Anda di halaman 1dari 30

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN METODE PERAWAT TIM-

PRIMER

Di susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Management Keperawatan

dosen pengampu : Iwan Wahyudi S.Kep,Ns,M.Kep

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 4

Ai Hadi KHGC18001

Ai Patonah Amelia KHGC18002

Ai Rindi Antika KHGC18003

Alfiani Nurlatifah KHGC18005

Erwin Pardiansyah KHGC.18019

Neng Dedeh Susanti KHGC18036

Sani Marsela KHGC18046

Shintia Rochmah KHGC18051

Taufik Auliana Rahman KHGC18052

Ulyana Sipa KHGC18053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES KARSA HUSADA GARUT

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul Konsep Sistem
Pengorganisasian Asuhan Keperawatan dengan Metode Primer dengan tepat waktu tanpa
halangan apapun.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Management Keperawatan.Dengan dituliskannya makalah ini diharapkan mahasiswa maupun
tenaga kesehatan dapat memahami Makalah Konsep Sistem Pengorganisasian Asuhan
Keperawatan dengan Metode Primer. Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Penulis berharap semoga Makalahini dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan pendidikan khususnya keperawatan.
Semoga Allah SWT senantiasameridhoisegalausahakita, Amin.

Garut , …Juni 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................I

DAFTAR ISI...........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Tujuan..........................................................................................................2

1.3 Manfaat........................................................................................................2

BAB II KONSEP MPKP.........................................................................................3

2.1 Definisi.........................................................................................................3

2.2 Tujuan MPKP...............................................................................................4

2.3 Komponen-Komponen dalam MPKP..........................................................4

2.4 Struktur Organisasi.......................................................................................6

2.5 Tingkat Spesifikasi MPKP...........................................................................7

BAB III KONSEP METODE PRIMER..................................................................9

3.1 Definisi.........................................................................................................9

3.2 Contoh Penerapan Metode Primer.............................................................10

3.3 Elemen Primary Nursing............................................................................11

3.4 Keuntungan Primary Nursing....................................................................12

3.5 Kelebihan Primary Nursing........................................................................13

3.6 Kekurangan Primary Nursing....................................................................14

3.7 Ketenagakerjaan dalam Keperawatan Primer............................................14

3.8 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Primer.................................................14

BAB IV PENUTUP...............................................................................................21

4.1 Kesimpulan................................................................................................21

4.2 Saran...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi yang secara
terus-menerus berkembang dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga
pemenuhan dan metode perawatan berubah, karena gaya hidup berubah. Berbicara
tentang keperawatan ada hal penting yang harus dibahas yaitu Model Praktik
Keperawatan Profesional yang dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
dan dalam hal ini, makalah ini akan membicarakan tentang “Model Praktik Keperawatan
Profesional”.

Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien termasuk individu, keluarga dan
masyarakat.Perawat menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik,
sosial dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan
pencegahan penyakit, serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan
kesehatan. Karena beberapa fenomena diatas wajib diketahui oleh seorang perawat yang
profesional, sehingga profesi keperawatan mampu memilih dan menerapkan Model
Praktik Keperawatan Profesional yang paling tepat bagi klien.Sehingga diharapkan nilai
profesional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan
pelayanan keperawatan.

1
I.2 Tujuan

1. Apa itu Konsep Sistem Pengorganisasian Metode Primer?


2. Bagaimana contoh penerapan Sistem Pengorganisasian Metode Primer?
3. Apa Kelebihan Pengorganisasian Metode Primer?
4. Apa Kekurangan Pengorganisasian Metode Primer?

I.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui Konsep Sistem Pengorganisasian Metode Primer.
2. Untuk mengetahui contoh penerapan Sistem Pengorganisasian Metode Primer.
3. Untuk mengetahui Kelebihan Pengorganisasian Metode Primer.
4. Untuk mengetahui Kekurangan Pengorganisasian Metode Primer.
BAB II

KONSEP MPKP

II.1 Definisi

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses
dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian
asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses
dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian
asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.Aspek struktur
ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat
ketergantungan klien.Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,
karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada
waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA, sehingga peran dan
fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang
jelas.Pada aspek struktur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat
sudah tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh.
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan primer
(kombinasi metode tim dan keperawatan primer).

