OLEH :
KELOMPOK 2 B13-A
1. Ni Putu Juliartini (203221093)
2. Pande Wayan Wijayanti (203221094)
3. Luh Putu Diah Kusuma Dewi (203221095)
4. Dewa Gde Sudiasta (203221096)
5. I Wayan Selamet Widyaguna (203221097)
6. Ni Wayan Suparti (203221098)
7. Ni Made Diantarini (203221099)
8. Nyoman Rai Parmini (203221100)
9. Ni Wayan Pande Wira Dewi (203221101)
10. Ni Putu Yulia Restiana (203221102)
11. Sayu Raka Indrayanti (203221103)
12. Ni Nyoman Manik Ariyanti (203221104)
13. I Putu Suarayana (203221105)
Sub Pokok Bahasan : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pencegahan
Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (Batu ginjal
) maupun di dalam kandung kemih ( batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini
Batu saluran kemih adalah batu yang terdiri dari batu ginjal, batu ureter, batu
uretra, dan batu kandung kemih. Komposisi dari batu saluran kemih ini bisa terdiri dari
batu kalsium, batu struvit, batu asam urat dan batu jenis lainnya yang didalamnya
terkandung batu sistin, batu Xanthin, dan batu silikat. Penyebab tersering terjadinya batu
2
saluran kemih ini adalah adalah sumbatan pada saluran kemih baik itu terjadi secara
Batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang berada di ginjal dan
salurannya dan dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau
infeksi. Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak jaman Babilonia dan zaman Mesir
kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah diketemukan batu pada kandung kemih seorang
mumi. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia dan tidak terkecuali
penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi.
maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas. Hal ini karena adanya
pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5-10%
penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia, rata-rata terdapat 1-12%
penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan salah satu dari tiga
penyakit terbanyak di bidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran
pasien dengan batu simtomatik yang membutuhkan operasi terbuka untuk pengangkatan
intrarenal surgery (RIRS), ureteroskopi (URS) dan extracorporeal shock wave lithotripsy
(ESWL) telah memicu kontroversi mengenai teknik mana yang paling efektif..
3
Setelah mengkuti penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat memahami tentang
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat menjelaskan tentang :
D. Metode
1) Ceramah
2) Demonstrasi
3) Tanya jawab
E. Media
1) Leaflet
2) Lcd
F. Materi (Terlampir)
4
5) Pencegahan Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)
G. Proses Kegiatan
H. Setting Tempat
Keterangan :
A
A : Peserta
5
B : Penyuluh
H. Pengorganisasian
I. Evaluasi
1. Kriteria struktur
c. Kontrak dengan klien dan keluarga sudah dilakukan sehari sebelum penyuluhan
2. Kriteria Proses
c. Selama kegiatan, klien dan keluarga mendengarkan penjelasan petugas dengan penuh
perhatian
6
3. Kriteria Hasil
a. 100% klien dan keluarga dapat menyebutkan pengertian Urolithiasis (Batu Saluran
Kemih)
b. 100% klien dan keluarga dapat menyebutkan penyebab timbulnya Urolithiasis (Batu
Saluran Kemih)
c. 100% klien dan keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala Urolithiasis (Batu
Saluran Kemih)
d. 100% klien dan keluarga dapat menyebutkan komplikasi Urolithiasis (Batu Saluran
Kemih)
e. 100% klien dan keluarga dapat menyebutkan pencegahan Urolithiasis (Batu Saluran
Kemih
Lampiran
7
Menurut Prabawa & Pranata (2014), Urolithiasis merupakan kumpulan batu
saluran kemih, namun secara rinci ada beberapa penyebutannya. Berikut ini adalah
istilah penyakit batu bedasarkan letak batu antara lain :
1. Nefrolithiasis disebut sebagai batu pada ginjal
2. Ureterolithiasis disebut batu pada ureter
3. Vesikolithiasis disebut sebagai batu pada vesika urinaria/ batu buli
4. Uretrolithisai disebut sebagai batu pada ureter
8
5. Pekerjaan: sering dijumpai pada klien dengan pekerjaan banyak duduk atau
kurang activitas atau sedentary life
Urolithiasis dapat menimbulkan berbagi gejala tergantung pada letak batu, tingkat
infeksi dan ada tidaknya obstruksi saluran kemih (Brooker, 2009). Beberapa gambaran
klinis yang dapat muncul pada pasien urolithiasis
1. Nyeri
Nyeri pada ginjal dapat menimbulkan dua jenis nyeri yaitu nyeri kolik dan non
kolik. Nyeri kolik terjadi karena adanya stagnansi batu pada saluran kemih sehingga
terjadi resistensi dan iritabilitas pada jaringan sekitar (Brooker, 2009). Nyeri kolik juga
karena adanya aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat
dalam usaha untuk mengeluarkan batu pada saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu
menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan pada
terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri (Purnomo, 2012).
