Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN KONFLIK

A. Pengertian
Konflik adalah suatu gejala dimana individu atau kelompok menunjukkan sikap
atau perilaku “bermusuhan” terhadap individu atau kelompok lain, sehingga
mempengaruhi kinerja dari salah satu atau semua pihak yang terlibat (Luthan, 1995 ;
Stoner & Freemen, 1999 ; Wirawan ,2010). Konflik merupakan perselisihan yang timbul
akibat terjadinya ancaman keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat dan perilaku
seseorang, sehingga terjadi perbedaan antara yang diharapkan oleh seseorang terhadap
dirinya, orang lain, dan organisasi (Kuncoro, 2010 ; Huber, 2011).
1. Strategi Penyelesaian Konflik
a) Asertif Training Asertif training yaitu melatih kemampuan komunikasi interpersonal
(Laraia, 2009), mengajarkan cara berkomunikasi yg mengijinkan mengexpresikan
perasaan, pendapat dan kebutuhan untuk mendapat umpan balik (Besty, 2009). Serta
mengekpresikan diri tanpa menghina, melukai, menyinggung, menyakiti orang lain
dengan mengontrol perasaan tanpa rasa takut dan marah.
Tahapan asertif training:
Sesi 1 : Memahami komunikasi asertif, pasif, agresif
Sesi 2 : Pendengar yg baik terhadap keluhan lawan bicara
Sesi 3 : Menyampaikan perbedaan pendapat
Sesi 4 : Menyampaikan harapan dalam mengubah perilaku tidak asertif
Sesi 5 : Mengatakan “tidak” terhadap permintaan yang tidak rasional.
Sesi 6 : Mempertahankan komunikasi asertif
b) Negoisasi-Kolaborasi
1) Negoisasi
Kompromi merupakan pola penyelesaian konflik, dimana tiap pihak ingin
mencari kesepakatan diantara kedua belah pihak tanpa ada yang menang dan
kalah (Sitorus & Panjaitan, 2011). Dilakukan jika kedua belah pihak yang 46
berkonflik memiliki kekuatan yang seimbang dan sama sama mengusahakan
pemecahan yang cukup memuaskan dan melepaskan salah satu tuntutannya.
2) Kolaborasi
Merupakan cara penyelesaian masalah yang asertif dan kooperatif sehingga
menghasilkan win –win solution. Kolaborasi membutuhkan rasa saling
menghormati, komunikasi terbuka dan jujur serta kekuasan pengambilan
keputusan yang sama besarnya.
Tahapan negosiasi-kolaborasi
Sesi 1: Mendeskripsikan keinginan atau kepentingan
Sesi 2: Mendeskripsikan perasaan
Sesi 3:Memberi alasan pada setiap konflik yang terjadi
Sesi 4: Memahami sudut pandang orang lain
Sesi 5: Membuat pilihan saling menguntungkan
Sesi 6: Mencapai kesepakatan yang bijaksana
c) Mediasi
Mediasi adalah proses yang memerlukan upaya mediator (pihak ketiga) untuk
menghasilkan kesepakatan (Wirawan, 2010; McKeawn, et al, 2007). Mediasi adalah
proses penyelesaian konflik dg melibatkan orang ketiga yg netral. Alternative dispute
resolution ------melalui pihak ketiga (mediator)
Persyaratan Mediasi :
 Kedua belah pihak ingin berdamai
 Kedua pihak yg konflik bersama mediator
 Mediator berperan netral: mengatur pertemuan dan membantu negosiasi
Tahapan Mediasi
Sesi 1: Asesmen persamaan dan perbedaan dengan pihak pertama
Sesi 2: Asesmen persamaan dan perbedaan dengan pihak kedua
Sesi 3 : Menyepakati perbedaan dan persamaan dengan pihak pertama dan kedua
Sesi 4 : Berdamai/Bersepakat
d) Rekonsiliasi
Rekonsiliasi merupakan transformasi konflik dengan mengubah konflik menjadi
damai (Whitker, 2008; Miall, 2000) atau upaya pemulihan hubungan dg
menyelesaikan konflik dan memperbaharui hubungan kearah perdamaian dan
menciptakan hubungan yang harmonis untuk masa yang akan datang (Melor &
Bretherton, 2003).
Skenario :
Di Ruangan Jupiter terjadi konflik antara sekelompok perawat senior dan sekelompok
perawat yunior. Perawat senior menyatakan bahwa perawat yunior kurang terampil dalam
melakulan kegiatan asuhan keperawatan dan kurang aktif bertanya jika tidak mengerti.
Sedangkan perawat yunior menyatakan bahwa perawat senior bila ditanya lebih banyak
cuek dan tidak memberikan penjelasan yang diinginkan, sehingga mereka malas
bertanya. Lakukan pendekatan penyelesaian konflik yang dilakukan oleh karu.

SEKENARIO ROLEPLAY

B. MANAJEMEN KONFLIK

1. Nabillah Alif Andriyani : Perawat Junior 1


2. Nur Saadah Mardiyah : Perawat Senior 1
3. A’inuun Pangastuti : Perawat Junior 2
4. Widria Nova A. : Perawat Junior 3
5. Rizki Ediasih P. : Perawat Senior 2
6. Wahyu Aji Sasongko : Kepala Ruang
7. Ogi Oprilia Wahyu : Perawat Senior 3

Perawat Junior melapor kepada Perawat Senior bahwa terdapat pasien yang mengeluh
sesak nafas. Perawat Senior menginstruksikan untuk memberi obat tanpa memvalidasi terlebih
dahulu.

Nabillah: “Mbak, pasien atas nama Awan kamar nomor 5 bed 3 mengatakan nyeri pada bagian
pinggang belakang dengan skala 6 dan susah tidur saat malam hari karena nyeri hilang timbul.
Intervensinya apa ya mbak?”

Saadah : “Berikan obat pereda rasa nyeri dan lakukan manajemen nyeri kepada pasien”

Nabillah: “Baik mbak”


Kemudian perawat Nabillah menyiapkan obat yang diperlukan (mencari obat diloker
pasien). Setelah menyiapkan obat perawat Nabillah memanggil perawat Ogi untuk memberikan
obat tersebut ke pasien karena perawat Nabillah akan mengantar pasien lain ke ruang operasi.

Nabillah: “Ogi tolong berikan obat pereda rasa nyeri dan lakukan manajemen nyeri ke pasien
kamar nomor 5 bed 3. Jangan lupa validasi ulang di rekam medisnya, lalu minta tolong kepada
Ainun untuk mengkaji lebih dalam nyeri yang dirasakan oleh pasiennya ya mbak”.

Widria: “Oke, saya lakukan mbak”

Kemudian perawat Ogi mengajak perawat Ainun untuk memberikan obat kepada pasien
dan melakukan manajemen nyeri serta mengkaji lebih dalam nyeri yang dirasakan pasien.

Widria: “Ainun tadi saya diminta tolong oleh perawat Nabillah untuk mengajak kamu saat
memberikan obat dan melakukan manajemen nyeri kepada pasien Awan dan perawat Nabillah
menyuruh kamu untuk mengkaji lebih dalam nyeri yang dirasakan oleh pasien”.

Ainun: “ Lho? kenapa harus sama aku kan kamu sendiri aja juga bisa kan hanya kayak gitu aja
masak harus mengajak aku sih?”

Ogi: “Ainun saya amati setiap kamu disuruh melakukan tindakan kenapa sering kali menolak
dan menggunakan kalimat yang kurang sopan”.

Rizki: “ Kemarin juga Ainun disuruh menghadiri rapat juga tidak hadir, Ada masalah apa Ainun
sampai kamu tidak mau melakukan tindakan yang itu merupakan kewajibanmu”.

Ainun: “Gapapa mbak, Hanya ada beberapa tindakan yang saya belum menguasai, saya kurang
percaya diri dan saya takut dimarahin jika saya sering bertanya pada perawat Senior”

(Kemudian Kepala Ruangan datang)

Wahyu: “Assalamualaikum”.

Semua Perawat : “Waalaikumsalam Pak Wahyu”.

Wahyu: “Jangan lupa ya seperti jadwal kemarin, hari ini kita ada rapat kecil khusus bangsal
kita”
Semua Perawat: “Baik Pak”

Wahyu: “Saya amati perawat di bangsal ini tidak kompak ya, Apakah ada masalah diantara
kalian?”

Ogi: “Baik Pak, terima kasih atas kesempatan dan waktunya. Begini Bapak saya mewakili
perawat senior disini, kami merasa salah satu perawat junior kurang terampil dan kurang percaya
diri saat melakukan tindakan ataupun asuhan keperawatan kepada pasien. Dan mereka takut
untuk bertanya kepada kami sebagai senior di bangsal ini”

Wahyu: “ Baik terima kasih atas pengutaraannya, apakah ada yang menanggapi dari perawat
junior?”

Ainun: “Baik Bapak saya sebagai perawat junior menanggapi, bahwa saya masih merasa takut
dicuekin dan mendapat respon kurang baik saat saya ingin bertanya kepada perawat senior. Hal
ini yang membuat saya takut untuk bertanya kepada perawat senior”

Saadah: “Jika kamu takut untuk bertanya, lalu bagaimana kalian akan paham dengan tindakan
dan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada pasien”

Ainun: “Maaf saya masih merasa takut jika bertanya kepada mbak Saadah ataupun perawat
senior lainnya”

Saadah: “Untuk apa kalian takut? Kalian fikir saya dan yang lainnya akan memarahi kalian jika
kalian bertanya kepada kami?”

Rizki: “Jika kalian takut terus menerus, kapan kalian bisa berkembang dan melatih skill kalian?
Anggap saja respon kami seperti itu untuk membuat kalian lebih mengerti dan lebih semangat
lagi. Dan kalian jangan takut untuk bertanya kepada perawat senior disini”

Nabillah: “Sebelumnya, saya mohon maaf kepada mbak Saadah dan perawat senior lainnya,
kami paham bahwa kami merupakan perawat junior yang masih harus banyak belajar dari
perawat senior. Kami merasa takut apabila kami banyak bertanya dan direspon kurang baik oleh
perawat senior. InsyaAllah kami akan selalu memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik dan siap
untuk melatih skill kami”
Wahyu: “Baik-baik disini kita ambil jalan tengahnya ya. Tolong untuk perawat senior disini
bersama-sama membimbing perawat junior dengan sabar dan selalu memberikan respon yang
baik karena kita disini sama-sama belajar. Perawat junior yang belum paham dalam melakukan
tindakan dan asuhan keperawatan diharapkan untuk aktif bertanya dan jangan memiliki perasaan
takut. Untuk perawat senior bersama-sama membimbing perawat junior ya mbak. Membantu
dalam prosedur dan membimbing ketika perawat junior mengalami kesulitan agar perawat di
bangsal ini menjadi kompak dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien”

Ainun: “Baik Bapak. InsyaAllah kami akan selalu membantu dalam proses para perawat junior.
Saya mewakili teman-teman senior disini meminta maaf apabila sikap dan respon kami selama
ini kurang baik kepada kalian”

Semua Perawat Junior: “ Nggih mbak sama-sama”

Para perawat saling berjabat tangan dan sampai ada yang berpelukan

Wahyu: “Baik kalau sudah saling minta meminta maaf. Semoga kinerja kalian bisa lebih
kompak lagi dan bisa bekerja maksimal. Saya kira rapat pada pagi hari ini selesai, kalian bisa
bekerja kembali. Tetap semangat rekan-rekan semua”

Wassalamualaikum wr.wb

Semua perawat: Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai