Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

“SYOK”

Dosen Pembimbing :

Ns Baitus Sholehah, S. Kep.

Disusun Oleh :

Emilia Rizky Fauziah


1570117006

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON PROBOLINGGO

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “SYOK”. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas
individu mata kuliah keperawatan gawat darurat.

penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat


jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan di kemudian hari.

Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat


khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.Amin.

Wassalamu alaikum wr.wb

Paiton,12mei2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................ 1

A.Latar Belakang ..................................................................................... 1


B.Rumusan masalah ................................................................................. 1
C.Tujuan ................................................................................................. 1
D.Manfaat ................................................................................................ 2

Bab II Pembahasan ............................................................................................ 3

1.Definisi ....................................................................................... 3
2.Etiologi ....................................................................................... 3
3.Manifestasi klinis ......................................................................... 4
4.Patofisiologi................................................................................. 5
5.Pathway ....................................................................................... 9
6.Pemeriksaan diagnostik.............................................................. 10
7.pengkajian ................................................................................. 11
8.Diagnosa .................................................................................... 11
9.Intervensi ................................................................................... 12

Bab III Penutup ............................................................................................... 15

A.Kesimpulan ...................................................................................... 15

B.Saran ............................................................................................... 15

Daftar Pustaka ................................................................................................. 16


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Syok merujuk kepada suatu keadaan di mana terjadi kehilangan cairan tubuh
dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ failure akibat perfusi yang tidak
adekuat. Syok paling sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat (syok hemora
gik). Perdarahan eksternal akut akibat trauma tembus dan perdarahan hebat akibat
kelainan gastrointestinal merupakan 2 penyebab syok hemoragik yang paling seri
ng ditemukan. Syok hemoragik juga bisa terjadi akibat perdarahan internal akut ke
dalam rongga toraks dan rongga abdomen.

Penyebab utama perdarahan internal adalah terjadinya trauma pada organ dan
ruptur pada aneurysme aortic abdomen. Syok bisa merupakan akibat dari
kehilangan cairan tubuh lain selain dari darah dalam jumlah yang banyak. Contoh
syok hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan cairan lain ini adalah
gastroenteritis refraktrer dan luka bakar hebat. Objektif dari keseluruhan jurnal ini
adalah terfokus kepada syok hipovolemik yang terjadi akibat perdarahan dan
pelbagai kontroversi yang timbul seputar cara penanganannya. Kebanyakan
trauma berbahaya ketika terjadinya perang sekitar tahun 1900an telah memberi
kesan yang angat signifikan pada perkembangan prinsip penanganan resusitasi
syok hemoragik. Ketika Perang Dunia I, W.B. Cannon merekomendasikan untuk
memperlambat pemberian resusitasi cairan sehingga penyebab utama terjadinya
syok diatasi secara pembedahan

B. RUMUSAN MASALAH
Penulis bermaksud memaparkan bagaimana pengetahuan maha siswa
tentang teori Syok dan konsep asuhan keperawatan syok pada pasien yang
mengalami syok.

C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan gawat darurat dan dapat menambah pengetahuan
mahasiswa mengenai Syok serta asuhan keperawatan yang dapat dilakukan
terhadap pasien dengan masalah Syok

D. MANFAAT
1. Mahasiswa mampu memahami teori Syok.
2. Mahasiswa mampu memahami konsep teori asuhan keperawatan pada
pasien Syok serta mampu memahami tindakan keperawatan pada pasien
Syok
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Syok adalah Suatu keadaan / syndrome gangguan perfusi jaringan yang
menyeluruh sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan metabolisme jaringan.
(Bare, 2010).

