Anda di halaman 1dari 4

NASKAH MANAJEMEN KONFLIK

Karu : Gita
Katim 1 : Hammam
Katim 2 : Bella
Anggota 1 : Fitra, Fathiyyah
Anggota 2 : Else, Fia
Keluarga : Desy

Di ruang Anak lantai 1 RSCM, seorang keluarga pasien melakukan komplain karena salah
satu perawat terlambat memberikan obat. Keluarga pasien tersebut datang ke nurse station.

Desy : “Sus, pasien di ruang 108 kenapa belum dikasih obat? Sekarang sudah jam 9.
Biasanya dikasih jam 7, ‘kan?”

Fathiyyah : “Maaf, Ibu. Tadi ada sedikit masalah sehingga saya lupa memberikan obat
dan lupa mendelegasikannya.”

Desy : “Bagaimana, sih? Masa, pasiennya sendiri tidak diperhatikan?”

Fathiyyah : “Iya, Bu. Saya minta maaf. Sekarang akan saya berikan obatnya, ya, Bu.”

Fitra yang ada kebetulan ada di nurse station secara tidak sengaja mendengar komplain
yang diajukan oleh keluarga pasien. Tanpa mengonfirmasi kembali dengan Fathiyyah, Fitra
langsung melaporkan kejadian kepada ketua tim 1.

Fitra : “Permisi, Pak. Sebelumnya, saya izin melaporkan bahwa barusan saya
mendengar komplain dari keluarga pasien bahwa Fathiyyah lupa memberikan obat untuk
salah satu pasien di ruang 108. Obat seharusnya diberikan pada pukul 7 pagi.”

Hammam : “Baik. Terima kasih atas laporannya, Fitra. Saya akan temui Fathiyyah.”

Fitra : “Baik, Pak.”

Hammam datang menemui Fathiyyah dan mengklarifikasi komplain pasien yang dilaporkan
oleh Fitra.
Hammam : “Fathiyyah, saya mendengar laporan mengenai obat yang belum kamu
berikan kepada pasien di ruang 108 dan kamu tidak melaporkan itu ke saya. Malah, saya
dapat laporan itu dari Fitra.”

Fathiyyah : “Saya mohon maaf, Pak. Akan saya berikan obatnya sekarang.”

Fathiyyah dan Hammam segera ke ruangan 108.

Fathiyyah : “Selamat pagi, Bu. Perkenalkan saya Ns. Fathiyyah. Saat ini saya akan
memberikan obat pada anak Ibu. Tujuannya untuk mengurangi nyeri yang anak Ibu rasakan.
Sebelumnya, saya mohon maaf karena keterlambatan ini.”

Desy : “Lain kali jangan terlambat, ya, Sus. Untung anak saya tidak kenapa-napa.”

Hammam : “Saya atas nama ketua tim di ruangan ini mohon maaf yang sebesar-besarnya
atas kejadian ini, Bu. Masalah ini akan kami jadikan sebagai evaluasi kami. Perawat yang
bersangkutan sudah kami tegur dan saya pastikan bahwa yang ebrsangkutan tidak akan
mengulangi lagi. Sekali lagi saya mohon maaf, Bu.”

Fathiyyah : “Baik, akan saya berikan obatnya, ya, Dek .... Baik, obatnya sudah diberikan,
ya. Kalau begitu, saya permisi, ya, Bu.”

Desy : “Terima kasih, Sus.”

Di nurse station.

Fathiyyah : “Kenapa tadi kamu langsung melaporkan saya ke katim mengenai masalah
pemberian obat?”

Fitra : “Saya mendengar juga komplain yang disampaikan keluarga pasien dan saya
rasa hal itu harus segera dilaporkan ke katim.”

Fathiyyah : “Kenapa tidak dikonfirmasi dulu ke saya?”

Fitra : “Karena menurut saya hal tersebut adalah hal yang harus segera ditangani,
apalagi berkaitan dengan pasien.”

Fitra pergi begitu saja tanpa meminta maaf. Setelah kejadian itu, keduanya tidak saling
berbicara. Hammam yang melihat suasana kerja yang tidak nyaman karena masalah yang
dialami oleh Fathiyyah dan Fitra melaporkan ke Gita, selaku karu.
Hammam : “Permisi, Bu. Mohon izin melapor. Tadi pagi ada komplain dari keluarga
pasien di kamar 108 karena Fathiyyah lupa memberikan obat pagi. Saya mendapatkan
laporan tersebut dari Fitra dan Fathiyyah sudah saya tegur. Namun kemudian, suasana
ruangan menjadi tidak nyaman.”

Gita : “Baik, terima kasih atas laporannya. Setelah shift pagi selesai, mari kita
berkumpul untuk menyelesaikan masalah tersebut.”

Hammam : “Baik, Bu. Saya akan beritahu kepada perawat yang lain.”

Pukul 14.30, setelah shift pagi selesai di nurse station.

Gita : “Assalamualaikum, selamat siang semuanya.”

Semua : “Siang, Bu.”

Gita : “Bagimana shift pagi hari ini? Apa ada kendala?”

Hammam : “Untuk shift pagi ini sedikit ada permasalahan, Bu.”

Gita : “Baik, saya sudah mendengar laporan mengenai kejadian pagi ini. Sekarang,
saya ingin mengklarifikasi mengenai kejadian tersebut pada perawat yang bersangkutan.”

Fathiyyah : “Baik, Bu. Sebelumnya, saya mohon maaf atas kejadian pemberian obat yang
terlambat pada pasien di ruang 108 karena ada masalah pada pasien di ruang 109 yang
membutuhkan observasi. Dan Fitra langsung melapor ke Pak Hammam tanpa konfirmasi ke
saya terlebih dahulu.”

Gita : “Fitra, kenapa kamu tidak mengonfirmasi terlebih dahulu ke Fathiyyah?”

Fitra : “Maaf, Bu. Soalnya saya merasa bahwa hal itu harus segera dilaporkan ke
Pak Hammam agar masalah bisa segera diatasi.”

Gita : “Baik, saya sudah mendengar masalahnya. Apa yang dilakukan oleh Fitra
sebenarnya tidak salah, tapi memang lebih baik untuk mengonfirmasi terlebih dahulu kepada
perawat yang bersangkutan, agar dapat menjelaskan alasan kenapa lupa memberikan obat
pada pasien.”

Fitra : “Iya, Bu. Saya mohon maaf.”

Gita : “Untuk Fathiyyah, tolong jangan diulangi lagi kejadian hari ini.”
Fathiyyah : “Iya, Bu, saya mengaku salah. Saya mohon maaf dan saya berjanji tidak akan
mengulanginya kembali.”

Gita : “Baik, untuk masalah ini tidak usah diperpanjang lagi. Tidak perlu ada
pertengkaran sampai membuat suasana ruangan menjadi tidak nyaman. Dan dimohon kepada
seluruh perawat, jangan sampai kejadian hari ini terulang kembali karena hal tersebut dapat
memengaruhi manajemen asuhan keperawatan di ruangan kita.”

Semua : “Baik, Ibu.”

Gita : “Masalah sudah selesai, ya. Kepada kedua perawat yang bersangkutan
mohon jaga komunikasi dengan baik. Saya akhiri pertemuan kali ini. Assalamualaikum.”

Semua : “Waalaikumsalam.”

Anda mungkin juga menyukai