Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

SK DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HIPERTENSI DENGAN INTERVENSI KEPERAWATAN AROMA THERAPI
LAVENDER
PADA KELUARGA TN. YN DI LINGK. TENGAH SEMPIDI

NI NYOMAN HEMI KUSUMARINI


NIM: 193223097

PROGRAM STUDI S1 ALIH JENJANG ILMU KEPERAWATAN STIKES WIRA


MEDIKA BALI
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. SK DENGAN HIPERTENSI PADA
KELUARGA TN. YN DI LINGKUNGAN TENGAH SEMPIDI

1. Pengkajian
1.1 Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. SK
Umur : 70 Th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Bali
Alamat : Lingk. Tengah Sempidi
Tanggal Pengkajian : 13 -08-2020

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. YN
Umur : 42 Th
Hub. Dengan Pasien : Anak
Pekerjaan : PNS
Alamat : Lingk. Tengah Sempidi

2.1 Status Kesehatan


1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan bahwa akhir- akhir ini sering sakit kepala, merasa kaku pada
tengkuk dan susah tidur di malam hari . Pasien mengatakan sering terjaga saat tidur
malam dan susah untuk melanjutkan tidur lagi.
b. Riwayat perjalanan penyakit saat ini :
Pasien mengatakan sudah menderita hipertensi sejak tahun 2019 dan sempat putus
obat karena enggan berobat ke RS. Sejak beberapa bulan yang lalu pasien kembali
berobat ke klinik dan mendapatkan satu macam obat hipertensi, namun pasien minum
obat tidak teratur (kadang-kadang lupa). Dua minggu yang lalu pasien kontrol ke
klinik dan dari klinik di rujuk keRS untuk mendapatkan pemeriksaan dokter spesialis
karena tekanan darah pasien dikatakan cendrung masih tinggi dengan pengobatan yang
telah berjalan. Dari dokter spesialis pasien mendapatkan dua macam obat untuk
diminum.
Saat ini pasien mengeluh sakit kepala dan rasa kaku pada namun tidak menetap
dan susah tidur.
c . Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan saat ini sudah teratur minum obat sesuai anjuran dokter, sudah
mengurangi makan garam dan minum kopi serta memperbanyak konsumsi sayuran

2. Satus Kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah dialami :
pasien mengatakan tidak pernah menderita sakit yang serius
b. Pernah dirawat :
pasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit
c. Alergi :
pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi baik alergi makanan maupun obat-
obatan.
d. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :
Pasien mengatakan biasa minum kopi 2x sehari pada pagi dan siang hari
3. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada riwayat keluarga dengan hipertensi
4. Diagnosa Medis dan therapy
a. Diagnosa Medis : Hipertensi st 2
b. Therapy : Ramipril 1x 5 mg ( pagi) , Amlodipine 1x 10 mg( malam )
3.1 Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Persepsi pasien tentang sakit adalah suatu keadaan dimana seseorang sudah tidak
mampu lagi untuk beraktifitas karena penyakitnya hal itulah yang menyebabkan
pasien tidak teratur minum obat karena merasa kondisinya sudah baik. Pasien baru
merasa perlu minum obat saat keluhan sakitnya datang.
Selama ini pasien lebih sering diingatkan dan diajak untuk kontrol ke dokter dan
untuk teratur minum obat. Pasien jarang tidur siang dan berolahraga.
Namun saat ini pasien mengatakan sudah memahami pentingnya minum obat dan
sudah mulai belajar membiasakan diri untuk tidur siang
2. Pola Nutrisi-Metabolik
a. Sebelum sakit:
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan nasi lauk dan sayur, pasien suka
menambahkan garam pada makannya, minum air tidak lebih dari 6 gelas sehari. BB
pasien 60 kg. Tidak ada rasa kering di bibir dan tidak ada keluhan lemas pada tubuh.
b. Saat sakit:
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan nasi, lauk tempe, tahu dan lebih
banyak sayur serta mengurangi makan daging dan garam, minum 8- 10 gelas sehari
.BB pasien saat ini 60 kg, tidak ada keluhan lemas pada tubuh dan bibir pasien
tampak lembab.

3. Pola Eliminasi
a. BAB
1) Sebelum sakit:
Pasien mengatakan BAB 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi lembek bau khas
faeces
2) Saat sakit:
tidak ada perubahan pola BAB
b. BAK
1) Sebelum sakit:
Pasien mengatakan BAK 6-8 kali sehari
2) Saat sakit:
tidak ada perubahan pola BAK

4. Pola aktivitas dan latihan

a. Aktivitas

Tabel 3.1
Aktivitas

Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri 0
Makan dan minum 0
Mandi 0
Toileting 0
Berpakaian 0
Berpindah 0
0: Mandiri, 1: Alat bantu, 2: Dibantu orang lain, 3: Dibantu orang lain dan alat, 4:
Tergantung total.

b. Latihan
1) Sebelum sakit :
pasien mengatakan sehari- hari ia berjualan dipasar mulai pk 03. 00- pk. 10.00
wita pasien jarang berolah raga
2) Saat sakit ;
Pasien mengatakan tidak ada perubahan pola aktifitas, pasien masih bisa berjualan dan
melakukan kegiatan lainnya secara mandiri

5. Pola kognitif dan Persepsi


Pasien mengatakan akhir- akhir ini cepat lupa akan sesuatu hal, saat ini pasien sudah
mulai menyadari bahwa penyakitnya di sebabkan karena ketidakteraturannya dalam
meminum obat sesuai instruksi dokter dan tidak bisa menjaga pola hidup sehat.
6. Pola Persepsi-Konsep Diri
Citra diri : pasien mengatakan menyukai semua bagian dari tubuhnya.
Identitas diri: pasien mengatakan bernama Ny. SK berumur 70 th beralamat di lingk.
Tengah Sempidi Mengwi.
Peran diri : pasien mengatakan dia adalah seorang ibu dari 4 orang anak yang semua
sudah berkeluarga dan pasien mengatakan sudah memiliki 10 orang cucu.
Ideal diri : pasien mengatakan ingin sehat dan berjanji akan teratur minum obat agar
tekanan darahnya stabil.
Harga diri ; pasien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaan dan sakit yang di
deritanya.
7. Pola Tidur dan Istirahat
a. Sebelum sakit:
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa tidur pk. 21.00 wita - pk. 02.30 wita karena
pasien berjualan dipasar. Pasien hampir tidak pernah tidur siang.
b. Saat sakit:
Saat ini pasien mengatakan mulai tidur dimalam hari antara pk 22.00 wita – pk
03.30 wita . Pasien mengatakan susah untuk memulai tidur , kadang- kadang terjaga di
malam hari dan susah untuk melanjutkan tidur kembali. Pasien mengatakan mulai
belajar untuk beristirahat di siang hari kurang lebih 30 menit.
8. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan seorang istri dan ibu dari 4 orang anak yang semuanya sudah
berkeluarga dan memiliki 10 orang cucu. Pasien mengatakan memiliki hubungan yang
baik dengan semua anak dan menantunya serta bahagia dengan cucu- cucunya.
9. Pola Seksual-Reproduksi
a. Sebelum sakit:
Pasien mengatakan tidak ada masalah dan keluhan dengan organ reproduksinya.
b. Saat sakit:
Pasien mengatakan tidak ada masalah dan keluhan dengan organ reproduksinya

10. Pola Toleransi Stress-Koping


a. Sebelum sakit
Sebelum sakit pasien jarang terbuka dengan keadaan dan keluhan sakit yang
dialaminya.
b. Saat sakit
.Pada saat ini pasien mengatakan selalu terbuka dan selalu menyampaikan keluhan-
keluhan sakit yang dirasakannya baik kepada anak maupun kepada menantunya. Pasien
mengatakan cemas tentang keadaannya, tidak tahu tentang penyakit tekanan darah
tinggi yang dialaminya.

