Anda di halaman 1dari 12

TELAAH JURNAL KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI PERAWATAN BREAST ENGORGEMENT

PADA IBU POST PARTUM

OLEH :

KELOMPOK 12

1. SANG AYU MADE ESTY LESTARI ( 213221190 )


2. NI WAYAN WINDARI ( 213221201 )
3. NI KETUT SUSILAWATI ( 213221204 )
4. PUTU AYU LISTIAWATI ( 213221208 )
5. NI WAYAN JUNIASAIH ( 213221209 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
Beliau penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TELAAH JURNAL
KEPERAWATAN - IMPLEMENTASI PERAWATAN BREAST ENGORGEMENT PADA IBU
POST PARTUM ” tepat pada waktunya.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca
khususnya profesi perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan. Dalam kesempatan ini
penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, sehingga
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.

Denpasar, 12 Oktober 2021

Penulis

Kelompok 12

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
I.PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
II. ANALISA KEPUSTAKAAN ...........................................................................................3
III. PEMBAHASAN .............................................................................................................6
3.1 Ringkasan Tema Penelitian...............................................................................................6
3.2 Pertanyaan PICO...............................................................................................................6
3.3 Penyelesaian PICO ...........................................................................................................6
IV. PENUTUP ........................................................................................................................8
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................................8
4.2 Saran .................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

WHO (2006) mendefinisikan ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima
ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan
atau makanan padat lain, kecuali sirupyang berisi vitamin, suplemen mineral atau obat.
WHO juga merekomendasikan pemberian ASI saja pada bayi tanpa didampingi atau ditambah
makanan atau minuman lain sampai bayi berusia enam bulanPemberian ASI secara eksklusif
menurut Depkes (2003) adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan
minuman lain sejak dari lahir sampai usia 6 bulan, kecuali pemberian obat dan vitamin.

Data Departement of Health and Human Service (DHHS), pada tahun 2010 masyarakat
sehat mencanangkan target 75 % ibu- ibu menyusui dini bayinya, 50 % melanjutkan menyusui
bayinya hingga usia 6 bulan, dan 25% terus menyusui bayinya hingga usia 1 tahun, 40%
menyusui eksklusif selama 3 bulan, 17 % menyusui eksklusif selama 6 bulan, (DHHS,
2000).Rerata bayi di Indonesia hanya menerima asi kurang dari dua bulan. Halini dibuktikan
dari data SDKI periode 1997-2003, hanya 14% ibu diindonesia yang memberikan asi
eksklusif sampai enam bulan. Hanya3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama,
pemberian ASI padabayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-
5 bulan 13,9 dan antara 6-7 bulan 7,8%. Berdasarkan Riset KesehatanDasar (Riskesdas) 2010,
tingkat pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif diIndonesia baru 15,3% bayi yang mendapat
ASI ekslusif hingga enam bulan.

Sementara itu cakupan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat dalam kurun
waktu antara 1997 sebesar 10,8% menjadi 32,4% padatahun 2002. Sekitar 86% bayi
mendapatkan makanan berupa susuformula, makanan padat, atau campuran antara
ASI dan susuformula.Dampak yang terlihat pada bayi yangdiberi ASI tidak eksklusifadalah
memiliki resiko2,4 kali mengalami kematian apabila menderita ISPA dan 3.9 kali saat
menderita diare.

Kunci kesuksesan menyusui adalah sikap ibu, teknik menyusui,kepercayaan


diri ibu dan frekuensi menyusui. Keadaan setelah persalinan dan tindakan yang

1
dijalani ibu selama persalinan mempengaruhi sikap ibu secara individual dan peran sebagai
ibu baru.Keadaan ini dapat mengganggu pemberian asi eksklusif kepada bayi dan
menimbulkan adanya keluhan pada payudara berupa payudara bengkak.

Alasan terbanyak yang diungkap ibu yang mengalami payudara benkak adalah luka
pada abdomen yang masih terasa nyeri. Adanya lukaa bdomen menyebabkan fase taking in
berlangsung lebih lama, luka dijadikan alasan untuk takut menggendong bayi dan
menyusuinya.Sehingga angka kegagalan asi meningkat dan keluhan pada payudara meningkat.
Selain itu sikap ibu lain yang menyebabkan terjadinya payudara bengkak adalah karena bayi
tidak dirawat gabung bersamaibu sehingga tidak memiliki kesempatan untuk memberikan asi
mereka kepada bayi mereka. Kasus payudara bengkak lainnya disebabkan alasan nyeri
luka operasi SC.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk :

 Memaparkan informasi terkini dengan evidence based di area keperawatan terkait


dengan perawatan payudara bengkak
 Memberikan penjelasan tentang temuan terbaru atau inovasi di dunia keperawatan
terkaitdengan perawatan payudara bengkak

2
BAB II
ANALISIS KEPUSTAKAAN

Jika produksi ASI di kelenjar payudara lebih cepat dibandingkan dengan yang
dikeluarkan (baik dengan cara menyusui maupun dipompa),air susu ini akan tetap terkumpul
di dalam payudara. Aliran darah kepayudara pun, meningkat sehingga payudara pun menjadi
bengkak, padat dan terasa nyeri. Kondisi ini lebih sering terjadi atau dialami oleh ibu-ibu yang
baru melahirkan pertama kali dan biasanya agak lebih ringan pada ibu yang pernah menyusui
sebelumnya.

Tanda-tanda terjadi nya breast engorgement antara lain payudara terasa padat,
bengkak dan terasa nyeri, areola (bagian payudara yang berwarna hitam/kalang payudara)
mengeras dan kadangkala disertai dengan puting susu yang mendatar. Tanda lain dari breast
engorgement adalah bengkak dan nyeri kadang kala terasa hingga di bagian
ketiak/bawah lengan, kulit payudara juga terasa kencang, mengkilap danterasa hangat saat
disentuh.

Payudara yang membengkak ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain disebabkan
perubahan colostrum menjadi asi matang sekitar2-6 setelah melahirkan dan jika air susu yang
sudah dibentuk ini belumbisa dikeluarkan, maka payudara menjadi ‘penuh’ atau bengkak.
Faktorkedua yang mempengaruhi lainnya dikarenakan ibu sedang bekerja dantidak bisa
menyusui bayinya tanpa memompa payudara atau ketika ibu menyapih bayi tiba-tiba. Faktor
bayi yang mempengaruhi payudara bengkak adalah bayi tertidur sepanjang malam
dan bayi menolak menyusu.

Untuk mencegah terjadinya hal ini, sebaiknya susui bayi sesering mungkin atau saat
bayi menginginkan, dan mempelajari bagaimana caramemompa air susu, baik secara manual
maupun dengan pompa.

Cara mengatasi payudara bengkak adalah:

1. Bila air susu dapat mengalir keluar denganl ancar, maka dapat mencegah
terjadinya tekanan di dalam payudara yang diakibatkan terbendungnya air susu.Ibu
sebaiknya tahu bagaimana cara menyusui dengan baik dan benar.Disarankan

3
untuk mencegah dengan menyusui bayinya setiap 2-3 jam. Jika bayi terlahir prematur,
Ibu bisa memberikan ASI tanpa kendala dengan menggunakan pompa
2. Memberikan kompres dengan temperatur kompres dapat dipilih sesuai
kenyamanannya:
 Kompres hangat. Letakkan handuk hangat pada payudara atau berdiri di
bawah aliran air hangat saat mandi. Lakukan selama beberapa menit.
 Kompres dingin dengan meletakkan es (yang dibungkus handukbersih) selama
kurang lebih 10-15 menit (atau senyaman Ibu), lalu secara perlahan pijatlah
payudara. Jangan susui bayi saat payudara sedang dikompres dan tunggu sejenak
setelah payudara dikompres.
3. Melakukan pijat payudara dengan gerakan melingkar dari bagian terluar
payudara ke arah dalam (bagian areola dan puting). Gerakanini diharapkan dapat
mempelancar aliran air susu sehingga meredakan rasa penuh dan tidak nyaman pada
payudara.
4. Daun kubis hijau mentah dapat menjadi alternatif atasi kondisi ini untuk membantu
meredakan tersumbatnya payudara lebih cepat. Letakkan 1 helai daun ini di dalam
bra pada masing-masing payudara (seperti membungkus payudara), biarkan
selama kira-kira 20-30menit (atau hingga daun melayu) dan lakukan 2 kali sehari.
5. Mengeluarkan asi secara manual dengan menggunakan tangan atau pompa. Pastikan
asi yang dikeluarkan untuk mengatasi nyeri dantegang pada payudara.
6. Mandi dengan air hangat.
7. Menggunakan bra yang menopang dan sedikit longgar, karena bradengan ukuran yang
terlalu ketat menekan bagian bawah payudara

Dampak payudara bengkak adalah:

 Bayi tidak bisa menyusu dengan benar, sehingga dapat menimbulkan luka pada putting
 Saluran air susu akan tersumbat dan dapat menimbulkan infeksi kelenjar
payudara (mastitis)
 Suplai air susu berkurang. Ibu bisa menjadi menyerah dan berhenti menyusui bayi.

4
Ibu sebaiknya segera hubungi dokter bila:

1. Demam (suhu > 37,5º C) dan/atau menggigil


2. Merasa lelah atau seperti flu
3. Payudara bengkak, kemerahan, nyeri, terasa hangat
4. Puting susu merah, retak, kebiruan atau mengeluarkan darah
5. Pembengkakan tidak kunjung reda

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Ringkasan Tema Penelitian

Beberapa penelitian didapatkan mengenai intervensi kasus pembengkakan pada payudara


antara lain:

1. Penelitian oleh Arora, Vatsa & Dadhwal (2008) didapatkan implementasi


kompres hangat dan dingin serta kubis efektif untuk mengurangi pembengkakan pada
payudara dan nyeri yang dirasakan. Pembengkakan payudara sangat efektif
dikurangi dengan kompres dingin dan hangat ataupun menggunakan kubis
dingin.Tetapi untuk nyeri yang ditimbulkan lebih efektif kompres hangatdan dingin
dibanding kubis dingin.
2. Penelitian lain oleh Sandberg (1998). kompres dingin lebih efektif mengurangi
pembengkakan payudara dan nyeri yang ditimbulkan.Pemakaian bra menyusui dengan
ukuran yang sedikit lebih kecilmerupakan faktor resiko terjadinya pembengkakan
payudara
3. Roberts KL, Reiter M, Schuster D.(1998) menjelaskan pada penelitian bahwa
payudara bengkak yang diolesi krem berisi ekstrak kubis dibandingkan dengan
krem palsebo hasilnya adalah sama efektifnya menurunkan pembengkakan payudara.
Efek dingin yang diberikankrem yang mampu mengurangi pembengkakan payudara,
sehinggaperlu direkomendasikan kepada konsultan asi maupun petugaskesehatan
untuk melakukan konseling laktasi untuk mengurangi kejadian payudara bengkak

3.2 Pertanyaan PICO

Apakah kompres dingin dan mengeluarkan asi (manual atau disusukan) mampu
menurunkan ketegangan dan ketidaknyamanan payudara pada kasus payudara bengkak

3.3 Penyelesaian PICO


 Problem/populasi
Permasalahan pada ibu post partum sebagai dampak dari belum bisa
beradaptasi adalah kegagalan asi dan pembengkakan payudara.

6
 Intervensi
Intervensi yang diberikan pasien postpartum dengan pembengkakan
payudara dikelompokan dalam 3 kelompok yaitu implementasi kompres hangat
dan dingin serta kubis dingin, kompres dingin saja dan diolesikrem berisi
ekstrak kubis dingin. Setelah dilakukan ke tiga kelompok intervensi ini maka
dilakukan pengeluaran langsung dengan pompa atau manual atau disusukan
kepada bayi mereka.
 Compare
Berdasarkan hasil evaluasi implementasi terhadap pasien dengan
payudara bengkak didapatkan hasil bahwa:
1. Lebih cepat reda pembengkakan pada ibu dengan intervensi
dikompres dingin selama 10 menit pada tiap payudara kemudian
disusukan kepada bayi mereka dibanding dengan intervensi lainnya
2. Bila hanya dilakukan kompres pada payudara ketegangan bisa
menjadilemas lagi dalam waktu ± 3 jam melakukan kompres.
3. Pada intervensi langsung dikeluarkan dapat menyebabkan rasa
sakitpada payudara selain dari efek pembengkakan itu sendiri, tetapi
padakasus ini perawat mengambil inisiatif untuk merubah
implementasi dengan kompres dan memompa asinya serta
memberikannya kepada bayinya.
 Outcome
Kesimpulan yang dapat diambil adalah penyelesaian kasus
pembengkakan payudara dapat diatasi dengan kompres pada payudara selama
10 menit kemudian menyusui bayi. Intervensi lanjutan adalah bagaimana
mencegah agar tidak terjadi payudara bengkak pada ibu post partum.

7
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

penyelesaian kasus pembengkakan payudara dapat diatasi dengan kompres pada


payudara selama 10 menit kemudian menyusui bayi. Intervensi lanjutan adalah bagaimana
mencegah agar tidak terjadi payudara bengkak pada ibu post partum.

4.2 SARAN

Diharapkan agar ibu post partum dapat lebih mengetahui bagaimana perawatan
payudara yang baik dan dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
masalah yang terjadi pada masa post partum.

8
DAFTAR PUSTAKA
1. Arora, S.,Vatsa, M & Dadhwal, V (2008). A Comparison Of Cabbage Leaves Vs. Hot and
Cold Compresses in the Treatment of Breast Engorgement. Indian Journal of Community
Medicine. 33: 3, 160-162
2. Sandberg, C.A (1998). Cold therapy for breast engorgement in newmothers who are
breastfeeding. Tesis Proquest
3. Roberts KL, Reiter M, Schuster D.(1998). Effects of cabbage leaf extract onbreast
engorgement.J Hum Lact.14(3):231-6.
4. Harri, Anindita.How to Relieve Breast Engorgement.http://www.wikihow.com/Relieve-
Breast-Engorgement diunduh tgl 11november 2013

Anda mungkin juga menyukai