DISUSUN OLEH :
TIARA DIBA
P1337420120093
A. BIODATA
1. Biodata Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 61 Tahun
Alamat : Jl. Sinar Harapan IV/677 D Tembalang, Semarang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan Polri
Tgl. Masuk : 06 Mei 2022
Dx. Medis : TB Paru, CHF, Hiperglikemia
No. Reg : 337932
2. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 52 Tahun
Alamat : Jl. Sinar Waluyo
Pekerjaan : Polisi
Hubungan : Rekan Kerja
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh napas sesak dan tersenggal-senggal.
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Awalnya, pasien merasa sesak napas 5 tahun yang lalu ketika pasien
sudah pensiun dari pekerjaannya. Pasien tidak melakukan apa-apa untuk
mengobati sesak napas yang dirasakannya. Pasien tidak sering mengalami
keluhan sesak napas, hanya sering mengalami pusing. Hingga akhirnya,
pasien merasakan badannya sangat lemas dan susah untuk bergerak.
Awalnya pasien dibawa ke IGD dan mendapatkan penanganan yaitu infus
RL 8 tpm, injeksi ranitidine 1 ampul, injeksi mecobalamin 1 ampul,
injeksi furosemide 1 ampul, mengatur posisi tidur, memberikan O2 15
L/menit, melakukan pengambilan darah, melakukan pemeriksaan GDS,
perekaman EKG, pengukuran TTV dengan hasil TD : 165/98 mmHg, N :
103/menit, RR : 28/menit, SpO2 : 94% NRM 15 lpm , GDS : 206 mg/dl.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
Pasien BAB rutin sekali dalam sehari, dengan konsistensi lunak, warna
normal. Pasien sering BAK dalam sehari dengan warna urin kekuningan.
Saat sakit :
Sudah 3 hari pasien belum BAB. Pasien terpasang kateter untuk BAK
karena kondisinya yang lemas. Dalam 24 jam urine yang dihasilkan oleh
pasien sekitar 2000 ml.
Saat sakit :
Beberapa hari pertama di rumah sakit pasien tidak bisa tidur karena pasien
merasakan sesak napas yang berlebihan. Namun, sekarang pasien sudah
bisa tidur dengan nyaman semenjak kondisinya membaik. Pasien
biasanya tidur 5 jam pada malam hari.
Saat sakit :
Aktivitas pasien ketika sakit ketergantungan oleh orang lain. Dan gerakan
pasien juga terbatas karena terpasang infus dan juga nasal canul. Pasien
saat makan, minum, melakukan kebersihan diri, serta mobilisasi harus
dibantu dengan orang lain. Pasien merasakan lemas yang berlebihan.
NO Pola Aktivitas 0 1 2 3 4
2 Toiletting √
3 Berpakaian √
5 Berpindah √
6 Ambulasi √
7 Naik Tangga √
Keterangan
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
Saat sakit :
Pasien selama sakit masih tetap sama peranannya di dalam keluarga.
Keluarga dan teman pasien sangat menyayangi pasien terlihat setiap hari
pasti ada yang mengunjungi pasien. Hubungan dengan keluarga pasien
masih sangat baik walau pasien sakit dan tidak bisa bekerja lagi.
7. Pola Persepsi Sensori
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan kognitif-sensori seperti
penglihatan, pendengaran, berbicara, mengingat, dan sebagainya.
Setelah sakit :
Pasien bersikap komunikatif. Namun, terkadang suara pasien tidak
terdengar karena lirih. Ketika dikaji, pasien mau bercerita tentang
penyakitnya dan apa yang dirasakan.
Penglihatan : kurang baik
Perabaan : baik
Penciuman : baik
Pendengaran : kurang baik
Pengecapan : kurang baik
9. Pola Seksualitas
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dari organ seksualnya. Pasien
adalah seorang istri, ibu sekaligus nenek.
Setelah sakit :
Tidak ada perubahan dan gangguan pada organ seksualnya.
10. Pola Koping
Sebelum sakit :
Pasien berkata, sebelum sakit teman-teman pasien selalu meyemangati
dan mendukung pasien ketika mengambil keputusan.
Setelah sakit :
Pasien khawatir atas penyakitnya karena badannya susah digerakkan dan
terasa nyeri sepanjang hari. Meskipun begitu, keluarga dan teman pasien
sangat memberi dukungan pada pasien untuk melawan penyakitnya.
E. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Berat
2. Kesadaran : Cosposmentis/ GCS : E4M6V5
3. TTV : TD : 178/109 mmHg
N : 105/menit
S : 36 oC
RR : 20 x/menit
4. Pengkajian Fisik
a. Kepala
Rambut : Warna dominan hitam, rambut tipis sedikit ikal,
rambut pasien bersih, rambut pasien sedikit rontok.
Kulit kepala : Kulit kepala pasien normal tidak ada luka
b. Kulit
Kulit normal, turgot kulit kembali dengan cepat, kulit pasien tidak
kering. Warna kulit pucat.
c. Mata
Bentuk : bentuk mata bulat, simetris anatara kanan dan kiri
Conjungtiva : anemis
Sclera : tidak ada ikteric
Pupil : normal berbentuk bulat
Katarak : tidak terdapat katarak
d. Hidung
Septum deviasi tidak ada, tidak ada polip, rongga hidung terlihat
bersih. Pasien tidak cuping hidung.
Telinga
Daun telinga : bersih, simetris antara kanan dan kiri
Liang telinga : bersih dengan sedikit serumen
Fungsi : telinga berfungi kurang baik
Tidak ada gangguan pada telinga.
e. Mulut
Mulut tidak berbau, bibir tampak sedikit pucat, lidah berwarna
putih , mukosa normal, bibir tidak ada sariawan. Bibir kering dan
pecah-pecah.
f. Gigi
Gigi pasien berfungsi dengan baik. Tidak terdapat gigi palsu.
Giginya masih utuh. Dan pasien tidak ada caries pada giginya.
g. Leher
Leher bersih, tidak ada pembesaran limfe dan kelenjar tiroid.
h. Neuromuskuler
Pasien mengatakan lemas dan susah untuk bergerak. Sehingga
pasien kesehariannya hanya di tempat tidur.
i. Thorax
Inspeksi: dada simetris, warna coklat, tidak ada luka, tidak ada
benjolan
Perkusi: redup
Palpasi: ada nyeri tekan pada perut bawah kiri
Auskultasi: ada suara napas tambahan, ronchi
j. Cardiovaskular
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, iktus cordis teraba di intercostal V
midclavicular sinistra
Perkusi: Suara jantung pekak, tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : Tidak ada murmur
k. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sama dengan warna kulit bagian tubuh
lainnya, tidak ada peregangan, tidak ada hernia umbilika, tidak
ada spider navy. Ada penggunaan otot bantu napas.
Auskultasi : bising usus 23x/menit
Palpasi : suara timpani
Perkusi : Tidak ada pembesaran hati dan limfa, terdapat
nyeri tekan di ulu hati.
l. Genetalia
Pasien terpasang kateter. Namun pasien mengenakan pempers
untuk BAB.
m. Ektremitas
Ekstremitas kiri dan kanan atas masih berfungsi dengan baik.
Sedangkan ekstremitas kiri dan kanan bawah kurang berfungsi
dengan baik dengan keterbatasan pergerakan.
Rentang gerak :
Kanan Kiri
Atas Bebas Bebas
Atas 5 4
Bawah 1 1
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 06 Mei 2022
PROGRAM DAN
DOSIS FUNGSI
TERAPI
Injeksi
PO:
H. DAFTAR MASALAH
RR : 22 kali/menit NAPAS
berbicara EFEKTI
- Terpasang NRM 8 F
lpm
- Pasien tampak
pucat dan lemah
- Terlihat
penggunaan otot
tambahan untuk
bernapas
- Ada ronkhi
- Pasien sianosis
- Pasien bedrest
- Pola napas pendek
- Kekuatan otot
pasien 5411
2. Selasa, 10 DS: Gangguan Kelema
Mei 2022 - Pasien mengeluh mobilitas fisik han
(15.30 WIB) lemas dan pusing b.d. nyeri ditandai pada
- Pasien mengatakan dengan kesulitan otot
sulit beraktivitas bergerak di
- Pasien mengatakan tempat tidur. Susah
sesak saat beraktivitas berakti
DO: vitas
- Klien tampak lemah
- Klien tampak
kesusahan saat Intolera
badannya
TD: 195/118
N: 107
RR: 20
SPO2: 100% NK5
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola napas tidak efektif b.d. efusi pleura ditandai dengan dyspnea
Gangguan mobilitas fisik b.d. nyeri ditandai dengan kesulitan bergerak di
tempat tidur
J. RENCANA KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Intervensi TTD
Keperawata
/ n Kriteria Hasil
Jam
1. Selasa, Pola napas Setelah 1. Manajemen pola napas
10 Mei tidak efektif dilakukan Observasi
2022 b.d. efusi intervensi a. Monitor pola napas
(16.00 pleura selama 3x24 (frekuensi, kedalaman,
WIB) ditandai jam, usaha napas)
dengan diharapkan b. Monitor bunyi napas(missal
dispnea pasien dapat: gurgling, mengi, wheezing,
1. Mengataka ronkhi)
n bahwa c. Monitor sputum(jumlah,
sesak napas warna, aroma)
berkurang Terapeutik
2. Pola napas a. Posisikan semi fowler
teratur b. Berikan minum hangat
3. Tanda- c. Berikan oksigen, jika perlu
tanda vital Edukasi
dalam a. Anjurkan teknik batuk
rentang efektif
normal 2. Pemberian obat inhalasi
4. Tidak Observasi
terpasang a. Identifikasi kemungkinan
alat bantu alergi, interaksi, dan
pernapasan kontraindikasi obat
5. Tingkat b. Verifikasi order obat sesuai
keletihan dengan indikasi
menurun c. Periksa tanggal kedaluwarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan nilai
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
Terapeutik
a. Lakukan prinsip enam benar
(pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
b. Posisikan inhaler dengan
bibir ditutup
c. Anjurkan berapas lambat
dan dalam selama
penggunaan nebulizer
Edukasi
a. Anjurkan menahan napas
selama 10 detik
b. Anjurkan ekspirasi lambat
melalui hidung atau dengan
bibir mengkerut
c. Ajarkan pasien dan keluarga
tentang cara pemberian obat
d. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping
e. Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
K. TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal/Jam Tindakan Respon Tanda
Keperawatan Keperawatan Pasien Tangan
1. Pola napas Selasa, 10 Melakukan DS: Pasien mengatakan
tidak efektif Mei 2022 pengkajian TTV ia merasa sesak dan
b.d. efusi 17.00 pada pasien sedikit berkunang-
pleura ditandai kunang
dengan
DO:
dyspnea
TD: 175/107
N: 101
RR: 24
Suhu: 36,2o
N: 107
RR: 20
Perkusi: redup
TD: 189/108
N: 98
RR: 22
N: 95
RR: 20
SPO2: 96%
GDS: 162
L. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Catatan Keperawatan TTD
Selasa, 10 Mei Pola napas tidak efektif b.d. S : Pasien mengatakan masih sesak dan
2022 efusi pleura ditandai dengan tersenggal-senggal ketika
20.30 WIB dyspnea berbicara
P : Intervensi dilanjutkan
P: Intervensi dilanjutkan
Rabu, 11 Mei Pola napas tidak efektif b.d. S : Pasien sudah tidak terasa begitu
2022 efusi pleura ditandai dengan sesak namun pasien sulit untuk
14.00 WIB dyspnea berbicara karena tersenggal-
senggal serta merasa capai.
P : Intervensi dilanjutkan
Gangguan mobilitas fisik S : Pasien mau mencoba mobilisasi
b.d. nyeri ditandai dengan sederhana yaitu duduk di tempat
kesulitan bergerak di tempat tidur
tidur
O : Pasien mampu melakukan mobilitas
sederhana walau durasinya sangat
sebentar/tidak lama
P : Intervensi dilanjutkan
Kamis, 12 Pola napas tidak efektif b.d. S : Pasien berkata sudah tidak sesak dan
Mei 2022 efusi pleura ditandai dengan bicara tidak tersenggal-senggal
14.00 WIB dyspnea
O : Pasien sudah bisa bicara dengan
cukup lancar. Masih terpasang
oksigen.
P : Intervensi dilanjutkan