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis
atau infeksi pada ginjal (Purnomo, 2012) sehingga menyebabkan nyeri hebat dengan
peningkatan produksi prostglandin E2 ginjal (O’Callaghan, 2009). Rasa nyeri akan
bertambah berat apabila batu bergerak turun dan menyebabkan obstruksi. Pada ureter
bagian distal (bawah) akan menyebabkan rasa nyeri di sekitar testis pada pria dan labia
mayora pada wanita. Nyeri kostovertebral menjadi ciri khas dari urolithiasis, khsusnya
nefrolithiasis (Brunner & Suddart, 2015).
2. Gangguan miksi
Adanya obstruksi pada saluran kemih, maka aliran urin (urine flow) mengalami
penurunan sehingga sulit sekali untuk miksi secara spontan. Pada pasien nefrolithiasis,
obstruksi saluran kemih terjadi di ginjal sehingga urin yang masuk ke vesika urinaria
mengalami penurunan. Sedangkan pada pasien uretrolithiasis, obstruksi urin terjadi di
saluran paling akhir sehingga kekuatan untuk mengeluarkan urin ada namun hambatan
pada saluran menyebabkan urin stagnansi (Brooker, 2009). Batu dengan ukuran kecil
9
mungkin dapat keluar secara spontan setelah melalui hambatan pada perbatasan
uretero-pelvik, saat ureter menyilang vasa iliaka dan saat ureter masuk ke dalam buli-buli
(Purnomo, 2012).
3. Hematuria
Batu yang terperangkap di dalam ureter (kolik ureter) sering mengalami desakan
berkemih, tetapi hanya sedikit urin yang keluar. Keadaan ini akan menimbulkan gesekan
yang disebabkan oleh batu sehingga urin yang dikeluarkan bercampur dengan darah
(hematuria) (Brunner & Suddart, 2015). Hematuria tidak selalu terjadi pada pasien
urolithiasis, namun jika terjadi lesi pada saluran kemih utamanya ginjal maka seringkali
menimbulkan hematuria yang masive, hal ini dikarenakan vaskuler pada ginjal sangat kaya
dan memiliki sensitivitas yang tinggi dan didukung jika karakteristik batu yang tajam pada
sisinya (Brooker, 2009)
4.Mual dan muntah
Kondisi ini merupakan efek samping dari kondisi ketidaknyamanan pada pasien
karena nyeri yang sangat hebat sehingga pasien mengalami stress yang tinggi dan memacu
sekresi HCl pada lambung (Brooker, 2009). Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan karena
adanya stimulasi dari celiac plexus, namun gejala gastrointestinal biasanya tidak ada (Portis
& Sundaram, 2001)
5.Demam
Demam terjadi karena adanya kuman yang menyebar ke tempat lain. Tanda demam
yang disertai dengan hipotensi, palpitasi, vasodilatasi pembuluh darah di kulit merupakan
tanda terjadinya urosepsis. Urosepsis merupakan kedaruratan dibidang urologi, dalam hal
ini harus secepatnya ditentukan letak kelainan anatomik pada saluran kemih yang
mendasari timbulnya urosepsis dan segera dilakukan terapi berupa drainase dan pemberian
antibiotik (Purnomo, 2012)
6.Distensi vesika urinaria
Akumulasi urin yang tinggi melebihi kemampuan vesika urinaria akan menyebabkan
vasodilatasi maksimal pada vesika. Oleh karena itu, akan teraba bendungan (distensi) pada
waktu dilakukan palpasi pada regio vesika (Brooker, 2009)
10
1. Sumbatan : akibat pecahan batu.
2. Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.
