Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GANGGUAN PERKEMIHAN UROLITHIASIS

OLEH :
KELOMPOK 2 B13-A
1. Ni Putu Juliartini (203221093)
2. Pande Wayan Wijayanti (203221094)
3. Luh Putu Diah Kusuma Dewi (203221095)
4. Dewa Gde Sudiasta (203221096)
5. I Wayan Selamet Widyaguna (203221097)
6. Ni Wayan Suparti (203221098)
7. Ni Made Diantarini (203221099)
8. Nyoman Rai Parmini (203221100)
9. Ni Wayan Pande Wira Dewi (203221101)
10. Ni Putu Yulia Restiana (203221102)
11. Sayu Raka Indrayanti (203221103)
12. Ni Nyoman Manik Ariyanti (203221104)
13. I Putu Suarayana (203221105)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA UROLITHIASIS (BATU SALURAN KEMIH)

Pokok Bahasan : Penyakit Urolithiasis ( Batu Saluran Kemih)

Sub Pokok Bahasan : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pencegahan

Urolithiasis (Batu Saluran Kemih).

Sasaran : Klien dan keluarga

Waktu : 30 menit

Hari/Tanggal : Selasa, 15 Desember 2020

Tempat : Ruang Angsoka RSUP Sanglah

Penyuluh : Kelompok 2 B 13- A

A. Latar Belakang

Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu

yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,

penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (Batu ginjal

) maupun di dalam kandung kemih ( batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini

disebut urolitiasis ( litiasis renalis, nefrolitiasis ).

Batu saluran kemih adalah batu yang terdiri dari batu ginjal, batu ureter, batu

uretra, dan batu kandung kemih. Komposisi dari batu saluran kemih ini bisa terdiri dari

batu kalsium, batu struvit, batu asam urat dan batu jenis lainnya yang didalamnya

terkandung batu sistin, batu Xanthin, dan batu silikat. Penyebab tersering terjadinya batu

2
saluran kemih ini adalah adalah sumbatan pada saluran kemih baik itu terjadi secara

herediter maupun karena factor dari luar. (Purnomo, 2011 ed.3)

Batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang berada di ginjal dan

salurannya dan dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau

infeksi. Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak jaman Babilonia dan zaman Mesir

kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah diketemukan batu pada kandung kemih seorang

mumi. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia dan tidak terkecuali

penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi.

Di negara-negara berkembang, banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara

maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas. Hal ini karena adanya

pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5-10%

penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia, rata-rata terdapat 1-12%

penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan salah satu dari tiga

penyakit terbanyak di bidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran

prostat benigna (Netter, 2006).

Kemajuan dalam bidang endourologi telah secara drastis mengubah tatalaksana

pasien dengan batu simtomatik yang membutuhkan operasi terbuka untuk pengangkatan

batu. Perkembangan terapi invasif minimal mutakhir, yaitu retrograde ureteroscopic

intrarenal surgery (RIRS), ureteroskopi (URS) dan extracorporeal shock wave lithotripsy

(ESWL) telah memicu kontroversi mengenai teknik mana yang paling efektif..

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

3
Setelah mengkuti penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat memahami tentang

Urolithiasis (Batu Saluran Kemih) dan penanganannya.

C. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat menjelaskan tentang :

1) Pengertian Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

2) Penyebab Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

3) Tanda dan gejala Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

4) Komplikasi Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

5) Cara pencegahan Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

D. Metode

1) Ceramah

2) Demonstrasi

3) Tanya jawab

E. Media

1) Leaflet

2) Lcd

F. Materi (Terlampir)

1) Pengertian Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

2) Penyebab Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

3) Tanda dan gejala Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

4) Komplikasi Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

4
5) Pencegahan Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

G. Proses Kegiatan

No Waktu Rencana kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1 5 menit Pembukaan :
- Memberikan salam  Menjawab salam
- Perkenalan diri  Mendengarkan dan
- Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan
- Kontrak waktu  Menyetujui
- Menyebutkan materi yang kontrak
akan diberikan  Mendengarkan
2 10 menit Pelaksanaan :
- Menjelaskan materi  Mendengarkan dan
1) Pengertian Urolithiasis memperhatikan
(Batu Saluran Kemih)  Bertanya
2) Penyebab Urolithiasis  Menjawab
(Batu Saluran Kemih) pertanyaan
3) Tanda dan gejala
Urolithiasis (Batu Saluran
Kemih)
4) Komplikasi Urolithiasis
(Batu Saluran Kemih)
5) Pencegahan Urolithiasis
(Batu Saluran Kemih)
- Memberikan kesempatan
untuk bertanya

