Kolaborasi Dengan Dokter Dalam Pemberian Obat
Kolaborasi Dengan Dokter Dalam Pemberian Obat
Disusun Oleh :
Kelompok V
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2018/2019
Rol Play Kolaborasi Dan Negosiasi Dalam Keperawatan
A. kolaborasi
1. menurt bowditch dan buono (1994) strategi ini merupakan strategi win – win
solution. Dalam kolaborasi, kedua belah pihak yang terlibat menentukan tujuan
bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Karena keduanya yakin
akan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Strategi kolaborasi tidak akan
berjalan jika kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang
terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam masalah, dan tidak adanya
kepercayaan dari kedua klompok/seseorang. (Nursalam, 2011)
B. Negosiasi
1. Menurut Marquis dan Huston (1998), negosiasi pada umumnya sama dengan
kolaborasi. Pada organisasi, negosiasi kjuga diartikan sebagai suatu pendekatan
kompromi jika digunakan sebagai strategi penyelesaian konflik. Selama negosiasi
berlangsung berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan waktu
mengakomondasi perbedaan – perbedaan antara keduanya. (nursalam 2011)
3. Terdapat 3 kriteria yang harus dipenuhi sebelum manajer setuju untuk memulai
proses negosiasi, yaitu : masalah harus dinegosiasikan, negosiator harus tertarik
pada “take and give” selama proses negosiasi dan mereka harus saling percaya.
(Nursalam, 2011)
1. Para pihak bersedia bernegosiasi secara sukarela berdasarkan kesadaran yang penuh
(willingness)
2. Para pihak memiliki kesiapan untuk melakukan negosiasi (preparednees)
3. Para pihak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan (authoritative)
4. Para pihak memiliki kekuatan yang relati seimbang (relative equal bargainng power)
5. Para pihak memiliki kemauan menyelesaikan masalah (sense problem solving)
Langkah – langkah yang harus dilakukan sebelum malaksanakan negosiasi adalah sebagai
berikut :
Beberapa strategidan cara yang perlu dilakukan dalam menciptakan kondisi persuasive, asertif,
dan komunikasi terbuka selama proses negosiasi berjalan menurut Smeltzer (1991) adalah :
Suatu hari pasien bernama putri di rawat di RSUD masohi, tepatnya diruang mawar. Dengan
diagnosa medis hipertensi.Perawat pun berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat kepada
pasien putri.
Pak Alwi : perawat vika ini bagaimana anak saya terus mengeluh sakit kepala dan tegang
dibagian leher
Dari hasil pemeriksaan TTV,TD Nn putri diatas normal, ini menandakan bahwa pasien putri terkena
hipertensi
Perawat 1 : iya bapak saya sudah melakukan pemeriksaan TD pada pasien putri,ternyata penyebab
Dari dia sering mengeluh pusing dan tegang di leher, itu karena darahnya tinggi
170/150
Perawat 1 : iya nanti saya akan diskusikan bersama dengan dokter untuk memberi obat pada
pasien Putri
Pak Alwi : Oh iya, kalau begitu saya permisi dulu perawat vika
Perawat pun melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat pada pasien putri.
Dokter : iya perawat vika silahkan, bagaimana perawat vika apakah ada masalah?yang ditemui
diruangan?
Dokter : kalau begitu saya akan menulis resep dan nanti tolong diberikan kepada keluarga
pasien putri
Dokter : perawat vika ini resepnya tolong segera diberikan beserta dengan aturan minumnya
Perawat 1 : baik dok, kalau begitu saya permisi dulu dok, selamat siang
Perawat vika pun menemui bapak alwi dengan membawa resep dari dokter beserta aturan minumnya
Perawat 1 : bapak ini resep dari dokter untuk menurunkan tekanan darah Pasien putri tolong
segera ditebus diapotik ya pak.
Pak alwi pun segera menebus obat diapotik, dan kemudian diberikan kepada pasien putri,untuk segera
diminum
Pak alwi : permisi perawat, ini anak saya tidak mau makan makanan yang disediakan dari RS
Perawat 2 : memangnya kenapa pak? Apa dia tidak suka dengan makanan disini?
Pak alwi : dia bilang bosan dengan makanan disini. Jadi dia meminta saya untuk membawa
makanan dari rumah.
Perawat 2 : baik pak,bapak bisa ikut saya sama-sama keruang gizi untuk membicarakan asupan
gizi yang nantinya harus dipenuhi oleh pasien putri
Perawat mitha dan pak alwi sama-sama berjalan menuju ruang gizi untuk membicarakan masalah
tersebut
Perawat 2 : permisi bu, saya perawat mitha dan ini pak alwi keluarga dari pasien putri. Tujuan
kami kesini untuk membicarakan makanan yang akan diberikan pada pasien putri
dengan masalah Hipertensi .dan tidak mau makan makanan dari RS.menurut ibu
makanan apa saja yang nantinya bisa dimakan atau dilarang jika nantinya keluarga
membawa makanan dari rumah?
Ahli gizi : iya perawat,jika pasien mau seperti itu tidak jadi masalah,asalkan makanan yang
nantinya diberikan harus memenuhi asupan gizi, misalnya hindari makanan yang
banyak mengandung garam juga makanan mengandung lemak seperti kulit
ayam,mentega dan baiknya makan pisang,kentang,dan sayuran hijau seperti bayam
dan sawi.
Perawat 2 : iya bu,bagaimana pak alwi? Setelah bapak mendengar langsung arahan dari ahli
gizi?apakah ada keberatan?
Pak alwi : tidak perawat, saya akan mengikuti arahan tersebut agar anak saya putri bisa lebih
cepat sembuh.
Perawat 2 : iya baik pak alwi,kalau begitu permisi dulu ya ibu,terima kasih.
Perawat mitha dan pak alwi pun meninggalkan ruang gizi dan kembali keruangan masing-masing