11. Pola Nilai-Kepercayaan

a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan beragama Hindu dan rajin menghaturkan sesajen setiap hari
serta sembahyang pada hari-hari raya Hindu seperti Purnama dan hari raya Hindu
lainnya.

b. Saat sakit
Pasien mengatakan tidak ada perubahan kebiasaan untuk menghaturkan sesajen
maupun sembahyang dalam kondisi saat ini.
4.1 Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum : keadaan umum baik
Tingkat kesadaran : compos mentis
GCS E= 4 , V= 5 , M= 6
2. Tanda-tanda Vital : TD = 150/90 mmHg, Frekuensi Nadi = 98 x/menit , Frekuensi
Napas = 20 x/menit, Suhu = 36,6 °C
3. Keadaan fisik

A. Kepala dan leher


a. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala normocepali, rambut sudah beruban penyebaran rambut merata
dan kulit kepala bersih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kepala.
b.Mata
Inspeksi : Mata kanan dan kiri simetris tidak ada perdarahan subkonjungtiva, tidak ada
oedema palpebral pupil isokor.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada mata.
c.Telinga
Inspeksi: Telinga kanan dan kiri simetris tidak ada lesi tidak ada serumen tidak ada
pengeluaran cairan atau darah dari telinga pendengaran baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
d.Hidung
Inspeksi : Bentuk hidung simetris, mukosa hidung lembab.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada keempat sinus.
e.Mulut
Inspeksi : Gigi bersih ada beberapa gigi yang sudah tanggal tidak ada peradangan pada
gusi, tidak ada pembesaran tonsil lidah bersih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
f.Leher
Inspeksi : Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran tyroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis, pasien dapat bicara secara normal.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

B. Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : paru perkusi sonor , jantung pekak
Auskultasi : Suara paru vesikuler, suara jantung S1S2 tunggal regular
C. Payudara dan ketiak
Inspeksi : Payudara simetris tidak tampak benjolan pada payudara , putting susu menonjol.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
Ketiak
Inspeksi : Ketiak simetris tidak tampak ada benjolan, tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri tekan.

D. Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar , tidak ada benjolan dan tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Perkusi abdomen timpani pada keempat kudran
Auskultasi : Bising usus normal 25 x/ menit.
E. Genetalia
Genetalia bersih
F. Integumen
Inspeksi : Warna kulit sawo matang tidak ada jejas dan tidak ada lesi pada kulit
Palpasi : Turgor kulit elastis
G. Ekstremitas
Atas
Inspeksi : Tangan kanan dan kiri simetris tidak ada lesi tidak ada clubbing finger.
Palpasi : Akral hangat, CRT < 2 detik.
Bawah
Inspeksi : Kaki kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi tidak ada oedema pada tungkai
bawah, tidak ada clubbing finger
Palpasi ; Kekuatan otot baik
H. Neurologis
* Pengkajian saraf kranial : kesadaran compos mentis GCS E4V5M6
*Pemeriksaan reflex : refleks patella positif
* Status mental dan emosi : tidak dikaji

5.1 Data Pengkajian Komplementer Pasien Hipertensi

a.Status kesehatan pasien saat ini


Pasien dengan hipertensi saat pengkajian pasien mengeluh sakit kepala ,rasa kaku
pada tengkuk namun hilang timbul dan mengeluh kadang- kadang susah tidur di malam
hari, sering terjaga dan susah untuk tidur lagi.

b.Riwayat pengobatan
Pasien mengatakan sudah berobat ke
dokter spesialis dan mendapatkan 2 macam obat yang yaitu
-Ramipril 5 mg yang di minum 1x sehari dipagi hari dan
-Amlodipine 10mg 1x sehari yang di minum malam hari sebelum tidur
c. titik- titik nyeri pasien saat pengkajian
Pada saat pengkajian pasien mengeluhkan nyeri di kepala di lokasi yintang,
pada tengkuk di GB 20 kanan dan kiri , GB 21 kanan dan kiri serta di TW 15
2. Analisa Masalah Keperawatan

Tabel 2.1
Masalah Keperawatan

DATA Etiologi MASALAH TTD


DS: Jantung bekerja keras Nyeri akut
pasien mengatakan sakit untuk memompa
kepala kadang- kadang
leher terasa kaku Hipertensi

P: sakit kepala Otak


Q: seperti ditusuk-tusuk
R: pada bagian depan Retensi pembuluh darah
dan belakang kepala otak meningkat
S: 4
T: hilang timbul Tekanan pembuluh darah Hemi
meningkat
DO:
-Pasien tampak meringis Nyeri kepala
-TD: 150/90 mmHg
-N: 98 x/menit Nyeri akut
DS:
Pasien mengatakan khawatir Faktor stres Ansietas
dengan penyakitnya,tidak
tahu tentang penyakit Kurang pengetahuan Hemi
hipertensi yang di deritanya
DO: ansietas
Pasien menanyakan tentang
penyakitnya dan
kemungkinan yang akan
terjadi, pasien tampak
gelisah

DS: Cemas/stress
pasien mengatakan susah Gangguan Pola
tidur di malam hari sering Gangguan frekuensi tidur Tidur Hemi
terjaga dan susah untuk
melanjutkan tidur lagi Frekuensi tidur menurun
DO:
Sulit tidur Ketidakpuasan tidur
Tidur kurang dari 6 jam
Tampak lingkaran hitam di Gangguan pola tidur
sekitar mata,pasien tampak
mengantuk
3. Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.1
Diagnosa Keperawatan
NO TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd
JAM TERATAS
DITEMUKAN I
1 13- 08- 2020 Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan 16-08- 20
16.00wita tekanan vaskuler serebral dan iskemia Hemi
ditandai dengan pasien mengeluh sakit
kepala bagian depan dan belakang, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan skala
nyeri 4 dari (0-10), nyeri dirasakan hilang
timbul, pasien tampak meringis, kadang-
kadang leher terasa kaku, , TD: 150/ 90
mmHg, N: 98 x/menit.

2 13-08-2020 Ansietas berhubungan dengan kurangnya


16.00 wita pengetahuan tentang penyakit yang diderita Hemi
ditandai dengan pasien mengatakan khawatir 16-08-20
tentang keadaannya, tidak tahu tentang
penyakit yang dideritanya, pasien tampak
gelisah

3 13-08-2020 Gangguan pola tidur berhubungan dengan Hemi


16.00 wita kecemasan ditandai dengan pasien mengeluh
susah tidur dan sering terjaga, pasien tidur 16-08-20
kurang dari 6 jam sehari tampak lingkaran
hitam pada mata
4. Rencana Keperawatan

Tabel 4.1
Rencana Keperawatan

Hari/ No Rencana Perawatan Ttd


Tgl Dx NOC NIC Rasional
Kamis, I Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri 1.Mengetahui
13/08/20 keperawatan selama 3 x Observasi tingkat penurunan
kunjungan diharapkan nyeri 1.Identifikasi skala nyeri ( PQRST) rasa nyeri
akut pasien terkontrol 2.Identifikasi respon nyeri non 2. mengetahui
dengan kriteria hasil: verbal skala nyeri pasien
1.Keluhan nyeri menurun 3.Identifikasi faktor yang 3. mengetahui
dengan skala 1-3 memperberat dan memperingan faktor-faktor yang
2.Tekanan darah nyeri memperberat dan
Systole 120-140mmHg Terapiutik, nursing treatment memperingan nyeri Hemi
Diastole 80-90mmHg 1.Berikan teknik nonfarmakologi dapat membantu
3.Frekuensi nadi 60-90x/mnt untuk mengurangi rasa nyeri dengan proses
4.Pasien tidak tampak pemberian aromatherapy lavender penyembuhan
meringis dan gelisah meliputi:
a.Periksa kontra indikasi therapy
pada pasien
b.Periksa tingkat kenyamanan
psikologis dan lokasi nyeri
c.Berikan aromatherapy lavender
dengan menggunakan diffuser
d.Evaluasi keberhasilan pemberian
aromatherapy
Edukasi
1.Edukasi teknik pemakaian
aromatherapy dengan menggunakan
difuser
2.Edukasi manajemen nyeri selain
penggunaan aromatherapi

Kamis 2 Setelah diberikan asuhan Observasi


13/08/20 keperawatan selama 3x 1.Identifikasi penurunan tingkat 1. Mengetahui
kunjungan diharapkan energi, ketidakmampuan tingkat energy dan
ansietas pasien berkurang berkonsentrasi atau gejala lain yang keidakmampuan Hemi
dengan kriteria hasil mengganggu kemampuan kognitif pasien
1.Pasien tahu tentang
penyakitnya. 2.Identifikasi tingkat pengetahuan 2.Mengetahui
2. Pasien mengatakan tidak pasien tingkat
khawatir lagi dengan pengetahuan pasien
keadaannya
3. Pasien bisa menerima 3.Identifikasi kesediaan, 3.Mengetahui
penyakitnya kemampuan menerima informasi kesiapan pasien
4. Pasien tahu cara relaksasi menerima
dengan aromatherapy informasi
dengan menggunakan
difuser 4.Identifikasi tehnik relaksasi yang 4. Mengetahui
pernah di gunakan pasien tehnik relaksasi
yang disukai pasien
5.Periksa ketegangan otot, frekuensi 5.Mengetahui
nadi, tekanan darah dan suhu respon tubuh
sebelum dan sesudah latihan sebelum dan
sesudah therapi
6. Monitor respon terhadap terapi 6. Mengetahui
relaksasi respon terhadap
therapy yang
diberikan

Terapeutik
1.Ciptakan lingkungan yang tenang 1.Lingkungan yang
tenang memberi
rasa nyaman
2.Beri informasi mengenai penyakit 2.Informasi tentang
yang di derita penyakit bisa
membantu pasien
lebih tenang dan
belajar menerima
keadaannya

3.Beri informasi mengenai 3.Penjelasan


persiapan dan prosedur tehnik tentang tindakan
relaksasi yang akan
dilakukan
memberi rasa aman
pada pasien

4.Gunakan relaksasi sebagai 4.Relaksasi


penunjang therapy medis misalnya dengan
memberi
aromatherapy bisa
membantu
memberi rasa
tenang dan nyaman
pada pasien

Kamis 3 Observasi
13/08/20 Setelah diberikan asuhan 1.Identifikasi pola aktifitas dan tidur 1.Mengetahui pola
keperawatan selama 3x aktifitas dan tidur
kunjungan diharapkan pola pasien
tidur pasien normal dengan Hemi
kriteria hasil 2.Identifikasi faktor pengganggu 2.Mengetahui
1.Pasien tidak susah untuk tidur faktor-faktor yang
memulai tidur mengganggu tidur
2.Pasien tidur 6-8 jam sehari pasien
dan tidak sering terjaga di
malam hari 3.Identifikasi makanan/minuman 3.Mengetahui
yang mengganggu tidur makanan/minuman
yang di konsumsi
pasien yang
mungkin
menyebabkan
gangguan tidur
seperti kopi, the dll

Terapeutik 1.Memberi
1.Modifikasi lingkungan lingkungan yang
nyaman untuk tidur
pasien
2Terapkan jadwal tidur rutin 2.Membiasakan
pasien tidur
terjadwal sesuai
kebutuhannya
3.Fasilitasi menghilangkan stress 3.Membantu pasien
sebelum tidur tidur lebih tenang

4.Lakukan prosedur untuk 4.Memberi


meningkatkan kenyaman misalnya perasaan relaks
pemberian aromatherapi pada pasien

Edukasi
1.Jelaskan pentingnya tidur selama 1.Memotifasi
sakit pasien untuk tidur
sesuai kebutuhan

2.Anjurkan menghindari 2.Meningkatkan


makanan/minuman yang kualitas tidur
mengganggu tidur

3.Ajarkan relaksasi dengan 3.Memberi


menggunakan diffuser aromatherapi perasaan tenang
dan relaks pada
pasien
5. Implementasi

Tabel 5.1
Implementasi Keperawatan
No Tgl / Jam No. Implementasi Respon Klien
Diagnosa

1 KAMIS 1 1.Observasi tanda-tanda vital DS: pasien mengatakan nyeri


13/08/20
2. Melakukan pengkajian nyeri pada belakang leher hingga
17.00 wita
kepala dengan skala nyeri 4 dari
(0-10) yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk, dan dirasakan
hilang timbul

DO: pasien tampak meringis


TTV: TD: 150/90 mmHg
S : 36,6oc
N : 98x/m, RR: 20x/mnt
R: 20X/mnt

17.30 wita 2 1.Mendengarkan keluhan pasien dan DS: pasien mengatakan cemas H
mengkaji perasaan pasien dengan penyakitnya, tidak tahu
tentang penyakit yang
dideritanya
DO: Pasien tampak gelisah dan
tidak tenang

2.Menjelaskan tentang penyakit yang DS: pasien mengatakan mulai


diderita mengerti tentang sakit yang H
dideritanya

DO: pasien tampak lebih


tennangdan tidak gelisah

3.Menjelaskan manfaat therapy dengan DS: pasien mengerti tentang


18.00 1,2,3
aroma therapy menggunakan diffuser manfaat aromatherapy dan H
mengatakan ingin mencoba

DO: Pasien terlihat tertarik


untutuk segera mencoba
penggunaan diffuser

DS: Pasien mengatakan


1.Menganjurkan pasien untuk relaksasi menyukai aroma bunga yang
19.30 1,2,3
dan memberikan therapy aromatherapy diberikan
lavender dengan menggunakan difuser
DO: Pasien tampak rileks

DS: pasien mengatakan sudah


1.Mengajarkan pasien untuk menggunakan mengerti tentang cara pemakaian
1,2,3
diffuser untuk aromatherapi diffuser dengan di tambahkan
minyak aroma therapy lavender
DS: pasien mengatakan akan
2. Menganjurkan pasien untuk beristirahat menggunakan amemakai diffuser
1,2,3
dan mencoba penggunaan diffuser dengan dengan aroma therapy l
aroma therapy lavender pada saat tidur lavender pada saat tidur malam
malam

DO: alat sudah siap untuk


3.Menyiapkan alat difusser dengan digunakan
20.00 1,2,3
aromatherapy lavender yang akan
digunakan pasien saat tidur malam

2 1.Observasi tanda-tanda vital DS: pasien mengatakan merasa


JUMAT 1 lebih segar nyeri kepala
2.Melakukan pengkajian nyeri
14/08/20
3.Mengkaji keluhan pasien dan berkurang,kaku di tengkuk masih
15.00 terasa dan bisa tidur lebih nyeyak H
perasaannya saat ini
di malam hari

DO: Pasien sudah bisa tersenyum


TTV

TD; 150/80mmHg N; 88x/mntrr:

18x/mnt S:36,5oc
Skala nyeri NRS 2-3
DS: Pasien memahami
Menjelaskan kepada pasien tentang
15.30 1,2,3 pentingnya istirahat dan tidur
pentingnya istirahat dan tidur untuk
untuk kesehatan dan
kesehatan dan pengaruhnya terhadap
pengaruhnya untuk tekanan darah
tekanan darah.

DS; pasien mengatakan mengerti


Menjelaskan kepada pasien tentang
dan berjanji untuk minum obat
16.00 1,2,3 pentingnya minum obat secara teratur
untuk menjaga kestabilan tekanan darah Teratur

DS:Pasien mengatakan sangat


Menganjurkan pasien untuk relaksasi dan
17.00 1,2,3 menyukai aroma Bunga lavender
memberikan aromatherapy lavender
dan membuatnya bisa tidur
dengan menggunakan difuser
dengan lebih nyenyak semalam

DO: Pasien tampak releks

Mengkaji perasaan pasien setelah DS: pasien mengatakan merasa


18.00
pemberian aroma therapi lebih relaks dan tenang, rasa
kaku pada tengkuk berkurang

DO: pasien tampak relaks

Menyiapkan diffuser dengan aroma


19.00
therapy lavender yang akan di gunakan
untu pasien saat tidur malam DO: Alat sudah siap digunakan

Anda mungkin juga menyukai