Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

PEMENUHAN NUTRISI PADA Ny. S

DI RUANG ARJUNA 2 RSD K.R.M.T. WONGSONEGORO SEMARANG

DISUSUN OLEH :

TIARA DIBA

P1337420120093

PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2022
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
PASIEN DENGAN TB PARU
DI RUANG ARJUNA 2
RUMAH SAKIT DAERAH K.R.M.T. WONGSONEGORO
SEMARANG

Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2022 – 19 Mei 2022

Ruang/RS : Arjuna 2/ RSD. K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang

A. BIODATA
1. Biodata Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 44 Tahun
Alamat : DK. Pengkol RT 4/RW 7 Rowosari, Tembalang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Bekerja di Apotek
Tgl. Masuk : 13 Mei 2022
Dx. Medis : Dispnea, Colic Abdomen
No. Reg : 097175
2. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 30 Tahun
Alamat : DK. Pengkol RT 3/RW 7 Rowosari, Tembalang
Pekerjaan : SPG
Hubungan : Adik Kandung
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh napas sesak, mual, pusing, dan nyeri ketika buang air kecil.
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Awalnya, pasien merasa sesak napas dan perut membesar selama 2
minggu. Pasien diperiksakan ke klinik namun tidak membaik. Setelah itu
pasien di bawa ke rumah sakit untuk memeriksa gejala dan keluhan yang
dialami.
2. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pada tahun 2019 pasien pernah mengalami TBC. Pasien merasa sesak dan
dibawa ke klinik. Namun, pengobatan pada pasien tidak tuntas sehingga
pasien putus obat.
3. Riwayat Keperawatan Keluarga
Dari keluarga pasien ada riwayat penyakit paru, yaitu ibu kandung pasien.
D. PENGKAJIAN MODEL KONSEPTUAL
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan penyakit yang diderita hanya penyakit ringan,
sehingga pasien berfikir lama kelamaan akan sembuh sendiri
Setelah sakit :
Pasien sudah mengetahui jenis penyakit yang dideritanya. Pasien
mengeluh dengan kondisinya yang terkadang mual dan sesak ketika
bernapas.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit :
Pasien makan teratur 3 kali sehari dengan porsi cukup. Untuk jenis makan
yang dikonsumsi pasien rutin makan nasi, sayur, buah dan juga daging
yang dimasak sendiri di rumah. Pasien tidak suka mengonsumsi
gorengan. Untuk minumnya pasien sering minum teh hangat manis.
Untuk air putih pasien mengkonsumsi dengan cukup.
Saat sakit :
Pasien mengatakan nafsu makannya sedikit terganggu karena mulutnya
tidak nyaman ketika makan dan pasien hanya mau menghabiskan
makanannya 2-3 sendok saja. Pasien hanya mengkonsumsi makanan dari
rumah sakit dan kadang ditambah dengan mengkonsumsi buah. Pasien
tidak terpasang NGT. Diit Tingi Kalori Tinggi Protein.

3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
Pasien BAB rutin dua kali dalam sehari, dengan konsistensi lunak, warna
normal. Pasien sering BAK dalam sehari dengan warna urin kekuningan.
Saat sakit :
Pasien hanya bisa BAB sekali dalam sehari dengan konsistensi sedikit
keras. Pada hari kedua, pasien terpasang kateter untuk BAK karena
kondisinya yang sulit untuk berkemih. Dalam 24 jam urine yang
dihasilkan oleh pasien sekitar 2000 ml dengan warna kuning kecoklatan.

4. Pola Istirahat dan Tidur


Sebelum sakit :
Pasien biasa tidur kurang lebih 7-8 jam perhari. Pasien tidak memiliki
kebiasaan meminum obat ketika ingin tidur.
Saat sakit :
Beberapa hari pertama di rumah sakit pasien tidak bisa tidur karena pasien
merasakan sesak napas dan rasa tidak nyaman yang berlebihan.
Terkadang pada malam hari pasien sulit untuk tidur sehingga pasien
terkadang tidak tidur sesuai jamnya.

5. Pola Aktivitas dan Latihan


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari yaitu bekerja di apotek dan bisa
melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain.

