Kelas III
: 4,5
jam/hari Kelas IV
:6
jam/hari
Untuk tiga kali pergantian shift → Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%

Contoh :
Rata rata jumlah klien
1. kelas I = 3 orang x 2 jam/hari = 6 jam
2. kelas II = 8 orang x 3 jam/hari = 24 jam
3. kelas III = 4 orang x 4.5 jam/hari = 18 jam
4. kelas IV = 2 orang x 6 jam/hari = 12
12
jam Jumlah jam :
60 jam

- pagi/sore = 60 jam x 35% = 2.625 orang (3 orang)


8 jam
- Malam = 60 jam x 30% 2.25 orang (2 orang )
8 jam
jadi jumlah perawat dinas 1 hari = 3+3+2 = 8 orang.
d. Metode Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit
perawatan adalah sebagai berikut :

Jumlah jam keperawatan rata rata jumlah


x
Yang dibutuhkan klien/hari x klien/hari hari/tahun
Jumlah hari/tahun - hari libur x jumlah jam kerja
Masing masing tiap perawat
Perawat

jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun


= jumlah jam keperawatan yang di berikan perawat/tahun

= jumlah perawat di satu unit

Prinsip perhitungan rumus Gillies :


Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :
1) waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesfiikasi
pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4 = 1 jam , keperawatan
partial (partial care ) = ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 =
4-6 jam dan keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
2) Waktu keperawatan tidak langsung
 menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari
 menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari
3) Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien
4) Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan

13
rata rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah tempat tidur x 365 hari

 Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.


 Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari minggu/libur
= 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini
merupakan hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari
libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8 hari).
 Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja
efektif 6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari
maka 40/5 = 8 jam per hari)
 Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20%
(untuk antisipasi kekurangan /cadangan ).
 Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %

Contoh :
Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan
ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)
Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam kerja
perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari
Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)

 Jumlah jam keperawatan langsung


- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam
- Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam
- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36
jam Jumlah jam =
63 jam

 Jumlah keperawatan tidak


langsung 17 orang klien x 1 jam
= 17 jam

14
 Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam

Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari :


63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari
17 orang

Jumlah tenaga yang dibutuhkan :


4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 = 15,06 orang ( 15 orang )
(365 – 73) x 7 2044
Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari
Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional =
55% : 45 % = 10 : 8 orang

e. MetodeSwansg
Contoh :
Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari .
Jumlah jam kontak langsung perawat – klien = 5 jam /klien/hari.

1) total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jam


jumlah perawat yang dibutuhkan : 85 / 7 = 12,143 ( 12 orang) perawat/hari
2) Total jam kerja /minggu = 40 jam
jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84 shift/minggu
jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang
(jumlah staf sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7 jam/shift)

Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan


untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari → pagi : siang : malam = 47 % : 36
% : 17 % Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang

- Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang


- Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
- Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang

15
BAB IV
PENUTUP
4.3 Kesimpulan

Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah sakit adalah
tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Untuk hal ini
dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat perencanaan terutama tentang
ketenagaan. Perencanaan ketenagaan ini harus benar benar diperhitungkan sehingga tidak
menimbulkan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga memungkinkan kualitas
pelayanan akan menurun. Dan bila dibiarkan akan menyebabkan angka
kunjungan klien ketempat pelayanan kesehatan akan menurun sehingga pendapatan
rumah sakit juga akan menurun.
Seorang menajer keperawatan harus mampu membuat perencanaan ketenagaan
dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan hasil perhitungan yang didasarkan pada data-
data kepegawaian sesuai dengan yang ada di rumah sakit tersebut. Dalam
melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit, kita dapat
menggunakan beberapa rumus dimana tiap metode penghitungan pada prinsipnya hampir
sama akan tetapi memiliki kekhasan bagi situasi dan kondisi tertentu dari
sistem pemberian layanan asuhan keperawatan kepada klien.

4.4 Saran
Diharapkan para pembaca memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah agar dapat
membuat makalah yang baik dan benar. Terutama litelatur yang berhubungan dengan
model praktik keperawatan profesional supaya mempermudah mahasiswa perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada pasien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Mugianti, Sri (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Pusdik
SDM Kesehatan:Kemenkes RI.

Rakhmawati, Windhi SKp.,M.Kep..(2010). Perencanaan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di


Unit Keperawatan. Pelatihan manajemen Unit: Bandung [Jurnal]
Diakses:https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/perencanaan_kebutuhan
_tenaga_kepewaratan.pdf

Rohmiyati, Ana (2015). Studi Fenomenologi: Pengalaman Perawat dalam menerapkan


MPKP di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang. PSIK Undip.
[Jurnal] Diakses: http://eprints.undip.ac.id/14822/4/artikel_MPKP.pdf

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses (3rd ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher. Diakses pada 29/01/22 pukul 09.20
WIB link: https://www.google.com/search?q=Marquis%2C+B.L.+dan+Huston
%2C+C.J.+(1998).
+Management+Decision+Making+for+Nurses&rlz=1C1NHXL_idID847ID847&o
q=Marquis%2C+B.L.+dan+Huston%2C+C.J.+(1998).
+Management+Decision+Making+for+Nurses&aqs=chrome..69i57.1531j0j4&sour
ceid=chrome&ie=UTF-8

17

Anda mungkin juga menyukai