3
II.2 Tujuan MPKP

1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan


2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan
5

II.3 Komponen-Komponen dalam MPKP

Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional, yaitu

sebagai berikut :

1. Ketenagaan Keperawatan

Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kategori yang akan

dibutuhan untuk asuhan keperawatan klien disetiap unit. Beberapa pendekatan dapat

digunakan untuk memperkirakan jumlah staf yang akan dibutuhkan berdasarkan kategori

klien yang dirawat,rasio perawat,dan klien untuk memenuhi standar praktek keperawatan.

2. Metoda pemberian asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan adalah bagian dari manajemen pelayanan

keperawatan yang merupakan pelaksanaan proses keperawatan dengan menggunakan

konsep-konsep-konsep manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan

dan pengendalian atau evaluasi (Gillies, 1994). Sistem pemberian asuhan keperawatan

adalah suatu pendekatan pemberian asuhan keperawatan secara efektif dan efisien kepada

sejumlah pasien.Setiap metoda memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.

Terdapat 4 metode dalam pemberian asuhan keperawatan, yaitu metode fungsional,

metode tim , metode primer dan metode kasus.

3. Proses Keperawatan

Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan perawat


dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan
titik sentral dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis dalam
pengambilan keputusan adalah :

a) Identifikasi masalah,
b) Menyusun alternatif penyelesaikan masalah,
c) Pemilihan cara penyelesdaian masalah yang tepat dan melaksanakannya,
d) Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.

Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada langkah-langkah proses


keperawatan yaitu:

a) Pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih holistik,


b) Diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari masalah masalah
keperawatan,
c) Rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah,
d) Implementasi rencana dan
e) Evaluasi hasil tindakan.

4. Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan


keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik, maka informasi mengenai
keadaan Kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan.Disamping itu,
dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan keperawatan.Secara lebih
spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai sarana komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber
data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti
pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan.Dokumen dibuat
berdasarkan pemecahan masalah pasien.Dokumentasi berdasarkan masalah terdiri dari format
pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan catatan perkembangan
pasien.

II.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu

organisasi.Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan

menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan

atau dikoordinasikan.Struktur organiosasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.

Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer


keperawatan.Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih
Ketua Tim.Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa Perawat
7

Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok


pasien.
Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari beberapa hal,
yaitu :
a) Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim dan tiap tim diketuai
masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui suatu uji.
b) Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua Tim mengatur jadual dinas (pagi, sore,
malam)
c) Kepala Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim.
d) Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu.
Kepala Ruangan dapat memindahkan Perawat Pelaksana dari Tim ke Tim yang
mengalami kekurangan anggota.
e) Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila
karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Oleh sebab, itu yang dipilih
adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada.
f) Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim
berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota Tim (perawat pelaksana) yang paling
kompeten di antara anggota tim.
g) Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
h) Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik yang
diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya.
i) Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim
karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan
kepada perawat paling kompeten yang ada di dalam Tim.
j) Masing-masing Tim memiliki buku Komunikasi.
k) Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya.
II.5 Tingkat Spesifikasi MPKP

Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek

keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono

(2000) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain.

Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi

sumber daya manusia yang ada yaitu:

1. Model praktek Keperawatan Profesional III


Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional dan ada yang sudah
doktor, sehingga praktik keperawatan berdasarkan evidence based. Di ruangan tersebut juga
dilakukan penelitian keperawatan, khususnya penelitian klinis.
2. Model Praktek Keperawatan Profesional II
Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis yang dapat
memberikan konsultasi kepada perawat primer.Di ruangan ini digunakan hasil-hasil
penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.
3. Model Praktek Keperawatan Profesional I
Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode pemberian asuhan
keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah
kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim primer.
4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan
menuju profesional I.
BAB III
KONSEP METODE PRIMER