Saat sakit :
Aktivitas pasien ketika sakit sedikit ketergantungan oleh orang lain. Dan
gerakan pasien juga terbatas karena terpasang infus dan juga nasal kanul.
Pasien pada saat melakukan kebersihan diri, serta mobilisasi harus
dibantu dengan orang lain. Pasien merasakan lemas yang berlebihan.

NO Pola Aktivitas 0 1 2 3 4

1 Makan dan Minum √

2 Toiletting √

3 Berpakaian √

4 Mobilitas ditempat tidur √

5 Berpindah √

6 Ambulasi √

7 Naik Tangga √

Keterangan

0 : Mandiri

1 : Di bantu sebagian

2 : Di bantu orang lain

3 : Dibantu orang dan peralatan

4 : ketergantungan/ tidak mampu

Pengkajian resiko jatuh :

a. Riwayat jatuh (pasien pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir)


:0
b. Diagnosa sekunder (pasien memiliki lebih dari 1 penyakit)
: 15
c. Alat bantu jalan (bed rest/dibantu perawat)
:0
d. Teraphy intravena (terpasang infus)
: 20
e. Gaya berjalan (lemah tak bertenaga)
:0
f. Status mental (pasien memiliki keterbatasan daya ingat)
:0
Jumlah Skor = 35 (Resiko Sedang)

6. Pola Peran atau Hubungan


Sebelum sakit :
Pasien sebagai seorang ibu dan istri. Hubungan pasien dengan kakak,
adik, keluarga, serta tetangganya sangat baik.
Saat sakit :
Pasien selama sakit masih tetap sama peranannya di dalam keluarga.
Keluarga dan teman pasien sangat menyayangi pasien terlihat setiap hari
pasti ada yang mengunjungi pasien. Hubungan dengan keluarga pasien
masih sangat baik walau pasien sakit.

7. Pola Persepsi Sensori


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan kognitif-sensori seperti
penglihatan, pendengaran, berbicara, mengingat, dan sebagainya.
Setelah sakit :
Pasien bersikap tidak komunikatif. Namun, terkadang pasien mau
menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh perawat. Ketika dikaji, pasien
tidak mau bercerita tentang penyakitnya dan apa yang dirasakan sehingga
perawat harus bertanya ke keluarga pasien.
Penglihatan : baik
Perabaan : baik
Penciuman : baik
Pendengaran : kurang baik
Pengecapan : kurang baik

8. Pola Persepsi Diri


Sebelum sakit :
Pasien belum mengetahui apa penyakitnya dan pasien tidak menghindari
hal yang membuat dirinya sakit.
Setelah sakit :
Pasien sudah mengetahui penyakitnya.
Body image : optimis dengan kondisi tubuhnya pasti akan sembuh
Identitas diri : pasien mengetahui tentang penyakitya dan
keadaannya saat ini
Harga diri : pasien merasa rendah diri dengan keadaannya
Ideal diri : pasien percaya bahwa kondisinya akan membaik dan
sehat

9. Pola Seksualitas
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dari organ seksualnya. Pasien
adalah seorang istri.
Setelah sakit :
Tidak ada perubahan dan gangguan pada organ seksualnya.
10. Pola Koping
Sebelum sakit :
Pasien berkata, sebelum sakit teman-teman pasien selalu meyemangati
dan mendukung pasien ketika mengambil keputusan.
Setelah sakit :
Pasien khawatir atas penyakitnya karena badannya susah digerakkan dan
terasa nyeri sepanjang hari. Meskipun begitu, keluarga dan teman pasien
sangat memberi dukungan pada pasien untuk melawan penyakitnya.

11. Pola Kepercayaan


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan selalu shalat 5 waktu dan taat kepada Allah SWT.
Setelah sakit :
Pada saat perawatan, pasien mengatakan selalu berdoa kepada Allah SWT
supaya diberi kesembuhan, dan yakin bahwa Allah akan menyembuhkan
sakitnya. Pasien selalu beristighfar dan mendengarkan tausiah serta dzikir.

E. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan umum : Ringan
2. Kesadaran : Cosposmentis/ GCS : E4M6V5
3. TTV : TD : 128/89 mmHg

N : 90x/menit

S : 36,5 oC

RR : 21 x/menit

SPO2 : 97 % NK 5 liter per menit

BB : 20,1 kg

4. Pengkajian Fisik
a. Kepala
Rambut : Warna dominan hitam, rambut tipis sedikit ikal,
rambut pasien bersih, rambut pasien sedikit
beruban.
Kulit kepala : Kulit kepala pasien normal tidak ada luka
b. Kulit
Kulit normal, turgor kulit kembali dengan cepat, kulit pasien tidak
kering. Warna kulit pucat.
c. Mata
Bentuk : bentuk mata bulat, simetris anatara kanan dan kiri
Conjungtiva : anemis
Sclera : tidak ada ikteric
Pupil : normal berbentuk bulat
Katarak : tidak terdapat katarak
Fungsi penglihatan baik.
d. Hidung
Septum deviasi tidak ada, tidak ada polip, rongga hidung terlihat
bersih. Pasien tidak cuping hidung.
e. Telinga
Daun telinga : bersih, simetris antara kanan dan kiri
Liang telinga : bersih dengan sedikit serumen
Fungsi : telinga berfungsi baik
Tidak ada gangguan pada telinga.
f. Mulut
Mulut tidak berbau, bibir tampak kering dan pucat, lidah berwarna
merah muda, mukosa normal, bibir tidak ada sariawan.
g. Gigi
Gigi pasien berfungsi dengan baik. Tidak terdapat gigi palsu.
Giginya masih utuh. Dan pasien tidak ada caries pada giginya.
h. Leher
Leher bersih, tidak ada pembesaran limfe dan kelenjar tiroid.
i. Neuromuskuler
Pasien mengatakan tetapi masih bisa untuk bergerak. Pasien bisa
merubah posisinya secara mandiri.
j. Thorax
 Inspeksi: dada simetris, warna putih kecoklatan, tidak ada luka,
tidak ada benjolan
 Perkusi: resonan
 Palpasi: tidak ada nyeri tekan
 Auskultasi: tidak ada suara napas tambahan, ronchi
k. Cardiovaskular
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, iktus cordis teraba di
intercostal V midclavicular sinistra
 Perkusi : Suara jantung pekak, tidak ada pembesaran 
jantung
 Auskultasi : Tidak ada murmur
l. Abdomen
 Inspeksi : Warna kulit sama dengan warna kulit bagian tubuh
lainnya, tidak ada peregangan, tidak ada hernia umbilika, tidak ada
spider navy. Ada penggunaan otot bantu napas.
 Auskultasi : bising usus 22x/menit
 Palpasi : suara timpani
 Perkusi : Tidak ada pembesaran hati dan limfa, terdapat
nyeri tekan di perut bawah.
m. Genetalia
Pada hari pertama pengkajian, pasien tidak terpasang pampers
maupun kateter. Namun, setelah itu pasien menggenakan pampers
untuk BAB dan BAK. Pada hari kedua, pasien menggunakan
kateter untuk BAK.
n. Ektremitas
Ekstremitas kiri dan kanan atas masih berfungsi dengan baik.
Sedangkan ekstremitas bawah kiri dan kanan berfungsi dengan
cukup baik.

Rentang gerak :
Kanan Kiri
Atas Bebas Bebas

Bawah Bebas Bebas

Penyebab perubahan rentan gerak pada ekstermitas kiri dan kanan


bawah pasien menjadi terbatas karena adanya nyeri pada ulu hati.
Kekuatan otot :
Kanan Kiri

Atas 5 5

Bawah 4 4
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 13 Mei 2022

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hemoglobin 13 g/dL 11.7 –13.5
Hematrokit 41.90 % 35 – 47
Jumlah Eritrosit 4.19 /uL 4.2 – 5.4
Jumlah Lekosit 10.7 /uL 3.6 –11.0
Jumlah Trombosit H 273 % 150 – 400
MCV 100 fL 80 – 100
MCH 31.3 pg 26 – 34
MCHC 31.3 % 32 – 36