3. Kerusakan fungsi ginjal : akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan
pengangkatan batu ginjal.
1.Terapi diet
Terapi diet ini terdiri dari terapi nutrisi dan terapi cairan. Terapi nutrisi berperan
penting dalam mencegah batu renal. Masukan cairan yang adekuat serta
menghindari makanan tertentu dalam diet juga dapat mencegah pembentukan
batu. Setiap klien yang memiliki riwayat batu renal harus minum paling sedikit 8
gelas air (+ 2-3 liter) dalam sehari untuk mempertahankan urin encer, kecuali
dikontraindikasikan. Natrium selulosa fosfat telah diteliti lebih efektif dalam
mencegah batu kalsium.
Adapun makanan yang harus dihindari atau dibatasi antara lain:
b. Garam meja dan makanan tinggi natrium, karena Na+ bersaing dengan Ca2+
dalam reabsorbasinya diginjal.
c. Makanan yang banyak mengandung purin penyebab asam urat adalah JAS
BUKET (Jerohan, Alkohol, Sarden, Burung dara, Unggas, Kaldu, Emping, dan
Tape), maupun BENJOL (Bebek, Emping, Nangka, Jerohan, Otak, dan Lemak).
Menurut Brunner And Suddarth (2002) Daftar makanan dan minuman yang harus
dihindari adalah sebagai berikut:
a.Produk susu : Semua jenis keju, susu dan produk susu lainnya, krim asam.
b.Daging, ikan.
11
c.Sayuran : Lobak, bayam, buncis, seledri, kedelai.
e.Roti : Roti murni, gandum, catmeal, beras merah, jagung giling, sereal.
2. Terapi Farmakologi
a. Antispasmodik
b. Antibiotik
Pemberian antibiotik dilakukan apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada
pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah dikeluarkan, batu
ginjal dapat dianalisis dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau
menghambat pembentukan batu berikutnya. Urin yang asam harus dibuat basa
dengan preparat sitrat (Chang 2009).
c. Analgesik
Opioid (injeksi morfin sulfat, petidin hidroklorida) atau obat AINS (NSAID’s)
seperti ketorolak dan naproxen dapat diberikan tergantung pada intensitas nyeri.
3. Terapi Kimiawi
12
1.Diuretik (tiazid) : Menurunkan eksresi kalsium ke dalam urin dan
menurunkan kadar parathormon. Efek samping gangguan metabolik,
dermatitis, purpura.
4. Herbal
Jus kulit manggis dan daun sirsak penghancur batu ginjal paling ampuh tanpa
menimbulkan efek samping. Daun sirsak berfungsi sebagai diuretik alami
penghambat terjadinya pembentukan batu yang baru dan penghancur batu yang telah
terbentuk dengan sangat efektif. Selain itu juga sebagai antioksidan yang sangat
tinggi berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta dapat mencegah infeksi
dan melancarkan peredaran darah sehingga urin (hasil buangan akhir lebih
sempurna). Serta banyak lagi kandungan daun sirsak seperti acetogenin, annocatin,
annocatalin, annohexocin. annonacin, annomuricin, anomourine, anonol, caclourine,
gentisic acid, gigantetronin, linoleid acid, muricapentosin yang sangat baik untuk
penderita batu ginjal.
Selain daun sirsak, khasiat kulit manggis tidak kalah pentingnya. Kulit manggis
mengandung suatu senyawa xanthone, yaitu zat antioksidan yang dapat melawan
radikal bebas. Senyawa ini baik untuk mengikis endapan di dalam tubuh seperti batu
ginjal, leburan batu ginjal akan terbuang bersama aliran urin.
13