Syok adalah Keadaan kritis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam


mencukupi nutrien dan oksigen baik dari segi pasokan & pemakaian untuk
metabolisme selular jaringan tubuh sehingga terjadi defisiensi akut oksigen
akut di tingkat sekuler.( E Maryh, 2011)

Syok yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabka


n perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makana
n dan membuang sisa metabolisme, atau suatu perfusi jaringan yang kurang s
empurna

B. ETIOLOGI
Penyebab syok menurut (Marilyn E. 2010) berdasarkan jenis syok sebagai
berikut :

1. syok hipovolemik (berkurangnya volume sirkulasi darah):


a. kehilangan darah, misalnya perdarahan
b. kehilangan plasma, misalnya luka bakar dan dehidrasi: cairan yang
masuk kurang (misalnya puasa lama), cairan keluar yang banyak
(misalnya diare, muntah-muntah,).
c. cairan keluar yang banyak (misalnya diare, muntah-muntah, fistula,
obstruksi usus dengan penumpukan cairan di lumen usus).
2. syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya sendiri):
a. penyakit jantung iskemik, seperti infark
b. obat-obat yang mendepresi jantung; dan
c. gangguan irama jantung.
3. syok septic
a. infeksi bakteri gram negative
b. malnutrisi,
c. luka besar terbuka
d. iskemia saluran pencernaan
4. syok anafilaktik
a. makanan,
b. obat obatan,
c. bahan-bahan kimia dan
d. gigitan serangga
C. MANIFESTASI KLINIS
1. syok hipovolemik

a. Pucat
b. kulit dingin
c. takikardi
d. oliguri
e. hipotensi
2. syok kardiogenik

a. hipotensi (< 90 mmHg)

b. gelisah,

c. pucat

d. kulit dingin dan basah,

e. menurunnya kesadaran

f. nadi : pengisian kurang, cepat 90-110/menit. Mungkin bradikardi

g. pernapasan : takipnea,

h. produksi urin berkurang (Oliguria : < 30 mg/jam)


3. syok septic

a. pernafasan menjadi cepat,

b. hipotensi

c. menggigil hebat,

d. suhu tubuh yang naik sangat cepat

e. kulit hangat dan kemerahan

f. denyut nadi lemah

g. tekanan darah yang turun-naik

h. oliguri

4. syok anafilaktik

a. bercak kemerahan pada kulit yang disertai dengan rasa gatal.

b. bengkak pada tenggorokan dan atau organ tubuh yang lain.

c. sesak atau kesulitan untuk bernafas.

d. rasa tidak nyaman pada dada (seperti diikat dengan kencang).

e. suara serak.

f. kehilangan kesadaran.

g. kesulitan menelan.

h. diare, sakit perut dan muntah muntah.

i. kulit menjadi merah atau pucat.

.
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Syok menurut Jenisnya.(Corwin, E.J. (2010)

1. Syok Hipovolemik

Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan cara


mengaktifkan 4 sistem major fisiologi tubuh: sistem hematologi, sistem
kardiovaskular, sistem renal dan sistem neuroendokrin.system hematologi
berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi secara akut dengan
mengaktifkan cascade pembekuan darah dan mengkonstriksikan pembuluh
darah (dengan melepaskan thromboxane A2 lokal) dan membentuk
sumbatan immatur pada sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak
akan mendedahkan lapisan kolagennya, yang secara subsekuen akan
menyebabkan deposisi fibrin dan stabilisasi dari subatan yang dibentuk.
Kurang lebih 24 jam diperlukan untuk pembentukan sumbatan fibrin yang
sempurna dan formasi matur.

Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok hipovolemik


dengan meningkatkan denyut jantung, meninggikan kontraktilitas
myocard, dan mengkonstriksikan pembuluh darah jantung. Respon ini
timbul akibat peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus
vagus (yang diregulasikan oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus
karotid, arkus aorta, atrium kiri dan pembuluh darah paru. System
kardiovaskular juga merespon dengan mendistribusikan darah ke otak,
jantung, dan ginjal dan membawa darah dari kulit, otot, dan GI.

System urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang


meningkatkan pelepasan rennin dari apparatus justaglomerular. Dari
pelepasan rennin kemudian dip roses kemudian terjadi pembentukan
angiotensi II yang memiliki 2 efek utama yaitu memvasokontriksikan
pembuluh darah dan menstimulasi sekresi aldosterone pada kortex adrenal.
Adrenal bertanggung jawab pada reabsorpsi sodium secra aktif dan
konservasi air.System neuro endokrin merespon hemoragik syok dengan
meningkatkan sekresi ADH. ADH dilepaskan dari hipothalmus posterior
yang merespon pada penurunan tekanan darah dan penurunan pada
konsentrasi sodium. ADH secara langsung meningkatkan reabsorsi air dan
garam (NaCl) pada tubulus distal.

2. Syok Kardiogenik

Kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, yang


pada gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ vital.
Aliran darah ke arteri coroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke jantu
ng menurun, yang pada gilirannya meningkatkan iskemia dan penurunan
lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa, akhirnya terjadilah
lingkaran setan.

Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi


cepat dan lemah, hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi
dan agitasi, penurunan haluaran urin, serta kulit yang dingin dan lembab.
Disritmia sering terjadi akibat penurunan oksigen ke jantung.seperti pada
gagal jantung, penggunaan kateter arteri pulmonal untuk mengukur tekana
n ventrikel kiri dan curah jantung sangat penting untuk mengkaji beratnya
masalah dan mengevaluasi penatalaksanaan yang telah dilakukan. Peningk
atan tekananakhir diastolik ventrikel kiri yang berkelanjutan (LVEDP =
Left Ventrikel End Diastolik Pressure) menunjukkan bahwa jantung gagal
untuk berfungsi sebagai pompa yang efektif.

3. Syok Septic

Terjadinya syok septik dapat melalui dua cara yaitu aktivasi lintasan
humoral dan aktivasi cytokines. Lipopolisakarida (LPS) yang terdapat
pada dinding bakteri gram negative dan endotoksinnya serta komponen
dinding sel bakteri gram positif dapat mengaktifkan:

a). Sistem komplemen

Sistem komplemen yang sudah diaktifkan akan meranngsang


netrofil untuk saling mengikat dan dapat menempel ke endotel vaskuler,
akhirnya dilepaskan derivate asam arakhidonat, enzim lisosom
superoksida radikal, sehingga memberikan efek vasoaktif local padam
ikrovaskuler yang mengakibatkan terjadi kebocoran vaskuler. Di sampi
ng itu system komplemen yang sudah aktif dapat langsung menimbulka
n meningkatnya efek kemotaksis,superoksida radikal,enzim lisosom.

Membentuk kompleks LPS dan protein yang menempel pada sel


monosit LBP-LPS monosit kompleks dapat mengaktifkan cytokines
kemudian akan merangsang neutrofil atau sel endotel, selendotel akan
menagakobatkan vasodilatasi pembuluh darah dan Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC). Cytokines dapat secara langsung
menimbulkan demam, perubahan metabolik dan perubahanhormonal.

b). Faktor XII (Hageman faktor)

Faktor XII (Hagamen factor) akan diaktivasi oleh peptidoglikan dan


asam teikot yang terdapat pada dinding bakteri garam ositif. Factor XII
yang sudah aktif akan meningkatkan pemakaian factor koagulasi
sehingga terjadi DIC. Faktor XII yang sudah aktif akan mengubah
prekallikrein menjadi kalikrein,kalikrein mengubah kininogen sehingga
terjadi pelepasan.

Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah putih yang banyak


atau sedikit, dan jumlah faktor pembekuan yang menurun. Jika terjadi
gagal ginjal, kadar hasil buangan metabolic (seperti urea nitrogen) dalam
darah akan meningkat. Analisa gas darah menunjukkan adanya asidosis
dan rendahnya konsentrasi oksigen. Pemeriksaan EKG jantung
menunjukkan ketidakteraturan irama jantung, menunjukkan suplai darah
yang tidak memadai ke otot jantung. Bahkan darah dibuat untuk
menentukan bakteri penyebab infeksi.

4. Syok Anafilaktik

Anafilaksis adalah reksi sistemik yang disebabkan oleh antigen


khusus yang bereaksi dengan molekul IgE pada permukaan sel mast dan
basofil yang menyebabkan pengeluaran segera beberapa mediator yang
kuat. Satu efek utamanya adalah menyebabkan basofil dalam darah dan
sel mati dalam jaringan prekapiler melepaskan histamin atau bahan
seperti histamin.

Histamin selanjutnya menyebabkan :

a. Kenaikan kapasitas vascular akibat dilatasi vena,

b. Dilatasi arteriol yang mengakibatkan tekanan arteri menjadi sangat


menurun,dan

c. Kenaikan luar biasa pada permeabilitas kapiler dengan hilangnya


cairan dan protein kedalam ruang jaringan secara cepat. Hasil
akhirnya menrupakan penurunan luar biasa pada aliran balik vena
dan sering menimbulkan syok serius sehingga pasien meninggal
dalam beberapa hari.

d. Mediator ini menyebabkan timbulnya gejala-gejala urtikaria,


angiodema, spasme bronkus,spasme laring, meningkatnya permea
bilitas pembuluh darah, vasodilatasi, dan nyeri abdomen. Jika ses
eorang sensitive terhadap suatu antigen dan kemudian terjadi kont
ak lagi terhadap antigen tersebut, akan timbul reaksi hipersensitivi
tas. Antigen yang bersangkutan terikat antibody dipermukaan sel
mast sehingga terjadi degranulasi , pengeluaran histamine,dan zat
vasoaktif lain. Keadaan ini menyebabkan peningkatan permeabilit
as dan dilatasi kapiler menyeluruh dan menyebabkan udema.
E. PATHWAY
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan AGD (nilai gas darah & pH)

2. SGOT/SGPT (fungsi hati)

3. Tes koagulasi (PT, PTT) jika ada bukti perdarahan,

4. Pemeriksaan darah lengkap/ kultur darah untuk mengetahui golongan


darah, elektrolit darah: Hb, Ht, trombosit

5. Pemeriksaan rekam jantung/ EKG


ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Data-data yang dapat ditemukan pada saat pengkajian meliputi :

a. Gelisah, ansietas, tekanan darah menurun


b. Tekanan darah sistolik < 90 mmHg (hipotensi)
c. Tekanan ventrikel kiri peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel
kiri,peningkatan tekanan atrium kiri, peningkatan tekanan baji arteri
pulmonal (PCWP)
d. Curah jantung 2,2 l/mnt, penurunan fraksi ejeksi, penurunan indeks
jantung
e. Peningkatan tekanan vena sentral 1600 dyne/dtk/cm-5
f. Peningkatan tekanan pengisian ventrikel kanan adanya distensi vena
jugularis,peningkatan CVP (tekanan > 15 cm H2O, refleks hepatojugular
meningkat
g. Takikardia nadi radialis halus, nadi perifer tidak ada atau berkurang
h. Terdengar bunyi gallop S3, S4 atau murmur
i. Distress pernafasan takipnea, ortopnea, hipoksia
j. Perubahan tingkat kesadaran apatis, letargi, semicoma, coma
k. Perubahan kulit pucat, dingin, lembab, sianosis
l. Perubahan suhu tubuh subnormal, meningkat
m. Sangat kehausan
n. Mual, muntah
o. Status ginjal haluaran urine di bawah 20 ml/jam, kreatinin serum
meningkat, nitrogenurea serum meningkat
p. Perubahan EKG perubahan iskemi, disritmia, fibrilasi ventrikel
q. Kenyamanan nyeri dada, nyeri abdominal
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan perfusi jaringan (serebral, kardiopulmonal, perifer)
berhubungan dengan penurunan curah jantung.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanis (preload,
afterload dan kontraktilitas miokard)
c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler pulmonal
d. Asietas / takut berhubungan dengan ancaman biologis yang aktual atau
potensial

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan perfusi jaringan (serebral, kardiopulmonal, perifer) berhubungan
dengan penurunan curah jantung

1) Tujuan :
Perfusi jaringan dipertahankan dengan kriteria :

a) Tekanan darah dalam batas normal


b) Haluaran urine normal
c) Kulit hangat dan kering
d) Nadi perifer > 2 kali suhu tubuh
2) Rencana tindakan
a) Kaji tanda dan gejala yang menunjukkan gangguan perfusi jaringan
b) Pertahankan tirah baring penuh (bedrest total) dengan posisi
ekstremitas memudahkan sirkulasi
c) Pertahankan terapi parenteral sesuai dengan program terapi, seperti
darah lengkap, plasmanat,tambahan volume
d) Ukur intake dan output setiap jam
e) Hubungkan kateter pada sistem drainase gravitasi tertutup dan lapor
dokter bila Pengeluaran urine kurang dari 30 ml/jam
f) Berikan obat-obatan sesuai dengan program terapi dan kaji efek obat
serta tanda toksisitas
g) Pertahankan klien hangat dan kering
Penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanis (preload, afterload
dan kontraktilitas miokard)

1). Tujuan

Klien memperlihatkan peningkatan curah jantung dengan kriteria :

a) Tanda-tanda vital dalam batas normal


b) Curah jantung dalam batas normal
c) Perbaikan mental
2). Rencana tindakan

a) Pertahankan posisi terbaik untuk meningkatkan ventilasi optimal


dengan meninggikan kepala tempat tidur 30 – 60 derajat
b) Pertahankan tirah baring penuh (bedrest total)
c) Pantau EKG secara kontinu
d) Pertahankan cairan parenteral sesuai dengan program terapi
e) Pantau vital sign setiap jam dan laporkan bila ada perubahan yang
drastic
f) Berikan oksigen sesuai dengan terapi
g) Berikan obat-obatan sesuai dengan terapi
h) Pertahankan klien hangat dan kering
i) Auskultasi bunyi jantung setiap 2 sampai 4 jam sekali
j) Batasi dan rencanakan aktifitas ; berikan waktu istirahat antar prosedur
k) Hindari konstipasi, mengedan atau perangsangan rectal
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler
Pulmonal

1). Tujuan

Klien memperlihatkan peningkatan ventilasi dengan kriteria :

a) Klien bernafas tanpa kesulitan


b) Paru-paru bersih
c) Kadar PO2 dan PCO2 dalam batas normal
2). Rencana tindakan

a) Kaji pola pernafasan, perhatikan frekwensi dan kedalaman pernafasan


Auskultasi paru-paru setiap 1 – 2 jam sekali
b) Pantau seri AGDA
c) Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan klien
d) Lakukan penghisapan bila ada indikasi
e) Bantu dan ajarkan klien batuk efektif dan nafas dalam
Asietas / takut berhubungan dengan ancaman biologis yang aktual atau potensial

1). Tujuan

Ansietas / rasa takut klien terkontrol dengan kriteria :

a). Klien mengungkapkan penurunan ansietas


b). Klien tenang dan relaks
c). Klien dapat beristirahat dengan tenang
2). Rencana tindakan

a) Tentukan sumber-sumber kecemasan atau ketakutan klien


b) Jelaskan seluruh prosedur dan pengobatan serta berikan penjelasan yang
ringkas bila klien tidak memahaminya
c) Bila ansietas sedang berlangsung, temani klien
d) Antisipasi kebutuhan klien
e) Pertahankan lingkungan yang tenang dan tidak penuh dengan stress
f) Biarkan keluarga dan orang terdekat untuk tetap tinggal bersama klien
Jika kondisi klien memungkinkan

g). Anjurkan untuk mengungkapkan kebutuhan dan ketakutan akan


kematian

h). Pertahankan sikap tenang dan menyakinkan


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan
mengenal gejala-gejala syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok
serta efektivitas dan efisiensi kerja kita pada saat-saat/menit-menit pertama
pasien mengalami syok

Syok adalah gangguan sistem sirkulasi dimana sistem kardiovaskuler


(jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh
tubuh dalam jumlah yang memadai yang menyebabkan tidak adekuatnya
perfusi dan oksigenasi jaringan. Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang
menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung
(misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah
(akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah
(misalnya karena reaksi alergi atau infeksi)

B. Saran
Dengan mempelajari materi ini mahasiswa keperawatan yang nantinya
menjadi seorang perawat professional agar dapat lebih peka terhadap tanda
dan gejala ketika menemukan pasien yang mengalami syok sehingga dapat
melakukan pertolongan segera.

Mahasiswa dapat melakukan tindakan tindakan emergency untuk melakuk


an pertolongan segera kepada pasien yang mengalami syok.
DAFTAR PUSTAKA

Drerses, E Maryh (2011) Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta EGC

Smetter &Bare (2010) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth,
Jakarta, EGC

Corwin, E.J. (2010). Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. (Nike Budhi Subekti,
Penerjemah).Jakarta: EGC

Doenges Marilyn E. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatan pasien edisi III. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai