Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH KEPERAWATAN PALIATIF

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Paliatf Menjelang Akhir Hayat

Dosen pengampu: Rosmiati Saleh, SKM, M.Kes

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. Arly Noor Ramadhani P1337420320015


2. Kharisma Yogi Fitriana P1337420320016
3. Vella Cahya Mutiara P1337420320023
4. Yeni Arina Manasikana P1337420320024
5. Renita Septiani P1337420320029
6. Kristiani Wulandari P1337420320032
7. Aike Yolanda P1337420320037
8. Amilah Toyyibah P1337420320048

Kelas: 3 Reguler A

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN

2022
Kasus
Ny. U usia 34 tahun, sudah 2 minggu yang lalu masuk rumah sakit. Awalnya masuk RS
untuk melakukan kemoterapi yang ke 4 dari 5 seri yang seharusnya. Kondisi saat ini belum
memungkinkan untuk kemo karena mengalami penurunan kondisi, yaitu luka dipipi
membesar, kadang keluar darah, Hb 6 gr/dl, tidak bisa tidur, selalu menangis sendiri, Ny.U
berobat sendiri di Yogjakarta, suami dan anak-anak tinggal di kota M, karena anaknya yang
kecil baru usia 2 tahun. Akhir-akhir ini sering bersedih, karena sakit tak kunjung sembuh,
malah semakin parah, dan merasa belum siap meninggal. Diagnosa: Carcinoma Kelenjar
Parotis Stadium 4.

A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama : Ny.U
Agama : Islam
Umur : 34 tahun
Status perkawinan : Kawin
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Alamat : Yogyakarta
Pendidikan : PT
Pekerjaan : Guru
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh benjolan membesar, kaku, keluar darah, nyeri, dan tidak bisa
tidur
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Dua hari yang lalu pasien mengeluh pipi terasa nyeri, dan mengeluarkan darah,
terasa semakin membesar, pasien tidak bisa tidur sejak seminggu yang lalu, selalu
merasa sedih karena berpisah dengan anak dan suami, apalagi penyakit yang
dirasakan semakin parah. Pasien sering termenung di kamar. Kadang menangis
sendiri. Bila ditanya selalu mengatakan bahwa belum siap meninggal.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sejak 6 bulan yang lalu, pipi sebelah kiri terasa menebal dan tumbuh benjolan
sebesar kepalan tangan. Dibawa ke RS kemudian dilakukan operasi. Kemudian
dirasakan semakin membesar dan mengeluarkan darah. Pasien kurang puas dengan
pengobatan di RS. Kemudian berobat ke Alternatif selama 2 bulan. Namun
penyakit semakin parah dan tambah benjolan di bawah dagu dan leher.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit turunan
3. Pengkajian pola fungsional Gordon
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengetahui bahwa pasien menderita penyakit kanker parotis sejak operasi
pertama kali, diberitaku oleh dokter. Pipi sebelah kiri yang menebal awalnya
dirasakan seperti penyakit biasa saja. Selama ini pasien berobat ke dokter praktik
dekat rumah. Setelah mengeahui penyakitnya semakin parah, maka pasien
memutuskan untuk dibawa ke RS pusat untuk mendapatkan pengobatan yang
adekuat.
b. Pola nutrisi metabolik
Kebiasaan makan pasien 3 kali sehari dengan menu seadanya. Memasak sering
menggunakan makanan yang siap saji, karena tidak selalu menyediakan sendiri di
rumah. Selama sakit diitnya bubur nasi dan makanan lain yang disukai sering
dibawakan dari rumah.
c. Pola eliminasi
BAB : sebelum sakit 1-2 kali sehari, tidak memakai obat pencahar, kondisi normal
dan tidak sakit. Selama sakit pasien sulit BAB, perut terasa keras dan BAB 3 hari
sekali kalau sudah meminum dulcolax tab.
BAK : sebelum sakit kurang lebih 5 kali sehari, selama sakit 3-4 kali dan tidak
mengalami kesulitan
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit kegiatan sehari-hari dilakukan secara mandiri seperti bekerja
sebagai guru dan mengurus pekerjaan rumah, selama sakit tidak bisa beraktivitas
seperti biasa. Selama sakit semua keperluan dibantu oleh perawat, karena badan
terasa lemah.
e. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit mulai tidur jam 9 malam kemudian bangun jam 4 pagi. Kadang-
kadang tidur siang 1-2 jam. Selama sakit tidur hanya 2-3 jam karena nyeri dan
terbatasnya gerak, tidak bisa miring kekiri karena tekanan pipi yang membesar.
f. Pola perseptual
Pasien tidak mengeluh adanya gangguan penglihatan, tidak memakai alat bantu,
pendengaran masih baik, pengecapan baik, merasakan panas, dingin, dan nyeri.
g. Pola persepsi diri
Pasien memandang sakit sebagai cobaan dari tuhan, pasien merasakan cemas
karena takut penyakitnya tidak sembuh dan belum siap meninggal, anak masih
kecil-kecil sedangkan berobat jauh dari suami.
h. Pola seksual dan reproduksi
Jumlah anak 2, tidak ada rencana punya anak lagi, sebelum sakit aktivitas seksual
tidak ada masalah. Selama sakit keinginan untuk ghubungan seksual menurun dan
pasien menganggap ini wajar.
i. Pola peran hubungan
Hubungan dengan anak dan suami baik. Komunikasi lancar, tetangga dan teman
kantor ikut menjenguk klien selama opname di RS. Selama sakit peran klien
sebagai ibu digantikan oleh suaminya. Suami sebagai PNS. Selama ini
pembiayaan klien ditanggung oleh BPJS, dana sosial dari kantor dan persiapan
tabungan bila sakit.
j. Pola managemen koping
Pasien kaget setelah didiagnosa kanker semenjak 6 bulan lalu.pasien terus
melakukan konsultasi ke berbagai tempat. Konsultasi yang dilakukan tidak hanya
ke medis, namun juga ke pengobatan alternatif. Pasien belum siap meninggal
karena merasa masih muda dan belum siap meninggalkan anak-anak yang masih
kecil. Bila bersedih selalu menangis sendiri di kamar, seta berdoa kepada tuhan.
Sistem nilai dan keyakinan sebelum sakit klien rajin beribadah. Namun semenjak
sakit semakin parah, pasien melaksanakan ibadah dengan posisi tidur.

4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : lemah,
Kesdaran : compos mentis
TD : 90/60 mmHg
RR : 26 X/menit
Nadi : 80 X/mnt
Suhu : 372 C
BB: 40 Kg
TB : 160 Cm
IMT : 18
Kepala : rambut rontok, tumbuh sedikit, warna hitam,
Mata : sklera ikterik (-), konjungtiva pucat, terdapat lingkaran hitam disekitar mata,
pipi sisi kiri benjol sebesar kepalan tangan orang dewasa, konsistensi keras, tidak
bergerak, warna merah kehitaman
Leher : kelenjar thiroid tidak membesar, JVP 5, terdapat benjolan sebesar kepalan
tangan keras tidak bisa bergerak dileher depan warna merah kehitaman.
Thorax. : bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi supraklavikula, tak terdengar
wheezing dan bunyi jantung S 1/2 murni
Abdomen : palpasi tak supel, nyeri tekan (-), peristaltik (+) normal, teraba keras
dipermukaan perut, H/L tak teraba
Inguinal : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Ekstremitas : tidak terdapat edema, reflek fisiologis normal
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan :
HB 6 g/dl (normal 14,0-18,0)
AL: 11,1 (biasanya 4,8 10,8)
EO : 4,1 (biasanya 0,9-2,9) 0
GDS: 100 g/dl
SGOT, SGPT, BUN, uric, creatinin: dalam batas normal
Ro thorax: tidak ada kelainan
EKG : Sinus Ritme
USG : -
6. Terapi program
1. Lansoprazole 1 x 20 mg.
2. Paracetamol 3x1 tab.
3. Inj prinperan 1 @ 8 jam.
4. Ranitidin 1 @ 12 jam
5. Strovel 1 @ 24 jam
6. Baktrim 1 @ 12 jam
7. Cisplatin 30 mg
8. 5 FU 500 mg
9. Infus RL 16 tetes/menit makro

7. Analisis Data
No Data Masalah Problem
1. Ds : Cemas Perubahan status
- Klien mengatakan belum siap kesehatan
meninggal.
- Klien tidak mau tinggal sendiri
Do :
- Klien sering menangis sendiri.
- TD = 90/60 mmHg
- RR = 26x/menit
- N = 80x/menit
2. Ds : Nutrisi kurang dari Kurang intake
- Pasien mengtaan setiap makan kebutuhan makanan
menghabiskan ½ porsi karena sulit
mengunyah makanan.
- Pasien mengatakan mual
Do :
- BB : 40kg TB : 160 Cm
- IMT : 18
- Makanan habis ½ porsi
- Pengobatan kanker Mtx
- Hb : 6 gr/dl
3. Ds : Gangguan pola tidur Nyeri kronis
- Klien mengeluh sulit tidur
- Klien mengatakan selama di rumah
sakit tidak bisa tidur malam karena
tidak bisa jauh dari suami dan anak
Do :
- Kllien tidur 1-2 jam/ 24 jam
- Terdapat lingkaran hitam disekitar
mata
- Klien sering menguap

8. Diagnosa Keperawatan
1. Cemas yang berhubungan dengan adanya perubahan status kesehatan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurang intake makanan
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kronis

9. Intervenai Keperawatan
Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Rasional
Keperawatan
Cemas yang Setelah melakukan - Gunakan - Mempertahankan
berhubungan tindakan pendekatan yang hubungan yang
dengan adanya keperawatan 1x24 menenangkan sebelumnya dengan
perubahan status jam rasa cemas - Nyatakan dengan keberadaan diri yang
kesehatan di tandai mulai berkurang jelas harapan lebih tinggi.
dengan : sampai dengan terhadap pelaku - Terus melaksana
Ds : hilang denga pasien. kan tindakan spritual
- Klien mengatakan kriteria : - Jelaskan semua mengakibatkan
belum siap - Klien sudah bisa prosedur dan apa sesuatu yang buruk
meninggal mengidentifikasi yang dirasakan terhadap kesehatan
- Klien mnegatakan serta selama prosedur. - Mengekspresikan
tidak mau sendiri mengungkapkan - Pahami prespektif keharmonisan
Do : gejala cmas yang pasien terhadap hubungan terapeutik
- Klien sering dirasakan. situasi stress kesatuan perawat
menangis - Mengidentifikasi - Temani pasien pasien
- TD = 90/60 mengungkapakan untuk memberikan
mmHg dan menunjukan keamanandan
- N : 80x/meni t theknik untuk mengurangi takut.
- RR = 26 x/menit mengontrol cemas. - Berikan informasi
- Vital sign dalam faktual mengenai
batas normal. diagnosis
- Postur tubuh, tindakan,pr ognosis
ekspresi wajah, - Dengarkan dengan
bahasa tubuh dan penuh perhatian
tingkat aktivitas - Identifikasi tingkat
menunjukan kecemasan
- Gunakan - Bantu pasien
pendekatan yang mengenal situasi
menenangkan yang menimbulkan
- Nyatakan dengan kecemasan
jelas harapan - Dorong pasien
terhadap pelaku untuk
pasien. mengungkapkan
- Jelaskan semua perasaan ketakukan
prosedur dan apa persepsi
yang dirasakan - Intruksikan pasien
selama prosedur. mengguakan teknik
- Pahami prespektif relaksasi
pasien terhadap - Berikan obat untuk
situasi stress mengurangi
- Temani pasien kecemasan.
untuk memberikan
keamanan
- Memper tahankan
hubungan yang
sebelumn ya dengan
keberadaa n diri
yang lebih tinggi.
- Terus melaksana
kan tindakan spritual
mengakib atkan
sesuatu yang buruk
terhadap kesehatan
- Mengek spresikan
keharmoni san
hubungan terapeutik
kesatuan perawat
berkurangnya
kecemasan.

10. Implementasi dan evaluasi


Diagnosa Implementasi Evaluasi
Cemas yang berhubungan - Melakukan pendekatan S:
dengan adanya perubahan yang mmebuat pasien - Klen mengatakan masi
status kesehatan di tandai tenang. merasakan cemas karena
dengan : - Menyatakan dengan jelas klien belum siap meninggal
Ds : tentang perilaku pasien - Klien masi merasakan
- Klien mengatak an belum - Menjelaskan semua ketakutan
siap meninggal prosedur dan menanyakan O:
- Klien mnegatak an tidak apa yang dirasakan selama - Klien masi sering
mau sendiri prosedur diberikan. menangis
Do : - Memberikan prespektif - Vital sign pasien masi alm
- Klien sering menangis kepada pasien terhadap batas normal
- TD = 90/60 mmHg situasi stres. - Klien sudah terlihat tenang
- N : 80x/menit - Memberikan keamanan setelah diajarkan teknik
- RR = 26 x/menit kepada pasien relaksasi
- Mengajarkan pasien teknik A : Masalah belum teratasi
relaksasi untuk mengurangi P : Intervensi dilanjutkan
rasa cemas
- Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat
mengurangi rasa cemas

Anda mungkin juga menyukai