Netrofil H 73.9 % 50.0 – 70.0


Netrofil Absolut 7.87 10^3 / ul 1.8 – 8
Limfosit L 13.4 % 25.0 – 40.0
Limfosit Absolut 1.4 10^3 / ul
Monosid H 12.2 % 2.0 8.0
Eosinofil L 0.3 % 2–4
Basofil 0.2 % 0–1
HFLC 0.2 % 0.0 – 1.4
NLCR 5.62
Immature Granulositik 0.6
Kimia Klinik :
Glukosa Darah Sewaktu H 56 mg/dL 70 – 110
Ureum H 33.4 mg/dL 17.0 – 43.0
Creatinin H 0.7 mg/dL 0.5 – 0.8
Natrium L 131 mmol/L 135.0 – 147.0
Kalium 5.50 mmol/L 3.50 – 5.0
Calsium 1.11 mmol/L 1.00 – 1.15
2. Pemeriksaan EKG pada tanggal 06 Mei 2022
 Vent rate> : 100 bpm
 Sinus tachycardia
3. Ro Thorax tanggal 06 Mei 2022
 Gambaran bronkopneumonia. Diagnosa: TB Paru
G. PROGRAM TERAPI

PROGRAM DAN
DOSIS FUNGSI
TERAPI

Infus: menggantikan cairan


NaCl s/s Aminofluid 20 tpm tubuh yang hilang,
mengoreksi
ketidakseimbangan
elektrolit, dan menjaga
tubuh agar tetap
terhidrasi dengan baik.

Injeksi
Ranitidin 2x1 mencegah dan mengobati
gejala sakit perut yang
berhubungan dengan
gangguan pencernaan
dan asam lambung.

Mecobalamin 1x 500 mengatasi kekurangan


vitamin B12

Metylprednisolone 2x62,5 mencegah pelepasan zat


dalam tubuh yang
menyebabkan
peradangan.

Furosemide 1x1 mengatasi penumpukan


cairan di dalam tubuh
atau edema.

Resfar 2 x 600 perawatan Overdosis


parasetamol, Keracunan
parasetamol, Lendir
menipis, Pencegahan
nefropati

Levo 1x750 obat antibiotik yang


bermanfaat untuk
mengobati penyakit
akibat infeksi bakteri,
seperti pneumonia,
sinusitis, prostatitis,
konjungtivitis, infeksi
saluran kemih, dan
infeksi kulit.
PO:

Ulsafat 3 x 2 cth pengobatan pada tukak


lambung dan usus,
gastritis kronik.

Ursodeocxycholic 3x1 mengatasi batu empedu


berukuran kecil yang
tidak bisa dioperasi dan
mencegah pembentukan
batu empedu pada pasien
obesitas yang sedang
menjalani penurunan
berat badan.

Curcuma 3x1 membantu menambah


atau meningkatkan nafsu
makan, membantu
menjaga daya tahan
tubuh serta membantu
memelihara fungsi hati.

Cpg 1x1 mengencerkan darah dan


mencegah pembekuan
darah sehingga
menurunkan risiko
serangan jantung dan
stroke.

Codein 3 x 10 Meredakan nyeri ringan


hingga sedang

Pengobatan TB
Nebul/8 jam 0.5 mg/2mL mengobati profilaksis
Flixotide Nebule pada asma ringan, sedang
& berat pada orang
dewasa dan anak-anak
usia di atas 1 tahun.