3 10 menit Evaluasi :  Klien dapat


- Menanyakan kembali materi menjawab
yang telah diberikan kembali
pertanyaan yang
diberikan
4 5 menit Penutup :
- Menyimpulkan kegiatan  Memperhatikan
- Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

H. Setting Tempat

Keterangan :
A
A : Peserta

5
B : Penyuluh

H. Pengorganisasian

Moderator : I Wayan Selamet Widyaguna

Penyaji : Ni Wayan Pande Wira Dewi

Fasilitator : Ni Putu Juliartini

Pande Wayan Wijayanti

Luh Putu Diah Kusuma Dewi

Observer : I Putu Suarayana

I. Evaluasi

1. Kriteria struktur

a. Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan

b. Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan (leaflet)

c. Kontrak dengan klien dan keluarga sudah dilakukan sehari sebelum penyuluhan

2. Kriteria Proses

a. Pada awal pertemuan, petugas sudah menjelaskan tujuan dilakukan pertemuan

b. Seluruh anggota keluarga diharapkan hadir untuk mengikuti acara penyuluhan

c. Selama kegiatan, klien dan keluarga mendengarkan penjelasan petugas dengan penuh

perhatian

d. Klien dan Keluarga aktif bertanya saat dilakukan tanya jawab

e. Klien dan Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

6
3. Kriteria Hasil

a. 100% klien dan keluarga dapat menyebutkan pengertian Urolithiasis (Batu Saluran

Kemih)

b. 100% klien dan keluarga dapat menyebutkan penyebab timbulnya Urolithiasis (Batu

Saluran Kemih)

c. 100% klien dan keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala Urolithiasis (Batu

Saluran Kemih)

d. 100% klien dan keluarga dapat menyebutkan komplikasi Urolithiasis (Batu Saluran

Kemih)

e. 100% klien dan keluarga dapat menyebutkan pencegahan Urolithiasis (Batu Saluran

Kemih

Lampiran

MATERI PENYULUHAN UROLITHIASIS (BATU SALURAN KEMIH)

1. Pengertian Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)


Urolithiasis adalah suatu kondisi dimana dalam saluran kemih individu terbentuk
batu berupa kristal yang mengendap dari urin (Mehmed & Ender, 2015).Pembentukan
batu dapat terjadi ketika tingginya konsentrasi kristal urin yang membentuk batu seperti
zat kalsium, oksalat, asam urat dan/atau zat yang menghambat pembentukan batu (sitrat)
yang rendah (Moe, 2006; Pearle, 2005).
Urolithiasis adalah obstruksi benda zat padat yang dibentuk oleh faktor
presipitasi berbagai zat terlarut dalam urine pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari
kalsium oksalat (60%), fosfat sebagai campuran kalsium, amonium, dan magnesium
fosfat (batu tripel fosfat akibat infeksi) (30%), asam urat (5%), dan sistin (1%).( Grace
&Borley 2006).

7
Menurut Prabawa & Pranata (2014), Urolithiasis merupakan kumpulan batu
saluran kemih, namun secara rinci ada beberapa penyebutannya. Berikut ini adalah
istilah penyakit batu bedasarkan letak batu antara lain :
1. Nefrolithiasis disebut sebagai batu pada ginjal
2. Ureterolithiasis disebut batu pada ureter
3. Vesikolithiasis disebut sebagai batu pada vesika urinaria/ batu buli
4. Uretrolithisai disebut sebagai batu pada ureter

2. Penyebab Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan


aliran urin, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan
lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemologi terdapat beberapa
factor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Factor-faktor
itu adalah factor intrinsic , yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan factor
intrinsic yaitu pengaruh dari lingkungan sekitarnya. (Purnomo,2011 ed.3)
a. Factor intrinsic
1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya
2. Umur: sering pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin : pasien laki-laki lebih banyak dari perempuan
4. Gangguan Metabolik : Hiperparatiroididsme, Hiperkalsiuria, Hiperuresemia.
b. Factor ekstrinsik
1. Geografi: beberapa daerah menunjukan kejadian batu saluran kemih yang lebih
tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal dengan stone belt (sabuk batu)
sedangkan daerah bantu afrika selatan tidak dijumpai batu saluran kemih
2. Iklim dan temperature
3. Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air
yang dikonsumsi dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih
4. Diet: diet banyak purin , oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit
batu saluran kemih

8
5. Pekerjaan: sering dijumpai pada klien dengan pekerjaan banyak duduk atau
kurang activitas atau sedentary life

3. Tanda dan Gejala Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

Urolithiasis dapat menimbulkan berbagi gejala tergantung pada letak batu, tingkat
infeksi dan ada tidaknya obstruksi saluran kemih (Brooker, 2009). Beberapa gambaran
klinis yang dapat muncul pada pasien urolithiasis

1. Nyeri
Nyeri pada ginjal dapat menimbulkan dua jenis nyeri yaitu nyeri kolik dan non
kolik. Nyeri kolik terjadi karena adanya stagnansi batu pada saluran kemih sehingga
terjadi resistensi dan iritabilitas pada jaringan sekitar (Brooker, 2009). Nyeri kolik juga
karena adanya aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat
dalam usaha untuk mengeluarkan batu pada saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu
menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan pada
terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri (Purnomo, 2012).
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis
atau infeksi pada ginjal (Purnomo, 2012) sehingga menyebabkan nyeri hebat dengan
peningkatan produksi prostglandin E2 ginjal (O’Callaghan, 2009). Rasa nyeri akan
bertambah berat apabila batu bergerak turun dan menyebabkan obstruksi. Pada ureter
bagian distal (bawah) akan menyebabkan rasa nyeri di sekitar testis pada pria dan labia
mayora pada wanita. Nyeri kostovertebral menjadi ciri khas dari urolithiasis, khsusnya
nefrolithiasis (Brunner & Suddart, 2015).
2. Gangguan miksi
Adanya obstruksi pada saluran kemih, maka aliran urin (urine flow) mengalami
penurunan sehingga sulit sekali untuk miksi secara spontan. Pada pasien nefrolithiasis,
obstruksi saluran kemih terjadi di ginjal sehingga urin yang masuk ke vesika urinaria
mengalami penurunan. Sedangkan pada pasien uretrolithiasis, obstruksi urin terjadi di
saluran paling akhir sehingga kekuatan untuk mengeluarkan urin ada namun hambatan
pada saluran menyebabkan urin stagnansi (Brooker, 2009). Batu dengan ukuran kecil

9
mungkin dapat keluar secara spontan setelah melalui hambatan pada perbatasan
uretero-pelvik, saat ureter menyilang vasa iliaka dan saat ureter masuk ke dalam buli-buli
(Purnomo, 2012).
3. Hematuria
Batu yang terperangkap di dalam ureter (kolik ureter) sering mengalami desakan
berkemih, tetapi hanya sedikit urin yang keluar. Keadaan ini akan menimbulkan gesekan
yang disebabkan oleh batu sehingga urin yang dikeluarkan bercampur dengan darah
(hematuria) (Brunner & Suddart, 2015). Hematuria tidak selalu terjadi pada pasien
urolithiasis, namun jika terjadi lesi pada saluran kemih utamanya ginjal maka seringkali
menimbulkan hematuria yang masive, hal ini dikarenakan vaskuler pada ginjal sangat kaya
dan memiliki sensitivitas yang tinggi dan didukung jika karakteristik batu yang tajam pada
sisinya (Brooker, 2009)
4.Mual dan muntah
Kondisi ini merupakan efek samping dari kondisi ketidaknyamanan pada pasien
karena nyeri yang sangat hebat sehingga pasien mengalami stress yang tinggi dan memacu
sekresi HCl pada lambung (Brooker, 2009). Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan karena
adanya stimulasi dari celiac plexus, namun gejala gastrointestinal biasanya tidak ada (Portis
& Sundaram, 2001)
5.Demam
Demam terjadi karena adanya kuman yang menyebar ke tempat lain. Tanda demam
yang disertai dengan hipotensi, palpitasi, vasodilatasi pembuluh darah di kulit merupakan
tanda terjadinya urosepsis. Urosepsis merupakan kedaruratan dibidang urologi, dalam hal
ini harus secepatnya ditentukan letak kelainan anatomik pada saluran kemih yang
mendasari timbulnya urosepsis dan segera dilakukan terapi berupa drainase dan pemberian
antibiotik (Purnomo, 2012)
6.Distensi vesika urinaria
Akumulasi urin yang tinggi melebihi kemampuan vesika urinaria akan menyebabkan
vasodilatasi maksimal pada vesika. Oleh karena itu, akan teraba bendungan (distensi) pada
waktu dilakukan palpasi pada regio vesika (Brooker, 2009)

7. Komplikasi Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

10
1. Sumbatan : akibat pecahan batu.
2. Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.
3. Kerusakan fungsi ginjal : akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan
pengangkatan batu ginjal.

5. Pencegahan Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

1.Terapi diet

Terapi diet ini terdiri dari terapi nutrisi dan terapi cairan. Terapi nutrisi berperan
penting dalam mencegah batu renal. Masukan cairan yang adekuat serta
menghindari makanan tertentu dalam diet juga dapat mencegah pembentukan
batu. Setiap klien yang memiliki riwayat batu renal harus minum paling sedikit 8
gelas air (+ 2-3 liter) dalam sehari untuk mempertahankan urin encer, kecuali
dikontraindikasikan. Natrium selulosa fosfat telah diteliti lebih efektif dalam
mencegah batu kalsium.
Adapun makanan yang harus dihindari atau dibatasi antara lain:

a. Makanan kaya vitamin D meningkatkan reabsorbasi kalsium;

b. Garam meja dan makanan tinggi natrium, karena Na+ bersaing dengan Ca2+
dalam reabsorbasinya diginjal.

c. Makanan yang banyak mengandung purin penyebab asam urat adalah JAS
BUKET (Jerohan, Alkohol, Sarden, Burung dara, Unggas, Kaldu, Emping, dan
Tape), maupun BENJOL (Bebek, Emping, Nangka, Jerohan, Otak, dan Lemak).

Menurut Brunner And Suddarth (2002) Daftar makanan dan minuman yang harus
dihindari adalah sebagai berikut:

a.Produk susu : Semua jenis keju, susu dan produk susu lainnya, krim asam.

b.Daging, ikan.

11
c.Sayuran : Lobak, bayam, buncis, seledri, kedelai.

d.Buah : Kismis, semua jenis beri, anggur.

e.Roti : Roti murni, gandum, catmeal, beras merah, jagung giling, sereal.

f. Minuman : Teh, coklat, minuman berkarbonat, bir, semua minuman yang


dibuat dari susu atau produk susu.

2. Terapi Farmakologi

a. Antispasmodik

Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter.

b. Antibiotik

Pemberian antibiotik dilakukan apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada
pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah dikeluarkan, batu
ginjal dapat dianalisis dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau
menghambat pembentukan batu berikutnya. Urin yang asam harus dibuat basa
dengan preparat sitrat (Chang 2009).

c. Analgesik

Opioid (injeksi morfin sulfat, petidin hidroklorida) atau obat AINS (NSAID’s)
seperti ketorolak dan naproxen dapat diberikan tergantung pada intensitas nyeri.

3. Terapi Kimiawi

a. Mempertahankan pH urin agar tidak terjadi kristalisasi batu

1.NaCO3- : Membuat urin lebih alkali pada asam

2. Asam askorbat : Membuat urin lebih asam pada alkali pencetus

b. Mengurangi ekskresi dari substansi pembentuk batu

12
1.Diuretik (tiazid) : Menurunkan eksresi kalsium ke dalam urin dan
menurunkan kadar parathormon. Efek samping gangguan metabolik,
dermatitis, purpura.

2.Alupurinol (zyloprim): Mengatasi batu asam dengan menurunkan kadar asam


urat plasma dan ekskresi asam urat ke dalam urin. Efek samping mual, diare,
vertigo, mengantuk, sakit kepala.

4. Herbal
Jus kulit manggis dan daun sirsak penghancur batu ginjal paling ampuh tanpa
menimbulkan efek samping. Daun sirsak berfungsi sebagai diuretik alami
penghambat terjadinya pembentukan batu yang baru dan penghancur batu yang telah
terbentuk dengan sangat efektif. Selain itu juga sebagai antioksidan yang sangat
tinggi berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta dapat mencegah infeksi
dan melancarkan peredaran darah sehingga urin (hasil buangan akhir lebih
sempurna). Serta banyak lagi kandungan daun sirsak seperti acetogenin, annocatin,
annocatalin, annohexocin. annonacin, annomuricin, anomourine, anonol, caclourine,
gentisic acid, gigantetronin, linoleid acid, muricapentosin yang sangat baik untuk
penderita batu ginjal.
Selain daun sirsak, khasiat kulit manggis tidak kalah pentingnya. Kulit manggis
mengandung suatu senyawa xanthone, yaitu zat antioksidan yang dapat melawan
radikal bebas. Senyawa ini baik untuk mengikis endapan di dalam tubuh seperti batu
ginjal, leburan batu ginjal akan terbuang bersama aliran urin.

13

Anda mungkin juga menyukai