III.1 Definisi
Nursing primer adalah metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien dimulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit (Nursalam, 2007). Metode Primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Dengan demikian, ilmu keperawatan adalah suatu manfaat yang terus berkembang
berdasarkan hasil pengujian dan pembuktian ilmiah dalam meningkatkan kesehatan,
kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi manusia.
Sistem primary nursing menggunakan 1 orang perawat primer yang bekerja selama 24
jam dan bertanggung jawab untuk perencanaan perawatan 5-6 pasien dan ketika perawat
primer tidak bertugas perawatan pasien dilanjutkan oleh perawat pelaksana yang melanjutkan
perencanaan perawatan yang sudah direncanakan oleh perawat primer (Marquiz & Huston,
2000).
Keperawatan primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena ada kejelasan
antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Primary nursing adalah penyerahan menyeluruh, koordinasi, kontinu, perawatan pasien
individu yang dilakukan oleh perawat professional yang memiliki otonomi, akuntabilitas dan
otonomi selama 24 jam (Primary Nurse Convention 1977 dalam Campbell, 1985)

III.2 Contoh Penerapan Metode Primer

9
Kozier et al. (1997) menyatakan di negara maju pada umumnya perawat primer adalah
seorang spesialis perawat klinis (clinical nurse specialist) dengan kualifikasi master
keperawatan.Seorang perawat primer bertanggung jawab untuk membuat keputusan yang
terkait dengan asuhan keperawatan klien.Kualifikasi kemampuan perawat primer minimal
adalah sarjana keperawatan (ners).

Primary nurse berperan sebagai advokat pasien terhadap birokasi rumah sakit. Kepuasan

yang dirasakan pasien dalam model primer adalah bahwa merasa “dimanusiawikan” karena

pasien terpenuhi kebutuhannya secara indivisual dengan asuhan keperawatan yang bermutu
11

dan tercapainya pelaynan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, ifnormasi

dan advokasi.

III.3 Elemen Primary Nursing


1. Memiliki tanggung jawab untuk asuhan keperawatan pasien selama 24 jam sehari.
Tanggung jawab adalah perawat primer memiliki tanggung jawab terhadap 1-
6 pasien dari mulai pasien masuk sampai pulang dalam hal pemberian asuhan
keperawatan.Hal-hal yang berkaitan dengan pasien/keluarga seperti kebutuhan
ruangan pasien, obat, pemeriksaan penunjang, dan lain-lain menjadi tanggung
jawab dari perawat primer. Semua masalah pasien selama 24 jam menjadi
tanggung jawab perawat primer (Manthey, 1980).
2. Berani membuat keputusan.
Berani membuat keputusan adalah perawat primer harus mampu dan berani
membuat keputusan yang berhubungan dengan kebutuhan pelayanan
keperawatanpasien.Perawat primer harus memiliki bekal ilmu dan skill yang tinggi
sehingga dalam membuat keputusan berdasarkan ilmu yang dimiliki. Perawat
primer dapat berhubungan langsung dengan kepala ruangan, dokter yang merawat
pasien, dan tim kesehatan lain (Manthey, 1980).

3. Mampu berkomunikasi interpersonal dengan baik dan berkonsultasi dengan


perawat kepala, dokter, farmasi dll.
Berkomunikasi secara interpersonal adalah perawat primer harus mampu
berkomunikasi baik kepada pasien/keluarga, dokter, kepala ruangan, pihak
manajemen, perawat associate dan tim kesehatan lainnya.
4. Mampu membuat asuhan keperawatan secara menyeluruh selama 24 jam.
Membuat asuhan keperawatan secara menyeluruh selama 24 jam adalah
perawat primer harus mampu melakukan asuhan keperawatan yang dimulai dari
pengkajian, penegakan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan sampai evaluasi. Sejak pasien masuk hingga pulang
tahap - tahap asuhan keperawatan tetap direncanakan, dilakukan oleh perawat
primer dan dilanjutkan oleh perawat pelaksana. Semua masalah dan kebutuhan
pasien selama dirawat yang berhubungan dengan asuhan keperawatan tetap harus
dibawah pengawasan perawat primer walaupun yang dinas adalah perawat
associate (Manthey, 1980).

III.4 Keuntungan Primary Nursing

1. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi meningkatkan motivasi


tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Menjamin kontinuitas perawat sesuai perawat primer memberikan atau mengarahkan
perawatan sepanjang hospitalisasi.
3. Meningkatkan kepercayaan antar perawat dan pasien yang akan memungkinkan
pembentukan hubungan terapiutik.

Untuk pihak rumah sakit, keuntungan yang dapat diperoleh adalah rumah sakit tidak perlu
memperkejakan terlalu banyak tenaga keperawatan, tetapi tenaga yang ada harus berkualitas
tinggi. Dalam meneteapkan individu untuk menjadi primary nurse, diperlukan kehati-hatian
karena beberapa kriteria berikut, diantaranya dalam menetapkan kemampuan asertif, self
direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik,
akuntabel, serta berkolaborasi dengan baik antara berbagai displin ilmu.

Kepuasan yang dirasakan oleh primary nurse adalah tercapainya hasil berupa kemampuan
yang tinggi terletak pada kemampuan supervisi. Staf medis juga merasakan kepuasannya
ddengan model primer ini, karena senantiasa informasi tentang kondisi pasien selalu mtakhir
dan laporan pasien komprehensif

III.5 Kelebihan Primary Nursing

1. Bersifat kontinu dan komprehensif.


2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri.
3. Individu akan merasa di hargai karena terpenuhi kebutuhan secara individu.
4. Asuhan yng di berikan bermutu tinggi dan akan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan, dukungan, informasi dan advokasi.
5. Dokter akan mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu di perbaharui
dan komprehensif.
6. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapakan.
13

III.6 Kekurangan Primary Nursing

1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesinal, memiliki kemampuan untuk


mengambil keputusan dengan tepat, menguasai keperawatan klinik serta mampu
berkolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
2. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain, karena lebih banyak
menggunakan perawat profesional.
3. Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan atau kedokteran
4. Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan.

III.7 Ketenagakerjaan dalam Keperawatan Primer


1. Setiap perawat primer adalah perawat bed side.
2. Beban kasus adalah 4-6 orang pasien untuk satu perawat
3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
4. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun perawat nonprofesional
sebagai perawat pasien.

III.8 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Primer

Ada 3 faktor suksesnya primary nursingyaitu : 1) keterlibatan anggota staf sebagai

pembuat keputusan, 2) penggunaan format pengambilan keputusan, 3) adanya dukungan

dari pihak manajemen (Manthey, 1980).

1. Keterlibatan anggota staf sebagai pembuat keputusan.


Pemiihanseorang perawat primer dalam tim pemberian pelayanan keperawatan
dalam satu ruangan harus melibatkan seluruh staf yang terkait. Keputusan diambil
berdasarkan kesepakatan bersama untuk memilih seorang perawat primer dengan memiliki
kompetensi empat elemen yaitu: mampu nerkomunikasi secara interpersonal, mampu
bertanggung jawab, mampu mengambil keputusan dan mampu melakukan asuhan
keperawatan.

2. Penggunaan format pengambilan keputusan.


Metode penugasan primary nursing yang akan dilaksanakan dalam satu ruangan
harus memiliki formatkeputusan bersama. Seorang perawat primer yang sudah terpilih
harus berdasarkan format yang sudah disetujui bersama oleh staf di ruangan tersebut.
Format tersebut sebagai dasar untuk diajukan ke pihak manajemen.
3. Dukungan dari pihak manajemen.
Kesuksesan metode penugasan primary nursing harus mendapat dukungan
sepenuhnya dari pihak manajemenrumah sakit. Pelaksanaan primary nursing di ruangan
harus mendapat pengakuan dari pihak manajemen rumah sakit misalnya: kelengkapan
sarana dan prasarana ruangan pasien, keputusan untuk memakai metode penugasan
primary nursing di ruangan, keputusan untuk perawat primer. Dukungan pihak manajemen
rumahsakit merupakan salah satu motivator bagi perawat primer dan timnya untuk
melaksanakan metode penugasan primary nursing.
Langkah-langkah dalam proses pelaksanaan primary nursing adalah:
1) memutuskan untuk menggunakan konsep primary nursing, 2) melakukan
pengumpulan data, 3) pelaksanaan primary nursing dan 4) evaluasi pelaksanaan
primary nursing (Manthey, 1980).
1. Memutuskan untuk menggunakan konsep primary nursing.
Keputusan untuk menggunakan model primary nursing harus didiskusikan
bersama antara pihak manajemen, kepala ruangan, dan seluruh perawat yang ada di
ruangan. Hasil diskusi harus mendapat persetujuan dari semua pihak agar dalam
pelaksanaan primary nursing tidak mengalami hambatan. Konsep primary nursing harus
mampu dipahami oleh seorang perawat primer dan perawat pelaksana sebagai tim yang
akan melaksanakan metode penugasan primary nursing. Salah satu syarat untuk seorang
perawat primer dan perawat pelaksana yang melaksanakan metode penugasan primary
nursing adalah ners yang sudah memahami konsep primary nursing, jika pemahaman
konsep primary nursing sudah dipahami oleh perawat primer dan perawat pelaksana maka
metode penugasan primary nursing sudah dapat diputuskan untuk dilaksanakan di ruangan
tersebut.
2. Melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan rujukan dan informasi dasar untuk
terbentuknya primary nursing. Data dijadikan bahan perbandingan untuk keberhasilan
pelaksanaan primary nursin. Dukungan pihak manajemen rumah selanjutnya. Sebelum
dilaksanakan metode penugasan primary nursing diperlukan pengumpulan data dari
berbagai sumber ilmu seperti jurnal, artikel, text book dan pengalaman orang lain sebagai
dasar yang akurat. Pengumpulan data disosialisasikan kepada tim yang akan melaksanakan
metode penugasan primary nursing terutama kepada perawat primer.
15

3. Pelaksanaan primary nursing.


Pelaksanaan primary nursing di ruangan yang sudah ditentukan terdiri dari kepala
ruangan, perawat primer dan perawat pelaksana. Pemberian asuhan keperawatan yang
menyeluruh selama 24 jam dilakukan oleh perawat primer dibantu dengan perawat
pelaksana. Perawat primer memberikan asuhan keperawatan kepada 1-6 pasien dari mulai
pasien masuk hingga pulang. Seorang perawat primer yang sudah dipilih dan diputuskan di
ruangan yang memakai metode penugasan primary nursing harus mendapat dukungan dan
pengakuan dari pihak manajemen rumah sakit, perawat pelaksana sebagai anggota timnya,
dokter dan tim kesehatan lainnya, kepala ruangan dan terutama dari pasien/keluarga.
4. Evaluasi pelaksanaan primary nursing.
Evaluasi pelaksanaan primary nursing dilakukan setelah waktu yang disepakati
bersama selesai. Pihak manajemen melakukan evaluasi apakah model primary nursing
perlu dilanjutkan atau tidak, perlu dilaksanakan di ruangan lain atau tidak. Indikator
kesuksesan model primary nursing dapat dilihat dari tingkat kepuasan pasien, perawat,
dokter dan pihak manajemen. Evaluasi pelaksanaan primary nursing sebaiknya dalam
kurun waktu enam bulan sekali untuk menentukan apakah metode penugasan primary
nursing perlu dilanjutkan atau tidak, perlu diperbaiki atau tidak.
a. Model keperawatan primer

Dengan berkembangnya ilmu keperawatan dan berbagai ilmu dalam bidang


keperawatan serta meningkatkan tuntunan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang
bermutu tinggi dengan didasarkan bahwa pemberian asuhan keperawatan model tim masih
beberapa kekurangan, maka berdasarkan studi para pakar keperawatan mengembangkan
model pemberian asuhan keperawatan yang terbaru yaitu Model primer (primer nurse) dan
perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan disebut sebagai primer nurse.
b. Tujuan dari model

Primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan yang dilakukan secara


komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan.Penugasan yang diberikan kepada primary
nurse atas pasien yang dirawat dimulai sejak pasien masuk kerumah sakit yang didasarkan
kepada kebutuhan pasien atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan
primary nurse. Setiap primary nurse mempunyai 4-6 pasien dan bertanggungjawab selama 24
jam selama pasien dirawat primary nurse akan melakukan pengkajian secara komprehensif
dan merencanakan asuhan keperawatan. Selama bertugas ia akan melakukan berbagai
kegiatan sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien. Demikian pula pasien, keluarga, staff,
medic dan staff keperawatan akan mengetahui bahwa pasien tertentu merupakan
tanggungjawab dari primary nurse tertentu. Dia bertanggungjawab untuk melakukan
komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan dia juga akan
merencanakan pemulangan pasien atau rujukan bila diperlukan.
Jika primary nurse tidak bertugas, kelanjutan asuhan keperawatan didelegasikan
kepada perawat lain yang disebut “Associate Nurse”. Primary nurse bertanggung jawab
terhadap asuhan keperawatan yang diterima pasien dan menginformasikan tentang keadaan
pasien terhadap kepala ruangan, dokter dan staf keperawatan lainnya.Kepala ruangan tidak
perlu mengecek satu per satu pasien, tetapi dapat mengevaluasi secara menyeluruh tentang
aktifitas pelayanan yang diberikan kepada semua pasien.Seorang primary nurse bukan hanya
mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan tetapi juga mempunyai
kewenangan untuk melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga social
masyrakat membuat jadwal perjanjian klinik mengadakan kunjungan rumah dan
sebagainya.Dengan diberikannya kewenangan tersebut, maka dituntut akuntabilitas yang
tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan.Primary nurse berperan sebagai advokat
pasien terhadap biro prasi rumah sakit.
Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah pasien merasa
dimanusiawikan karena pasien terpenuhi kebutuhannya secara individual dengan asuhan
keperawatan yang bermutu dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, advokasi dan informasi. Kepuasan yang dirasakan oleh primary nurse
adalah tercapainya hasil berupa kemampuan yang tinggi terletak pada kemampuan supervise.
Staf medis juga merasakan kepuasaannya dengan model primer ini, karena senantiasa
informasi tentang kondisi pasien selalu muttakhir dan laporan pasien komprehensif,
sedangkan pada model fungsional dan tim informasi diperoleh dari beberapa perawat. Untuk
pihak rumah sakit keuntungan yang dapat diperoleh adalah rumah sakit tidak perlu
mempekerjaan terlalu banyak tenaga keperawatan tetapi tenaga yang dipekerjakan harus
berkualitas tinggi. Dalam menetapkan seorang menjadi primary nurse perlu berhati-hati
Karena memerlukan beberapa kriteria diantaranya dalam menetapkan kemampuan sertif, self
direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik,
akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai disiplin ilmu. Dinegara
maju pada umumnya perawat yang ditunjuk sebagai primary nurse adalah seorang clinical
specialist yang mempunyai kualifikasi master.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa model primer dapat meningkatkan asuhan
keperawatan bila dibandingkan degan model tim, karena :
17

1. Hanya satu perawat yang bertanggungjawab dan bertanggung gugat dalam


perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.
2. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien bila dibandingkan
dengan 10-20 orang pada setiap tim.
3. Perawat primer bertanggunjawab selama 24 jam.
4. Rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal.
c. Diagram
Kepala ruangan :
Pasien :
Primary nurse :
Dokter :
Penunjang :
Sift pagi :
Sift sore :
Sift malem :
d. Konsep dasar keperawatan primer
1. Ada tangung jawab dan tanggung gugat
2. Ada otonomi
3. Ada ketertiban pasien dan keluarga
e. Tugas perawat primer / Katim
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
2. Menerima operan klien setiap pergantian dinas pagi atau pada saat bertugas.
3. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
4. Melalukan rencana yang telah dibuat.
5. Melaksanakan pembagian klien pada perawat associate.
6. Mengadakan pre atau post conference dengan perawat associate.
7. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
8. Melakukan diskusi kepada perawat associate.
9. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
10. Melakukan tindakan keperawatan tertentu yang membutuhkan kompetensi
kompleks.
11. Menyiapkan penyuluhan untuk kepulangan pasien.
12. Membuat jaadwal perjanjian klinik.
13. Mengadakan kunjungan rumah.
f. Peran perawat Associate
1. Mengikuti serah terima klien dinas pagi bersama perawat primer, sore dan
malam.
2. Mengikuti pre atau post conference dengan perawat primer
3. Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada
ditempat.
4. Melaksanakan rencana keperawatan.
5. Membuat rencana keperawatan pada klien baru jika perawat primer tidak ada
ditempat.
6. Melakukan evaluasi tindakan yang pernah dilakukan.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi
keperawatan ayng ada diruangan.
8. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic.
9. Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien atau keluarga dengan kalimat
yang mudah dimengerti bersikap ramah dan sopan.
10. Berperan serta melakukan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarga.
11. Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat.
12. Menyiapkan, memelihara peralatan yang diperlukan sehingga siap saat
dipakai.
13. Mengikuti visite dokter atau ronde keperawtan jika tidak ada perawat primer.
14. Menggantikan peran atau tugas perawat primer yang lain jika perawat primer
tidak ada .
15. Mengidentifikasi dan mencatat tingkat ketergantungan klien setiap sift.
16. Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan.
g. Tugas Membantu perawat
1. Membersihkan meja
2. Menyediakan alat
3. Membersihkan alat-alat yang digunakan
4. Mengantar klien konsul
5. Membawa urinal atau pispot ked an dari pasien
6. Menyiapkan makan dan minum
7. Membantu klien ke kamar mandi
8. Membantu klien BAK dan BAB
9. Membantu menganti alat tenun
19

h. Peran kepala ruangan


1. Menjadi konsultan dan pengendali mutu perawat baru
2. Memberi orientasi dan mengenali mutu perawat baru
3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat
4. Melakukan evaluasi kerja
5. Merencanakan menyelenggarakan perkembangan staf
6. Membuat 1-2 pasien untuk model agar mengenal hambatan yang terjadi
i. Peran perawat pelaksana
1. Pengkajian mengkaji kesiapan klien dari diri sendiri untuk melaksanakan
asuhan keperawatan
2. Perencanaan
a) Bersama tim mengadakan serah terima tugas
b) Menerima pembagian tugas dari katim
c) Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan
d) Mengikuti ronde keperawatan
e) Menerima klien baru
3. Implementasi
a) Menerima penjelasan tujuan perorganisasian tim
b) Menerima pembagian tugas
c) Melaksanakan tugas yang diberikan katim
d) Melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan lain
e) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim lainnya
f) Melaksanakan asuhan keperawatan
g) Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang
dilaksanakan
h) Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim
i) Menerima informasi yang berkaitan dengan asuhan keperawatan dan
melaksanakan asuhan keperawatan dengan etik dan legal
j) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
4. Evaluasi
a) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta ikut mengevaluasi kondisi pasien.
j. Model dan bentuk praktik keperawatan professional metode keperawatan primer
1. Model praktik keperawatan

Adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang nyata dan akurat
berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.Era globalisasi dan perkembangan
ilmu dan teknologi kesehatan, menurut perawat, sebagai suatu profesi, member pelayanan
kesehatan yang optimal.Indosesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan
professional (MPKP).
2. Tujuan model keperawatan
a) Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b) Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
c) Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
d) Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan
e) Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
anggota tim keperawatan
3. Pelayanan kesehatan primer (PHC)

Dalam penilaian tahunannya tentang kesehatan dunia, para delegasi yang menghadiri
pertemuan yang ke 28 World Health Assmbly di Geneva telah memutuskan bahwa situasi
global sekarang ini tidak sehat.Sejumlah contoh dari berbagai belahan dunia telah
meyakinkan mereka bahwa pengunaan suatu pendekatan yang disebut PHC, dapat
berkontribusi sangat besar dalam membebaskan seluruh masyarakat dari penderitaan yang
terabaikan, nyeri ketidakmampuan dan kematian. Masyarakat global dapat terjamin, banyak
beban berat dari berbagai penderitaan dan kematian yang tidak diinginkan oleh jutaan orang
diseluruh dunia dapat dicegah melalui konsep PHC (Bryant, 1969;Newell 1975).

4. Metode keperawatan primer

Metode ini pertama diperkenalkan di inggris oleh Lydia Hall(1963) ini merupakan
system dimana seorang perawat bertanggung jawab 24 jam sehari,7 hari per miggu, ini
merupakan metode yang memberikan perawat secara komprehesif individual dan konsisten.
Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan manajemen.perawat
primer mempunyai tugas mengaji dan mebuat prioritas kebutuhan pasien, mengindentifikasi
diagnose keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi
keefektivitasan keperawatan. Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan
21

keperawatan,perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang


kesehatan pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan primer
menglibatkan semua aspek peran professional,termasuk pendidikan kesehatan, advokasi,
pembuatan keputusan, dan kesenambungan keperawatan. Perawat primer merupakan
manager garis terdepan bagi keperawatan pasien dengan segala akuntabilitas dan tanggung
jawab yang menyertainya.
TEKS ROLE PLAY

MENGGUNAKAN METODE TIM PRIMER

Karu : Erwin Pardiansyah

Perawat primer : Taufik Uliana

Perawat primer : sani marsela

Perawat associate 1 : Neng Dedeh Susanti

Perawat associate 2 : ai patonah

Perawat associate 3 : alfiani nurlatifah

Perawat associate 4 : shintia rochmah

Pasien 1 : ulyana sipa

Pasien 2 : ai rindi

Pasien 3 : ai hadi

Persiapan operan / timbang terima pasien

Kepala ruangan shift malam dan shift pagi berkumpul untuk persiapan operan shift malam ke

shift pagi

Peran kepala ruangan : (Pengarahan) selamat pagi teman- teman sejawat alhamdulilah

Karena sudah berkumpul semuanya saya sebagai kepala ruangan saya sebelum kita

melakukan kegiatan mari kita berdoa bersama- sama silahkan ners taufik pimpin doa mudah-

mudahan kegiatan kita hari ini diberikan kelancaran

Taufik : baik teman – teman semoga kegiatan hari ini diberikan kelancaran berdoa mulai –

selesai

Erwin : mudah- mudahan kegiatan kita hari ini diberikan kelancaran baik untuk selanjutnya

siapa yang dines pagi ? siang? Malam ?


23

Neng dedeh & : saya neng dedeh dines pagi pak


BAB IV
PENUTUP

IV.1Kesimpulan

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,


proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan
(Ratna Sitorus & Yuli, 2006).Model Praktik Keperawatan Profesional memiliki salah satu
tujuan yaitu menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan, Model
Praktik Keperawatan Profesional.
Keperawatan adalah disiplin praktik klinis.Manajer perawat efektif menyadari ini
dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat akan mempermudah kerja
perawat klinis , satu tujuan yang sulit untuk hubungan penyedia pekerja pada organisasi
birokrati.
Perawat professional menginginkan autonomi pada praktik mereka sendiri. Mereka
ingin menerapkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan mereka tanpa pengaruh dari
manajer perawat, dokter, atau orang disiplin lain
Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyedia pekerjaan. Manajer
perawat mengembangkan hubungan yang membangun rasa percaya

IV.2Saran

1. Seseorang perawat dapat merasakan , bisa membantu dalam pekerjaan merawat


pasien dengan professional
2. Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam
perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan
3. Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam

21
DAFTAR PUSTAKA

Kamil, Hajjul. 2006. Aksiologi Ilmu Keperawatan (Model Praktek Keperawatan


Profesional). Banda Aceh: Idea nursing Journal

Douglas,LM. (1992), the efektif nurse leader and manager, second edition St Luis ; the C. V
Mosby comp.

Amin, Muhammad. 2014. Hubungan Antara Reward, Komitmen Dan Motivasi Perawat
Dengan Pelaksanaan Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Labuang Baji
Makassar. Makassar: JST Kesehatan.

Nursalam. 2011. Menejemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Pratiwi,Arum dan Muhlisin, Abi. 2008. Kajian Penerapan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP) Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit. Surakarta:
Program Studi Keperawatan

Abu, Asrie. 2017. Produktifitas Perawat Berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan.


Manarang; Poltekes Kemenkes Mamuju

Kasim, Mohammad. 2016. Peningkatan Kualitas Pelayanan Dan Pendokumentasian Asuhan


Keperawatan Dengan Metode Tim. Semarang; FIK Universitas Islam Sultan Agung

Wahyuni, Sri. 2007. Analisis Kompetensi Kepala Ruangan dalam Pelaksanaan Standar
Menejemen Pelayanan Keperawatan Dan Pengarunya Terhadap Kinerja Perawat dalam
Mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan Profesional Di Instalasi Rawat Inap
RSUD Banjar Negara.Diponegoro; Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai