Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS I

PANDUAN PRAKTIK KLINIK


KONSELING KELUARGA

Fasilitator:
R. Khairiyatul Afiyah, M.Kep, Ns. Sp.Kep.Mt

Disusun Oleh:
Kelompok 13
Kelas 5-C
1. Ayu Alfa Lavia P NIM. 1130014094
2. Ericha Qurani P S NIM. 1130014104
3. Nony Nimas NIM. 1130014119

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2016
KONSELING KELUARGA BERENCANA KB

A. Definisi Konseling KB
Konseling adalah suatu proses saling membantu kepada yang lain berupa
informasi yang sedang di butuhkan sedemikian rpa, sehingga orang lain tersebut
memahaminya lalu menerapkan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Konseling
merupakan tindak-tanduk dari kegiatan KIE.
Proses yang berjalan dan menyatu dalam semua aspek pelayanan KB. Melalui
konseling pemberian pelayanan membantu klien memilih cara KB yang cocok dan
membantunya untuk terus menggunakan cara tersebut dengan benar.

B. Tujuan Konseling KB

Memberikan konseling tentang hal-hal yang harus diperhatikan pasien dan atau
keluarga berhubungan dengan keluarga berencana.

C. Jenis Konseling KB
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan yaitu:
1. Konseling Awal
Bertujuan menentukan metode apa yg diambil. Bila dilakukan dengan objektif
langkah ini akan membentu klien untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya.
Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini:
a. Menanyakan langkah yg disukai klien
b. Apa yg diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya
2. Konseling Khusus
Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya ttg cara KB dan membicarakan
pengalamannya. Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yg diinginkannya.
Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok dan mendapatkan
penerangan lebih jauh tentang penggunaannya.
3. Konseling Tindak Lanjut
Konseling lebih bervariasi dari konseling awal. Pemberi pelayanan harus dapat
membedakan masalah yg serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang
ringan yang dapat diatasi di tempat.

D. Langkah Langkah Konseling KB


1. Gather
G: Greet
Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi.
A: Ask
Tanya keluhan atau kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan atau kebutuhan
sesuai dengan kondisi yang dihadapi?
T: Tell
Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil tukar informasi dan
carikan upaya penyelesaiannya.
H: Help
Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya.
E: Explain
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat
segera terlihat/ diobservasi).
R: Refer/Return
Visit rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Buat
jadwal kunjungan Ulang)
2. Langkah Konseling KB SATU TUJU
Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan
dengan kebutuhan klien.
SA: Sapa dan salam
Sapa klien secara terbuka dan sopan
Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
Bangun percaya diri pasien
Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat
diperolehnya.
T: Tanya
Tanyakan informasi tentang dirinya
Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U: Uraikan
Uraikan pada klien mengenai pilihannya
Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang
lain
TU: Bantu
Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J: Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah
klien memilih jenis kontrasepsinya.
Jelaskan bagaimana penggunaannya
Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi.
U: Kunjungan Ulang/Rujuk
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan
kontrasepsi jika dibutuhkan.
E.Tahapan konseling dalam pelayanan KB
Tahapan Konseling dalam pelayanan KB dapat dirinci dalam tahapan sebagai
berikut:
a. KIE Motivasi
1) Sumber informasi pertama tentang jenis alat/ metode KB dari petugas
lapangan KB.
2) Pesan yang disampaikan :
Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga
Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang kaitannya dengan cara
kerja dan metode kontrasepsi)
Jenis alat/metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara kerjanya serta lama
pemakaian
b. Kegiatan Bimbingan
1) Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring calon peserta KB
2) Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi lebih
objektif, benar dan jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta
memenuhi syarat
3) Bila iya rujuk ke KIP/K
c. Kegiatan Rujukan
1) Rujukan calon peserta KB, utk mendapatkan pelayanan KB
2) Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti komplikasi
d. Kegiatan KIPK/K (Komunikasi Interpersonal dan Konseling)
Tahapan dalam KIP/K
1) Menjajaki alasan pemilihan alat
2) Menjajaki apa klien sudah mengetahui/ paham ttg alat kontrasepsi tsb
3) Menjajaki klien tahu/tdk alat kontrasepsi lain
4) Bila belum, berikan informasi
5) Beri klien kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya kembali
6) Bantu klien mengambil keputusan
7) Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan diperiksa kesehatannya
8) Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar konseling
e. Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi
1) Pemeriksaan kesehatan : anamnesis dan Px. Fisik
2) Bila tidak ada kontra indikasi pelayanan kontrasepsi dapat diberikan
3) Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform consent
f. Kegiatan Tindak Lanjut
Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta KB dan diserahkan kembali
kepada PLKB

E. Informed Consent
a. Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas informasi dan penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien
b. Setiap tindakan medis yang beresiko harus persetujuan tertulisi ditandatangani
oleh yang berhak memberikan persetujuan (klien) dlm keadaan sadar dan sehat
KONSELING KELUARGA IBU MENYUSUI

A. Definisi Konseling Ibu Menyusui

Petugas kesehatan memberitahu ibu kapan harus kembali ke klinik dan juga
mengajari ibu untuk mengenali tanda-tanda yang menunjukkan kapan anak harus
segera dibawa ke klinik serta menilai praktik pemberian ASI dan memberikan
konseling untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Berikan juga konseling tentang
cara melanjutkan pengobatan di rumah, merawat bayi muda sehat maupun sakit
termasuk melakukan asuhan dasar di rumah. Konseling diberikan pada bayi muda
dengan klasifikasi kuning dan hijau. Lakukan konseling setelah anda selesai
memberikan tindakan/ pengobatan.

B. Tujuan Konseling Ibu Menyusui

Memberikan konseling tentang hal-hal yang harus diperhatikan pasien dan atau
keluarga berhubungan dengan ibu menyusui.

C. Menggunakan Keterampilan Komunikasi yang Baik

Lakukan konseling bagi ibu untuk melanjutkan pengobatan di rumah dengan


keterampilan komunikasi sebagai berikut:

Tanya: Ajukan pertanyaan dan dengarkan jawaban ibu dengan seksama. Saudara akan
mengetahui apa saja yang telah dilakukan dengan benar dan apa
yang masih perlu diubah.

Puji: Jika ibu telah bertindak benar.

Nasihati: Batasi nasihat kepada ibu untuk hal yang benarbenar tepat. Gunakan bahasa
yang dimengerti ibu.
Cek pemahaman: Ajukan pertanyaan untuk mengetahui apa yang telah dipahami ibu
dan apa yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Hindari pertanyaan yang jawabannya ya
atau tidak.

D. Menasihati dan Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah

Langkah-langkah mengajari ibu cara pemberian obat di rumah adalah:

1. Tunjukkan kepada ibu obat oral yang akan diberikan kepada bayi di rumah dan
dosis pemberiannya.

2. Jelaskan kepada ibu alasan pemberian obat tersebut.

3. Peragakan cara mengukur/ membuat satu dosis.

4. Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri 1 dosis.

5. Mintalah ibu memberi dosis pertama pada bayi di klinik.

6. Terangkan dengan jelas cara memberikan obat, kemudian beri label dan bungkus
obat.

7. Jelaskan bahwa semua obat oral harus diberikan sesuai waktu yang dianjurkan,
walaupun bayi telah menunjukkan perbaikan.

8. Cek pemahaman ibu.

E. Menasihati Ibu Tentang Cara Pemberian ASI

Sebelum menasihati ibu, amati cara ibu menyusui bayinya. Kemudian nasihati
sesuai dengan masalah yang ditemukan.

1. Anjuran pemberian ASI eksklusif untuk bayi muda


Makanan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan adalah ASI.
Menyusui secara eksklusif berarti bayi hanya diberi ASI, tidak diberi tambahan
makanan atau cairan lain. Berikan ASI sesuai keinginan bayi paling sedikit 8 kali
sehari, pagi, siang, sore maupun malam.

Pada hari-hari pertama kelahiran apabila bayi dibiarkan menyusu sesuai


keinginannya dan tidak diberikan cairan lain maka akan dihasilkan secara
bertahap 10 100 mL ASI per hari. Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14.
Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 mL ASI per hari (kisaran 600-1000 mL).
Setelah 6 bulan pertama produksi ASI akan menurun menjadi 400-700 mL
sehingga diperlukan makanan pendamping ASI. Setelah 1 tahun, produksi ASI
hanya sekitar 300-500 mL sehingga makanan padat menjadi makanan utama.ASI
per hari (kisaran 600-1000 mL). Setelah 6 bulan pertama produksi ASI akan
menurun menjadi 400-700 mL sehingga diperlukan makanan pendamping ASI.
Setelah 1 tahun, produksi ASI hanya sekitar 300-500 mL sehingga makanan padat
menjadi makanan utama.

Pada bayi, terdapat 3 jenis refleks yang berhubungan dengan proses menyusu,
yaitu:

a. Refleks mencari puting susu (rooting reflex)

BBL akan menoleh ke arah pipi yang disentuh. Bayi akan membuka mulutnya
apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk mengisap benda yang
disentuhkan tersebut.

b. Refleks mengisap (suckling reflex)

Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan refleks


mengisap. Isapan ini akan menyebabkan areola dan puting susu ibu tertekan
gusi, lidah dan langit-langit bayi, sehingga sinus laktiferus di bawah areola
tertekan dan ASI terpancar keluar

c. Refleks menelan (swallowing reflex)


ASI di dalam mulut bayi akan didorong oleh lidah ke arah faring, sehingga
menimbulkan refleks menelan.

Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang manfaat kontak langsung ibu-bayi
dan anjurkan untuk menyusui bayinya sesering mungkin untuk merangsang
produksi ASI sehingga mencukupi kebutuhan bayi. Yakinkan ibu dan
keluarganya bahwa kolostrum (susu beberapa hari pertama kelahiran) adalah
zat bergizi dan mengandung zat-zat kekebalan tubuh. Minta ibu untuk memberi
ASI sesuai dengan keinginan atau tanda dari bayinya. Biarkan bayi menyusu
pada satu payudara hingga puas/ bayi melepas sendiri puting susu ibu (sekitar
15-20 menit). Berikan payudara sisi lainnya hanya bila bayi masih
menunjukkan tanda ingin menyusu. Jelaskan pada ibu bahwa membatasi lama
bayi menyusu akan mengurangi jumlah nutrisi yang diterima bayi dan akan
menurunkan produksi susunya. Anjurkan ibu untuk bertanya mengenai cara
pemberian ASI dan kemudian beri jawaban lengkap dan jelas. Pesankan untuk
mencari pertolongan bila ada masalah dengan pemberian ASI.

F. Cara Menyusui yang Benar

1. Menyusui dalam posisi dan perlekatan yang benar, sehingga menyusui efektif.

2. Menyusui minimal 8 kali sehari semalam (24 jam)

3. Menyusui kanan-kiri secara bergantian, hanya berpindah ke sisi lain setelah


mengosongkan payudara yang sedang disusukan.

4. Keuntungan pengosongan payudara adalah:

a. Mencegah pembengkakan payudara

b. Meningkatkan produksi ASI

c. Bayi mendapatkan komposisi ASI yang lengkap (ASI awal dan akhir)
5. Posisi Menyusui

Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI dan
mencegah lecet puting susu. Pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar. Berikan
bantuan dan dukungan jika ibu memerlukan, terutama jika ibu pertama kali menyusui
atau ibu berusia sangat muda.

Posisi ibu yang benar saat menyusui akan memberikan rasa nyaman selama ibu
menyusui bayinya dan juga akan membantu bayi melakukan isapan yang efektif.

Posisi menyusui yang benar adalah:

a. Jika ibu menyusui bayi dengan posisi duduk santai, punggung bersandar dan kaki
tidak menggantung.

b. Jika ibu menyusui sambil berbaring, maka harus dijaga agar hidung bayi
tidak tertutup.

c. Kemudian tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi. Ibu hendaknya:

d. Menyentuhkan puting susu ke bibir bayi.

e. Menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

f. Segera mendekatkan bayi ke arah payudara sedemikian rupa sehingga bibir


bawah bayi terletak di bawah puting susu.

Gambar 11. Posisi menyusui yang baik (Sumber: Beck et al, 2004)
Posisi menyusui yang diuraikan di atas adalah posisi dimana ibu telah
memiliki kemampuan untuk duduk dan melakukan mobilisasi secukupnya. Masih ada
beberapa posisi alternatif lain yang disesuaikan dengan kemampuan ibu setelah
melahirkan anaknya, misalnya posisi berbaring telentang, miring kiri atau miring
kanan, dan sebagainya. Posisi ibu berbaring telentang dan setengah duduk mungkin
lebih
sesuai untuk pemberian ASI dini.

Posisi menyusui yang benar akan membantu bayi untuk melekat dengan baik
pada payudara ibu.

Gambar 12. Perlekatan menyusu yang baik dibandingkan yang salah (Sumber:
WHO/CDR/93.5)

Tanda-tanda perlekatan menyusu yang baik:


Dagu bayi menempel payudara ibu
Mulut bayi terbuka lebar
Bibir bawah bayi membuka keluar
Areola bagian atas ibu tampak lebih banyak
Apabila posisi menyusu dan perlekatan ke payudara benar maka bayi akan mengisap dengan
efektif.

Tanda bayi mengisap dengan efektif adalah bayi mengisap secara dalam, teratur yang
diselingi istirahat.
Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan.

G. Mengajari Ibu Cara Meningkatkan Produksi ASI.


Kegagalan seorang ibu memberikan ASI secara eksklusif antara lain disebabkan
ibu merasa produksi ASI-nya sedikit. ASI akan keluar lebih banyak jika payudara
mendapatkan rangsang yang lebih lama dan lebih sering. Anda perlu mengajari ibu cara
meningkatkan produksi ASI.

Mengajari Ibu Cara Meningkatkan Produksi Asi:

1. Cara untuk meningkatkan ASI adalah dengan menyusui sesering mungkin.

2. Menyusui lebih sering akan lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi.

3. Menyusu pada payudara kiri dan kanan secara bergantian.

4. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara
lainnya.

5. Jika bayi telah tidur lebih dari 2 jam, bangunkan dan langsung disusui.

H. Mengatasi Masalah Pemberian ASI pada Bayi

MASALAH PEMECAHAN

Bayi banyak
menangis Jelaskan bahwa hal ini tidak selalu terkait dengan
atau gangguan pemberian ASI.
rewel
Periksa popok bayi, mungkin basah.

Gendong bayi, mungkin perlu perhatian.

Susui bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih


banyak minum daripada bayi lainnya.

Bayi tidak
tidur Merupakan proses alamiah, karena bayi muda perlu
sepanjang menyusu lebih sering.
malam
Tidurkan bayi disamping ibu dan lebih sering
disusui pada malam hari.

Jangan berikan makanan lain.

Bayi
menolak Mungkin bayi bingung puting, karena sudah diberi
untuk susu botol.
menetek
Tetap berikan hanya ASI (tunggu sampai bayi
betul-betul lapar)

Berikan perhatian dan kasih sayang.

Pastikan bayi menyusu sampai air susu habis.

Lihat tatalaksana dalam algoritma, kalau perlu di


rujuk.

Bayi bingung
putting Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula
tanpa indikasi medis yang tepat.

Ajarkan ibu posisi dan cara melekat yang benar.

Secara bertahap tawarkan selalu payudara setiap


kali bayi menunjukkan keinginan untuk minum.

ASI tetap dapat diperah dan diberikan pada bayi


dengan cangkir atau sendok, sampai bayi dapat kembali
menyusu.

Bila ada indikasi medis dapat diberikan susu


formula. Jangan menggunakan botol , dot dan kempeng.

Bayi
prematur dan Berikan ASI sesering mungkin walaupun waktu
bayi kecil menyusuinya pendek-pendek. BBLR minum setidaknya
(BBLR) setiap 2 jam.

Jika belum bisa menyusu, ASI dikeluarkan dengan


tangan atau pompa. Berikan ASI dengan sendok atau
cangkir.
Untuk merangsang mengisap, sentuh langit-langit
bayi dengan jari ibu yang bersih.

Bayi kuning
(ikterus) Mulai menyusui segera setelah bayi lahir.

Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi. ASI


membantu bayi mengatasi kuning lebih cepat

Bayi sakit
Teruskan menyusui. Lihat tatalaksana dalam
algoritma, kalau perlu rujuk.

Bayi
sumbing Posisi bayi duduk.

Puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini


sangat membantu bayi mendapat ASI cukup.

Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah


pada bibir bayi.

Jika sumbing pada bibir dan langit-langit, ASI


dikeluarkan dengan cara manual ataupun pompa, kemudian
diberikan dengan sendok/pipet atau botol dengan dot
panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna.
Dengan cara ini bayi akan belajar mengisap dan menelan
ASI, menyesuaikan dengan irama pernapasannya.

Bayi Kembar
Posisi yang mudah adalah posisi dibawah lengan
(under arm).

Paling baik kedua bayi disusui secara bersamaan.

Susui lebih sering selama waktu yang diinginkan


masingmasing
bayi, umumnya > 20 menit.
I. Mengatasi masalah pemberian ASI pada Ibu

MASALAH PEMECAHAN

Ibu khawatir bahwa


ASI-nya tidak Katakan kepada ibu bahwa semakin sering
cukup menyusui, semakin banyak air susu yang diproduksi.
untuk bayi
(sindrom Susui bayi setiap minta. Jangan biarkan lebih dari
ASI kurang) 2 jam tanpa menyusui. Biarkan bayi menyusu sampai
payudara terasa kosong. Berikan ASI dari kedua
payudara.

Hindari pemberian makanan atau minuman selain


ASI.

Ibu mengatakan
bahwa air susunya Jelaskan cara memproduksi dan mengeluarkan
tidak keluar ASI. Pada 3 hari pertama pasca bersalin, hormon
kehamilan masih tinggi sehingga aliran ASI masih
sedikit. Namun kebutuhan bayi pada 3 hari pertama
memang hanya berkisar 2-20 ml tiap kali menyusu.

Susui sesuai keinginan bayi dan lebih sering.

Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa menyusui.

Ibu mengatakan
puting susunya Ibu dapat terus memberikan ASI pada keadaan
terasa sakit (puting luka tidak begitu sakit.
susu lecet)
Perbaiki posisi dan perlekatan. Olesi puting susu
dengan ASI. Mulai menyusui dari puting yang paling
tidak lecet.

Puting susu dapat diistirahatkan sementara


waktu, kurang lebih 124 jam jika puting lecet sangat
berat. Selama puting diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap
dikeluarkan dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat
pompa karena nyeri.

Berikan parasetamol 1 tablet tiap 4 6 jam untuk


menghilangkan nyeri. Gunakan BH yang menyokong
payudara.

Jika ada luka/bercak putih pada puting susu,


segera hubungi bidan

Ibu mengeluh
payudaranya terlalu Usahakan menyusui sampai payudara kosong.
penuh dan terasa
sakit (payudara Kompres payudara dengan air hangat selama 5
bengkak) menit. Urut payudara dari arah pangkal menuju puting.

Bantu ibu untuk memerah ASI sebelum menyusui


kembali.

Susui bayi sesegera mungkin (setiap 2 3 jam)


setelah payudara ibu terasa lebih lembut. Apabila bayi
tidak dapat menyusu, keluarkan ASI dan minumkan
kepada bayi. Kompres payudara dengan kain dingin
setelah menyusui. Keringkan payudara.

Jika masih sakit, perlu dicek apakah terjadi


mastitis.

Mastitis dan abses


payudara. Beri antibiotika.

Beri obat penghilang rasa nyeri.

Kompres hangat.

Tetap berikan ASI dengan posisi yang benar


sehingga bayi dapat mengisap dengan baik.

Jika telah terjadi abses, sebaiknya payudara yang


sakit tidak disusukan, tetapi ASI harus tetap dikeluarkan
dengan diperah untuk membantu proses penyembuhan
dan menjaga produksi ASI.

Ibu sakit dan tidak


mau menyusui Ibu yang menderita batuk pilek demam
bayinya. (selesma), diare atau penyakit ringan lainnya dapat tetap
menyusui bayinya. ASI saat ibu sakit ringan tidak
berbahaya, justru memberikan kekebalan pada bayi
terhadap penyakit yang sedang diderita ibu.

Tidurkan bayi disamping ibu dan motivasi ibu


supaya tetap menyusui bayi.

Jelaskan bahwa ibu dapat minum obat yang aman


untuk ibu menyusui. Susui bayi sebelum ibu minum
obat.

Ibu jangan minum obat tanpa sepengetahuan


dokter/bidan, karena mungkin dapat membahayakan
bayi.

Ibu bekerja
Susui bayi pagi hari sebelum berangkat kerja,
segera setelah pulang kerumah dan lebih sering pada
malam hari.

Jika ada Tempat Penitipan Bayi di tempat


bekerja, susui bayi sesuai jadwal. Jika tidak ada, perah
ASI di tempat bekerja.

ASI peras disimpan untuk dibawa pulang, atau


dikirim ke rumah.

Pastikan pengasuh memberi ASI perah dengan


cangkir atau sendok.
J. Cara Menyimpan ASI
ASI yang telah ditampung di cangkir atau gelas bertutup, dapat disimpan dengan cara
sebagai berikut:
1. Pada suhu kamar/di udara terbuka (26OC), tahan disimpan selama 6-8 jam
2. Disimpan di termos es, tahan selama 24 jam.
3. Disimpan dalam lemari es, tahan sampai 2-3 hari.
4. Disimpan dalam Freezer.
a. Bila lemari es 1 pintu tahan sampai 2 minggu
b. Bila lemari es 2 pintu/khusus freezer tahan sampai 3 bulan

K. Cara Memberikan ASI Setelah Disimpan


Memberikan ASI yang disimpan dapat dilakukan oleh semua orang tidak harus
ibu bayi. Caranya adalah:
1. Cuci tangan sebelum memegang cangkir/gelas bertutup berisi ASI.
2. ASI yang disimpan pada suhu kamar, dapat segera diberikan sebelum masa
simpan berakhir (8 jam).
3. ASI yang disimpan di termos atau lemari es, terlebih dahulu harus dihangatkan.
Rendam cangkir yang berisi ASI dalam mangkok berisi air hangat. Tunggu sampai
ASI mencapai suhu kamar. Jangan memanaskan ASI di atas api/ kompor.
4. Berikan ASI dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol dan dot

L. Mengajari Cara Merawat Tali Pusat


Infeksi merupakan salah satu penyebab kesakitan tertinggi pada bayi baru
lahir. Untuk mengurangi kejadian infeksi tersebut, anda dapat mengajarkan ibu
tentang cara merawat tali pusat bayi dan pemberian imunisasi.
Ibu dan anggota keluarga lainnya dapat merawat tali pusat sampai tali pusat
puput/ lepas. Ajarkan ibucara merawat tali pusat secara benar di rumah.

M. Menasihati Ibu Kapan Harus Segera Membawa Bayi ke Petugas Kesehatan dan
Kapan Kunjungan Ulang
Setiap ibu yang bayinya sakit perlu diberitahu kapan harus segera dibawa ke
petugas kesehatan dan kapan harus membawa bayinya untuk kunjungan ulang sebagai
berikut:
1. Segera membawa bayinya ke petugas kesehatan jika timbul tandatanda penyakitnya
bertambah parah.
2. Membawa bayinya untuk kunjungan ulang pada kurun waktu tertentu untuk
mengecek kemajuan pengobatan dengan antibiotik atau untuk pemberian imunisasi
berikutnya (kunjungan bayi sehat)

Menasihati Ibu kapan Kembali Segera


Di bawah ini adalah daftar gejala yang menjadi petunjuk kapan ibu harus membawa
bayinya segera ke petugas kesehatan.
Menasihati Ibu kapan Kunjungan Ulang
Setelah anda selesai memberikan konseling, sampaikan kepada ibu kapan harus
kembali untuk kunjungan ulang (lihat tabel). Jika bayi juga mempunyai klasifikasi
Berat Badan Rendah Menurut Umur maka waktu untuk kunjungan ulang adalah
waktu yang lebih pendek yaitu 2 hari.
Standart Operasional Prosedur

Melakukan Konseling Keluarga

MELAKUKAN KONSELING KELUARGA


No Tahapan Paraf
1. Definisi:
Pemberian materi konseling kepada keluarga pasien berkaitan dengan
obat dan diet.
Tujuan:
Memberikan konseling tentang hal-hal yang harus diperhatikan pasien
dan atau keluarga berhubungan dengan terapi obat-obatan atau diet.
2. Persiapan Klien:
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Memposisikan klien senyaman mungkin
4. Menjelaskan tujuan
3. Persiapan Lingkungan:
1. Menutup tirai untuk privasi klien
2. Mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin dan tidak
terlalu panas
3. Mengatur pencahayaan
4. Persiapan Alat:
1. Formulir konseling
2. Lembar berisi informasi yang akan di konselingkan
5. Persiapan Perawat:
1. Mempelajari apa yang akan dikonsultasikan
2. Berpenampilan rapi dan sopan
6. Pelaksanaan:
1. Ucapkan salam
2. Pastikan identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir pasien,
dan dokter yang dikunjungi)
3. Ciptakan suasana tenang dan nyaman
4. Jelaskan materi konseling kepada keluarga pasien
5. Lakukan verifikasi kepada pasien tentang materi konseling
yang diberikan
6. Berikan formulir konseling untuk ditanda tangani oleh
keluarga pasien
7. Tawarkan bantuan kepada keluarga pasien jika masih ada
informasi yang belum jelas
7. Evaluasi:
1. Evaluasi perasaan klien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

Anda mungkin juga menyukai