Anda di halaman 1dari 50

SEPSIS PADA DEWASA, ANAK

DAN NEONATAL
Seminar Keperawatan
Hotel @home 22 September 2019

Nanang Qosim
PENDAHULUAN
Siklus kehidupan manusia
INDIKATOR STATUS KESEHATAN

AKB

AKI

UMUR
HARAPAN
HIDUP
SEPSIS PADA DEWASA
DEFINISI
Sepsis adalah suatu kondisi dimana terdapat mikroorganisme
maupun toksin penyebab infeksi dalam darah atau jaringan
tubuh, bersamaan dengan munculnya manifestasi sistemik dari
infeksi tersebut (Dellinger et al., 2013).

Sepsis adalah sindroma respons inflamasi sistemik (systemic


inflammatory response syndrome) dengan etiologi mikroba,
virus atau jamur yang terbukti atau dicurigai

Sepsis adalah kondisi berbahaya yang disebabkan oleh


komplikasi dari infeksi. Sepsis terjadi ketika senyawa kimia
yang dilepaskan oleh tubuh ke dalam darah
memicu peradangan pada seluruh tubuh
BUKTI KLINIS SEPSIS
Suhu tubuh yang
abnormal

Peningkatan
atau penurunan
Takikardi
jumlah sel darah
putih

Alkalosis
respiratorik Asidosis
terkompensasi metabolik
dan takipneu
Etiologi
Mikroorganisme seperti virus,
jamur, atau bakteri
• group B Streptococcus (GBS) dan E. coli
dan pada LOS yaitu Coagulase Negative
Staphylococci (CONS), GBS, dan
Staphylococci aureus
• Klebsiella, E. coli, dan Pseudomonas dan
gram positif, seperti Streptococcus
pneumoniae dan Streptococcus
pyogenes.
TAHAPAN SEPSIS :
UNCOMPLICATED
SEPSIS
SEPSIS BERAT
(Terjadi ketika respons tubuh terhadap
(disebabkan oleh infeksi, seperti flu atau infeksi sudah mulai mengganggu fungsi
abses gigi. Hal ini sangat umum dan organ-organ vital, seperti jantung, ginjal,
biasanya tidak memerlukan perawatan paru-paru atau hati. )
rumah sakit.)

SYOK SEPTIK
(Terjadi pada kasus sepsis yang parah,
ketika tekanan darah turun ke tingkat
yang sangat rendah dan menyebabkan
organ vital tidak mendapatkan oksigen
yang cukup)
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis syok dengan konfirmasi
mikrobiologi etiologi infeksi seperti kultur darah
positif atau apus gram dari buffy coat serum atau
lesi petekia menunjukkan mikroorganisme.
Perjalanan Sepsis dan Manifestasi
klinisnya

Syok
Bakteremia Sepsis sepsis

Systemic Sepsis Organ


inflammatory berat dysfunction
response syndrome
syndrome
(SIRS)(demam,
takikardia,
takipnea,
leukositosis)
Faktor Resiko SEPSIS pada Dewasa

Orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya


tidak berfungsi dengan baik
Penyakit komorbid

Terapi kortikosteroid

Kemoterapi

Pasien dengan prosedur medis invasif.


PERAN PERAWAT
DALAM TATALAKSANA SEPSIS
PADA DEWASA
1. EARLY GOAL DIRECTED THERAPY
(Berfokus pada optimalisasi pengiriman
oksigen jaringan)
Melakukan pengukuran dan pemantauan
saturasi oksigen vena, pH, atau kadar
laktat arteri
2. Memperbaiki hemodinamik

Terapi cairan

Karena syok septik disertai demam, vasodilatasi, dan diffuse capillary leakage,
preload menjadi inadekuat sehingga terapi cairan merupakn tindakan utama.

Terapi vasopressor
Bila cairan tidak dapat mengatasi cardiac output (arterial pressure dan organ
perfusion adekuat).Vasopressor potensial: nor epinephrine, dopamine,
epinephrine, phenylephrine.

Terapi inotropik
Bila resusitasi cairan adekuat, kebanyakan pasien syok septik mengalami
hiperdinamik, tetapi kontraktilitas miokardium yang dinilai dari ejection
fraction mengalami gangguan. Kebanyakan pasien mengalami penurunan cardiac
output, sehingga diperlukan inotropic: dobutamine, dopamine, dan epinephrine.
3. Mencegah agar tidak terjadi komplikasi

Kolaborasi interprofesional setiap


perbaikan dan perburukan kondisi pasien
SEPSIS PADA NEONATAL
URGENCY PENANGANAN
SEPSIS NEONATAL

Diinegara Berkembang 1,6 juta kematian setiap


Dinegara maju 3-5 per
1,8-18 per 1.000 tahunnya di negara
1.000 kelahiran
kelahiran hidup berkembang

Angka kematian
neonatus di Asia
Angka mortalitas 13%
Tenggara dilaporkan 39
sampai 25%
per 1000 kelahiran
hidup
DEFINISI

Sepsis neonatorum adalah sindrom klinis penyakit


sistemik yang disebabkan oleh mikroorganisme
penyebab infeksi seperti bakteri, virus, jamur, dan
protozoa, pada satu bulan pertama setelah lahir
(IDAI, 2009).

Sepsis neonatorum adalah Systemic Inflammation


Respons Syndrome (SIRS) yang disertai dengan
infeksi yang telah terbukti (proven infection) atau
tersangka (suspected infection) yang terjadi pada
bayi dalam satu bulan pertama kehidupan
Sepsis awitan Sepsis awitan
Klasifikasi dini atau early
onset sepsis
lambat atau late
onset sepsis Sepsis
(EOS) ( waktu (LOS) (>72 jam nosokomial
≤72 jam setelah setelah
lahir ) kelahiran )
Disebabkan
intervensi
medis, sedang
Penyebab
menjalani
utama adalah
Penyebab perawatan, dan
infeksi
perawatan dan
Utama nosokomial
intervensi yang
adalah (hospital-
berhubungan
infeksi acquired), yaitu
dengan
didapat dari
genitourinari ruang
monitor invasif
us ibu dan dan berbagai
perawatan
dimulai sejak teknik yang
atau infeksi
digunakan di
dalam community-
ruang gawat
kandungan acquired, yaitu
intensif.
didapat dari
lingkungan • (IDAI, 2009).
Situasi Perawatan Neonatal di RS
Perawatan pasien dg BBLR
Faktor Risiko :

Janin Lingkungan

Maternal
FAKTOR JANIN FAKTOR MATERNAL

Demam maternal (> 37.8°C) menjelang melahirkan


Prematur (<37 minggu) lahir spontan
atau, prematur dengan PROM
Ketuban pecah dini (KPD),

Bayi berat lahir rendah (BBLR)


Ketuban pecah lama atau prolonged rupture of
membranes (PROM) >18 jam
Apgar score (8,9)
Sepsis maternal seperti infeksi saluran kemih (ISK) atau
diare dalam 7 hari sebelum melahirkan, atau terjadi
korioamnionitis pada ibu
Menurunnya aktivitas, rewel, asupan
yang buruk, dan ikterus patologik
Ketuban mekoneal dan berbau,
FAKTOR LINGKUNGAN

Perawatan di unit intensive care serta melalui prosedur invasif seperti


pemasangan ventilasi, nutrisi parenteral melalui kateter, pemberian
makan tidak melalui oral, atau petugas kesehatan yang lalai dalam
mencegah kejadian infeksi, dapat meningkatkan risiko LOS.

Persalinan menggunakan alat (instrumental delivery)


UMUM SPESIFIK
 Hipotermia atau hipertermia  Manifestasi spesifik adalah
 Letargi manifestasi yang mengenai organ-
organ spesifik, misalnya pada
 Poor cry sistem saraf pusat terjadi
 Tidak bisa minum ASI pembonjolan ubun-ubun besar
 Perfusi memburuk berupa (UUB), Iritabel, Stupor/koma,
pemanjangan capillary refill Kejang, atau retraksi leher yang
 Hipotonia sering terjadi pada meningitis
 Refleks neonatus tidak ada  Sistem kardiovaskuler dapat
terjadi Hipotensi atau syok
 Bradikardi atau takikardi
 Sistem pencernaan terjadi
 Distres pernapasan intoleransi makanan, diare,
 Apnea distensi abdomen, dapat terjadi
 Hipoglikemia/hiperglikemia, atau hepatomegali atau ikterus, dan
asidosis metabolik lain-lain

MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS SEPSIS
Berdasarkan faktor risiko sepsis pada ibu maupun bayi

FAKTOR MAYOR FAKTOR MINOR

a. ketuban pecah dini >18 a. Faktor risiko minor


jam meliputi ketuban pecah
b. Ibu demam saat dini >12 jam
intraparum (suhu >38°C) b. Ibu demam saat
c. Korioamnionitis intrapartum (suhu
>37,5°C)
d. Air ketuban berbau
c. Nilai APGAR rendah
e. Denyut jantung janin >160
x/menit. d. Berat badan lahir sangat
rendah
Kriteria kecurigaan besar sepsis,
Pertama JIKA :
a. Bayi usia ≤3 hari dengan ibu yang memiliki riwayat
infeksi rahim
b. Demam, atau
c. Ketuban pecah dini (KPD)
d. Bayi memiliki dua atau lebih gejala pada kategori A,
atau tiga atau lebih gejala pada kategori B (tabel 4)
e. Atau kategori kedua adalah bayi usia >3 hari yang
memiliki dua atau lebih gejala pada kategori A, atau
tiga atau lebih gejala pada kategori B.

IDAI (2009)
DIAGNOSIS BAKU :

Kultur darah dan pemeriksaan darah rutin


yang meliputi leukopenia atau leukositosis,
trombositopenia, laju endap darah
meningkat, rasio neutrofil imatur/total >0,2
(20%), serta CRP yang positif.
PATOGENESIS
Infeksi
antenatal
atau
intrauterin

Infeksi
intranatal

Infeksi
pascanatal.
Algoritme faktor risiko, etiologi, manifestasi
klinis, dan patogenesis :
TATALAKSANA SEPSIS PADA
NEONATAL

Pengobatan
dan
perawatan
Penanganan
komplikasi

PENCEGAHAN
PENGOBATAN

Pemberian antibiotik awal

Penanganan kegawatan

Penanganan komplikasi
Algoritme Tatalaksana
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Penanganan suhu abnormal bayi dengan menjaga bayi tetap
keperawatan kering dan tertutup rapat
SECARA
UMUM yang
harus
dilakukan pada
sepsis Menjaga suhu ruangan tetap hangat (minimal 25 oC)
neonatal
dinataranya
adalah :

Memastikan bayi berada dekat dengan ibu dan sesering


mungkin mendapatkan kontak skin-to-skin atau dengan
kangaroo mother care (KMC) selama 24 jam per hari (sama
efektifnya dengan inkubator atau alat penghangat lain)

Meminimalkan penggunaan antipiretik (misal, parasetamol)


untuk menurunkan demam, melainkan mengontrol lingkungan
seperti yang dijelaskan sebelumnya.
ASUHAN KEPERAWATAN
Mengontrol kebutuhan nutrisi dan cairan dengan meningkatkan jumlah dan
frekuensi pemberian ASI

Memantau pemberian cairan intravena, agar tidak melebihi kebutuhan cairan


tubuh bayi yang dapat menyebabkan gagal jantung, pada kondisi hipoglikemia
dengan kadar glukosa darah kapiler

Menjaga kepatenan jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah


hipoksia dan pemasangan ventilator mekanik jika dibutuhkan

Melakukan transfusi komponen juga dapat dilakukan jika dibutuhkan,

Melakukan manajemen khusus sesuai kasus dengan kolaborasi dengan dokter


terkait misalnya kejang, gangguan metabolik, gastrointestinal, atau hiperbilirubin,
berikan imunoterapi dengan immunoglobulin antibodi monoklonal atau
transfusi tukar
ASUHAN KEPERAWATAN
PENDEKATAN
NURSING
PROSES
PENGKAJIAN :
RIWAYAT UMUM:
 Status sosial-ekonomi
 Riwayat perawatan antenatal
 Ada/tidaknya ketuban pecah dini
 Partus lama atau sangat cepat (partus presipitatus).
 Riwayat persalinan di kamar bersalin, ruang operasi,
atau tempat lain.
 Ada atau tidaknya riwayat penyakit menular seksual
(sifilis, herpes klamidia, gonorea, dll).
 Apakah selama kehamilan dan saat persalinan pernah
menderita penyakit infeksi (misal toksoplasmosis,
rubella, toksemia gravidarum, dan amnionitis).
Pemeriksaan fisik
a. Letargi (khususnya setelah 24 jam pertama).
b. Tidak mau minum atau refleks mengisap lemah.
c. Regurgitasi.
d. Pucat.
e. Hipoteri dan hiporefleksi.
f. Gerakan putar mata.
g. Berat badan berkurang melebihi penurunan
berat badan secara fisiologis.
h. Hipotermi.
i. Tampak ikterus.
Data lain yang mungkin ditemukan :
 Hipertermia.
 Pernapasan mendengkur.
 Bradipnea atau apnea.
 kulit lembab dan dingin.
 Pucat.
 Pengisian kembali kapiler lambat.
 Hipotensi.
 Dehidrasi.
 Sianosis.
 Gejala traktus gastrointestinal meliputi muntah, distensi abdomen atau
diare.
 Pada kulit terdapat ruam, petekiae, pustula dengan lesi atau herpes.
 Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah : (1. Kadar gula darah
serum. 2. Bilirubin. 3. Protein aktif C. 4. Imunoglobulin IgM. 5. Hasil kultur
cairan serebrospinal, darah, apusan hidung, umbilikus, telinga, pus dari lesi,
feses dan urine)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Infeksi yang berhubungan dengan penularan infeksi pada bayi sebelum, selama
dan sesudah kelahiran.

Gangguan pola pernapasan yang berhubungan dengan apnea.

Nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan minum sedikit atau
intoleran terhadap minuman.

Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan penularan infeksi pada
bayi oleh petugas.

Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan kesalahan dan


kecemasan, penularan infeksi pada bayi dan konsekuensi yang serius dari infeksi
INTERVENSI
 Infeksi berhubungan  Kaji factor resiko
dengan penularan infeksi
pada Prenatal, intra  Kaji tanda infeksi
natal an postnatal (fisik, lab, kultur)
 Berikan cairan dan
nutrisi sesuai kondisi
 Kolaborasi teraphi
infeksi
 Jaga kebersihan ruang
perawatan pasien
INTERVENSI
 Gangguan nutrisi kurang  Kaji intoleran terhadap
dari kebutuhan minuman
berhubungan dengan  Hitung kebutuhan minum
intoleransi
 Ukur intake dan output
 Timbang BB setiap hari
 Catat perilaku makan dan
aktifitasnya secara akurat
 Pantau koordinasi reflek
mengisap dan menelan
 Ukur BJ urine
 Beri minum adekuat
 Pantau distensi abdomen
INTERVENSI
 Gangguan pola nafas  Kaji perubahan nafas
berhubungan dengan  Pantau denyut jantung
apnea  Sediakan oksigen
lembab dan hangat
 Sediakan ventilasi
mekanik
 Isap lender, bersihkan
jalan nafas
 Pantau analisa gas
darah
 Cegah penanganan
berlebihan
INTERVENSI
 Resiko cedera  Lakukan pencegahan, taati
berhubungan dengan aturan kebersihan kamar
penularan infeksi pada bayi  Isolasi bayi dari luar sampai
oleh petugas kultur (-)
 Semua personel harus
sehat
 Semua peralatan harus
steril
 Semua tindakan harus steril
 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan atau
memegang bayi
 Jelaskan aturan kepada
orang tua/keluarga
INTERVENSI
 Koping tidak efektif  Kaji ekspresi verbal
berhubungan dengan dan nonverbal
kecemasan, infeksi  Bantu orang tua
dan konsekuensi untuk mengetahui
infeksi tentang penyakit,
penyebab, perawatan
dan komplikasi
 Beri informasi yang
akurat
 Beri kesempatan
untuk merawat.
PENCEGAHAN
Penyebab sepsis dapat disebabkan oleh ibu, petugas kesehatan,
maupun lingkungan :
(antepartum dan intrapartum)
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah sepsis
adalah
a. Mencegah dan mengobati demam pada ibu dengan kecurigaan infeksi
berat atau infeksi intrauterin
b. Mencegah kejadian KPD pada ibu
c. Melakukan perawatan antenatal atau antenatal care (ANC) yang baik
d. Mengingatkan ibu hamil untuk rutin melakukan ANC
e. Mencegah aborsi berulang dan cacat bawaan
f. Mencegah persalinan prematur,
g. Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
h. Melakukan tindakan resusitasi dengan benar pada neonatus
i. Melakukan tindakan pencegahan infeksi seperti cuci tangan,
j. Melakukan identifikasi awal terhadap faktor risiko sepsis
 MATUR SUWUN

Anda mungkin juga menyukai