combivent 2,5 ml ampul mengontrol gejala dari


sesak napas pasien

H. DAFTAR MASALAH

No Tanggal/Jam Data Fokus Diagnosa Etiologi TTD


Keperawatan
1. Selasa, 17 DS : Defisit nutrisi
Mei 2022 Pasien mengatakan merasa berhubungan
(15.30 WIB) sesak napas dan mual dengan
ketika makan. ketidakmampuan
DO : mencerna
TD : 128/89 mmHg makanan ditandai
N : 90/menit dengan berat
S : 36,5 C badan menurun
RR : 21 kali/menit
SPO2: 99 %
- Sulit untuk
berbicara
- Terpasang NK 5
lpm
- Pasien tampak
pucat dan lemah
- Terlihat
penggunaan otot
tambahan untuk
bernapas
- Pola napas pendek
- Kekuatan otot
pasien 5544
2. Selasa, 17 DS: Risiko
Mei 2022 - Pasien mengeluh ketidakseimbanga
(15.30 WIB) lemas dan pusing n elektrolit
- Pasien mengatakan berhubungsn
tidak suka minum air dengan
putih ketidakseimbanga
- Pasien mengatakan n cairan
nyeri dan susah untuk
BAK
DO:
 Klien tampak lemah
 Klien tampak
kesusahan saat BAK
sehingga harus
dibantu untuk
memposisikan dirinya.
TD : 128/89 mmHg
N : 90/menit
S : 36,5 C
RR : 21 kali/menit
SPO2: 99 % NK5
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
ditandai dengan berat badan menurun
 Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan
J. RENCANA KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Intervensi TTD
/ Keperawata Kriteria Hasil
Jam n
1. Selasa, Defisit Setelah 1. Manajemen nutrisi
17 Mei nutrisi b.d. dilakukan
Observasi
2022 ketidakmamp intervensi
(16.00 uan selama 3x24 - Identifikasi status nutrisi
WIB) mencerna jam, - Identifikasi alergi den
makanan diharapkan Intoleransi makanan
d.d. berat pasien dapat: - Identifikasi makanan yang
badan 1. Porsi disukai
menurun makanan - Identifikasi kebutuhan kalori
yang dan jenis nutrien
dihabiskan - Identifikasi perlunya
meningkat penggunaan selang nasogastrik
2. Kekuatan - Monitor asupan makanan
otot - Monitor berat badan
menelan - Monitor hasil penariksaan
meningkat laboratorium
3. Perasaan
Terapeutik
cepat
kenyang - Lakukan oral hygiene
berkurang sebelum makan, jika perlu
4. Frekuensi - Fasilitasi menentukan
makan pedoman diet (mis. piramida
membaik makanan)
5. Nafsu - Sajikan makanan secara
makan menarik dan suhu yang sesuai
membaik - Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berkan suplemen makanan,
jika perlu
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogatrik jika
asupan oral dapat ditoleranal

Edukasi

- Anjurkan posisi duduk, jika


mampu,
- Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. pereda nyeri,
antlernetik), jika pertu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perfu
2. Promosi berat badan

Observasi

- Identifikasi kemungkinan
penyebab BB kurang
- Monitor adanya mual dan
muntah
- Monitor jumlah kalori yang
dikonsumsi sehari-hari
Minitor berat badan
- Monitor albumin, limfosit,
dan elektrolit, serum

Terapeutik

- Berikan perawatan mulut


sebelum pemberian makan,
jika perlu
- Sediakan makanan yang tepat
sesual kondisi pasien (mis
makanan dengan takatur
halus. makanan yang
diblendar, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau
gastrostomi, total perenteral
nutrition sesuai indikasi)
- Hidangkan makanan secara
menarik
- Berikan supleman, jika pertu
- Berikan pujian pada
pasien/keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
Edukasi

- Jelaskan jenis makanan yang


bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
- Jelaskan peningkatan asupan
kalori yang dibutuhkan

2. Selasa, Risiko Setelah 1. Pemantauan Cairan


17 Mei ketidakseimb dilakukan
Observasi
2022 angan intervensi
(16.00 elektrolit b.d. selama 3x24 - Monitor frekuensi dan
WIB) ketidakseimb jam, kekuatan nadi
angan cairan diharapkan: - Monitor frekuensi napas
1. Keseimbanga - Monitor tekanan darah
n cairan - Monitor berat badan
meningkat - Monitor waktu pengisian
2. Asupn cairan kapiler
meningkat - Monitor elastisites atau turgor
3. Asupan kulit
makanan - Monitor jumlah, warna dan
meningkat berat jenis urine
4. Berat badan - Monitor kadar albumin dan
meningkat protein total
- Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis, osmolarttas
serum, hematokrit, natrium,
kallum, BUN)
- Monitor Intake dan-output
cairan
- Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis. frekuensi
nadi meningkat, nedi teraba
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa
kering, volume urin menurun,
hematokrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine
meningkat, berat badan
menurun dalam waktu
singkat)
- Identifikasi tanda-tanda
hipervolemia (mis, dispnea,
edema perifer, odema, berat
badan menurun dalam waktu
singkat)
- Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan
(mis, prosedur pembedahan
mayor, trauma/perdarahan,
luka bakar, aferosis, obstruksi
intestinal, peradangan
pankreas, penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi intestinal)

Terapeutik

- Atur interval waktu


pemantauan sesual dengan
kondisi pasien

Edukasi
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2. Manajemen Diare

Observasi

- Identifikasi penyebab diare


(mis. Inflamasi
gastrointestinal, iritasi
gastrointestinal, prosse
infeksi, malabsorpsi,
ansietas, stres, efek obat-
obatan, pemberian botol
susu) Identifikasi gejala
invaginasi (mis, tangisan
keras, kepucatan pada bayi)
- Monitor wama, volume,
frekuensi, dan konsistensi
tinja
- Identifikasi riwayat
pemberian makanan
- Monitor tanda dan gejala
hypovolemia (mis.
takikardia, nadi teraba
lemah, tekanan darah turun,
turgor kulit turun, mukosa
mulut kering, CRT
melambat, BB menurun)
- Monitor iritasi dan ulserasi
kulit di daerah perianal
- Monitor jumlah pengeluaran
diare
- Monitor keamanan
penyiapan makanan
- Berikan asupan cairan oral
(mis larutan garam gula,
oralit, pedialyte, renalyte)

Terapeutik

- Berikan cairan intravena


(mis. ringer asetat, ringer
laktat), jika perlu darah
lengkap dan elektrolit
- Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan
- Ambil sampel feses untuk
kultur, jika perlu

Edukasi

- Anjurkan makanan porsi


kecil dan sering secara
bertahap
- Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan mengandung
laktosa

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/spasmolitik
(mis, papaverin, ekstak
belladonna, mebeverine)
- Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses (mis.
otopulgit, smektit, kaolin-
pektin)
- Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas (mis.
loperamide, difenoksilat)

K. TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tanggal/Jam Tindakan Respon Tanda
Keperawatan Pasien Tangan
1. Selasa, 17 Mei Melakukan DS: Pasien mengatakan ia
2022 17.00 pengkajian TTV merasa sesak dan mual
dan pengukuran ketika setelah makan siang
berat badan pada
DO:
pasien
TD: 128/89

N: 90

RR: 21

Suhu: 36,5o

SPO2: 99% NK 5 lpm

BB: 20,1 kg

TB: 148 cm
Melakukan DS: awalnya pasien tidak
nebulisasi pada mau dinebulisasi karena
pasien dengan obat tidak ada anggota keluarga
combivent 2,5 ml yang menemani
ampul yang
DO:
bertujuan agar bisa
mengontrol gejala SPO2: 99 %
dari sesak napas
pasien
Memonitor urine: DS: Pasien tidak
warna, jumlah mengenakan kateter dan
kesusahan ketika berkemih
sehingga perlu dibantu oleh
perawat dengan
menggunakan pispot.

DO: Jumlah urine pasien +-


500 cc dengan warna coklat
keruh

Memposisikan DS: pasien berkata ia merasa


pasien pada posisi lebih baik setelah diposisi
duduk dengan duduk dan merasa lebih
tujuan nyaman
memertahankan
DO: Pasien lebih bisa
posisi nyaman
mengatur napasnya dan
pasien
merasa lebih nyaman

Memberikan cairan DS: pasien kooperatif dan


intravena: Ringer mau diberikan cairan infus
Lactate pada RL
pasien dengan DO: Infus yang diberikan
tujuan pada pasien 20 tetes per
mempertahankan menit
hidrasi dan
mengembalikan
cairan tubuh pada
pasien.
2. Rabu, 18 Mei Mengukur tanda- DS: pasien mengeluh tidak
2022 tanda vital dan bisa tidur dan pusing
11.00 WIB berat badan pasien
DO:

TD: 110/79

N: 100

RR: 21

SPO2: 98% NK5

BB: 20,4 kg

TB: 148 cm

Mengidentifikasi DS: Pasien tidak mau makan


kebutuhan kalori sesuai dengan kebutuhan
pasien kalorinya karena pasien
merasa mual

DO:

Perhitungan kebutuhan
kalori: (447,6 + 9,25 x berat
dalam kilogram) + (3,10 x
tinggi dalam sentimeter) –
(4,33 x usia dalam tahun)

(447,6 + 9,25 x 20,4) + (3,10


x 148) – (4,33 x 44) =
841,58 kal

Menurut perhitungan,
jjumlah kalori yang sesuai
dengan BB, TB, dan umur
pasien adalah 841,58 kal.
Namun, normalnya, orang
dewasa membutuhkan 2000
kalori per hari untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisinya.

Memberikan DS: pasien tidak betah


nebulisasi pada diberikan nebul lama-lama
pasien dengan obat karena merasa kepanasan
Combivet UDV
DO: napas pasien tidak
dan Flixotide
sesak, tetapi pasien sangat
Nebule
mengatur pola napasnya.

TD: 110/81

N: 103

RR: 22

SPO2: 98% NK5

Memasang kateter DS: Pasien merasa tidak


pada pasien karena nyaman dengan
sulit berkemih menggunakan kateter

DO: Pasien mampu


berkemih tanpa dibantu.
Urine pasien 1150 cc dengan
warna coklat.

5. Kamis, 12 Mei Mengukur tanda- DS: Pasien berkata masih


2022 tanda vital dan pusing dan tidak nyaman
11.35 WIB berat badan pasien ketika tidur. Pasien sudah
yang berfungsi mau makan lebih dari 3
untuk mengetahui sendok namun masih merasa
perkembangan mual.
pasien
DO:

TD: 120/75

N: 93

RR: 22

SPO2: 99% NK 5

BB: 20,5

TB: 148

Memberikan DS: Pasien sudah merasa


nebulisasi pada lebih baik dan tidak sesak
pasien dengan napas.
menggunakan obat
DO: saturasi oksigen pasien
Budesonide dan
meningkat 100%
Combivent UDV
Monitor warna, DS: Pasien berkata bisa
volum, frekuensi, untuk bab sendiri dengan
konsistensi BAB menggunakan pampers.
pasien
DO: Dalam sehari pasien
BAB 1x dengan konsistensi
lunak agak cair dengan
warna kuning kecoklatan.

L. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Catatan Keperawatan TTD

Selasa, 17 Mei Defisit nutrisi S : Pasien mengatakan masih mual


2022 berhubungan dengan ketika hendak makan dan setelah
20.30 WIB ketidakmampuan makan
mencerna makanan
O : Tidak ada kenaikan berat badan
ditandai dengan berat
pada pasien, pasien masih
badan menurun
mengenakan NK 5 lpm

A : Masalah belum teratasi, pasien


masih merasakan mual dan
membutuhkan pengobatan

P : Intervensi dilanjutkan

Risiko S : Pasien mengatakan tidak mau


ketidakseimbangan minum air putih dan hanya
elektrolit berhubungan minum sebanyak 600 ml
dengan
O : Pasien diberikan infus RL 20 tpm.
ketidakseimbangan
Pasien menggunakan pispot
cairan
untuk berkemih dan kadang
masih meminta tolong perawat
untuk memposisikan pasien
dalam keadaan duduk agar
mudah berkemih

A: Masalah belum teratasi, pasien


belum bisa untuk berkemih
sendiri tanpa dibantu

P: Intervensi dilanjutkan

Rabu, 18 Mei Defisit nutrisi S : Pasien masih tidak mau makan dan
2022 berhubungan dengan hanya mau makan 2-3 sendok
14.00 WIB ketidakmampuan saja
mencerna makanan
O : Ada kenaikan berat badan pada
ditandai dengan berat
pasien sebanyak 0,3 kg
badan menurun
A : Masalah belum teratasi, pasien
masih susah untuk makan dan
masih lemas

P : Intervensi dilanjutkan

Risiko S : Pasien berkata tidak nyaman


ketidakseimbangan menggunakan kateter
elektrolit berhubungan
O : Awalnya pasien menggunakan
dengan
pampers, tetapi kini sudah diganti
ketidakseimbangan
dengan menggunakan kateter.
cairan
Jumlah urine 1150 cc dengan
warna kuning kecoklatan

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan

Kamis, 19 Defisit nutrisi S : Pasien berkata sudah mau makan


Mei 2022 berhubungan dengan lebih dari 3 sendok dan tidak
14.00 WIB ketidakmampuan mual
mencerna makanan
O : Ada kenaikan berat badan pada
ditandai dengan berat
pasien sebanyak 0,3 kg
badan menurun
A : Masalah sedikit teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Risiko S : Pasien berkata ia sudah cukup


ketidakseimbangan nyaman dengan menggunakan
elektrolit berhubungan kateter
dengan
O : Pasien mampu untuk berkemih dan
ketidakseimbangan
merasa nyaman. Jumlah urine
cairan
pasien 800 cc dengan warna
kuning kecoklatan

A : Masalah sedikit teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai